Kepulauan Riau merupakan sebuah provinsi di Indonesia yang etrbentuk dari sekitar 2.408 pulau besar dan kecil. Provinsi Kepulauan Riau didirikan berdasarkan Dasar Hukum UU No. 25 Tahun 2002. Secara geografis, provinsi Kepulauan Riau berada di 07 19’ – 0 40’ Lintang Selatan dan 103 3’ – 110 00’ Bujur Timur. Adapun batas-batas wilayah Provinsi Kepulauan Riau antara lain :
- Sebelah Utara : Berbatasan dengan Vietnam dan Kamboja
- Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Jambi
- Sebelah Barat : Berbatasan dengan Provinsi Riau, Singapura, dan Malaysia
- Sebelah Timur : Berbatasan dengan Malaysia dan Provinsi Kalimantan Barat
Luas Wilayah Provinsi Kepulauan Riau adalah 27.355 km2. Berikut merupakan luas wilayah menurut kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Riau:
Tabel 1. Luas Wilayah menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan
No | Wilayah | Ibu Kota | Luas Wilayah (Km2) |
1 | Karimun | Bandar Seri Bentan | 1318,2 |
2 | Bintan | Tanjung Balai Karimun | 912,7 |
3 | Natuna | Tarempa | 590,1 |
4 | Lingga | Daik | 2266,7 |
5 | Kepulauan Anambas | Ranai | 2009,0 |
6 | Batam | Batam | 960,2 |
7 | Tanjungpinang | Tanjung Pinang | 1445,5 |
Kepulauan Riau | 9502,4 |
Sumber: BPS Kepri, 2019
Kependudukan
Provinsi Kepulauan Riau memiliki jumlah penduduknya sebanyak 2.082.694 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 253,93 jiwa/ km². Suku Bangsa di Kepulauan Riau adalah Melayu, Kubu dan Kerinci. Berikut merupakan tabel jumlah penduduk Provinsi Kepulauan Riau:
Tabel 2. jumlah penduduk menurut kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Riau
No | Wilayah | Jumlah Penduduk (Jiwa) | Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km²) |
1 | Karimun | 229194 | 10 |
2 | Bintan | 156313 | 5 |
3 | Natuna | 76192 | 37.92 |
4 | Lingga | 89330 | 2 |
5 | Kepulauan Anambas | 41412 | 3 |
6 | Batam | 1283196 | 56 |
7 | Tanjungpinang | 207057 | 60 |
Kepulauan Riau | 2082694 | 253.93 |
Sumber: BPS Kepri, 2019
Kemiskinan
Jumlah penduduk miskin di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2017 mencapai 0,25 %. Terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 0,03% dibandingkan pada tahun 2016. Dilihat dari data lima tahun terakhir, rata-rata jumlah penduduk miskin di Provinsi Kepulauan Riau besarnya fluktuatif. Berikut merupakan data presentase penduduk miskin Provinsi Kepulauan Riau:
Tabel 3. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2013-2017
No | Wilayah | Persentase Penduduk Miskin (%) | ||||
2013 | 2014 | 2015 | 2016 | 2017 | ||
1 | Karimun | 0,30 | 0,31 | 0,29 | 0,30 | 0,32 |
2 | Bintan | 0,27 | 0,26 | 0,25 | 0,28 | 0,25 |
3 | Natuna | 0,18 | 0,17 | 0,19 | 0,19 | 0,21 |
4 | Lingga | 0,59 | 0,64 | 0,65 | 0,61 | 0,60 |
5 | Kepulauan Anambas | 0,20 | 0,23 | 0,29 | 0,30 | 0,31 |
6 | Batam | 0,22 | 0,23 | 0,21 | 0,21 | 0,22 |
7 | Tanjungpinang | 0,44 | 0,44 | 0,41 | 0,40 | 0,40 |
Kepulauan Riau | 0,27 | 0,28 | 0,27 | 0,28 | 0,25 |
Sumber: BPS Kepri, 2019
Backlog dan Rumah Tidak Layak Huni
Tabel 4. Backlog Provinsi Kepulauan Riau*
Provinsi | Rumah Tangga | Kepala Keluarga | Penghuni (Jiwa) | Backlog (KK) |
Kepulauan Riau | 1393 | 3901 | 9214 | 1478 |
*data sementara
Sumber: ertlh.perumahan.go.id, diakses tanggal 3 Juli 2019
