Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) merupakan kabupaten dengan wilayah terluas ke-3 di Provinsi NTT dengan luasan wilayah sebesar 3.955,36 km2 dan seluruh wilayahnya berada pada satu daratan Pulau Timor. Kabupaten Timor Tengah Selatan secara astronomis sendiri terletak antara 9⁰26’ – 10⁰10” Lintang Selatan dan 124⁰49’01” – 124⁰04’00” Bujur Timur. Wilayah administrasi Kabupaten Timor Tengah Selatan terbagi atas 32 kecamatan yang terdiri dari 228 desa dan 12 kelurahan. Kecamatan Amanuban Selatan merupakan kecamatan dengan wilayah terluas yaitu 326,01 km2 (8,24%) dan Kecamatan Kota Soe merupakan kecamatan dengan wilayah terkecil yaitu 28,08 km2(0,71%). Mengingat seluruh wilayahnya berada dalam 1 pulau, akses ke Kabupaten Timor Tengah Selatan dapat ditempuh dengan menggunakan jalur/transportasi darat. Jalur darat juga dapat digunakan untuk menempuh perjalanan ke Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur dan beberapa Kabupaten lainnya seperti Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Utara, Kabupaten Belu, dan Kabupaten Malaka.

 

Luas dan Tinggi Wilayah

Gambaran umum 32 kecamatan yang berada di Kabupaten Timor Tengah Selatan dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Tabel 1

Ibukota Kecamatan, Luas, dan Ketinggian di Kabupaten Timor Tengah Selatan Per Kecamatan

Kecamatan Ibukota Kecamatan Luas Wilayah Persentase Luas Wilayah Ketinggian
Mollo Utara Kapan 208,22 5,26% 1.007,00
Fatumnasi Kuanoel 198,65 5,02% 1.480,00
Tobu Tobu 98,89 2,50% 867,00
Nunbena Nunbena 134,49 3,40% 780,00
Mollo Selatan Siso 147,18 3,72% 733,00
Polen Puna 250,29 6,33% 376,00
Mollo Barat Kiukole 165,14 4,18% 597,00
Mollo Tengah Sakteo 99,69 2,52% 944,00
Kota Soe Soe 28,08 0,71% 893,00
Amanuban Barat Neonmat 114,30 2,89% 814,00
Batu Putih Oebibi 102,32 2,59% 106,00
Kuatnana Tetaf 141,22 3,57% 854,00
Amanuban Selatan Panite 326,01 8,24% 65,00
Noebeba Oepliki 186,02 4,70% 67,00
Kuanfatu Kuanfatu 136,52 3,45% 417,00
Kualin Kualin 195,84 4,95% 238,00
Amanuban Tengah Niki-Niki 87,71 2,22% 756,00
Kolbano Kolbano 108,70 2,75% 166,00
Oenino Oenin 154,96 3,92% 501,00
Amanuban Timur Oe’Ekam 149,26 3,77% 455,00
Fautmolo Oeleon 46,34 1,17% 787,00
Fatukopa Nunfut 65,59 1,66% 251,00
Kie Napi 162,78 4,12% 776,00
Kot’olin Hoibeti 58,94 1,49% 604,00
Amanutan Selatan Oinlasi 82,64 2,09% 856,00
Boking Boking 94,58 2,39% 44,00
Nunkolo Nunkolo 69,09 1,75% 464,00
Noebana Noebana 49,63 1,25% 382,00
Santian Santian 48,17 1,22% 5.599,00
Amanutan Utara Snok 105,84 2,68% 559,00
Toianas Toianas 103,95 2,63% 98,00
Kokbaun Lotas 34,32 0,87% 328,00
Timor Tengah Selatan 3.955,36 100%  

Sumber: Badan Pusat Statistik dalam angka, 2021 (diolah)

Adapun jarak antar kecamatan terhadap Ibukota Kabupaten Timor Tengah Selatan (Soe) dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

 

Gambar 1.  Jarak Antar Kecamatan terhadap Ibukota Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2020
Sumber: Badan Pusat Statistik dalam angka, 2021. (Diolah)

 

Kondisi Fisik

Kondisi fisik Kabupaten Timor Tengah Selatan dapat diamati sebagai berikut.

  • Topografi

Kabupaten Timor Tengah Selatan memiliki sejumlah dataran dengan tipe yang berlainan. Dataran pantai selatan Pulau Timor di Kabupaten Timor Tengah Selatan didominasi oleh dataran aluvial yang datar sampai dengan kemiringan landai. Pada bagian lain pulau dalam wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan didominasi pegunungan.

Sedangkan tingkat kelerengan wilayah di Kabupaten Timor Tengah Selatan berkisar antara:

  • kelerengan 0 – 08 % seluas 1737,42 Km², sebaran lokasi sebagian Kecamatan Kualin, Amanuban Selatan (Panite), sebagian Kecamatan Kolbano, sebagian Kecamatan Kuatnana, sebagian Kecamatan Oenino, sebagian Kecamatan Kota Soe, sebagian Kecamatan Polen, sebagian Kecamatan Amanuban Timur (Oeekam) dan sebagian Kecamatan Mollo Barat,
  • tingkat kelerengan antara 08 – 15 % seluas 1.146,48 Km2, lokasinya berupa spot-spot dan hampir ada disetiap kecamatan,
  • kemiringan lereng antara 15 – 25 % seluas 826,99 Km2, lokasinya menyebar dan hampir ada di setiap kecamatan,
  • kemiringan antara 25 – 40 % seluas 244,82 Km2, lokasinya menyebar di setiap kecamatan dan tingkat kemiringan lereng 40 % ke atas seluas 39,91 Km2 lokasinya yang terluas di Kecamatan Fatumnasi, Kecamatan Oenlasi dan sebagian di Kecamatan Nunkolo.

 

  • Geologi dan Morfologi

Berdasarkan peta geologi lembar Kupang – Atambua, Timor (HMD Rosidi.S Tjokro Saputro, S. Gafoer, K Suwitodirdjo 1979) Kabupaten Timor Tengah Selatan ditinjau dari stratigrafi memiliki jenis batuan sedimen, beku, vulkanik dan batuan malihan, sebagai berikut:

  • Batuan sedimen terdiri dari batuan gamping, kalsilutit, batu pasir, lanau, serpih dan lempung;
  • Batuan beku terdiri dari batuan ultra basa dan diorit;
  • Batuan malihan adalah malihan berderajat rendah sampai tinggi terdiri batu sabak, filit, sekis,
  • amfibolit dan granoli.

