Provinsi Gorontalo merupakan provinsi hasil pemekaran dari Sulawesi Utara berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Gorontalo.  Saat ini wilayah ini memiliki 5 Kabupaten dan 1 kota. Secara geografis Gorontalo terletak antara 0°19’-1°15’ Lintang Utara dan 121°23’-125°14’ Bujur Timur. Berdasarkan letak administratif, wilayah ini berbatasan langsung dengan dua provinsi, yaitu  Provinsi Sulawesi Tengah di sebelah barat dan provinsi Sulawesi Utara di sebelah timur. Di sisi utara berbatasan langsung dengan Laut Sulawesi dan sebelah selatan berbatasan dengan teluk Tomini.
 

 

Tabel 1 Administrasi Provinsi Gorontalo

No Kabupaten/Kota Ibukota Luas (km2)
1 Boalemo Tilamuta 1829,46
2 Gorontalo Limboto 2149,62
3 Pohuwato Marisa 4359,87
4 Bone Bolango Suwawa 1915,44
5 Gorontalo Utara Kwandang 1723,44
6 Kota Gorontalo Gorontalo 55,93
Provinsi Gorontalo Kota Gorontalo 12033,66

 

Kondisi Fisik Wilayah

Wilayah Kota Gorontalo adalah yang terletak pada elevasi yang paling rendah, dari 0-500 mdpl. Kabupaten Gorontalo terdiri dari wilayah dataran dan pegunungan berada pada elevasi bervariasi, dari 0- 2.065 mdpl. Kabupaten Boalemo terdiri dari wilayah dengan topografi datar sampai bergunung terletak pada ketinggian dengan variasi dari 0-2.100 mdpl. Kabupaten Pohuwato terletak pada elevasi 0-1.920 mdpl yang ditemukan di daerah perbatasan dengan Sulawesi Tengah. Kabupaten Bone Bolango mempunyai topografi dengan variasi antara 0-1.954 mdpl. Kabupaten Gorontalo Utara mempunyai topografi dengan ketinggian yang berbeda-beda, dengan variasi ketinggian antara 0-1.970 mdpl.

Secara fisiografis, wilayah Gorontalo dikelompokkan menjadi 2 satuan wilayah morfologi, yaitu:

  1. Satuan morfologi pegunungan berlereng terjal, terutama menempati wilayah bagian tengah dan utara wilayah Gorontalo, yang menjadi pembatas sebelah timur dan sebelah utara dari Cekungan Air Tanah Limboto yaitu dengan beberapa puncaknya berada di Pegunungan Tilongkabila, antara lain : G. Gambut (1954 m), G. Tihengo (1310 m), G. Pombolu (520 m) dan G. Alumolingo (377 m), satuan morfologi ini terutama dibentuk oleh satuan batuan gunung api tersier dan batuan plutonik.
  2. Satuan morfologi perbukitan bergelombang, terutama dijumpai di daerah bagian selatan dan bagian barat dan menjadi batas cekungan di sebelah selatan dan sebelah utara. Satuan morfologi ini umumnya menunjukkan bentuk puncak membulat dengan lereng relatif landai dan berjulang kurang dari 200 meter yang terutama ditempati oleh satuan batuan gunung api dan batuan sedimen berumur tersier hingga kuarter

 

Kependudukan

Kondisi demografi di Provinsi Gorontalo terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.  Pada tahun 2018, jumlah penduduk di Provinsi Gorontalo sejumlah 1044,81 ribu. Wilayah dengan jumlah penduduk terbanyak adalah 377,05 ribu sedangkan penduduk jumlah tersedikit adalah Kabupaten Gorontalo Utara dengan jumlah penduduk sebesar 114,04 ribu jiwa. Angka tersebut diprediksi akan terus meningkat dikarenakan laju pertumbuhan penduduk di seluruh kabupaten/kota di Gorontalo bernilai positif.

Tabel 2 Jumlah Penduduk di Provinsi Gorontalo

Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk (ribu) Laju Pertumbuhan Penduduk

2010-2018

2010 2018
Boalemo 130,00 162,58 2,83
Gorontalo 357,18 377,05 0,68
Pahuwato 129,52 157,55 2,48
Bone Bolango 142,53 159,19 1,39
Gorontalo Utara 104,62 114,04 1,08
Kota Gorontalo 180,96 215,09 2,18
Provinsi Gorontalo 1044,81 1185,49 1,59

 

Penduduk Provinsi Gorontalo didominasi oleh penduduk laki-laki dengan perbandingan laki-laki dan perempuan 50,08% : 49,92%. Jumlah penduduk usia produktif mencapai 67,48 dari total populasi. Angka ketergantungan (dependency ratio) Gorontalo sebesar 48,19.

