Provinsi Nusa Tenggara Barat merupkan Provinsi yang terbagi dalam dua pulau besar yakni Pulau Sumbawa dan Pulau Lombok dan ratusan pulau-pulau kecil. Pulau Lombok sebagai lokasi letak ibu kota provinsi yakni Kota Mataram mendapat julukan sebagai Pulau Seribu Mesjid sejak tahun 1970. Hal ini dikarenakan jumlah masjid yang mencapai 3000 lebih di Pulau tersebut.

Secara astronomis, Nusa Tenggara Barat terletak antara 80 10’- 90 5’ Lintang Selatan dan antara 1150 46’−1190 05’ Bujur Timur dengan total luas wilayah sebesar 20.153,20 km2. Berdasarkan posisi geografisnya, Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki batas-batas:

Utara                      : Laut Jawa dan Laut Flores

Selatan                   : Samudera Hindia

Barat                      : Selat Lombok dan Provinsi Bali

Timur                      : Selat Sape dan Provinsi Nusa Tenggara Timur

 

Secara administrasi, Nusa Tenggara Barat terdiri dari 2 kota dan 8 kabupaten 117 kecamatan dan 1.140 desa/ kelurahan yang terbagi dalam dua pulau yakni :

  1. Pulau Lombok (5.435 km2) : Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Lombok Utara dan Kota Mataram.
  2. Pulau Sumbawa (15.426,20) : Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Dompu, Kabupaten Bima, Kabupaten Sumbawa Barat dan Kota Bima.

Kabupaten sumbawa dengan luasan wilayah yang paling besar 664,398.00 km2 memiliki jumlah pembagian wilayah kecamatan terbanyak yakni 24 Kecamatan. Luas wilayah Kabupaten sumbawa mencapai 33 persen dari luas wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Luasan wilayah paling kecil adalah Kota Mataram yang terletak pada bagian paling barat Provinsi Nusa Tenggara Barat.

 

Tabel 1. Banyaknya Kecamatan dan Desa/Kelurahan Menurut Kabupaten/Kota

No Kabupaten/Kota Kecamatan Desa
1 Lombok Barat 10 122
2 Lombok Tengah 12 139
3 Lombok Timur 21 254
4 Sumbawa 24 166
5 Dompu 8 81
6 Bima 18 192
7 Sumbawa Barat 8 65
8 Lombok Utara 5 33
9 Kota Mataram 6 50
10 Kota Bima 5 41
Nusa Tenggara Barat 117 1.143

Sumber : BPS Nusa Tenggara Barat,2019

 

Tabel 2. Luas Wilayah dan Persentase Menurut Kabupaten/Kota di NTB

No Kabupaten/Kota Luas (km2) Persentase
1 Lombok Barat 105,387.00 5.00
2 Lombok Tengah 116,958.00 6.00
3 Lombok Timur 160,555.00 8.00
4 Sumbawa 664,398.00 33.00
5 Dompu 232,000.00 12.00
6 Bima 438,940.00 22.00
7 Sumbawa Barat 184,902.00 9.00
8 Lombok Utara 80,953.00 4.00
9 Kota Mataram 6130.00 0.30
10 Kota Bima 22225.00 1.00
Nusa Tenggara Barat 2,012,448.00 100.30

Sumber : BPS Nusa Tenggara Barat,2019

 

Salah satu keunikan yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah keberadaan Pulau Mungin yang merupakan pulau terpadat, tanpa garis pantai dan juga tanpa lahan hijau yang belakangan mengalami masalah karena penduduk meningkat tetapi perluasan lahan permukiman juga berdampak pada lingkungan.

Provinsi Nusa Tenggara Barat juga terkenal dengan keindahan-keindahan alamnya seperti pantai, gunung, dan air terjun. Terdapat dua gunung yang terkenal yakni Gunung Rinjani dan Gunung Tambora. Gunung Rinjani dengan julukan Gunung terindah di Indonesia dan Gunung Tambora yang pernah mengalami ledakan terdasyat pada tahun 1815 hingga berdampak pada iklim dunia seperti perubahan cuaca yang drastis di Amerika Utara dan Eropa akibat debu yang dihasilkan dari letusan.

