Kabupaten Indragiri Hilir terletak di bagian selatan Provinsi Riau dengan luas wilayah 11.605,97 km2. Kabupaten Indragiri Hilir memiliki luas perairan umum 888,97 km2 serta memiliki garis pantai sepanjang 339,5 km2 dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Pelalawan
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Indragiri Hulu
- Sebelah Timur berbatasan denagan Provinsi Kepulauan Riau
Sebagian besar dari luas wilayah atau 93,31% daerah Kabupaten Indragiri Hilir merupakan daerah dataran rendah, yaitu daerah endapan sungai, daerah rawa dengan tanah gambut (peat), daerah hutan payau (mangrove) dan terdiri atas pulau-pulau besar dan kecil dengan luas lebih kurang 1.082.953,06 hektar dengan rata-rata ketinggian lebih kurang 0-3 meter dari permukaan laut. Sedangkan sebagian kecilnya 6,69% berupa daerah berbukit-bukit dengan ketinggian rata-rata 6-35 meter dari permukaan laut yang terdapat dibagian selatan Sungai Reteh, Kecamatan Keritang, yang berbatasan dengan Provinsi Jambi. Dengan ketinggian tersebut, daerah ini umumnya dipengaruhi oleh pasang surut. Bila diperhatikan fisiografinya, Kabupaten Indragiri Hilir terbagi atas beberapa sungai, terusan, sehingga membentuk gugusan pulau-pulau.
Tabel 1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Indragiri Hilir
Kecamatan | Ibukota Kecamatan | Luas (km2) | Persentase | Jarak ke Ibukota |
(1) | (2) | (3) | (4) | (5) |
Keritang | Kotabaru Reteh | 543.45 | 4,68 | 53,8 |
Kemuning | Selensen | 525.48 | 4,53 | 85,0 |
Reteh | Pulau Kijang | 407.75 | 3,51 | 41,7 |
Sungai Batang | Benteng | 145.99 | 1,26 | 37,4 |
Enok | Enok | 880.86 | 7,59 | 21,4 |
Tanah Merah | Kuala Enok | 721.56 | 6,22 | 34,0 |
Kuala Indragiri | Sapat | 511.63 | 4,41 | 17,5 |
Concong | Concong Luar | 160.29 | 1,38 | 54,3 |
Tembilahan | Tembilahan Hilir | 197.37 | 1,7 | 0,9 |
Tembilahan Hulu | Tembilahan Hulu | 180.62 | 1,56 | 2,6 |
Tempuling | Sungai Salak | 691.19 | 5,96 | 29,7 |
Kempas | Harapan Tani | 364.49 | 3,14 | 45,3 |
Batang Tuaka | Sungai Piring | 1,050.25 | 9.05 | 15,4 |
Gaung Anak Serka | Teluk Pinang | 612.75 | 5,28 | 26,8 |
Gaung | Kuala Lahang | 1,021.74 | 8,8 | 34,0 |
Mandah | Khairah Mandah | 1,479.24 | 12,75 | 49,6 |
Kateman | Tagaraja | 561.09 | 4,83 | 83,9 |
Pelangiran | Pelangiran | 531.22 | 4,58 | 60,0 |
Teluk Belengkong | Saka Rotan | 499 | 4,3 | 90,0 |
Pulau Burung | Pulau Burung | 520 | 4,48 | 92,0 |
Indragiri Hilir | Tembilahan | 11.605,97 | 100.00 | 293,0 |
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Indragiri Hilir, 2021
Pulau-pulau yang terdapat di Kabupaten Indragiri Hilir pada umumnya telah ditinggali penduduk dan sebagian digunakan penduduk untuk perkebunan kelapa, persawahan pasang surut, kebun sagu dan lain sebagainya. Gugusan pulau tersebut meliputi: Pulau Kateman, Pulau Burung, Pulau Pisang, Pulau Bakong, Pulau Air Tawar, Pulau Pucung, Pulau Ruku, Pulau Mas, Pulau Nyiur dan pulau-pulau kecil lainnya. Disamping gugusan pulau tersebut maka terdapat pula selat-selat/terusan kecil seperti: Selat/Terusan Kempas, Selat/Terusan Batang. Selat/Terusan Concong. Selat/Terusan Perawang, Selat/Terusan Patah Parang, Selat/Terusan Sungai Kerang, dan Selat/Terusan Tekulai. Selain selat/terusan alam terdapat pula terusan buatan antara lain: Terusan Beringin, Terusan Igal, dan lain-lain. Selain itu, di daerah ini juga terdapat danau dan tanjung yakni Danau Gaung, Danau Danai dan Danau Kateman, sedangkan tanjung yang ada di Kabupaten Indragiri Hilir adalah Tanjung Datuk dan Tanjung Bakung.
Kondisi Fisik
Kondisi fisik Kabupaten Indragiri Hilir memiliki karakteristik sebagai berikut.
- Topografi
Sebagian besar wilayah Kabupaten Indragiri Hilir merupakan dataran rendah, yaitu daerah endapan sungai, daerah rawa dengan tanah gambut (peat), dan daerah hutan payau (mangrove). Selain itu, wilayahnya juga terdiri atas pulau-pulau besar dan kecil. Wilayah Kabupaten Indragiri Hilir rata-rata memiliki ketinggian 0 – 3 meter di atas permukaan laut. Daerah yang landai ini sebagian besar terletak di dekat pantai atau sungai. Sedangkan sebagian kecilnya 6.69 % berupa daerah berbukit-bukit dengan ketinggian rata-rata 6 – 35 meter dari permukaan laut yang terdapat dibagian selatan Sungai Reteh, Kecamatan Keritang. Daerah ini termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT).
Secara topografi, diketahui bahwa kemiringan lereng wilayah di Kabupaten Indragiri Hilir didominasi oleh kelas kemiringan 0 – 2 % dengan luas 1.298.763 Ha (94.97 %). Sementara itu, kemiringan 3 – 5 % seluas 9.710 Ha (0.71 %), kemiringan 16 – 40% seluas 21.197 Ha (1.55 %) dan kemiringan di atas 40 % seluas 37.744 Ha (2.76 %). Sedangkan khusus kondisi topografi untuk Kawasan Kuala Enok didominasi oleh lahan dengan kemiringan 0 – 8 %.