Satuan alokton, batuan sedimen dan vulkanik terdiri dari kompleks mutis (PPM), formasi mau bisse/batu gamping (Tr Pml), Formasi mau bisse/lava bantal (Tr Pmv), formasi haulasi dan formasi noni tak teruraikan, formasi manamas (Tmm) dan batuan ultra basa (Ub), batuan ekstrusi (basa, lava), Batuan Ellektrusi (menengah, piroklastik).

Di wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan terdapat patahan/sesar, yaitu sesar antiklin, kelurusan, kontak, sesar, sesar geser jurus, dan sesar naik. Sesar geser terdapat di bagian utara Kabupaten Timor Tengah Selatan (Kecamatan Fatumnasi dan Mollo Selatan). Sedangkan untuk Sesar naik melitasi bagian Kecamatan Oenlasi, Kecamatan Kuanfatu, Kecamatan Noebeba, Kecamatan Kot’olin, sebagian Kecamatan Kolbano dan sebagian Kecamatan Nunkolo, sedangkan sesar lainnya, yaitu sesar garis jurus mulai dari Batu Putih sampai Kota Soe, dengan adanya sesar, sesar garis jurus dan sesar naik menyebabkan permukaan tanahnya labil.

Secara morfologi wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan dikelompokkan dalam wilayah dataran seluas 235,54 Km2, berombak seluas 836,21 Km2, bergelombang seluas 980,30 Km2 dan berbukit seluas 1929,78 Km2. Sedangkan relief ketinggian antara 0 – 500 sekitar 49 % dan relief 500 meter ke atas sekitar 51% di atas permukaan laut (dpl) dengan rincian sebagai berikut: 0 – 500 Mdpl seluas 2.086,88; 500 – 1000 Mdpl seluas 1.556,98; 1000 – 1500 Mdpl seluas 276,15; 1500 – 2000 Mdpl seluas 74,92; 2000 – 2500 Mdpl seluas 2,91.

 

  • Klimatologi

Jika dilihat dari sisi iklim, rata-rata suhu udara di Kabupaten Timor Tengah Selatan tahun 2020 berkisar antara 26,4˚C sampai dengan 30,10˚C dengan kelembaban udara rata-rata tahunan 87,08. Curah hujan tertinggi di Kabupaten Timor Tengah Selatan pada bulan Desember sebesar 534,5 mm dan yang terendah di bulan Agustus – September yaitu 0 mm dengan total hari hujan sebanyak 80 hari.

 

  • Kerawanan Bencana

Berdasarkan data BPS, bencana alam yang tercatat dalam kurun waktu 2018-2020 adalah banjir, gempa bumi, dan tanah longsor. Berdasarkan RTRW Kabupaten Timor Tengah Selatan 2012-2032, perincian daerah rawan bencana adalah sebagai berikut.

 

Tabel 2.  Kawasan Rawan Bencana di Kabupaten Timor Tengah Selatan

No Kawasan Lokasi
1 Kawasan Rawan Banjir Tersebar di wilayah kabupaten
2 Kawasan Rawan Tanah Longsor Tersebar di wilayah kabupaten
3 Kawasan Rawan Gelombang Pasang kecamatan di sepanjang pantai selatan yaitu Kecamatan Amanuban Selatan, Kecamatan Kualin, Kecamatan Kolbano, Kecamatan Kot’olin, Kecamatan Nunkolo, Kecamatan Boking dan Kecamatan Toianas.
4 Kawasan Rawan Gempa Bumi Kecamatan Mollo Barat, Kecamatan Mollo Utara, Kecamatan Mollo Tengah, Kecamatan Mollo Selatan dan Kecamatan Batuputih
5 Kawasan Rawan Tsunami Kecamatan Kualin, Kecamatan Kolbano dan Kecamatan Amanuban Selatan
6 Kawasan Rawan Abrasi Kecamatan Kualin, Kecamatan Kolbano

dan Kecamatan Amanuban Selatan.

Sumber: RTRW Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2012-2032

 

Demografi

  • Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Timor Tengah Selatan pada tahun 2020 adalah sebanyak 455.410 Jiwa dengan RJK (Rasio jenis kelamin) sebesar 99. Jumlah penduduk tersebut mengalami penurunan sebesar 2,76% dari tahun 2019. Laju pertumbuhan penduduk tahun 2010-2020 adalah sebesar 0,32 %. Kabupaten Timor Tengah Selatan memiliki kepadatan penduduk rendah yaitu 115 jiwa/Km2.

Perubahan jumlah penduduk dari tahun 2010-2020 dapat dilihat melalui diagram berikut:

Gambar 2. Jumlah Penduduk Kabupaten Timor Tengah Selatan 2010-2020
Sumber: Badan Pusat Statistik dalam angka, 2021

 

 

 

  • Jumlah Rumah Tangga

Rata-rata banyaknya anggota keluarga di Kabupaten Timor Tengah Selatan tahun 2020 adalah 4,06 (BPS Provinsi NTT dalam Angka, 2021). Jumlah KK di Kabupaten Timor Tengah Selatan pada tahun 2020 sebanyak 112.170 KK.

Terdapat sebanyak 120.270 kepala keluarga (KK) di Kabupaten Timor Tengah Selatan pada tahun 2021. Jumlah terbanyak berada di Kecamatan Kota Soe (8.297 KK), sedangkan jumlah paling sedikit terdapat di Kecamatan Kokbaun (1.128 KK).