 

Kondisi Fisik Wilayah

Bentang alam tertinggi di Nusa Tenggara Barat terletak di Gunung Rinjani yakni 3.726 mdpl (dahulu puncak tertinggi merupakan gunung Tambora dengan ketinggian sekitar 4.300 mdpl, tetapi karena letusan tahun 1815 menjadi hanya setinggi 2.851 mdpl). Selong merupakan kota yang mempunyai ketinggian paling tinggi, yaitu 166 mdpl sementara Taliwang terendah dengan 11 mdpl. Kota Mataram sebagai tempat Ibukota Provinsi NTB memiliki ketinggian 27 mdpl.

 

Tabel 3. Tinggi Wilayah Diatas Permukaan Laut (DPL) Menurut Kabupaten/Kota di NTB

No Kabupaten/Kota Tinggi (mdpl)
1 Lombok Barat 15.0
2 Lombok Tengah 107.0
3 Lombok Timur 166.0
4 Sumbawa 18.0
5 Dompu 30.0
6 Bima 17.0
7 Sumbawa Barat 11.0
8 Lombok Utara 12.0
9 Kota Mataram 27.0
10 Kota Bima 21.0

Sumber : BPS Nusa Tenggara Barat

 

Temperatur udara maksimal berkisar antara 33,40C – 35,80 C pada bulan Oktober dan temperatur udara minimal berkisar antara 20,60C – 21,70C pada bulan Agustus. Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai kelembaban yang relatif tinggi, yaitu antara 68 – 88 persen, dengan kecepatan angin rata-rata mencapai kisaran 2,30 – 5,30 Knots dan kecepatan angin maksimum mencapai 5 Knots.

 

Jumlah Penduduk

            Berdasarkan proyeksi penduduk 2010-2020, jumlah penduduk Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2018 adalah sejumlah 5,013,687 orang, dengan jumlah laki-laki sebanyak 2,433,731 dan perempuan 2,579,956 dengan rasio 94.33. Persebaran penduduk paling besar terdapat di Pulau Lombok. Total penduduk yang menempati pulau lombok (4 kabupaten) yakni sebesar 3.512.689 jiwa. Dari 10 wilayah kabupaten/kota yang ada, Kabupaten Lombok Timur memiliki jumlah penduduk tertinggi yakni sebesar 1.192.110 jiwa, sementara jumlah penduduk paling sedikit terdapat di Kabupaten Sumbawa Barat yakni sebanyak 144.707 jiwa.

 

Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota

No Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk
Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Lombok Barat 335.111 350.050 685.161
2 Lombok Tengah 444.480 494.929 939.409
3 Lombok Timur 555.241 636.869 1.192.110
4 Sumbawa 231.486 222.311 453.797
5 Dompu 125.816 123.063 248.879
6 Bima 240.993 242.908 483.901
7 Sumbawa Barat 73.382 71.325 144.707
8 Lombok Utara 107.729 110.804 218.533
9 Kota Mataram 236.226 241.250 477.476
10 Kota Bima 83.267 86.447 169.714
Nusa Tenggara Barat 2,433,731 2,579,956 5,013,687

Sumber : BPS Nusa Tenggara Barat,2019

 

Rasio perempuan terhadap laki-laki pada umumnya berada dibawah 100, namun pada 3 Kabupaten di pulau Sumbawa yakni Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Sumbawa Barat dan Kabupaten Dompu jumlah rasio berada diatas 100.

Dari total jumlah penduduk yang ada, terdapat 1.422.319 rumah tangga dengan rata-rata jumlah anggota keluarga 4.12.

 

Tabel 5. Rasio Jenis Kelamin Menurut Kabupaten/Kota,2018

No Kabupaten/Kota Rasio Jenis Kelamin
1 Lombok Barat 95.73
2 Lombok Tengah 89.81
3 Lombok Timur 87.18
4 Sumbawa 104.13
5 Dompu 102.24
6 Bima 99.21
7 Sumbawa Barat 102.88
8 Lombok Utara 97.22
9 Kota Mataram 97.92
10 Kota Bima 96.32
Nusa Tenggara Barat 94.33

Sumber : BPS Nusa Tenggara Barat

 

Tabel 6. Jumlah Rumahtangga dan Rata-rata Anggota Rumahtangga
Menurut Kabupaten/Kota, 2018