- Geologi dan Morfologi
Berdasarkan sejarah geologi, wilayah Kabupaten Indragiri Hilir merupakan jalur cekungan sebagai akibat adanya peningkatan kegiatan tektonik bumi yang menyebar luas dengan bentuk morfologi datar. Morfologi tersebut merupakan jalur dari sungai menader yang membawa pasokan material sedimen dari hulu ke hilir. Sedimen-sedimen tersebut akhirnya terperangkap bersama media air pada cekungan-cekungan. Tanah pada cekungan tersebut ditumbuhi oleh mangrove (hutan bakau) sebagai sumber daya hayati pada ekosistem rawa dan hutan dataran rendah. Dalam jangka waktu skala geologi, cekungan-cekungan dan sumberdaya hayati di atasnya tersebut mengalami penurunan untuk mencari keseimbangan akibat adanya gaya-gaya tektonik dan pembebanan. Kemudian tertutup kembali oleh sedimen yang terus memasoknya dan kejadian ini berulang terus hingga sekarang.
Sumberdaya hayati yang terperangkap dan tertutup sedimen muda akhirnya membentuk suatu endapan rawa dari tanah gambut. Sementara proses-proses ini terus berlangsung, endapan gambut yang sudah berumur lebih dewasa dapat disebut sebagai batubara muda. Jadi gambut dapat dianggap sebagai tahapan awal pembentukan batubara. Endapan batubara yang mengalami pembebanan hingga jangka waktu skala geologi sampai suatu saat berubah menjadi lempung hitam dapat dianggap sebagai sumber minyak bumi yang mengalami pencucian atau leaching. Hasil pencucian tersebut akhirnya terjebak dalam suatu batuan perangkap minyak bumi. Akhirnya minyak bumi tersebut disebut sebagai bahan bakar energi fosil karena berasal dari sumberdaya hayati yang telah terjebak menjadi fosil- fosil.
Berdasarkan hal di atas, maka unit-unit karakteristik geologi yang diterjemahkan dalam geologi lingkungan merupakan satu kesatuan utuh yang meliputi tektonika, batuan, tanah, struktur, bentang alam dan hidrogeologi. Keadaan geologi lingkungan tersebut sangat mempengaruhi sistem sungai, baik sungai besar maupun kecil, yang selanjutnya berdampak terhadap bentuk formasi pesisir pantai, ekologi rawa, kualitas air sungai dan laut, penyebaran keanekaragaman hayati, dan pemanfaatan sumberdaya pesisir oleh manusia.
Wilayah Kabupaten Indragiri Hilir dibentuk oleh sebagian dari dataran alluvium Sumatera Timur yang sangat luas. Dataran alluvium tersebut sebagian berupa rawa yang terbentuk sebagai akibat kenaikan muka air laut pada zaman es. Perubahan ini merupakan awal proses pembentukan gambut di dataran alluvium Sumatera Timur. Ketika zaman es berakhir, air laut kembali surut, tetapi proses pembentukan gambut dan akumulasi sedimen di daerah rawa dan sepanjang pantai wilayah Kabupaten Indragiri Hilir tetap berlangsung terus.
Batuan yang tersingkap di permukaan kawasan pesisir Kabupaten Indragiri Hilir berdasarkan peneliti terdahulu (Suwarna.dkk,1991) terdiri dari jenis alluvium, endapan pantai (Qac) dan endapan rawa (Qs) yang keduanya mempunyai umur Kuarter. Tanah dan batuan yang tampak dipermukaan terdiri dari gambut, lumpur, lempung dan pasir. Gambut terletak di atas lumpur dan lempung, serta pasir didapatkan sebagai sisipan pada lumpur dan lempung. Sedangkan kedalaman batuan dasar sangat beragam, dimana ke arah pantai semakin dalam. Tanah dan batuan di kawasan dataran pantai merupakan alluvium dan endapan pantai (Qac) yang disusun oleh pasir, lanau, lempung, lumpur, kerikil dan kerakal, sisa tumbuhan setempat dan lapisan gambut dengan tebal mencapai 5 meter. Tanah di dataran pantai terdiri dari lumpur berwarna abu-abu (terdapat dalam keadaan cair, sangat lunak, sangat plastik, memiliki rekah kerut tinggi, kadang-kadang mengandung bahan organik kurang dari 10% dan nilai unconfined strength kurang dari 0.5 kg/cm²).
- Klimatologi
Kabupaten Indragiri Hilir memiliki rata-rata curah hujan tertinggi pada tahun 2021 terjadi pada bulan April 2021 sebesar 291,33 mm dan terendah pada bulan Februari 2021 yaitu 22,1 mm. Sedangkan rata-rata hari hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember 2021 sebanyak 14 hari dan terendah pada bulan Februari 2021 sebanyak 4 hari.
- Kawasan Bencana
Berdasarkan data BPS bencana alam yang tercatat diantaranya banjir dan tanah longsor. Sedangkan berdasarkan dokumen Indeks Risiko Bencana Indonesia Tahun 2021, Kabupaten Indragiri Hilir menjadi kabupaten yang menduduki peringkat pertama yang sering terdapat kejadian bencana di Provinsi Riau selama tahun 2021. Untuk besaran indeks risiko bencana, Kabupaten Indragiri Hilir memiliki skor 168.40 (Tinggi) dimana indeks tersebut merupakan hasil perhitungan yang bersifat multi ancaman bencana.
- Indeks Risiko Bencana Banjir 2021: 36.00 (Tinggi)
- Indeks Risiko Bencana Gempa Bumi 2021: 10.80 (Sedang)
- Indeks Risiko Bencana Kebakaran Hutan 2021: 36.00 (Tinggi)
- Indeks Risiko Bencana Tanah Longsor 2021: 12.00 (Sedang)
- Indeks Risiko Bencana Gelombang Ekstrim dan Abrasi 2021: 24.00 (Tinggi)
- Indeks Risiko Bencana Kekeringan 2021: 36.00 (Tinggi)
- Indeks Risiko Bencana Cuaca Ekstrim 2021: 13.60 (Tinggi)
Demografi
- Jumlah Penduduk
Penduduk Kabupaten Indragiri Hilir pada tahun 2021 berdasarkan hasil proyeksi penduduk interim 2020-2023 sebanyak 658.025 jiwa yang terdiri atas 340.914 jiwa penduduk laki-laki dan 317.111 jiwa penduduk perempuan. Sementara itu, besaran angka rasio jenis kelamin tahun 2021 penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan sebesar 107,5. Kepadatan penduduk di Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2021 mencapai 48,65 jiwa/km2 dimana angka terbesar terletak di Kecamatan Tembilahan sebesar 463,55 jiwa/km2 dan terendah di Kecamatan Kuala Indragiri sebesar 18,05 jiwa/km2. Sementara itu, laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2021 sebesar 0,36%.