 

Tabel 3. Jumlah KK di Kabupaten Timor Tengah Selatan

Kecamatan Jumlah KK
Mollo Utara 5.920
Fatumnasi 1.888
Tobu 2.377
Nunbena 2.167
Mollo Selatan 3.623
Polen 3.636
Mollo Barat 2.319
Mollo Tengah 1.882
Kota Soe 8.297
Amanuban Barat 5.757
Batu Putih 3.752
Kuatnana 4.028
Amanuban Selatan 6.332
Noebeba 3.238
Kuanfatu 5.112
Kualin 5.240
Amanuban Tengah 3.453
Kolbano 5.428
Oenino 3.099
Amanuban Timur 4.803
Fautmolo 2.210
Fatukopa 1.693
Kie 6.082
Kot’olin 3.077
Amanutan Selatan 5.229
Boking 2.861
Nunkolo 4.057
Noebana 1.558
Santian 2.239
Amanutan Utara 4.587
Toianas 3.198
Kokbaun 1.128
Total 120.270

Sumber: Dinas Perumahan Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Timor Tengah Selatan, 2021

 

  • Piramida Penduduk

Penduduk di Kabupaten Timor Tengah Selatan saat ini didominasi oleh penduduk yang berusia produktif (penduduk berusia 15-64 tahun) yaitu 64,79 %. Jika dilihat dari piramida penduduk yang ada pada gambar dibawah, piramida tersebut tergolong piramida ekspansif (muda). Artinya sebagian besar penduduk berusia muda, sedangkan penduduk usia lanjutnya sedikit. Sehingga diperlukan lapangan pekerjaan yang cukup untuk memenuhi jumlah angkatan kerja yang ada.

 

Gambar 3  Piramida Penduduk Kabupaten Timor Tengah Selatan
Sumber: Badan Pusat Statistik dalam angka, 2021

 

  • Proyeksi Penduduk

Berdasarkan proyeksi penduduk yang telah dilakukan, pada tahun 2041 penduduk Kabupaten Timor Tengah Selatan meningkat dari 455.410 jiwa (tahun 2020) menjadi 486.863 jiwa. Proyeksi tersebut dihitung dengan menggunakan rumus geometri seperti berikut:

Dengan: Pn = Proyeksi penduduk tahun tertentu

Po = Penduduk awal tahun

1  = konstanta

r   = angka pertumbuhan penduduk

n  = rentang tahun

Proyeksi tersebut menggunakan data jumlah penduduk dari tahun 2010 hingga 2020. Jumlah penduduk Kabupaten Timor Tengah Selatan pada tahun 2010 adalah 441.155 jiwa dan laju pertumbuhan penduduk 2010-2020 adalah 0.32%. Sehingga didapatkan hasil proyeksi seperti pada tabel berikut:

 

Tabel 4. Proyeksi Penduduk Kabupaten Timor Tengah Selatan

Tahun 2010 2015 2020 2021 2025 2030 2035 2041
Jumlah Penduduk (jiwa) 441.155 461.681 455.410 456.861 462.709 470.126 477.661 486.863

Sumber: Badan Pusat Statistik dalam angka (diolah), 2021

 

  • Kemiskinan

Gambaran kemiskinan di Kabupaten Timor Tengah Selatan selama tahun 2013-2020 dapat dilihat pada grafik. Jumlah penduduk miskin mengalami perkembangan fluktuatif hingga pada tahun 2020 mencapai 128.980 jiwa (27,49% dari keseluruhan).

 

Gambar 4. Jumlah Penduduk dan Garis Kemiskinan Kabupaten Timor Tengah Selatan
Sumber: BPS Kabupaten Dalam Angka, 2021. (Diolah)

Adapun perkembangan secara fluktuatif juga terlihat pada indeks kedalaman kemiskinan dan keparahan kemiskinan yang pada tahun 2020 mencapai angka 5,86 untuk indeks kedalaman kemiskinan (lebih tinggi dari rerata Prov. NTT sebesar 4,15) dan 1,73 untuk Indeks Keparahan Kemiskinan (lebih tinggi dari rerata Prov. NTT sebesar 1,24).

 

Gambar 5.  Indeks Keparahan dan Kedalaman Kemiskinan di Kabupaten Timor Tengah Selatan
Sumber: BPS Kabupaten Dalam Angka, 2021. (Diolah)

 

Perumahan dan Kawasan Permukiman

  • Gambaran Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman

Jumlah unit rumah di Kabupaten Timor Tengah Selatan belum terdata. Namun jika diperkirakan berdasarkan jumlah penduduk Kabupaten Timor Tengah Selatan, maka diperoleh jumlah unit rumah kurang lebih 68.089 unit.

Pengembangan daerah yang potensial dalam pembangunan sektor perumahan dan permukiman masih fokus di daerah sekitar pengembangan Kota Soe. Potensi pengembangan perumahan dan kawasan permukiman di kawasan Perkotaan Soe dan Perkotaan Boking yang sudah sudah disusun dalam Rencana Detil Tata Ruang (RDTR).

Pola permukiman di Kabupaten Timor Tengah Selatan menyebar, mengingat topografi yang bergelombang. Budaya bermukim masyarakat umumnya ditemui pada kawasan perbukitan dan kawasan sempadan pantai. Rumah-rumah sempadan pantai berada di bagian selatan Kabupaten di Oebobo Kecamatan Batu Putih. Permukiman di area hutan dapat ditemukan di Desa Oenino Kecamatan Oenino.

Perumahan lainnya berupa Perumahan POLRI dan POLRES. Adapun perumahan yang dibangun oleh swasta (pengembang perumahan) dan Rusunawa tidak ditemukan di Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Terdapat tiga Unit Permukiman Transmigrasi (UPT) di Kabupaten Timor Tengah Selatan, yaitu:

  1. Unit Permukiman Transmigrasi (UPT) Kualin di Desa Kualin, Kecamatan Kualin menampung 127 KK (606 jiwa)
  2. Unit Permukiman Transmigrasi (UPT) Fatukoko di Desa Salbait, Kecamatan Mollo Barat menampung 96 KK (284 jiwa)
  3. Unit Permukiman Transmigrasi (UPT) Klus Kualin di Kecamatan Kualin seluas 300 Ha sebanyak 100 unit untuk 100 KK

 

  • Status Penguasaan Bangunan

Status penguasaan bangunan merupakan salah satu indikator kesejahteraan penduduk bagian perumahan. Semakin banyak penduduk yang mempunyai rumah sendiri maka semakin banyak juga masyarakat yang tergolong mapan dan sejahtera terutama memenuhi kebutuhan hidupnya. Berdasarkan data pada buku statistik kesejahteraan Nusa Tenggara Timur tahun 2020, persentase kepemilikan bangunan tertinggi di Kabupaten Timor Tengah Selatan adalah milik sendiri yaitu sebesar 96,06%. Berikut merupakan tabel persentase status penguasaan bangunan tahun 2018-2020 di Kabupaten Timor Tengah Selatan