Masalah backlog masih menjadi masalah utama dari penyediaan perumahan di Indonesia terutama di Provinsi Kepulauan Riau. Angka backlog dalam beberapa tahun terakhir terus mengalami kenaikan. Tingginya angka backlog perumahan terjadi karena beberapa faktor, diantanya besarnya pertumbuhan jumlah penduduk, ketidakterjangkauan harga perumahan oleh masyarakat hingga rendahnya minat swasta untuk berinvestasi pada penyediaan rumah untuk MBR karena harga lahan yang tinggi. Dari tabel diatas, Provinsi Kepulauan Riau memiliki jumlah backlog sebesar 1.478 KK pada tahun 2019. Sedangkan untuk data Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Provinsi Kepulauan Riau dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5. Data RTLH Provinsi Jambi Tahun 2019
No | Kabupaten/Kota | Jumlah Kecamatan | Jumlah Desa/Kelurahan | Jumlah Rumah Tangga |
1 | Karimun | 9 | 50 | 3813 |
2 | Bintan | 6 | 15 | 429 |
3 | Natuna | 3 | 4 | 56 |
4 | Lingga | 13 | 58 | 3020 |
5 | Kepulauan Anambas | 7 | 16 | 351 |
6 | Batam | 6 | 10 | 594 |
7 | Tanjung pinang | 4 | 14 | 525 |
Kepulauan Riau | 48 | 167 | 8788 |
Sumber: ertlh.perumahan.go.id, diakses tanggal 3 Juli 2019
Perumahan dan Lingkungan
Semakin baik fasilitas yang dimiliki, dapat diasumsikan semakin baik pula tingkat kesejahteraan penghuninya. Beberapa fasilitas perumahan yang dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan rumah tangga adalah luas lantai rumah, sumber air minum, fasilitas tempat buang air besar, dan tempat penampungan kotoran atau tinja.
Salah satu ukuran yang digunakan untuk menilai kondisi kesehatan perumahan diantaranya adalah luas lantai rumah atau tempat tinggal. Luas lantai rumah tempat tinggal selain digunakan sebagai indikator untuk menilai kemampuan sosial masyarakat, secara tidak langsung juga dapat dikaitkan dengan sistem kesehatan lingkungan keluarga atau tempat tinggal (perumahan).
Selain dari luas lantai, jenis lantai juga dapat digunakan sebagai indikator untuk melihat kualitas perumahan. Semakin baik kualitas lantai perumahan dapat diasumsikan semakin membaik tingkat kesejahteraan penghuninya. Rumah tangga dengan jenis lantai keramik atau marmer menggambarkan bahwa penghuninya mempunyai tingkat kesejahteraan yang lebih baik dari pada rumah tangga yang menggunakan jenis lantai semen, ubin, atau tanah.
Tabel 6. Presentase Rumah Tangga menurut Beberapa Indikator Kualitas Perumahan di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2017
No | Wilayah | Presentasen Rumah Tangga dengan | |||
Luas Lantai <= 19 m2 | Lantai Tanah | Atap Layak | Dinding Permanen (Tembok) | ||
1 | Karimun | 1,16 | 0,22 | 96,82 | 79,37 |
2 | Bintan | 2,69 | 1,45 | 98,54 | 83,61 |
3 | Natuna | 0,78 | 0,28 | 96,41 | 42,69 |
4 | Lingga | 0,80 | 0,15 | 90,75 | 33,45 |
5 | Kepulauan Anambas | 1,48 | 0,00 | 96,15 | 27,39 |
6 | Batam | 7,23 | 0,00 | 99,28 | 88,67 |
7 | Tanjungpinang | 4,29 | 0,00 | 98,35 | 84,57 |
Kepulauan Riau | 5,39 | 0,15 | 98,37 | 81,80 |
Sumber: BPS, Susenas 2017
Selain itu, jenis lantai rumah juga dapat mempengaruhi kondisi kesehatan penghuninya. Pada tahun 2017, tercatat sebanyak 0,15% rumah tangga Provinsi Kepulauan Riau yang masih menggunakan tanah sebagai lantainya.