- Jumlah Rumah Tangga
Jumlah rumah tangga per kecamatan di Kabupaten Indragiri Hilir pada tahun 2021 adalah sebanyak 191.119 KK dengan jumlah penduduk keseluruhan 703.734 jiwa. Dengan data tersebut KK terbanyak terdapat di Kecamatan Keritang dengan jumlah 17.406 KK.
Tabel 2 Jumlah Rumah Tangga per Kecamatan di Kabupaten Indragiri Hilir, 2021
Kecamatan | Jumlah KK |
Keritang | 17.406 |
Kemuning | 10.862 |
Reteh | 10.842 |
Sungai Batang | 2.806 |
Enok | 9.471 |
Tanah Merah | 7.172 |
Kuala Indragiri | 4.920 |
Concong | 3.514 |
Tembilahan | 21.075 |
Tebilahan Hulu | 12.619 |
Tempulung | 8.816 |
Kempas | 10.273 |
Batang Tuaka | 7.534 |
Gaung Anak Serka | 6.038 |
Gaung | 12.139 |
Mandah | 11.752 |
Kateman | 12.059 |
Pelangiran | 11.112 |
Teluk Blengkong | 4.528 |
Pulau Burung | 6.181 |
Total | 191.119 |
Sumber : Dinas PUPR Kabupaten Indragiri Hilir, 2021
- Piramida Penduduk
Penduduk di Kabupaten Indragiri Hilir didominasi penduduk oleh penduduk yang berusia produktif (penduduk berusia 15-64 tahun) yaitu 69,39%. Jika dilihat dari piramida penduduk yang ada pada gambar dibawah, piramida tersebut tergolong piramida ekspansif (muda). Artinya sebagian besar penduduk berusia muda, sedangkan penduduk usia lanjutnya sedikit.
Tabel 3 Jumlah Penduduk Berdasar Kelompok Umur 2020
Kelompok Umur | Laki-Laki | Perempuan |
0-4 | 28484 | 26982 |
5-9 | 29434 | 28071 |
10-14 | 30142 | 28688 |
15-19 | 29361 | 27760 |
20-24 | 30502 | 28619 |
25-29 | 28751 | 26372 |
30-34 | 28077 | 26149 |
35-39 | 26284 | 24950 |
40-44 | 25513 | 24218 |
45-49 | 22627 | 20993 |
50-54 | 18586 | 17072 |
55-59 | 14562 | 12994 |
60-64 | 11199 | 9847 |
65-69 | 8446 | 6790 |
70-74 | 4385 | 3416 |
75+ | 3246 | 2389 |
Sumber : BPS dalam Angka, 2021
- Proyeksi Penduduk
Berdasarkan proyeksi penduduk yang terlah dilakukan pada tahun 2041 penduduk Kabupaten Indragiri Hilir meningkat dari 654.909 (2020) menjadi 683.147 jiwa. Proyeksi tersebut dihitung dengan menggunakan rumus geometri. Proyeksi tersebut menggunakan data jumlah penduduk dari tahun 2020 hingga 2021. Jumlah penduduk Kabupaten Indragiri Hilir pada tahun 2020 adalah 654.909 dan laju pertumbuhan penduduk 2010-2020 adalah -0,10%. (2020-2021 = 0,36%) Sehingga didapatkan hasil proyeksi seperti pada tabel berikut:
Tabel 4 Proyeksi Penduduk di Kabupaten Indragiri Hilir
Tahun | Jumlah Penduduk |
2010 | 662.305 |
2015 | 703.734 |
2020 | 654.909 |
2021 | 658.025 |
2025 | 672.309 |
2030 | 675.677 |
2035 | 679.062 |
2041 | 683.147 |
Sumber : BPS dalam Angka, 2022 (Diolah)
- Kemiskinan
Gambaran kemiskinan di Kabupaten Indragiri Hilir selama 2014-2021 dapat dilihat pada grafik di bawah. Garis kemiskinan penduduk memiliki tren yang terus meningkat. Sementara itu, jumlah penduduk miskin mengalami perkembangan yang fluktuatif hingga tahun 2021 mencapai 518.283 jiwa.
Perkembangan secara fluktuatif juga terlihat pada indeks kedalaman kemiskinan dan keparahan kemiskinan yang pada tahun 2021 mencapai angka 0,21 untuk keparahan kemiskinan dan 0,9 untuk kedalaman kemiskinan (lebih rendah dari Indeks Kedalaman Kemiskinan Provinsi Riau 2021 sebesar 1,06) dan untuk keparahan kemiskinan lebih rendah dari Provinsi Riau 2021 sebesar 0,24.
Perumahan dan Kawasan Permukiman
- Tipologi dan Jumlah Bangunan
Karakter rumah panggung banyak dijumpai di wilayah Kabupaten Indragiri Hilir, dibangun diatas lahan gambut. Beberapa perumahan dan permukiman bahkan ada yang masih berada di area hutan lindung yakni di Desa Panglimaraja, Desa Tanjung, Desa Concong Luar, Desa Pulau Cawan dan Desa Sungai Belah dengan luasan 28 ha. Sedangkan perumahan dan kawasan permukiman di atas lahan gambut tersebar di 39 desa. Total luasan perumahan dan permukiman di atas lahan gambut adalah 2.901,31 ha.
Tipologi perumahan yang ada di kabupaten ini diantaranya bangunan berbentuk rumah/lubuk dengan bentuk permukaan tanahnya tanah subur/keras/hutan/rimba. Cara bermukim mengusung ekologi/budaya melangun (suku tradisi rimba) atau pola bermukim yang berpindah-pindah. Hal tersebut menyebabkan sulitnya pemerintah untuk mendukung pelayanan dasar wajib bagi mereka. Bantuan dari Kementerian Sosial sudah masuk, namun karena adat dan budaya lokal yang ada, belum mampu mengarahkan mereka untuk bermukim secara tetap.
Implikasi dari pola bermukim yang berpindah-pindah atau atau di kenal dengan melangun, tersebut menyebabkan mereka terdampak oleh pembangunan industri sawit di Riau-Jambi-Sumsel. Ruang bermukim yaitu Hutan Rimba yang dijadikan sebagai tempat bermata pencaharian dan berlindung semakin terdampak dan menuntut mereka untuk keluar dari zona rimba dan mengemis di sudut perkotaan seperti Inhu.