 

Tabel 5. Persentase Status Penguasaan Bangunan di Kabupaten Timor Tengah Selatan

Status Penguasaan Bangunan Persentase (%)
2018 2019 2020
Milik Sendiri 94,95 96,59 96,06
Kontrak/Sewa 0,61 1,15 0
Bebas Sewa 3,97 2,1 0,76
Dinas/lainnya 0,46 0,16 2,59

Sumber: Buku Statistik Kesejahteraan Prov NTT 2018-2021

 

  • Luas Lantai Bangunan Setiap Rumah

Luas lantai bangunan merupakan indikator lain yang menunjukkan kesejahteraan penduduk. Idealnya, sebuah keluarga harus menempati rumah dengan luas lantai minimal 8 kali jumlah anggota keluarganya. Di Kabupaten Timor Tengah Selatan, luas lantai yang mendominasi adalah 20-49 m2 yaitu 55,86%. Akan tetapi masih terdapat 4,27% bangunan yang memiliki luas lantai dibawah 20 m2. Berikut merupakan tabel persentase jumlah bangunan berdasarkan luas lantai di Kabupaten Timor Tengah Selatan tahun 2018-2020:

Tabel 6. Persentase Jumlah Bangunan berdasarkan Luas Lantai di

Kabupaten Timor Tengah Selatan

Luas lantai (m²) Persentase (%)
2018 2019 2020
<19 5,25 2,86 4,27
20-49 43,97 47,34 55,86
50-99 44,13 42,83 35,98
100-149 5,06 4,07 3,13
150+ 1,59 2,9 0,77

Sumber: Buku Statistik Kesejahteraan Prov NTT 2018-2021

 

  • Jumlah Bangunan Berdasarkan Luas Perkapita

Luas Perkapita merupakan salah satu kriteria rumah layak huni. Berdasarkan publikasi BPS, luas perkapita minimal agar sebuah rumah dikatakan layak huni adalah ≥ 7,2 m2. Di Kabupaten Timor Tengah Selatan, luas perkapita yang mendominasi adalah ≥ 10 m2 yaitu 57,43%. Berikut merupakan tabel persentase jumlah bangunan berdasarkan luas perkapita di Kabupaten Timor Tengah Selatan pada tahun 2018-2020:

 

Tabel 7. Persentase Jumlah Bangunan berdasarkan Luas Perkapita di

Kabupaten Timor Tengah Selatan

Luas Perkapita (m²) Persentase (%)
2018 2019 2020
7,2 m² 16,76 13,52 19,81
7,3 – 9,9 m² 19 21,14 22,76
≥ 10 m² 64,24 65,34 57,43

Sumber: Buku Statistik Kesejahteraan Prov NTT 2018-2021

 

  • Jumlah Bangunan Berdasarkan Jenis Atap Terluas

Bangunan berdasarkan atap terluas adalah klasifikasi bangunan berdasarkan penutup bagian atas sebuah bangunan, sehingga anggota rumah tangga yang berada di rumah tersebut dapat terlindung dari terik matahari, hujan dan sebagainya. Pada Kabupaten Timor Tengah Selatan, sebanyak 85,39% menggunakan seng sebagai atap. Berikut merupakan persentase bangunan berdasarkan jenis atap terluas di Kabupaten Timor Tengah Selatan tahun 2018-2020:

Tabel 8. Persentase Jumlah Bangunan berdasarkan Jenis Atap Terluas di

Kabupaten Timor Tengah Selatan

Jenis Atap Persentase (%)
2018 2019 2020
Beton/Genteng/Asbes 0,88 0,56 0,13
Seng 80,57 82,17 85,39
Bambu/Kayu/Sirap N/A n.a 0
Jerami/Ijuk/ Daun/Rumbia/Lainnya 18,55 17,27 14,48

Sumber: Buku Statistik Kesejahteraan Prov NTT 2018-2021

 

  • Jumlah Bangunan Berdasarkan Jenis Dinding Terluas

Bangunan berdasarkan dinding terluas adalah klasifikasi bangunan berdasarkan sisi luar/batas/penyekat dari suatu bangunan dengan bangunan lain. Pada Kabupaten Timor Tengah Selatan, sebanyak 57,31% rumah menggunakan batang kayu/bambu/lainnya sebagai dinding bangunan. Berikut merupakan tabel persentase jumlah bangunan berdasarkan dinding terluas di Kabupaten Timor Tengah Selatan pada tahun 2018-2020:

 

Tabel 9.  Persentase Jumlah Bangunan Berdasarkan Jenis Dinding Terluas di

Kabupaten Timor Tengah Selatan

Jenis Dinding Persentase (%)
2018 2019 2020
Tembok/ Plasteran Anyaman Bambu/Kawat 35,42 30,87 38,88
Kayu/papan 3,18 3,3 3,43
Anyaman bambu N/A 0,27 0,39
Batang Kayu/ Bambu/Lainnya 61,41 65,56 57,31

Sumber: Buku Statistik Kesejahteraan Prov NTT 2018-2021

 

  • Jumlah Bangunan Berdasarkan Jenis Lantai Terluas

Bangunan berdasarkan jenis lantai terluas adalah klasifikasi bangunan berdasarkan bagian bawah/dasar/alas suatu ruangan, baik terbuat dari marmer, keramik, granit, tegel/teraso, semen, kayu, tanah dan lainnya seperti bambu. Di Kabupaten Timor Tengah Selatan, kebanyakan bangunan menggunakan bambu/tanah/lainnya sebagai bahan lantai yaitu 45,97% dari total bangunan. Berikut merupakan tabel persentase jumlah bangunan berdasarkan jenis lantai terluas di Kabupaten Timor Tengah Selatan pada tahun 2018-2020:

 

Tabel 10.  Persentase Jumlah Bangunan berdasarkan Jenis Lantai Terluas di

Kabupaten Timor Tengah Selatan

Jenis Lantai Persentase (%)
2018 2019 2020
Marmer/Granit/Keramik/ Parket/Vinyl/ Karpet 8,99 14,22 12,87
Ubin/tegel/teraso 0,25 1,17 0
Kayu/papan N/A 0,1 0,08
Semen/bata merah 45,64 36,22 41,07
Bambu/Tanah/ Lainnya 45,12 48,28 45,97

Sumber: Buku Statistik Kesejahteraan Prov NTT 2018-2021

                      

  • Backlog Perumahan

Jumlah backlog perumahan di Kabupaten Timor Tengah Selatan sebanyak 2.917 unit yang tersebar di 32 kecamatan. Jumlah backlog perumahan terbanyak berada di Kecamatan Kota Soe (335 unit), sedangkan jumlah paling sedikit terdapat di Kecamatan Toianas (20 unit) dan Kecamatan Kolbano (21 unit).