No Kabupaten/Kota Rumah Tangga Rata-rata ART
1 Lombok Barat 184.834 4.17
2 Lombok Tengah 288.786 3.73
3 Lombok Timur 356.923 3.92
4 Sumbawa 122.135 4.26
5 Dompu 62.646 4.57
6 Bima 127.903 4.47
7 Sumbawa Barat 35.883 4.67
8 Lombok Utara 64.027 3.86
9 Kota Mataram 137.881 4.31
10 Kota Bima 41.301 4.86
Nusa Tenggara Barat 1.422.319 4.12

Sumber : BPS Nusa Tenggara Barat

 

Penduduk dengan usia 15 tahun keatas paling banyak sudah  bekerja dengan sejumlah 2.154.124 orang, dan terdapat 234.977 orang sedang bersekolah. Jumlah penduduk yang mengurus rumah tangga mencapai angka 742.147 orang.

 

Tabel 7. Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Menurut Kabupaten/Kota dan Kegiatan Utama

No Kabupaten/Kota Bekerja Mencari Kerja Sekolah Mengurus Rumah Tangga Lainnya Jumlah
1 Lombok Barat 279.102 9.659 40.537 131.645 28.233 489
2 Lombok Tengah 435.463 13.831 50.768 137.046 33.772 671
3 Lombok Timur 522.518 16.770 48.879 190.946 56.889 836
4 Sumbawa 214.310 7.666 18.347 72.273 11.937 325
5 Dompu 103.981 3.532 13.094 37.841 6.793 165
6 Bima 236.229 12.073 18.264 49.270 13.240 329
7 Sumbawa Barat 69.828 2.703 5.034 20.197 3.790 102
8 Lombok Utara  –
9 Kota Mataram 207.238 14.934 29.249 82.656 21.106 355
10 Kota Bima 85.455 2.089 10.790 20.273 4.173 123
Nusa Tenggara Barat 2.154.124 83.257 234.977 742.147 179.933 3,394,438

Sumber : BPS Nusa Tenggara Barat,2019

 

 

Perumahan

             Pemenuhan kebutuhan hunian berupa rumah di Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagian besar telak berstatus milik sendiri. Terdapat 85,48 persen rumah dengan status milik sendiri. Seperti pada wilayah kota umumnya, Kota Mataram dan Kota Bima tercatat dengan jumlah status kepemilikan rumah sendiri yang paling kecil yakni 60,55 persen dan 75,53 persen. Kondisi fisik bangunan rumah pada lantai dominan (83,25 persen) telah dibangun dengan luas 20-99 m2. Bahan bangunan yang digunakan untuk lantai 50,03 persen adalah semen, dan 36,31 persen adalah keramik. Jenis atap yang digunakan pada bangunan rumah 59,06 persen menggunakan genteng dan 24,49 menggunakan seng. Bangunan rumah di Pulau Lombok sebagian besar menggunakan atap genteng, sementara bangunan rumah di Pulau Sumbawa sebagian besar menggunakan seng. Dinding rumah masyarakat dominan telah berupa tembok yakni sebesar 83,5 persen.

 

Tabel 8. Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Status Kepemilikan Bangunan Tempat Tinggal yang Ditempati di Provinsi Nusa Tenggara Barat

No Kabupaten/Kota Milik Sendiri Kontrak/ Sewa Bebas Sewa Dinas Lainnya
1 Lombok Barat 86,56 1,34 11,5 0,22 0,38
2 Lombok Tengah 94,08 0,18 5,3 0,1 0,33
3 Lombok Timur 84,67 1,94 13,03 0,37 0
4 Sumbawa 88,67 4,78 5,33 1,1 0,12
5 Dompu 90,36 2,02 5,96 1,41 0,25
6 Bima 89,06 1,21 9,01 0,72 0
7 Sumbawa Barat 87,13 5,85 6,88 0,15 0
8 Lombok Utara 89,31 0,71 9,8 0,18 0
9 Kota Mataram 60,55 17,85 20,37 1,23 0
10 Kota Bima 75,53 8,86 15,01 0,41 0,19
Nusa Tenggara Barat 85,48 3,47 10,4 0,51 0,14

Sumber : BPS Nusa Tenggara Barat,2019

 

Tabel 9. Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Luas Lantai Rumah (m2) Provinsi Nusa Tenggara Barat