- Status Penguasaan Bangunan
Status kepemilikan tempat tinggal berdasarkan Susenas 2021 dibagi menjadi kategori diantaranya yaitu milik sendiri, kontrak/sewa, bebas sewa, dinas/lainnya. Berdasarkan data dari Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Pemerintah Provinsi Riau tahun 2019, disebutkan bahwa data kepemilikan rumah di Kabupaten Indragiri Hilir didominasi oleh rumah dengan status hak milik. Dari total jumlah keluarga sebanyak 105.168, kepemilikan rumah sendiri sebanyak 94.600 keluarga, sewa/kontrak sebanyak 2.861 keluarga, menumpang sebanyak 6.228 keluarga dan lainnya sebanyak 1.479 keluarga. Rincian presentase status kepemilikan bangunan tempat tinggal sebegai berikut.
Tabel 5 Presentase Jumlah Bangunan Berdasar Status Kepemilikan Bangunan Tempat Tinggal di Kabupaten Indragiri Hilir
No | Status Kepemilikan | Presentase Jumlah |
1. | Milik Sendiri | 82,73 |
2. | Kontrak/Sewa | 3,66 |
3. | Bebas Sewa | 7,11 |
4. | Dinas/Lainnya | 6,49 |
Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Riau, 2021
- Luas Lantai Bangunan Setiap Rumah
Luas lantai bangunan merupakan indikator lain yang menunjukkan kesejahteraan penduduk. Idealnya, sebuah keluarga harus menempati rumah dengan luas lantai minimal 8 kali jumlah anggota keluarganya. Di Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2021 luas lantai yang mendominasi adalah 50-99 m2. Berikut merupakan tabel presentase rumah tangga berdasarkan luas lantai di Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2019-2021.
Tabel 6 Persentase Rumah Tangga berdasarkan Luas Lantai di Kabupaten Indragiri Hilir
Luas lantai (m²) | Persentase (%) | ||
2019 | 2020 | 2021 | |
<50 | 33,43 | 26,16 | 33,99 |
50-99 | 46,90 | 51,72 | 43,32 |
100-149 | 12,59 | 14,01 | 13,44 |
150+ | 7,09 | 8,11 | 9,25 |
Sumber: Buku Statistik Kesejahteraan Prov Riau, 2019-2021
- Jumlah Bangunan Berdasarkan Luas Perkapita
Luas perkapita merupakan salah satu kriteria rumah layak huni. Berdasarkan publikasi BPS, luas perkapita minimal agar sebuah rumah dikatakan layak huni adalah ≥ 7,2 m2. Di Kabupaten Indragiri Hilir, luas perkapita yang mendominasi adalah ≥ 10 m2 yaitu 83,72% pada tahun 2021. Berikut merupakan tabel persentase jumlah rumah tangga berdasarkan luas perkapita di Kabupaten Indragiri Hilir pada tahun 2019-2021.
Tabel 7 Persentase Jumlah Rumah Tangga berdasarkan Luas Perkapita di Kabupaten Indragiri Hilir
Luas Perkapita (m²) | Persentase (%) | ||
2019 | 2020 | 2021 | |
≤ 7,2 m² | 11,39 | 7,28 | 9,09 |
7,3 – 9,9 m² | 13,45 | 11,14 | 7,19 |
≥ 10 m² | 75,16 | 81,58 | 83,72 |
Sumber: Buku Statistik Kesejahteraan Prov Riau 2019-2021
- Jumlah Bangunan Berdasarkan Jenis Atap Terluas
Bangunan berdasarkan atap terluas adalah klasifikasi bangunan berdasarkan penutup bagian atas sebuah bangunan, sehingga anggota rumah tangga yang berada di rumah tersebut dapat terlindung dari terik matahari, hujan dan sebagainya. Kabupaten Indragiri Hilir pada tahun 2021, menunjukkan bahwa sebanyak 86,98% menggunakan seng sebagai atap. Berikut merupakan persentase bangunan berdasarkan jenis atap terluas di Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2019-2021.
Tabel 8 Persentase Jumlah Bangunan berdasarkan Jenis Atap Terluas di Kabupaten Indragiri Hilir
Jenis Atap | Persentase (%) | ||
2019 | 2020 | 2021 | |
Beton/Genteng/Asbes | 9,42 | 7,5 | 3,48 |
Seng | 83,29 | 87,51 | 86,98 |
Bambu/Kayu/Sirap | 0,77 | 0,39 | 9,54 |
Jerami/Ijuk/ Daun/Rumbia/Lainnya | 6,53 | 4,61 |
Sumber: Buku Statistik Kesejahteraan Prov Riau, 2019-2021
- Jumlah Bangunan Berdasarkan Jenis Dinding Terluas
Bangunan berdasarkan dinding terluas adalah klasifikasi bangunan berdasarkan sisi luar/batas/penyekat dari suatu bangunan dengan bangunan lain. Di Kabupaten Indragiri Hilir, sebanyak 64,53% rumah menggunakan kayu atau batang kayu dalam pembuatan dinding bangunan. Berikut merupakan tabel presentase jumlah bangunan berdasarkan dinding terluas di Kabupaten Indragiri Hilir pada tahun 2019-2021.
Tabel 9 Persentase Jumlah Bangunan berdasarkan Jenis Dinding Terluas di Kabupaten Indragiri Hilir
Jenis Dinding | Persentase (%) | ||
2019 | 2020 | 2021 | |
Tembok/ Plasteran Anyaman Bambu/Kawat | 26,22 | 30,68 | 29,12 |
Kayu/ Batang Kayu | 69,62 | 66,86 | 64,53 |
Bambu/Anyaman bambu | 0,33 | 0,06 | 0,34 |
Lainnya | 3,83 | 2,41 | 6,01 |
Sumber: Buku Statistik Kesejahteraan Prov Riau, 2019-2021
- Jumlah Bangunan Berdasarkan Jenis Lantai Terluas
Bangunan berdasarkan jenis lantai terluas adalah klasifikasi bangunan berdasarkan bagian bawah/dasar/alas suatu ruangan, baik terbuat dari marmer, keramik, granit, tegel/teraso, semen, kayu, tanah dan lainnya seperti bambu. Di Kabupaten Indragiri Hilir, kebanyakan bangunan menggunakan kayu atau papan sebagai lantai yaitu 75,72% dari total bangunan. Berikut merupakan tabel persentase jumlah bangunan berdasarkan jenis lantai terluas di Kabupaten Indragiri Hilir pada tahun 2019-2021.