 

Tabel 11. Backlog Perumahan Kabupaten Timor Tengah Selatan, Tahun 2021

Kecamatan Backlog (unit)
Mollo Utara 223
Fatumnasi 67
Tobu 89
Nunbena 31
Mollo Selatan 273
Polen 40
Mollo Barat 127
Mollo Tengah 162
Kota Soe 335
Amanuban Barat 67
Batu Putih 26
Kuatnana 73
Amanuban Selatan 36
Noebeba 42
Kuanfatu 50
Kualin 33
Amanuban Tengah 127
Kolbano 21
Oenino 27
Amanuban Timur 214
Fautmolo 97
Fatukopa 149
Kie 257
Kot’olin 30
Amanutan Selatan 111
Boking 27
Nunkolo 34
Noebana 29
Santian 37
Amanutan Utara 33
Toianas 20
Kokbaun 30
Total 2917

Sumber: Dinas Perumahan Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Timor Tengah Selatan, 2021

 

  • Rumah Tidak Layak Huni

Jumlah Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di Kabupaten Timor Tengah Selatan tahun 2021 sebanyak 52.829 unit yang tersebar di 32 kecamatan. Jumlah RTLH terbanyak berada di Kecamatan Kie (3.189 unit) dan Kecamatan Amanuban Selatan (3.149 unit), sedangkan jumlah RTLH paling sedikit terdapat di Kecamatan Noebana (466 unit).

 

Tabel 12. Rumah Tidak Layak Huni di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Tahun 2021

Kecamatan RTLH (unit)
Mollo Utara 2.509
Fatumnasi 759
Tobu 1.002
Nunbena 925
Mollo Selatan 1.052
Polen 1.465
Mollo Barat 906
Mollo Tengah 760
Kota Soe 1.047
Amanuban Barat 1.898
Batu Putih 1.332
Kuatnana 1.772
Amanuban Selatan 3.149
Noebeba 1.817
Kuanfatu 2.518
Kualin 2.779
Amanuban Tengah 1.478
Kolbano 1.915
Oenino 1.442
Amanuban Timur 2.243
Fautmolo 1.259
Fatukopa 968
Kie 3.189
Kot’olin 1.277
Amanutan Selatan 2.664
Boking 1.933
Nunkolo 1.842
Noebana 466
Santian 1.318
Amanutan Utara 2.675
Toianas 1.844
Kokbaun 626
Total 52.829

Sumber: Dinas Perumahan Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Timor Tengah Selatan, 2021

 

  • Kawasan Permukiman Kumuh

Permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni yang ditandai dengan ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat (UU No.1 Tahun 2011 tentang PKP). Berdasarkan SK Bupati Timor Tengah Selatan nomor 406/KEP/HK/2020, luas kawasan permukiman kumuh di Kabupaten Timor Tengah Selatan adalah seluas 44,7 Ha. Persebarannya adalah sebagai berikut:

 

 

 

Tabel 13. Lokasi Permukiman Kumuh Di Kabupaten Timor Tengah Selatan

Lokasi Luas (Ha) Kelurahan Kecamatan
Kota Baru 9,71 Kota Baru Kota Soe
Taubneo 4,98 Taubneo
Oekefan 4,47 Oekefan
Kampung Baru 5,39 Kampung Baru
Monohonis 12,6 Monohonis
Oebesa 7,55 Oebeda

 Sumber: SK Bupati Timor Tengah Selatan nomor 406/KEP/HK/2020

 

  • Kampung Adat

Beberapa kampung adat yang dapat ditemui di Kabupaten Timor Tengah Selatan adalah sebagai berikut:

  1. Rumah Adat Lopo (rumah Bulat) di Kota Soe. Dinding bangunan Rumah Adat Lopo berbentuk bulat dan atap kerucut, dengan pintu setinggi kurang dari 1 meter. Pada bagian tengah bangunan terdapat 4 tiang pancang yang ditengah-tengahnya terdapat tungku perapian. Keempat tiang ini berfungsi untuk membuat para-para, yaitu tempat menyimpan hasil panen, seperti padi, jagung, kacang tanah, kacang-kacangan dan ubi. Paparan asap dari tungku perapian ini adalah teknologi sederhana untuk mengawetkan bahan pangan yakni dengan pengasapan. Tinggi para-para ini sekitar 1,7 meter dengan tujuan agar mudah dijangkau oleh penghuninya.
  2. Kampung adat masyarakat adat None yang dihuni oleh Marga Tauho. Di kampung ini terdapat rumah-rumah adat orang Timor berupa Ume Kbubu dan Lopo. Dalam filosofi orang Timor, Rumah Adat Ume Kbubu melambangkan wanita orang Timor yang santun, bersahaja, merenda, dan tertutup auratnya. Filosofi ini tercermin dalam bangunan rumah adat Ume Kbubu, dimana atapnya menerus dari bubungan sampai ke tanah dan memiliki satu pintu saja, sehingga orang keluar masuk harus menunduk. Sementara rumah adat Lopo melambangkan laki-laki, dimana agak terbuka, kokoh, dan sebagai tempat untuk pertemuan keluarga.
  3. Kampung Adat Boti di Desa Boti, Kecamatan Kei. Permukiman adat ini terbagi menjadi Boti Dalam dan Boti Luar. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kearifan lokal, dimana penggunaan air tidak boleh berasal dari luar karena air dari luar sudah terkontaminasi.