Tabel 3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Provinsi Gorontalo Tahun 2018

Kabupaten/Kota Laki-Laki Perempuan Total
Boalemo 50,72 49,28 100
Gorontalo 49,99 50,01 100
Pahuwato 50,64 49,36 100
Bone Bolango 50,07 49,93 100
Gorontalo Utara 50,47 49,53 100
Kota Gorontalo 49,17 50,83 100
Provinsi Gorontalo 50,08 49,92 100

Kemiskinan di Provinsi Gorontalo

Jumlah penduduk miskin di Provinsi Gorontalo dari tahun 2017 ke tahun 2018 mengalami penurunan daro 205,37 ribu mejadi 198,51 ribu. Angka tersebut sekitar 17,65% dan 16,81% dari jumlah penduduk total provinsi Gorontalo. Angka kemiskinan yang cukup tinggi di Gorontalo perlu segera diselesaikan oleh pemerintah agar tidak menimbulkan permasalahan baru termasuk dari segi permukiman.

Tabel 4 Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Gorontalo

Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk Miskin (ribu) Persentase Penduduk Miskin
2017 2018 2017 2018
Boalemo 34,35 32,83 21,85 20,33
Gorontalo 76,93 74,69 20,55 19,84
Pahuwato 32,56 30,39 21,27 19,40
Bone Bolango 27,91 27,61 17,81 17,40
Gorontalo Utara 21,67 21,09 19,23 18,54
Kota Gorontalo 11,95 11,91 5,70 5,57
Provinsi Gorontalo 205,37 198,51 17,65 16,81

Kondisi Perumahan dan Kawasan Permukiman Provinsi Gorontalo

            Bangunan rumah di Provinsi Gorontalo mayoritas merupakan milik pribadi dengan persentase 80,64%. Selain millik pribadi, mayoritas rumah yang dihuni masyarakat wilayah ini adalah bebas sewa (14,00%), kontrak/sewa (4,65%) dan dinas/lainnya (0,71%).

Tabel 5 Persentase Rumah Tangga Menurut Status Kepemilikan Bangunan Tempat Tinggal

Kabupaten/Kota Milik Sendiri Kontrak/Sewa Bebas Sewa Dinas/Lainnya Jumlah
Boalemo 91,49 1,39 7,01 0,10 100
Gorontalo 83,48 2,69 13,34 0,48 100
Pahuwato 85,33 3,82 7,66 3,19 100
Bone Bolango 77,57 2,48 19,76 0,19 100
Gorontalo Utara 87,90 0,65 11,02 0,44 100
Kota Gorontalo 64,15 13,88 21,72 0,26 100
Provinsi Gorontalo 80,64 4,65 14,00 0,71 100

 

Kondisi perumahan masyarakat dapat diidentifikasi dari kondisi fisik bangunan yang dapat dinilai dari kondisi atap, lantai dan dinding bangunan. Berdasarkan dari BPS Gorontalo tahun 2018, mayoritas luas lantai tempat tinggal masyarakat adalah 50-99m2 (38,87%) dan 20-49m2 (38,05%).  Dari data luas rumah tersebut, dapat diidentifikasi luas lantai per kapita. Mayoritas luas lantai per kapita di Gorontalo adalah >10m2 (71,10%). Sementara itu, rumah tangga yang luas lantai perkapitanya kurang dari 7,2 m2 (di bawah standar nasional) masih berada di angka 14,53%. Artinya, secara kebutuhan ruang perkapita, perlu ditingkatkan.

Ditinjau dari material atap bangunan, mayoritas atap bangunan Provinsi Gorontalo adalah bebahan dasar seng sebanyak 96,48%.  Atap bangunan banyak menggunakan seng karena merupakan bentuk kearifan lokal.  Sementara itu, untuk material dinding, mayoritas adalah tembok beton sebesar 76,16%. Rumah penduduk yang menggunakan kayu/papan sebanyak 18%. Pada umunya rumah penduduk yang berdinding kayu adalah penduduk yang memiliki rumah berbetuk tradisonal ataupun penduduk yang memiliki keterbatasan dana untuk membangun rumah secara permanen untuk membangun dinding.