Tabel 10 Persentase Jumlah Bangunan berdasarkan Jenis Lantai Terluas
Jenis Lantai | Persentase (%) | ||
2019 | 2020 | 2021 | |
Marmer/Granit/Keramik/ Parket/Vinil/ Karpet | 13,95 | 12,76 | 12,06 |
Ubin/tegel/teraso | 0,37 | 1,16 | |
Kayu/papan | 75,53 | 73,29 | 75,72 |
Semen/bata merah | 10,03 | 12,44 | 11,22 |
Bambu/Tanah/ Lainnya | 0,12 | 0,35 | 0,98 |
Sumber: Buku Statistik Kesejahteraan Prov Riau, 2019-2021
- Backlog Perumahan
Jumlah backlog perumahan di Kabupaten Indragiri Hilir merupakan hasil dari perhitungan selisih antara jumlah rumah tangga dengan jumlah rumah per kecamatan. Diketahui angka kekurangan jumlah rumah atau backlog kepemilikan pada tahun 2021 sebanyak 51.948 unit. Proyeksi backlog pada tahun 2041 bertambah menjadi 53.019 unit jika tidak ada penanganan yang dilakukan. Detail persebaran backlog adalah sebagai berikut.
Tabel 11. Jumlah dan Proyeksi Backlog di Kabupaten Inhil
No | Kecamatan | Backlog | |
2021 | 2041 | ||
1 | Keritang | 5.452 | 7.922 |
2 | Kemuning | 437 | 4.289 |
3 | Reteh | 1.378 | 2.493 |
4 | Sungai Batang | 2.945 | 1.264 |
5 | Enok | 2.617 | 3.587 |
6 | Tanah Merah | 6.435 | 184 |
7 | Kuala Indragiri | – | – |
8 | Concong | 1.095 | 1.553 |
9 | Tembilahan | 5.786 | 8.632 |
10 | Tembilahan Hulu | 3.929 | 5.772 |
11 | Tempuling | 8.353 | 1.102 |
12 | Kempas | 2.421 | 3.056 |
13 | Batang Tuaka | 1.639 | 47 |
14 | Gaung Anak Serka | 4.129 | 4.051 |
15 | Gaung | 1.867 | 1.672 |
16 | Mandah | 865 | 2.271 |
17 | Kateman | – | 577 |
18 | Pelangiran | 1.900 | 3.591 |
19 | Teluk Belengkong | – | 146 |
20 | Pulau Burung | 700 | 812 |
Total | 51.948 | 53.019 |
Sumber: Caritra.org, 2021
Berdasarkan analisis jumlah kekurangan rumah (backlog), ditemukan permasalahan bahwa jumlah rumah tangga/KK lebih banyak dibandingkan dengan ketersediaan rumah yang ada di Kabupaten Indragiri hilir. Sehingga dibeberapa rumah terdapat lebih dari 1 rumah tangga/KK.
- Rumah Tidak Layak Huni
Kabupaten Indragiri Hilir merupakan wilayah yang memiliki jumlah RTLH terbanyak di Provinsi Riau dengan jumlah bangunan sebanyak 16.868 unit. Kabupaten Indragiri Hilir merupakan kabupaten dengan tingkat kemiskinan keempat terbesar (7,63%) di Provinsi Riau.
- Kawasan Permukiman Kumuh
Perumahan dan permukiman kumuh di Kabupaten Indragiri Hilir sesuai dengan SK tentang Penetapan Lokasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2017, kawasan kumuh yang ada seluas 176,26 ha dengan pembagian kewenangan yakni pusat sebesar 126,94 ha, kewenangan provinsi seluas 24,94 ha dan kewenangan kabupaten seluas 19,54 ha.
Tabel 12 Lokasi Kawasan Permukiman Kumuh di Kabupaten Indragiri Hilir Menurut SK Kumuh
Tahun 2017
No | Kecamatan | Kelurahan | Kawasan | Luas (Ha) |
1. | Tembilahan | Kel. Tembilahan Kota
Kel. Tembilahan Hilir |
Tembilahan | 39,39 |
2. | Tembilahan Hulu | Kel. Tembilahan Hulu | Tembilahan Hulu | 20,06 |
3. | Tanah Merah | Kel. Kuala Enok
Desa Tanah Merah |
Kuala Enok | 15,54 |
4. | Pulau Burung | Desa Pulau Burung | Pulau Burung | 2,33 |
5. | Kateman | Kel. Tagaraja | Sungai Guntung | 21,51 |
6. | Reteh | Kel. Pulau Kijang | Pulau Kijang | 13,09 |
7. | Mandah | Desa Khairiah Mandah | Khairiah Mandah | 5,44 |
8. | Gaung Anak Serka | Kel. Teluk Pinang | Teluk Pinang | 11,85 |
9. | Tempuling | Kel. Sungai Salak | Sungai Salak | 30,44 |
10. | Keritang | Kel. Kota Baru Reteh | Sungai Gergaji | 6,86 |
11. | Kempas | Kel. Kempas Jaya | Kempas Jaya | 9,75 |
Jumlah | 176,26 |
Sumber : SK Bupati tentang Permukiman Kumuh, 2017
- Kampung Adat
Kabupaten Indragiri Hilir memiliki satu desa yang terkenal karena budaya dan alamnya. Desa tersebut telah dimasukkan dalam daftar desa wisata di Indonesia oleh Kemenparekraf, pada kategori desa budaya. Desa Wisata Aliantan merupakan desa yang popular dalam Wisata Minat Khusus, yaitu Suligi Hill 812 MDPL. Desa Aliantan juga menampilkan kebudayaan adat, berupa tari puti maifat, festival barokah, festival sungai berupa pompong hias dan juga sejarah.
Disamping memiliki desa budaya, di Kabupaten Indragiri Hilir juga terdapat beberapa rumah adat yang masuk dalam kategori bangunan cagar budaya oleh Kemendikbud.