Prasarana dan Sarana Umum

  • Prasarana Jalan

Prasarana jalan di Kabupaten Timor Tengah Selatan berdasarkan data BPS bahwa panjang ruas jalan Kabupaten Timor Tengah Selatan adalah 1.587,94 km dimana 75,12% nya merupakan jalan kabupaten. Sebagian besar jalan sudah menggunakan aspal namun masih terdapat jalan kerikil, tanah, dan lainnya sebesar 48,49%. Jika ditinjau dari kondisi jalannya, terdapat 33,12% jalan yang masuk kategori rusak-rusak berat. Rincian kondisi, jenis, dan tingkat kewenangan jalan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 14.  Tingkat Kewenangan, Kondisi, dan Jenis Jalan di Kabupaten Timor Tengah Selatan

No. Jenis Jumlah Persentase
1 Negara  88,70 5,59%
2 Provinsi  306,34 19,29%
3 Kabupaten  1.192,90 75,12%
Jumlah  1.587,94 100,00%
No. Jenis Jumlah Persentase
1 Baik  660,62 41,60%
2 Sedang  401,36 25,28%
3 Rusak  78,75 4,96%
4 Rusak Berat  447,21 28,16%
Jumlah  1.587,94 100,00%
No. Jenis Jumlah Persentase
1 Aspal  818,02 51,51%
2 Kerikil  722,34 45,49%
3 Tanah  47,58 3,00%
4 Lainnya  – 0,00%
Jumlah  1.587,94 100,00%

Sumber: Kabupaten Dalam Angka, 2020

 

  • Prasarana Drainase

Kota Soe adalah kota dengan topografi yang berbukit-bukit hal ini mengakibatkan aliran air permukaan relatif gampang. Kondisi drainase perkotaan di Kota Soe secara umum masih berfungsi baik. Data eksisting drainase di Kabupaten Timor Tengah Selatan masih sangat terbatas (hanya untuk wilayah Kota Soe). Dari data tersebut panjang drainase mikro di wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan sepanjang ± 6,75 km.

Kerusakan drainase di Kota Soe seringkali terjadi karena masyarakat membakar sampah di dalam saluran drainase tersebut. Untuk pengelolaan drainase di Kota Soe sepenuhnya ditangani oleh Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Kab.TTS. Pada kondisi normal di Kota Soe tidak terjadi genangan yang mengganggu genangan terjadi hanya pada saat musim penghujan dan itupun hanya pada kawasan tertentu saja.

Jaringan drainase yang ada pada umumnya adalah drainase badan jalan untuk menampung air hujan namun belum tertata dengan baik. Pembuangan air hujan ini umumnya dialirkan ke kali dan atau ke laut . Pada kondisi eksisting, air hujan (run off) mengalir secara gravitasi ke saluran-saluran alamiah yang bermuara ke laut. Permasalahan yang sering terjadi adalah saluran drainase jalan raya sering mengalami penyumbatan saat musim hujan, sehingga air mengalir melalui badan jalan. Kondisi ini dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan pada badan jalan. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan jaringan saluran pembuangan limbah yang baik sehingga tidak mudah untuk terSumbat.

Pembangunan Infrastruktur Drainase Perkotaan di Kabupaten Timor Tengah Selatan sampai tahun 2014 belum menjadi perhatian utama oleh pemerintah daerah hal ini dapat dilihat dari rendahnya alokasi dana untuk pembangunan drainase dan juga belum adanya master plan untuk pengembangan drainase di Kota Soe. Sistem drainase Kota Soe dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Timor Tengah Selatan serta mendapat dukungan dari Dinas PU Provinsi, baik pembangunan maupun operasional dan pemeliharaannya. Sampai dengan saat ini masyarakat tidak dikenakan biaya atas pemanfaatan sistem drainase dimaksud.

 

  • Prasarana Persampahan

Penanganan sampah di Kabupaten Timor Tengah Selatan terutama di Kota Soe umumnya dilakukan secara kolektif skala kota. Secara teknis pengelolaan sampah di Kota Soe dilakukan dengan cara menyediakan tempat pengumpulan sementara (TPS) dan selanjutnya dari TPS diangkut menggunakan mobil sampah kemudian dibuang ke tempat pembuangan akhir (sampai dengan tahun 2015 TPS berjumlah 51 unit). Berdasarkan Perda No. 14 Tahun 1994 Tentang kebersihan dan keindahan kota, penanganan persampahan telah diserahkan kepada instansi penanggung jawab sampah yakni UPT Kebersihan Dan Pertamanan Dinas PU Kabupaten Timor Tengah Selatan, BLHD Kabupaten Timor Tengah Selatan (Unit Pengelola Sampah dan RSUD Soe (Incenerator).

Berdasarkan Profil UPT Kebersihan Dan Pertamanan Dinas PU Kabupaten Timor Tengah Selatan, sampai dengan tahun 2015, asumsi produksi sampah khusus kawasan Kota Soe sebesar 0,2 liter/orang/hari atau 8.030,2 M3 /hari (jumlah penduduk Kecamatan Kota Soe: 40.753 jiwa). Dengan rata-rata terangkut sebanyak 36,06 M3 /hari menggunakan 6 unit kendaraan sampah (Dump Truck) untuk dibuang ke TPA. Sampai dengan tahun 2015 TPA Sampah di Kabupaten Timor Tengah Selatan berupa TPA dengan sistem Sanitary Landfil yakni TPA Kota Soe, dengan luas TPA 4 ha dan kapasitas TPA 50 m3/hari. Jarak TPA ke permukiman terdekat 1 km dan Jarak TPA ke permukiman terdekat 10 km.