Tabel 6 Persentase Rumah Tangga Menurut Luas Lantai Tempat Tinggal

Kabupaten/Kota Luas Lantai Tempat Tinggal (m2)
≤19 20-49 50-99 100-149 150+ Jumlah
Boalemo 3,07 50,38 38,83 5,34 2,38 100
Gorontalo 4,00 39,11 39,41 10,21 7,27 100
Pahuwato 2,85 36,51 43,62 12,39 4,63 100
Bone Bolango 1,67 35,66 40,54 12,71 9,42 100
Gorontalo Utara 2,54 41,15 40,33 12,07 3,91 100
Kota Gorontalo 11,29 29,19 33,02 11,58 14,95 100
Provinsi Gorontalo 4,72 38,05 38,87 10,63 7,74 100

 

Tabel 7 Persentase Rumah Tangga Menurut Luas Lantai per Kapita

Kabupaten/Kota Luas Lantai Tempat Tinggal (m2)
≤7,2 7,3-9,9 ≥10
Boalemo 22,48 18,28 59,24
Gorontalo 14,03 13,95 72,02
Pahuwato 13,93 11,49 74,58
Bone Bolango 11,03 16,11 72,86
Gorontalo Utara 12,89 16,90 70,21
Kota Gorontalo 13,45 11,96 74,59
Provinsi Gorontalo 14,53 14,37 71,10

 

Tabel 8 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Terluas

Kabupaten/ Kota Jenis Lantai Terluas
Keramik/ Marmer/ Granit/ Parket/ Vinis/ Permadani Ubin/ Tegel/ Teraso Kayu/ Papan Semen/ Bata Merah Bambu Tanah Lainnya Jumlah
Boalemo 15,59 2,64 3,44 73,29 0,19 4,49 0,00 100
Gorontalo 30,39 0,00 0,71 67,68 0,59 0,63 0,00 100
Pahuwato 30,56 0,00 2,99 65,38 0,11 0,96 0,00 100
Bone Bolango 47,82 0,37 0,78 49,84 0,00 1,20 0,00 100
Gorontalo Utara 18,46 0,00 8,70 70,89 1,07 0,88 0,00 100
Kota Gorontalo 65,01 1,56 0,92 35,52 0,00 0,00 0,00 100
Provinsi Gorontalo 36,43 0,71 2,20 59,18 0,33 1,16 0,00 100

 

Tabel 9 Persentase Rumah Tangga menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Atap Terluas

Kabupaten/Kota Luas Lantai Tempat Tinggal (m2)
Beton Genteng Asbes Seng Bambu/Kayu/Sirap/ Jeram/Daun Rumbia/Lainnya Jumlah
Boalemo 0,00 2,70 1,11 91,39 4,80 100
Gorontalo 0,00 0,56 0,00 98,85 0,59 100
Pahuwato 0,00 2,17 0,00 94,46 3,37 100
Bone Bolango 0,00 0,79 0,84 97,32 1,05 100
Gorontalo Utara 0,00 0,00 0,00 95,82 4,18 100
Kota Gorontalo 0,13 1,85 0,68 97,34 0,00 100
Provinsi Gorontalo 0,03 1,29 0,39 96,48 1,81 100

 

Tabel 10 Persentase Rumah Tangga menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Dinding Terluas

Kabupaten/Kota Jenis Dinding Terluas
Tembok Kayu/ Papan Anyaman Bambu Bambu lainnya Jumlah
Boalemo 56,15 39,06 4,79 0,00 0,00 100
Gorontalo 80,85 13,37 5,78 0,00 0,00 100
Pahuwato 65,50 33,57 0,48 0,00 0,45 100
Bone Bolango 93,81 4,04 1,83 0,00 0,31 100
Gorontalo Utara 63,84 27,63 7,90 0,63 0,00 100
Kota Gorontalo 94,09 4,95 0,96 0,00 0,00 100
Provinsi Gorontalo 76,16 18,00 3,68 0,06 0,10 100

Kondisi Lingkungan Perumahan

Kesehatan lingkungan rumah penduduk dapat dilihat dari sumber air bersih yang digunakan hingga fasilitas pembuangan BAB yang dimiliki. Sebanyak 57,65% rumah tangga di Gorontalo memiliki fasilitas  tempat buang air besar sendiri. Selain fasilitas BAB, hal yang sangat penting adalah terkait sumber air.  Untuk air minum, sebanyak 53,29% rumah tangga menggunakan air kemasan/isi ulang. Angka ini mendominasi dibandingkan sumber air lain seperti sumur maupun ledeng. Sementara itu, penggunaan sumber air untuk keperluan memasak, mandi/mencuci banyak yang menggunakan sumur bor/pompa. Opsi terbanyak lain adalah dengan menggunakan suber air dari ledeng. Fasilitas air ledeng disediakan oleh badan usaha milik daerah (BUMD) berupa PDAM.