- Rumah Tradisional milik H. Husen
Rumah Haji Husen merupakan rumah dengan tipe panggung yang berorientasi arah utara. Bangunan rumah memperlihatkan perpaduan gaya arsitektur Tradisional dengan kolonial. Arsitektur tradisional terlihat pada penggunaan komponen bangunan yaitu kayu “kayu kapur” yang didatangkan dari Banjar (Kalimantan) termasuk tukang pengerjaannya, bentuk rumah berpanggung. Sementara arsitektur kolonial terlihat pada penggunaan jendela yang berukuran tinggi. Secara keseluruhan bangunan ini berbahan kayu dan beratap seng. Sedangkan pada bagian pondasi tiang panggung berbahan coran semen. Pada dinding bagian atas (sisi utara) terdapat inskripsi pembangunan rumah “1933”.
- Mess Pegawai Keamiran Enok
Pendirian bangunan ini sezaman dengan pendirian Pesangrahan Belanda yakni tahun 1938. Dahulunya rumah ini juga difungsikan sebagai tempat tinggal (mess) bagi pegawai Keamiran Enok. Rumah ini juga pernah ditempati sebagai kantor bagi Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA), dan sekarang ditempati oleh staf pegawai Kecamatan Enok. Secara keseluruhan bangunan ini masih asli dinding dan lantai yang telah pernah diganti (direhab).
Bangunan ini berada di sisi utara Rumah Dinas Amir Enok sekitar 50 m. Bangunan berbentuk semi permanen dengan denah persegi. Bangunan ini terdiri dari dua buah rumah yang dijadikan satu atap. Dinding bagian bawah terbuat dari cor semen sedangkan dinding bagian ke atas terbuat dari kayu yang dipasang secara horisontal. Atap bangunan terbuat dari seng berbentuk atap limas. Bangunan ini terdiri dari 3 ruangan, yaitu 1 buah ruangan lepas, 1 buah dapur, dan 1 buah kamar tidur. Pintu masuk terdapat di sisi timur yang terbuat dari kayu, pintu masuk berbentuk bukaan satu. Pintu ini merupakan pintu baru. Jendela berjumlah 8 buah terbuat dari kaca dengan kusen kayu. Pada bagian atas dinding terdapat ventilasi (lubang angin) benrentuk persegi panjang.
Prasarana dan Sarana Umum
- Prasarana Jalan
Jalan merupakan salah satu infrastruktur vital bagi pembangunan suatu wilayah. Pada tahun 2021 panjang jalan di Kabupaten Indragiri Hilir sebesar 1.634,06 km. Terdiri dari 163,32 km jalan negara, 280,15 jalan provinsi dan 1.190,59 jalan kabupaten. Jika dilihat dari kondisi jalan kabupaten tahun 2020 terdapat 4,52 persen dalam kondisi baik, 53,32 persen kondisi sedang, 28,08 persen kondisi rusak dan sisanya 14,07 persen kondisi rusak berat. Dan apabila dilihat dari jenis permukaan jalan kabupaten, pada tahun 2020 terdapat 17,06 persen (203,16 km) adalah aspal, 42,45 persen (505,44 km) adalah tidak diaspal (beton/rigid), dan 40,48 persen (482,00 km) tanah dan kerikil. Kondisi jalan secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 13 Panjang Jalan menurut Tingkat Kewenangan di Kabupaten Indragiri Hilir, 2016-2021
No | Status Jalan | Tahun | |||
2018 | 2019 | 2020 | 2021 | ||
1 | Negara | 163,32 | 163,32 | 163,32 | 163,32 |
2 | Provinsi | 280,15 | 280,15 | 280,15 | 280,15 |
3 | Kabupaten/Kota | 1.190,59 | 1.190,59 | 1.190,59 | 1.190,59 |
Indragiri Hilir | 1.634,06 | 1.634,06 | 1.634,06 | 1.634,06 |
Sumber: BPS Kabupaten Indragiri Hilir, 2021
Berdasarkan jenis permukaan jalan, jalan dengan status jalan kabupaten di Kabupaten Indragiri Hilir memiliki permukaan berupa aspal, beton, dan kerikil. Panjang jalan berdasarkan jenis permukaannya dirinci sebagai berikut.
Tabel 14 Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaannya di Kabupaten Indragiri Hilir 2020
No | Jenis Jalan | Jalan Provinsi | Jalan Kabupaten |
1 | Aspal | 37,55 | 203,156 |
2 | Beton | 83,00 | 505,438 |
3 | Tanah dan Kerikil | 159,60 | 482 |
Total Panjang | 280,15 | 1.190,594 |
Sumber: BPS Kabupaten Indragiri Hilir, 2021
Tabel 15 Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan di Kabupaten Indragiri Hilir 2020
No | Kondisi Jalan | Jalan Provinsi | Jalan Kabupaten |
1 | Baik | 61,2 | 53,82 |
2 | Sedang | 51,95 | 634,849 |
3 | Rusak | 10,2 | 334,335 |
4 | Rusak Berat | 156,8 | 167,57 |
Total Panjang | 280,15 | 1.190,594 |
Sumber: BPS Kabupaten Indragiri Hilir, 2021
- Prasarana Drainase
Pengelolaan drainase di Kabupaten Indragiri Hilir dilaksanakan oleh DLHK Kab. Indragiri Hilir melalui bidang kebersihan, dilakukan dengan pemeliharaan rutin berupa pengangkutan lumpur bercampur sampah plastik dari dalam drainase yang sudah mengendap, pembersihan saluran drainase dari sampah-sampah yang kemudian diangkut oleh truk pengangkut sampah DLHK Kab. Indragiri Hilir saat itu juga. Hal ini, dilakukan agar lumpur tidak sampai mengganggu pengguna jalan dan menyumbat drainase sehingga fungsinya dapat optimal. Kegiatan dilaksanakan oleh tenaga pengelola drainase.