No Kabupaten/Kota Luas Lantai
≤ 19 20 – 49 50 – 99 100 – 149 150 +
1 Lombok Barat 6,12 56,57 26,7 6,36 4,25
2 Lombok Tengah 2,52 58,59 31,54 5,66 1,69
3 Lombok Timur 5,25 54,82 32,25 5,24 2,43
4 Sumbawa 5,12 32,75 45,5 11,22 5,4
5 Dompu 6,05 46,94 40,52 5,47 1,01
6 Bima 3,89 43,14 41,43 6,83 4,71
7 Sumbawa Barat 2,94 28,15 49,29 9,88 9,74
8 Lombok Utara 6,05 67,06 23,83 2,36 0,69
9 Kota Mataram 19,46 33,96 26,81 11,81 7,95
10 Kota Bima 11,19 34,45 39,49 9,79 5,08
Nusa Tenggara Barat 6,24 49,78 33,45 6,9 3,63

Sumber : BPS Nusa Tenggara Barat,2019

 

Tabel 10. Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Bahan Bangunan Utama Atap Rumah Terluas Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2018

No Kabupaten/Kota Jenis Atap Terluas
Beton Genteng Asbes Seng Bambu/ Kayu Sirap Jerami/ Ijuk/ Dedaunan/ Rumbia
1 Lombok Barat 1,34 67,86 13,08 17,37 0,26 0,11
2 Lombok Tengah 2,29 68,53 22,24 5,93 0 1,02
3 Lombok Timur 3,94 77,57 13,26 5,07 0 0,16
4 Sumbawa 0,31 50,46 11,59 37,19 0,2 0,25
5 Dompu 0,62 29,54 10,06 59,56 0 0,22
6 Bima 0,92 26,99 2,23 69,85 0 0
7 Sumbawa Barat 0,16 53,55 15,91 30,37 0 0
8 Lombok Utara 0,22 26,5 29,15 42,79 0 1,34
9 Kota Mataram 6,12 47,25 5,3 41,34 0 0
10 Kota Bima 2,66 57,7 6,48 33,16 0 0
Nusa Tenggara Barat 2,45 59,06 13,6 24,49 0,05 0,36

Sumber : BPS Nusa Tenggara Barat,2019

 

Tabel 11. Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Bahan Bangunan Utama Dinding Rumah Terluas Provinsi Nusa Tenggara Barat

No Kabupaten/Kota Jenis Dinding Terluas
Tembok Plesteran Anyaman Bambu/ Kawat Kayu, Batang Kayu Bambu, Anyaman Bambu
1 Lombok Barat 97,53 0 0,09 2,37
2 Lombok Tengah 90,46 1,02 0,4 8,11
3 Lombok Timur 89,38 0 1,01 9,61
4 Sumbawa 57,56 0 18,7 23,73
5 Dompu 71,18 0,25 25 3,56
6 Bima 46,56 0 50,23 3,21
7 Sumbawa Barat 67,93 0 18,81 13,26
8 Lombok Utara 90,96 0,18 1,03 7,84
9 Kota Mataram 99,53 0 0,13 0,34
10 Kota Bima 79,51 0 16,95 3,53
Nusa Tenggara Barat 83,5 0,23 8,59 7,58

Sumber : BPS Nusa Tenggara Barat,2019

 

Tabel 13. Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Lantai Terluas Provinsi Nusa Tenggara Barat

No Kabupaten/Kota Jenis Lantai Terluas
Marmer / Granit Keramik Perket/ Vinil / Karpet Ubin/ Tegel / Teraso Kayu /Papan Semen / Bata Merah Bambu Tanah / Lainnya
1 Lombok Barat 0,53 50,11 0 1,22 0,11 46,02 0,36 1,65
2 Lombok Tengah 0,09 31,47 0,07 0,23 0,27 64,16 0,13 3,58
3 Lombok Timur 0,48 28 0 0,44 0,44 68,24 0 2,4
4 Sumbawa 0,7 30,67 0 2,89 30,66 32,25 0,83 2
5 Dompu 1,02 23,08 0 0,36 18,21 54,6 0,12 2,62
6 Bima 0,66 22,59 0 1,02 49,19 23,79 1,41 1,33
7 Sumbawa Barat 0,18 46,61 0 0,42 24,62 26,63 0,54 1
8 Lombok Utara 0,88 41,66 0 0,17 0,24 50,74 0,7 5,61
9 Kota Mataram 1,81 63,95 0 4,8 0,42 28,83 0 0,19
10 Kota Bima 0,36 50,03 0 4,35 15,03 28,8 0,5 0,94
Nusa Tenggara Barat 0,6 36,31 0,01 1,28 9,15 50,03 0,34 2,28