Indikator kualitas perumahan yang lain diantaranya adalah rumah tinggal dengan atap yang layak. Pada tahun 2017, banyaknya rumah tangga di Provinsi Kepulauan Riau yang tinggal di rumah dengan atap yang layak (tidak beratap dedaunan atau atap lainnya) mencapai 98,37%. Jika dirinci menurut kabupaten/kota angkanya bervariasi, persentase atap layak tertinggi adalah Kota Batam, yaitu mencapai 99,28%, sedangkan yang paling kecil persentasenya adalah Kabupaten Lingga yaitu sebesar 90,75%.
Rumah tinggal dengan dinding permanen (dinding tembok) di Provinsi Kepulauan Riau tercatat sebesar 81,80% pada tahun 2017, jika dilihat persentasenya per kabupaten/kota, yang paling rendah adalah Kabupaten Anambas dan Kabupaten Lingga yang masing-masing sebesar 27,39% dan 33,45%.
Fasilitas pokok yang penting agar suatu rumah menjadi nyaman dan sehat asalah tersedianya sarana penerangan listrik, air bersih, serta jamban dengan tangki septik. Berikut merupakan data beberapa fasilitas pokok di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2017:
Tabel 7. Presentasi Rumah Tangga menurut Beberapa Fasilitas Perumahan di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2017
No | Wilayah | Presentasen Rumah Tangga dengan | |||
Penerangan Listrik | Air Minum Ledeng & Kemasan | Air Minum Bersih | Jamban Sendiri dengan Tangki Septik | ||
1 | Karimun | 97,84 | 40,97 | 69,30 | 8,76 |
2 | Bintan | 99,46 | 43,96 | 73,72 | 80,40 |
3 | Natuna | 95,70 | 41,47 | 74,81 | 68,11 |
4 | Lingga | 94,88 | 25,05 | 68,04 | 50,29 |
5 | Kepulauan Anambas | 97,39 | 54,02 | 62,11 | 16,99 |
6 | Batam | 99,70 | 85,11 | 98,77 | 96,00 |
7 | Tanjungpinang | 99,64 | 58,20 | 88,52 | 84,14 |
Kepulauan Riau | 99,10 | 68,96 | 89,67 | 88,85 |
Sumber: BPS, Susenas 2017
Dari data diatas, tercatat pada tahun 2017 di Provinsi Kepulauan Riau telah menggunakan listrik sebagai penerangan utama sebesar 99,10% dan masih ada sebanyak 0,90% rumah tangga yang belum menikmati fasilitas listrik. Untuk fasilitas pokok air bersih pada tahun 2017 tercatat rumah tangga di Provinsi Kepulauan Riau yang menggunakan air minum ledeng (termasuk air kemasan) sebagai air minum sudah mencapai 68,96%. Sedangkan rumah tangga pengguna air bersih (bersumber dari air ledeng, kemasan, dan pompa, sumur/mata air terlindung) pada tahun 2017 tercatat sebesar 89,67%.
Sistem pembuangan kotoran/air besar manusi sangat erat kaitannya dengan kondisi lingkungan daan resiko penularan suatu penyakit. Masalah kondisi lingkungan tempat pembuangan kotoran manusia tidak terlepas dari aspek kepemilikan terhadap sarana yang digunakan.fasilitas rumah tangga yang berkaitan dengan hal tersebut adalah ketersediaan jamban sendiri dengan tangki septik. Pada tahun 2017, rumah tangga di Provinsi Kepulauan Riau yang memiliki jamban sendiri dengan tangki septik baru mencapai 88,85%. Sementara itu, bila dilihat menurut kabupaten/kota, hanya kota batam yang sudah berada di atas nilai Provinsi Kepulauan Riau sebesar 96,00%.
Sumber:
Bps.Kepri.go.id
dataerlth.perumahan.pu.go.id diakses pada 28 Juni 2019, pukul 08.30 WIB
Badan Pusat Statistik (2019). Indikator Kesejahteraan Rakyat 2018. Kepulauan Riau