- Prasarana Persampahan
Persampahan merupakan aspek yang tidak bisa lepas dari masyarakat, sebab setiap hari masing-masing orang pasti akan menghasilkan sampah. Namun idealnya sampah harus diolah agar mengurangi dampak terhadap lingkungan, agar pengelolaan sampah dapat optimal maka dibutuhkan informasi terkait timbulan sampah yang dihasilkan tiap hari perorang. Timbulan sampah dan perkiraan volume sampah di Kabupaten Indragiri Hilir dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 16 Perkiraan Timbulan Sampah di Kabupaten Indragiri Hilir, 2011-2031
Deskripsi | Satuan | 2011 | 2016 | 2021 | 2026 | 2031 |
Populasi | Orang | 678.077 | 763.447 | 859.565 | 967.784 | 1.089.628 |
Timbulan Sampah | kg/org/hari | 2,5 | 2,5 | 2,5 | 2,5 | 2,5 |
Total Sampah | kg/hari | 1.744.645 | 1.919.360 | 2.111.270 | 2.322.398 | 2.554.635 |
Total Sampah | m3/hari | 1.745 | 1.919 | 2.111 | 2.322 | 2.555 |
Sumber: ciptakarya.pu.go.id/, 2014
Sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Indragiri Hilir dapat dikatakan masih berjalan kurang baik. Hal ini disebabkan karena sebagian besar masyarakat masih melakukan kegiatan menimbun atau membakar, utamanya masyarakat desa. Untuk masyarakat perkotaan sudah menggunakan sistem pengolahan sampah secara komunal yang telah difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir. Sistem pembuangan sampah di Kabupaten Indragiri Hilir dilakukan dengan cara sebagai berikut
- Prasarana Telekomunikasi
Sistem jaringan telekomunikasi di Kabupaten Indragiri Hilir terdiri atas jaringan kabel dan jaringan nirkabel. Jaringan nirkabel yang dimaksud berupa peningkatan kualitas perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, serta penyediaan infrastruktur pengadaan dan pengelolaan menara Based Transciever Station (BTS) bersama. Sedangkan jaringan kabel berupa pengembangan satuan sambungan telepon tersebar. Kepemilikan prasarana telekomunikasi di Kabupaten Indragiri Hilir sebagai berikut.
Tabel 17 Persentase Penduduk yang Memiliki Prasarana Telekomunikasi di Kabupaten Indragiri Hilir, 2021
Kabupaten | Telepon Rumah | Telepon Seluler | Komputer/ Laptop | Lainnya/ Tidak memiliki |
Indragiri Hilir | 0,30 % | 9,77% | 62,41% | 27,52% |
Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Riau, 2021
- Jaringan Listrik dan Penerangan
Listrik merupakan kebutuhan vital bagi masyarakat. Pada tahun 2021 realisasi konsumsi masyarakat Kabupaten Indragiri Hilir adalah sebesar 324.181.860 Kwh. Rincian dari realisasi konsumsi listrik di Kabupaten Indragiri Hilir adalah sebagai berikut:
Tabel 18 Realisasi Konsumsi Listrik menurut Bulan di Kabupaten Indragiri Hilir (Kwh) 2021
No | Bulan | Realisasi (Kwh) |
1 | Januari | 22.316.301 |
2 | Februari | 17.374.741 |
3 | Maret | 16.087.495 |
4 | April | 17.537.506 |
5 | Mei | 21.988.352 |
6 | Juni | 19.722.205 |
7 | Juli | 19.395.496 |
8 | Agustus | 19.504.136 |
9 | September | 19.017.341 |
10 | Oktober | 20.034.249 |
11 | November | 19.940.092 |
12 | Desember | 21.263.946 |
Indragiri Hilir | 324.181.860 |
Sumber: BPS Kabupaten Indragiri Hilir dalam Angka, 2021
- Jaringan Air Bersih dan Air Minum
Sistem jaringan air baku untuk air bersih di Kabupaten Indragiri Hilir meliputi sistem air bersih perpipaan yang dikelola oleh pemerintah, swasta, dan/atau masyarakat, dan sistem air bersih non perpipaan milik perorangan. Kebutuhan air bersih masyarakat perkotaan terutama dilayani oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Indragiri. Pada tahun 2020, volume air yang dijual oleh PDAM Tirta Indragiri ke 13.592 pelanggan adalah 1.887.308 m3 dengan total nilai hingga 9 milliar rupiah. Sekitar 64,98 persen rumah tangga di Kabupaten Indragiri Hilir sumber air minumnya adalah air hujan dan air isi ulang sebesar 28,97 persen. Berdasarkan jumlah KK yang mempunyai akses terhadap air minum (PDAM) maka dapat diuraikan sebagai berikut.
Tabel 19 Akses terhadap Air MInum (PDAM) di Kabupaten Indragiri Hilir
Kecamatan | Pelanggan | Air Disalurkan |
Teluk Pinang | 222 | 52.560 |
Sungai Guntung | 874 | 205.660 |
Sungai Salak | 844 | 254.520 |
Sungai Batang | 111 | 10.796 |
Enok | 195 | 23.652 |
Lintas Enok | 80 | 14.457 |
Kuala Lahang | 210 | 9.479 |
Concong | 137 | 20.884 |
Tembilahan | 7.273 | n/a |
Pekan Kamis | 236 | 1.892.160 |
Pulau Palas | 339 | n/a |
Kempas Jaya | 699 | 215.395 |
Sungai Piring | 345 | (mesin tidak beroperasi) |
Sapat | 220 | (mesin tidak beroperasi) |
Sungai Bringin | 387 | 61.437 |
Mandah | 648 | (mesin tidak beroperasi) |
Perigi Raja | 102 | 9.198 |
Pelangiran | 127 | 20.421 |
Pulau Kijang | 278 | 36.792 |
Pulau Burung | (mesin tidak beroperasi) | (mesin tidak beroperasi) |
Selensen | 541 | 162.950 |
Indragiri Hilir | 13.858 | 2.990.365 |
Sumber: BPS Kabupaten Indragiri Hilir dalam Angka, 2021
Melihat kondisi tersebut, maka masih banyak keluarga yang belum mendapatkan akses air minum yang baik. Oleh karena itu, perlu adanya penambahan jaringan distribusi air minum melalui PDAM maupun Non PDAM (SPAMdes) sehingga kebutuhan air baku air bersih dapat diakses oleh masyarakat yang lebih luas. Pada lain kondisi, mayoritas masyarakat Kabupaten Indragiri Hilir memanfaatkan air leding (13,47%) guna mandi, cuci dan lain-lain.