Tabel 11 Persentase Rumah Tangga menurut Kabupaten/Kota dan Fasilitas Tempat Buang Air Besar

Kabupaten/Kota Fasilitas Tempat Buang Air Besar
Sendiri Bersama Umum/ MCK Komunal Ada, Tidak digunakan Tidak Ada Jumlah
Boalemo 50,54 10,66 17,51 0,00 21,29 100
Gorontalo 49,32 27,87 13,29 0,00 9,52 100
Pahuwato 59,77 14,10 13,57 0,00 12,56 100
Bone Bolango 59,67 11,87 11,59 0,00 16,87 100
Gorontalo Utara 62,43 9,10 7,73 0,00 20,74 100
Kota Gorontalo 70,47 20,78 4,24 0,00 4.51 100
Provinsi Gorontalo 57,65 18,47 11,35 0,00 12,53 100

 

Tabel 12 Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum Utama

Kabupaten/ Kota Sumber Air Minum Utama   Jumlah
Air Kemasan Bermerek/ Air Isi Ulang Ledeng/Meteran/ Eceran Sumur Bor/ Pompa Sumur Tak Terlindungi Mata Air Terlindungi/ Tak Terlindungi Air Permukaan/ Lainnya Air Permukaan/ Lainnya
Boalemo 36,94 8,43 16,03 26,97 5,93 5,71 0.00 100
Gorontalo 37,38 4,09 16,34 30,34 0,85 10,20 0.80 100
Pahuwato 74,92 9,55 5,33 5,64 2,47 0,62 1,48 100
Bone Bolango 48,75 7,57 14,86 16,49 1,43 10,70 0,20 100
Gorontalo Utara 46,45 12,85 5,15 20,05 5,02 10,03 0,46 100
Kota Gorontalo 80,96 10,49 7,15 0,72 0,16 0,51 0,00 100
Provinsi Gorontalo 53,29 7,95 11,74 17,96 2,08 6,45 0,51 100

 

Tabel 13 Sumber Air Utama yang digunakan Rumah Tangga untuk Memasak/ Mandi/ Mencuci dll

Kabupaten/Kota Sumber Air untuk Memasak/Mandi/Mencuci/dll   Jumlah
Ledeng Sumur Bor/ Pompa Sumur Terlindungi Sumur Tak Terlindungi Mata Air Terlindung Mata Air Tak Terlindungi Air Permukaan/ Lainnya
Boalemo 22,60 24,65 34,41 7,17 5,27 2,01 3,90 100
Gorontalo 7,23 32,39 42,74 1,38 14,12 0,57 1,57 100
Pahuwato 40,25 30,64 15,60 7,22 1,85 0,36 4,07 100
Bone Bolango 17,36 32,71 30,19 3,85 13,93 1,14 0,82 100
Gorontalo Utara 23,01 12,28 39,08 7,32 8,93 7,22 2,16 100
Kota Gorontalo 42,82 44,41 10,36 1,41 0,99 0,00 0,00 100
Provinsi Gorontalo 23,55 31,61 29,63 3,83 8,18 1,33 1,87 100

Backlog

Backlog adalah angka kekurangan rumah yang ada di suatu wilayah. Standar yang digunakan oleh pemerintah Indonesia adalah bahwa satu rumah  dihuni oleh satu rumah tangga. Maka dari itu, satu rumah tangga yang tidak memiliki rumah sendiri, akan termasuk dalam angka backlog.  Di Provinsi Gorontalo, jumlah rumah tangga yang yang memiliki rumah sendiri dari tahun 2010 hingga 2015 mengalami peningkatan dari 74,44% menjadi 81,66%.  Dampak dari peningkatan kepemilikan rumah ini adalah semakin berkurangnya angka backlog. Di Provinsi Gorontalo, dari tahun 2010 hingga tahun 2015, backlog mengalami penurunan daro 68,171% menjadi 53,296%.

Tabel 14 Backlog di Provinsi Gorontalo

Data Rumah 2010 2015
Persentase Rumah Tangga Milik 74,44 81,66
Backlog Kepemilikan Rumah 68,171 53,296

Rumah Tidak Layak Huni

Jumlah rumah tidak layak huni di Provinsi Gorontalo pada tahun 2012 masih cukup tinggi. Jumlahnya mencapai 54.548 unit. Unit tertinggi adalah di Kabupaten Bone Bolango yang mencapai 12960 unit. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk menangani RTLH adalah dengan membangunan rumah layak huni.  Dari tahun 2012 hingga 2018, pemerintah membangun 4.989 unit.

Tabel 15 Jumlah Rumah Tidak Layak Huni Tahun 2012

Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Tidak Layak Huni (Unit)
Boalemo 5346
Gorontalo 12035
Pahuwato 12294
Bone Bolango 12960
Gorontalo Utara 6725
Kota Gorontalo 5188
Provinsi Gorontalo 54548