Sumber : BPS Nusa Tenggara Barat,2019

 

Aktivitas kehidupan yang terjadi didalam bangunan hunian harus senantiasa memberikan rasa aman dan nyaman bagi penghninya. Ketersediaan sarana dan prasarana yang menunjang kelayakan sebuah hunian menentukan kualitas kehidupan didalamnya. Sarana pemenuhan kebutuhan seperti kebutuhan air bersih menjadi salah satu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Sistem sanitasi yang baik untuk menjaga kesehatan lingkungan juga merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Untuk penyediaan fasilitas pembuangan MCK 66,5 persen masyarakat NTB telah memiliki fasilitas sencara pribadi dan digunakan sendiri. Namun masih terdapat 17,2 persen rumah tangga yang tidak memiliki fasilitas pembuangan. Jenis tempat pembuangan yang digunakan 91,26b persen adalah tangki septik. Sumber air yang digunakan untuk minum sebagian besar bersumber dari sumur demikian pula untuk kebutuhan memasak, mandi dan cuci bersumber dari air sumur dan air leding.

 

Tabel 14. Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Fasilitas Buang Air Besar Provinsi Nusa Tenggara Barat

No Kabupaten/Kota Fasilitas Buang Air Besar
Ada, hanya digunakan ART sendiri Ada, digunakan bersama ART rumah tangga tertentu Ada, di MCK umum Ada, Tapi tidak digunakan ART Tidak ada

 fasilitas

1 Lombok Barat 60,23 12,7 2,13 0,32 24,62
2 Lombok Tengah 65,75 11,86 0,77 0,11 21,51
3 Lombok Timur 64,71 18,02 1,98 0,32 14,96
4 Sumbawa 71,32 5,86 3,18 0,24 19,4
5 Dompu 67,14 8,74 4,51 0,18 19,43
6 Bima 62,88 12,94 4,99 0,28 18,91
7 Sumbawa Barat 93,9 4,2 0 0,18 1,71
8 Lombok Utara 65,64 15,7 1,68 0 16,97
9 Kota Mataram 71,02 20,69 2,65 0 5,64
10 Kota Bima 73,73 10,86 7,69 0 7,72
Nusa Tenggara Barat 66,5 13,77 2,41 0,2 17,12

Sumber : BPS Nusa Tenggara Barat,2019

 

Tabel 15. Persentase Rumah Tangga Memiliki Fasilitas Tempat Buang Air Besar Sendiri/Bersama Rumah Tangga Tertentu Menurut Kabupaten/Kota dan Tempat Pembuangan Akhir Tinja di NTB

No Kabupaten/Kota Tempat Pembuangan Akhir Tinja
Tangki Septik IPAL Kolam / Sawah / Sungai / Danau / Laut Lubang Tanah Pantai / Tanah Lapang / Kebun / Lainnya
1 Lombok Barat 87,67 1,68 8,61 1,93 0,11
2 Lombok Tengah 90,17 1,26 1,35 7,22 0
3 Lombok Timur 91,93 0 5,9 2,17 0
4 Sumbawa 88,37 0,27 2,66 8,69 0
5 Dompu 95,56 0 1,93 2,51 0
6 Bima 95,27 0,42 0,51 3,79 0
7 Sumbawa Barat 96,09 0,1 0,57 3,24 0
8 Lombok Utara 92,67 4,14 0 3,19 0
9 Kota Mataram 90,06 1,11 8,37 0,12 0,34
10 Kota Bima 94,47 0,3 3,86 1,29 0,08
Nusa Tenggara Barat 91,26 0,83 4,21 3,65 0,06

Sumber : BPS Nusa Tenggara Barat,2019

 

 

Tabel 16. Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Sumber Air untuk Minum Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2018