Tabel 15.  Kondisi Prasarana Persampahan di Kabupaten Timor Tengah Selatan

No Uraian Satuan Besaran
Data Pengumpulan Sampah   2013 2014 2015
1 Jumlah Penduduk Jiwa 40.313 40.151 40.753
2 Asusmi Produksi Sampah Lt/Orang/hr 0,2 0,2 0,2
3 Asusmi Produksi Sampah M3/hari 28.080 28.080 28.080
4 Cakupan Layanan Geografis Ha 20.100 20.100 20.100
5 Cakupan Layanan penduduk Jiwa 21.045 21.745 21.945
Data Transportasi Sampah        
1 Jumlah Pelayanan Terangkut m3/hr 34-35 34-35 34-35
2 Jumlah Truk Unit 5 5 5
3 Gerobak Unit 2 2 2
4 Container Unit
5 Jumlah TPS Unit 62 51 51

Sumber: RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2017-2021. (Diolah)

 

Sistem jaringan persampahan sebagaimana dimaksud dalam RTRW Kabupaten Timor Tengah Selatan adalah sebagai berikut

  • Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Nonohonis dengan wilayah cakupan meliputi Kecamatan Kota Soe, Kecamatan Mollo Selatan, Kecamatan Amanuban Barat, Kecamatan Batuputih dan Kecamatan Mollo Barat, TPA Mollo Utara dengan wilayah cakupan meliputi Kecamatan Mollo Utara, Kecamatan Fatumnasi, Kecamatan Mollo Tengah, Kecamatan Nunbena dan Kecamatan Tobu, TPA Kuatnana dengan wilayah cakupan meliputi Kecamatan Amanuban Tengah, Kecamatan Kuatnana, Kecamatan Oenino dan Kecamatan Polen, TPA Amanuban Timur dengan wilayah cakupan meliputi Kecamatan Amanuban Timur, Kecamatan KiE, Kecamatan Fautmolo, Kecamatan Amanatun Selatan, Kecamatan Boking, Kecamatan Nunkolo, Kecamatan Santian, Kecamatan Noebana, Kecamatan Amanatun Utara, Kecamatan Toianas, Kecamatan Kok’baun dan Kecamatan Fatukopa, TPA Amanuban Selatan dengan wilayah cakupan meliputi Kecamatan Amanuban Selatan, Kecamatan Kuanfatu, Kecamatan Noebeba, Kecamatan Kualin, Kecamatan Kolbano dan Kecamatan Kot’olin.
  • Tempat Penampungan Sementara (TPS) berada pada tiap Kecamatan yang tersebar di tempat-tempat umum dan tempat-tempat sampah yang disediakan sendiri oleh masyarakat sebelum diangkut ke TPA
  • pengelolaan sampah dari rumah tangga ke TPS dan ke TPA dengan menggunakan pengelolaan terpadu (controlled landfill dan sanitary landfill) dengan prinsip-prinsip “3R” (reduse, reuse, recycle)
  • pengolahan sampah untuk dikembangkan menjadi energy alternatif atau pupuk kompos.

Adapun berdasarkan data tahun 2021, jumlah armada pengangkutan sampah terdiri dari empat armada, yaitu 3 buah truk pengangkut sampah dan 1 buah kendaraan roda tiga. Jumlah pengangkutan ke TPA rata-rata per hari sebanyak 45 meter kubik. TPS yang dilayani sebanyak 44 buah dirinci dalam tabel berikut.

 

Tabel 16.  TPS Sasaran Pengangkutan Sampah di Kabupaten Timor Tengah Selatan

Kendaraan TPS
DH 8018 WA TPS Simpedes

TPS PLN (pertanahan)

TPS Depan Kelurahan Funu

TPS Air Besi

TPS Dinkes

TPS Harmonis

DH 8152 WD TPS Sanjaya 1

TPS Sanjaya 2

TPS Terminal Lama

TPS SDI Sekip

TPS Tambora

TPS Adi Bisinglasi

TPS Depan Rujab Sekda

TPS Ujung SMK 2

TPS SDI Nifuboko

TPS NIfuboko DPN Pelandou

TPS Depan Kade

DH 8103 WD TPS Biliar 1

TPS Pasar ikan

TPS Gajah Mada

TPS Polres 1

TPS Bahagia 2

TPS Dinas Pertanian

TPS Polres 2

TPS SMK 2 (1)

TPS SMK 2 (2)

TPS Hotel Bahagia 2

TPS Kobelete (Kos-kosan)

TPS Kodim

TPS Stadion Kobelete

TPS SDG Soe 1 (1)

TPS SDG Soe 1 (2)

TPS Asarma PU

DH 8068 WD TPS SD 2

TPS Bak Kuning

TPS SMP 1

TPS Opa Yos

TPS BKD

TPS BKKBN

TPS CT

TPS Kota Baru

TPS Oekamusa

Sumber: UPT Kebersihan dan Pertamanan, 2021

 

  • Jaringan Listrik dan Penerangan

Profil prasarana listrik di Kabupaten Timor Tengah Selatan adalah sebagai berikut. Konsumsi listrik setiap tahunnya mengalami peningkatan begitu pula dengan produksi listrik. Rincian konsumsi dan produksi listrik dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 17.  Profil Kelistrikan di Kabupaten Timor Tengah Selatan

Tahun Daya Terpasang (KW) Produksi Listrik (KWh) Listrik Terjual (KWh) Dipakai Sendiri (KWh) Susut/Hilang (KWh)
2018 32.302.388 33.400.674 31.224.585 2.176.089
2019 38.726.111 37.024.733 34.371.266 2.653.467
2020 61.953.670 43.135.795 47.864.315 4.732.834

Sumber: BPS Kabupaten Dalam Angka, 2021. (Diolah)

 

Sedangkan bila kita meninjau jaringan penerangan, sumber penerangan masyarakat Kabupaten Timor Tengah Selatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 18

 Data Sumber Penerangan di Kabupaten Timor Tengah Selatan

No. Jenis Perkotaan Pedesaan Total
1 Listrik PLN dengan Meteran 92,12% 33,92% 40,59%
2 Listrik PLN Tanpa Meteran 7,88% 7,56% 7,59%
3 Listrik Non PLN 0,00% 15,29% 13,54%
4 Bukan Listrik 0,00% 43,23% 38,28%
Jumlah 100,00% 100,00% 100,00%

Sumber: Statistik Kesejahteraan Provinsi NTT, 2020

 

  • Jaringan Air Bersih dan Air Minum

Sumber air minum di Kabupaten Timor Tengah Selatan sebagian besar berasal dari mata air terlindung (25,93%) dan mata air tak terlindung (24,82%). Perincian sumber air minum dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 19.  Sumber Air Minum di Kabupaten Timor Tengah Selatan

No Jenis Perkotaan Pedesaan Total
1 Air Kemasan 0,00% 0,00% 0,00%
2 Air Isi Ulang 0,00% 0,00% 0,00%
3 Ledeng Meteran 80,38% 2,57% 11,55%
4 Sumur Bor 3,52% 3,30% 3,32%
5 Sumur Terlindung 7,99% 17,60% 16,48%
6 Sumur Tak Terlindung 4,81% 10,75% 10,05%
7 Mata Air Terlindung 3,30% 28,88% 25,93%
8 Mata Air Tak Terlindung 0,00% 28,03% 24,82%
9 Air Permukaan, Hujan dan Sumber Tidak Terlindung 0,00% 8,87% 7,85%
10 Air Hujan 0,00% 0,00% 0,00%
Jumlah 100,00% 100,00% 100,00%

Sumber: Statistik Kesejahteraan Provinsi NTT, 2020

Untuk kualitas air minum, sebanyak 52,53% penduduk mengakses air minum bersih sehingga prasarana air minum menjadi salah satu prasarana yang perlu ditingkatkan di Kabupaten Timor Tengah Selatan.