Tabel 20 Presentase Pengguna Fasilitas Sumber Air Mandi/Cuci/Lainnya
Karakteristik | Sumber Air Mandi/Cuci/Lainnya (%) | |||||
Air Kemasan | Leding | Sumur Bor | Sumur Terlindung | Sumur Tidak Terlindung | Lainnya | |
40% Terbawah | 0,00 | 35,43 | 11,19 | 19,72 | 15,13 | 8,86 |
40% Tengah | 0,00 | 26,58 | 7,70 | 23,29 | 12,06 | 9,52 |
20% Teratas | 0,00 | 16,46 | 7,85 | 23,46 | 17,77 | 19,92 |
Indragiri Hilir | 0,00 | 13,47 | 5,09 | 12,70 | 8,35 | 6,39 |
Sumber: Statistik Kesejahteraan Kabupaten Indragiri Hilir, 2021
- Sarana Sanitasi
Kualitas dan kenyamanan rumah tinggal ditentukan oleh kelengkapan fasilitas suatu rumah tinggal, diantaranya berupa ketersediaan air bersih, sanitasi yang layak serta penerangan yang baik. Penyediaan sarana jamban merupakan bagian dari usaha sanitasi yang cukup penting peranannya. Jika ditinjau dari sudut kesehatan, pembuangan kotoran manusia yang tidak memenuhi standar sanitasi akan mencemari lingkungan terutama tanah dan sumber air. Berdasarkan data Susenas, sekitar 71,01 persen rumah tangga menggunakan jenis kloset leher angsa dan sebanyak 63,81 persen yang memiliki jarak sumber air minum dengan penampungan tinja terbanyak berjarak >10 m.
Tabel 21 Persentase Fasilitas Tempat Buang Air di Kabupaten Indragiri Hilir
Karakteristik | Fasilitas Tempat Buang Air Besar | Jumlah | |
Sendiri | Lainnya | ||
Kelompok Pengeluaran | |||
40% Terbawah | 74,83 | 25,17 | 100 |
40% Tengah | 86,93 | 13,07 | 100 |
20% Teratas | 90,58 | 9,42 | 100 |
Indragiri Hilir | 83,82 | 16,18 | 100 |
Sumber: Statistik Kesejahteraan Kabupaten Indragiri Hilir, 2021
Adapun berdasarkan tempat pembuangan akhir tinja, hanya 39,81% rumah tangga yang telah memiliki fasilitas pembuangan tinja seperti tangki septik, IPAL, atau SPAL. Sedangkan terdapat 60,19% sisanya adalah masyarakat yang tidak memiliki fasilitas tersebut.
Tabel 22 Persentase Tempat Pembuangan Akhir Tinja di Kabupaten Indragiri Hilir
Karakteristik | Tempat Pembuangan Akhir Tinja | Jumlah | |
Tangki Septik/IPAL/SPAL | Lainnya | ||
Kelompok Pengeluaran | |||
40% Terbawah | 36,86 | 63,14 | 100 |
40% Tengah | 35,31 | 64,69 | 100 |
20% Teratas | 49,95 | 50,05 | 100 |
Indragiri Hilir | 39,81 | 60,19 | 100 |
Sumber: Statistik Kesejahteraan Kabupaten Indragiri Hilir, 2021
- Sarana Peribadatan
Sarana peribadatan di Kabupaten Indragiri Hilir adalah masjid, musholla, gereja protestan, gereja katolik, pura, dan vihara. Jumlah sarana peribadatan di Kabupaten Indragiri Hilir terangkum dalam tabel di bawah ini.
Tabel 23 Jumlah Fasilitas Peribadatan di Kabupaten Indragiri Hilir
No | Jenis | Jumlah | Persentase |
1 | Masjid | 870 | 47,88% |
2 | Musholla | 937 | 51,56% |
3 | Gereja Protestan | 1 | 0,05% |
4 | Gereja Katolik | – | 0,00% |
5 | Puta | – | 0,00% |
6 | Vihara | 4 | 0,22% |
7 | Kelenteng | 5 | 0,27% |
Jumlah | 1.817 | 100% |
Sumber: BPS Kabupaten Indragiri Hilir dalam Angka, 2021
- Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan di Kabupaten Indragiri Hilir terdiri dari SD, SMP, SMA, SMK, dan Universitas. Jumlah sarana pendidikan di Kabupaten Indragiri Hilir terangkum dalam tabel di bawah ini.
Tabel 24 Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Indragiri Hilir
No | Jenis | Jumlah | Persentase |
1 | SD/sederajat | 706 | 62,92% |
2 | SMP/sederajat | 289 | 25,75% |
3 | SMA/MA | 105 | 9,35% |
4 | SMK | 19 | 1,69% |
5 | Universitas | 3 | 0,26% |
Jumlah | 1.122 | 100% |
Sumber: BPS Kab. Indragiri Hilir Dalam Angka, 2021
- Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan terdiri dari rumah sakit, rumah sakit bersalin, poliklinik, puskesmas, puskesmas pembantu, dan apotek. Jumlah sarana kesehatan di Kabupaten Indragiri Hilir terangkum dalam tabel di bawah ini.
Tabel 25 Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Indragiri Hilir
No | Jenis | Jumlah | Persentase |
1 | Rumah Sakit | 4 | 1,53% |
2 | Rumah Sakit Bersalin | – | 0,00% |
3 | Poliklinik | 8 | 3,07% |
4 | Puskesmas | 29 | 11,15% |
5 | Puskesmas Pembantu | 204 | 78,46% |
6 | Apotek | 15 | 5,76% |
Jumlah | 260 | 100,00% |
Sumber: BPS Kabupaten Indragiri Hilir dalam Angka, 2021
- Sarana Perdagangan
Sarana perdagangan di Kabupaten Indragiri Hilir terdiri pasar, toko, kios, dan warung. Berdasarkan RP3KP Provinsi Riau tahun 2019-2039, diketahui bahwa pada tahun 2039 Kabupaten Indragiri Hilir membutuhkan sekitar 29 pasar lingkungan dengan luas 28,93 Ha, dimana jumlah eksisting sarana perekonomian pasar lingkungan pada tahun 2018 sebanyak 63 unit.
- Ruang Terbuka Hijau
Ruang terbuka hijau merupakan kawasan yang memiliki beragam fungsi (ekologis, sosial, ekonomi, dan arsitektural) dan nilai estetika (objek dan lingkungan). Mengacu pada dokumen RTRW, Kabupaten Indragiri Hilir direncanakan memiliki RTH seluas 17.768 ha atau sekitar 30% dari total luas kawasan yang tersebar diseluruh kawasan perkotaan, sebagai berikut:
- RTH Perkotaan Tembilahan
- RTH Perkotaan Kuala Enok
- RTH Perkotaan Pulau Burung
- RTH Perkotaan Sungai Guntung
- RTH Perkotaan Pulau Kijang
- RTH Perkotaan Kairiah Mandah
- RTH Perkotaan Kota Baru
- RTH Perkotaan Selensen
- RTH Perkotaan Teluk Pinang
- RTH Perkotaan Sungai Salak, dan
- RTH Perkotaan Bagan Jaya