No Kabupaten/Kota Sumber Air Minum
Air Kemasan Bermerk Air Isi Ulang Air Leding Sumur Bor / Pompa Sumur Terlindung Sumur Tak Terlindung Mata Air Terlindung Mata Air Tak Terlindung Air Permukaan (sungai, danau, waduk, kolam, irigasi) Air Hujan
1 Lombok Barat 6,83 11,95 21,01 8,11 34,39 5,67 9,8 1,24 0,3 0,7
2 Lombok Tengah 2,82 15,18 21,08 6,48 38,45 7,79 6,99 1,21 0 0
3 Lombok Timur 2,57 8,16 9,26 11,59 39,45 1,72 25,93 1,05 0,27 0
4 Sumbawa 3,68 35,09 11,57 13,53 25,64 2,4 6,93 0,26 0,9 0
5 Dompu 2,74 13,27 6,39 42,07 7,7 1,73 25,3 0,81 0 0
6 Bima 1,81 9,51 3,57 56,11 15,72 2,22 10,62 0,15 0,29 0
7 Sumbawa Barat 10,91 49,83 10,78 12,49 12,48 1,42 2,09 0 0 0
8 Lombok Utara 5,47 4,51 31,18 4,62 25,67 1,24 22,99 0,31 4,01 0
9 Kota Mataram 24,3 25,22 34,34 5,53 8,59 0,61 1,41 0 0 0
10 Kota Bima 7,15 41,72 2,28 41,68 4,4 0 2,6 0,16 0 0
Nusa Tenggara Barat 5,79 16,25 16 15,61 28,56 3,38 13,16 0,76 0,39 0,09

Sumber : BPS Nusa Tenggara Barat

 

Tabel 17. Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Sumber Air Utama yang  Digunakan  Rumah  Tangga untuk Memasak/Mandi/Cuci/dll di Provinsi NTB

No Kabupaten/Kota Sumber Air Utama yang Digunakan untuk Memasak/Mandi/Cusi/dll
Air Kemasan Air Isi Ulang Air Leding Sumur Bor/ Pompa Sumur Terlindung Sumur Tak Terlindung Mata Air Terlindung Mata Air Tak Terlindung Air Permukaan Air Hujan
1 Lombok Barat 0 0,16 24,96 8,51 44,52 6,16 6,91 0,58 7,73 0,48
2 Lombok Tengah 0,32 0,08 20,4 7,16 53,87 10,17 6,34 0,53 1,05 0,08
3 Lombok Timur 0,13 0,26 8,93 14,92 43,77 2,28 24,43 1,38 3,91 0
4 Sumbawa 0,14 1,21 17,08 24,87 41,73 2,91 8,44 0 3,61 0
5 Dompu 0,5 1,05 7,88 56,33 7,56 1,12 24,52 0,13 0,89 0
6 Bima 0,32 0 2,73 67,35 15,79 2,67 10,68 0,15 0,32 0
7 Sumbawa Barat 0,37 1,15 28,03 39,55 26,08 2,31 2,09 0 0,43 0
8 Lombok Utara 0 0,2 32,64 5,16 29,96 2,32 23,75 0,14 5,83 0
9 Kota Mataram 0,22 0 58,79 10,4 28,22 1,64 0,52 0 0,21 0
10 Kota Bima 0 0 4,29 89,02 5,22 0,21 1,27 0 0 0
Nusa Tenggara Barat 0,19 0,29 19,69 21,8 37,94 4,31 12,29 0,55 2,87 0,06

Sumber : BPS Nusa Tenggara Barat,2019

 

Backlog Perumahan

Kebutuhan akan rumah di provinsi Nusa Tenggara Barat yang masih belum terpenuhi ialah sebesar 14.403 unit. Jumlah paling banyak terjadi di Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Lombok Barat  yakni sejumlah 5.490 unit dan 3.339 unit.

 

Tabel 18. Jumlah Backlog di Provinsi NTB

No Kabupaten/Kota Backlog
1 Lombok Barat 3.339
2 Lombok Tengah 459
3 Lombok Timur 5.490
4 Sumbawa 2.023
5 Dompu 566
6 Bima 1.598
7 Sumbawa Barat 150
8 Lombok Utara 135
9 Kota Mataram 541
10 Kota Bima 102
Nusa Tenggara Barat 14.403

Sumber : Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

(Data Sementara : diakses Rabu, 16 Oktober 2019)

 

Rumah Susun

            Rumah Susun yang dibangun oleh Kementerian PU dan Perumahan Rakyat melalui SNVT Penyediaan Perumahan Provinsi Nusa Tenggara Barat pada tahun anggaran 2017 sebanyak 2 paket, dimana Pembangunan Rumah Susun NTB I yang berlokasi di Kelurahan Semayan Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah diperuntukkan untuk MBR dan Pembangunan Rumah Susun NTB II yang berlokasi di Universitas Sumbawa, Kabupaten Sumbawa diperuntukkan untuk Mahasiswa.