  • Sarana Sanitasi

Sarana sanitasi di Kabupaten Timor Tengah Selatan dapat ditinjau dari jenis tempat pembuangan akhir tinja serta kepemilikan fasilitas pembuangan akhir tinja. Di Kabupaten Timor Tengah Selatan, dominasi jenis tempat pembuangan akhir tinja adalah Lubang tanah sebesar 66,57%. Perinciannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 20. Jenis Tempat Pembuangan Akhir Tinja di Kabupaten Timor Tengah Selatan

No Jenis  Jumlah Persentase
1 IPAL/ Septic Tank 30,62%
2 Lubang Tanah 66,57%
3 Lainnya 2,81%
Jumlah   100,00%

Sumber: Statistik Kesejahteraan Provinsi NTT, 2020

 

Adapun berdasarkan kepemilikannya, sebanyak 82,88% telah memiliki fasilitas BAB sendiri. Sedangkan terdapat 6,10% masyarakat yang tidak memiliki fasilitas BAB.

Tabel 21. Kepemilikan Fasilitas BAB di Kabupaten Timor Tengah Selatan

No. Jenis Perkotaan Pedesaan Total
1 Sendiri 97,59% 80,98% 82,88%
2 Sendiri namun Bersama 0,00% 12,00% 10,63%
3 Komunal 2,41% 0,13% 0,39%
4 Tidak Ada Fasilitas 0,00% 6,89% 6,10%
Jumlah 100,00% 100,00% 100,00%

Sumber: Statistik Kesejahteraan Provinsi NTT, 2020

 

  • Sarana Peribadatan

Sarana peribadatan di Kabupaten Timor Tengah Selatan adalah masjid, musholla, gereja protestan, gereja katolik, pura, dan vihara. Jumlah sarana peribadatan di Kabupaten Timor Tengah Selatan terangkum dalam tabel di bawah ini.

 

Tabel 22.  Jumlah Fasilitas Peribadatan di Kabupaten Timor Tengah Selatan

No. Jenis Jumlah Persentase
1 Masjid  32 1,40%
2 Musholla  6 0,26%
3 Gereja Protestan  2.063 90,05%
4 Gereja Katholik  188 8,21%
5 Puta  2 0,09%
6 Vihara  – 0,00%
Jumlah 2.291  100%

Sumber: BPS Provinsi NTT Dalam Angka, 2021

 

  • Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan di Kabupaten Timor Tengah Selatan terdiri dari SD, SMP, SMA, SMK, dan Universitas. Jumlah sarana pendidikan di Kabupaten Timor Tengah Selatan terangkum dalam tabel di bawah ini.

 

Tabel 23.  Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Timor Tengah Selatan

No. Jenis Jumlah Persentase
1 SD  273 52,00%
2 SMP  160 30,48%
3 SMA  55 10,48%
4 SMK  34 6,48%
5 Universitas  3 0,57%
Jumlah 525 100,00%

Sumber: BPS Provinsi NTT Dalam Angka, 2021

 

  • Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan terdiri dari rumah sakit, rumah sakit bersalin, poliklinik, puskesmas, puskesmas pembantu, dan apotek. Jumlah sarana kesehatan di Kabupaten Timor Tengah Selatan terangkum dalam tabel di bawah ini.

Tabel 24. Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Timor Tengah Selatan

No. Jenis Jumlah Persentase
1 Rumah Sakit  5 5,32%
2 Rumah Sakit Bersalin  – 0,00%
3 Poliklinik  3 3,19%
4 Puskesmas  35 37,23%
5 Puskesmas Pembantu  41 43,62%
6 Apotek  10 10,64%
Jumlah 94 100,00%

Sumber: BPS Provinsi NTT Dalam Angka, 2021

  • Sarana Perdagangan

Sarana perdagangan terdiri pasar, toko, kios, dan warung. Jumlah sarana perdagangan di Kabupaten Timor Tengah Selatan yang terdata di BPS hanyalah pasar dan warung dengan rincian sebagai berikut

Tabel 25. Jumlah Sarana Perdagangan di Kabupaten Timor Tengah Selatan

No. Jenis Jumlah Persentase
1 Pasar  63 34,05%
2 Toko  – 0,00%
3 Kios  – 0,00%
4 Warung  122 65,95%
Jumlah  185 100,00%

Sumber: Kabupaten Dalam Angka, 2020

 

  • Ruang Terbuka Hijau

Alokasi Ruang Terbuka Hijau di Kabupaten Timor Tengah Selatan berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Timor Tengah Selatan seluas 480 meter persegi, terdiri dari:

  1. Tugu Lilin seluas 360 meter persegi di Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Soe
  2. Pohon Beatrix seluas 120 meter persegi di Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Soe

Berdasarkan SK.7875/MenLHK-PHPL/KPHP/HPL.0/12/2020, Kabupaten Timor Tengah Selatan memiliki kawasan hutan dengan luas 392.295,11 ha, meliputi Area Penggunaan Lain (292.702,89 ha), Cagar Alam (9.888,78 ha), Hutan Lindung (35.006,30 ha), Hutan Produksi (44.143,43 ha), Hutan Produksi Terbatas (3.299,63 ha), dan Kawasan Suaka Alam Darat (7.254,09 ha). Adapun kawasan perkebunan seluas 220.561,44 ha dan kawasan pertanian seluas 13.710,00 ha (Pertanian Lahan Basah 1.564,68 ha dan Pertanian Lahan Kering 12.145,33 ha). Kawasan perkebunan terluas kedua di Provinsi NTT berada di Kabupaten Timor Tengah Selatan.