 

No Nama Lokasi Keterangan Unit
1 Rumah Susun NTB 1  Lombok Tengah Jl. Dolok, Kel. Semayan, Kec. Praya, Kab. Lombok Tengah Type 36/ 5 Lantai/ Peruntukan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Titik Koordinat 80 43′ 0.332” LS 1160 17′ 21.034” BT 70
2 Rumah Susun NTB 2 alan Ray Sering, By-Pass Sumbawa Type 24/ 3 Lantai/ Peruntukan Mahasiswa Universitas Samawa (UNSA). Titik Koordinat S 8031’4.2312” E 117024’26.8272” 37

 

Dalam satu satun terakhir, provinsi NTB dilanda bencana alam gempa bumi yang mengakibatkan rusaknya sejumlah rumah masyarakat. Untuk memulihkan kembali keadaan hunian, dan sebagai upaya mitigasi bencana serta dalam rangka percepatan penanganan rumah terdampak bencana gempa bumi di Provinsi NTB, Pemerintah Pusat maupun pemerintah Provinsi NTB telah merekomendasikan 18 jenis Rumah Tahan Gempa (RTG). Diantaranya :

  1. RTG RIKA ( Rumah Kayu)
  2. RTG RIKO (Rumah Konvensional)
  3. RTG RISHA ( (Rumah Instan Sederhana Sehat)
  4. RTG RISBA (Rumah Instan Baja)
  5. RTG RISBARI (Rumah Instan Sehat Baja Ringan)
  6. RTG DOMUS
  7. RTG RCI ( Rumah Cetak Indonesia)
  8. RTG RITA ( Rumah Instan Tahan Gempa)
  9. RTG KUMAC ( Kuat, Muda, Aman, Cepat)
  10. RTG RISTA ( Rumah Instan Sehat Tahan Gempa)
  11. RTG BALE LESTARI
  12. RTG RAPI ( Rumah Pracetak Indocement)
  13. RTG CASTWELL/MESRA (Modern, Ekonomis, Selamat, Ramah,Aman)
  14. RTG RAISHA ( Rumah Aman,Instan, Sehat dan Sederhana)
  15. RTG RIMBA (Rumah Instan Nyaman Tahan Gempa)
  16. RTG RISDA (Rumah Instan Solusi Indonesia)
  17. RTG RAKITA (Rumah Anti Gempa)
  18. RTG CONWOOD

Rekomendasi ini desertakan petunjuk teknis,detail engineering design dan rencana anggaran biaya untuk acuan pelaksanaan pembanguanan Rumah Tahan Gempa di Kabupaten/Kota bencana gempa di Provinsi NTB.

 

Kepadatan Permukiman

Pulau Bungin merupakan sebuah pulau yang padat akan permukiman penduduk, terletak di lepas Laut Bali dan secara administratif merupakan salah-satu desa di Kec. AlasKab. Sumbawa, provinsi Nusa Tenggara Barat, Pulau ini merupakan sebuah pulau kecil yang dahulunya berupa pasir purih.  Jumlah penduduk yang terus berkembang dari waktu kewaktu menjadikan pulau ini sebagai pulau yang sangat padat. Keunikan yang terdapat di Pulau Bungin adalah,  hamparan daratannya yang tidak memiliki lahan hijau maupun lahan kosong akibat kepadatan yang begitu tinggi. Permukiman warga di Pulau bangun dibangun diatas batu-batu karang dengan tipe rumah panggung. Saat ini Pulau Bungin mulai mengalami beberapa permasalah diantaranya mulai rusaknya lingkungan akibat pengambilan karang-karang hidup untuk kebutuhan pembangunan rumah, tidak adanya sistem sanitasi dan jaringan air bersih yang baik, serta keterbatasan lahan untuk pengembangan permukiman. Karakter masyarakat yang sangat kuat untuk tinggal didalam pulau menjadi salah satu pemicu tingkat kepadatan yang semakin tinggi.