Kabupaten Manggarai Barat terdiri atas 12 kecamatan yang memiliki luas daratan kurang lebih mencapai 3 141,47 km2, terdiri dari daratan Flores dan beberapa pulau besar seperti Pulau Komodo, Rinca, Longos serta beberapa pulau kecil lainnya. Dari 121 desa/kelurahan yang ada, 23 desa diantaranya secara geografis letak wilayahnya dikategorikan sebagai desa/daerah pantai atau pesisir. Sedangkan 98 desa lainnya merupakan desa bukan pesisir. Ada pun secara astronomis Kabupaten Manggarai Barat terletak antara 080 14’ – 090 00’ Lintang Selatan (LS) dan 1190 21’–1200 20’ Bujur Timur (BT).
Luas dan Tinggi Wilayah
Gambaran umum 12 kecamatan yang berada di Kabupaten Manggarai Barat dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
Ibukota Kecamatan, Luas, dan Ketinggian Kabupaten Manggarai Barat Per Kecamatan Tahun 2020
Kecamatan | Ibukota Kecamatan | Luas Wilayah | Persentase Luas Wilayah | Ketinggian |
[1] | [2] | [3] | [4] | [5] |
Komodo | Labuan Bajo | 813,53 | 25,90% | 44,00 |
Boleng | Terang | 486,56 | 15,49% | 21,00 |
Sano Nggoang | Werang | 360,19 | 11,47% | 347,00 |
Mbeililing | Warsawe | 231,53 | 7,37% | 391,00 |
Lembor | Wae Nakeng | 145,68 | 4,64% | 181,00 |
Welak | Orong | 319,19 | 10,16% | 542,00 |
Lembor Selatan | Lengkong Cepang | 275,87 | 8,78% | 123,00 |
Kuwus | Golo Welu | 54,55 | 1,74% | 1.161,00 |
Ndoso | Ndoso | 124,95 | 3,98% | 621,00 |
Kuwus Barat | Landong | 42,66 | 1,36% | 861,00 |
Macang Pacar | Bari | 174,64 | 5,56% | 61,00 |
Pacar | Pacar | 112,12 | 3,57% | 654,00 |
Manggarai Barat | 3.141,47 | 100% |
Sumber : Badan Pusat Statitik dalam angka, 2021 (diolah)
Adapun jarak antar kecamatan terhadap Ibukota Kabupaten Manggarai Barat (Labuan Bajo) dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
Jarak Antar Kecamatan terhadap Ibukota Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2020
Sumber : Badan Pusat Statitik dalam angka, 2021. (Diolah)
Kondisi Fisik
Kondisi fisik Kabupaten Manggarai Barat dapat diamati sebagai berikut.
i.) Topografi
Kabupaten Manggarai Barat dilihat dari topografinya merupakan daerah dataran tinggi yang didominasi oleh bentuk permukaan daratan yang bergelombang. 76,04% wilayahnya masuk dalam kategori bergelombang dengan rincian sebagai berikut.
Kemiringan Tanah di Kabupaten Manggarai Barat
No | Kemiringan Tanah (%) | Luas (Ha) | Persentase (%) |
1 | 0 – 2 % | 118,17 | 4,00% |
2 | 2 – 15 % | 588,05 | 19,96% |
3 | 15 – 40 % | 1.616,74 | 54,85% |
4 | >40 % | 624,50 | 21,19% |
Total | 2.947,46 |
Sumber : Kabupaten Manggarai Barat dalam Angka, 2016
ii.) Geologi dan Morfologi
Jenis tanah di wilayah Kabupaten Manggarai Barat umumnya terdiri dari jenis mediteran, litosol, dan latosol, sebagaimana disajikan pada tabel.
Jenis Tanah di Kabupaten Manggarai Barat
No | Jenis Tanah | Luas (Ha) | Persentase (%) |
1 | Mediteran | 1.334,21 | 45,26% |
2 | Litosol | 1.504,25 | 51,03% |
3 | Latosol | 109 | 3,69% |
Total | 2.947,46 |
Sumber :Kabupaten Manggarai Barat dalam Angka, 2016
iii.) Klimatologi
Jika dilihat dari sisi iklim, rata-rata suhu udara di Kabupaten Manggarai Barat tahun 2020 berkisar antara 27˚C sampai dengan 28,3˚C dengan kelembaban udara rata-rata tahunan 80,1. Curah hujan tertinggi di Kabupaten Manggarai Barat pada bulan Desember sebanyak 268,80 mm dan yang terendah di bulan Agustus yaitu 0 mm dengan total hari hujan sebanyak 106 hari.
iv.) Kerawanan Bencana
Berdasarkan data BPS, bencana alam yang tercatat dalam kurun waktu 2018-2020 adalah banjir, gempa bumi, dan tanah longsor. Berdasarkan RTRW Kabupaten Manggarai Barat tahun 2012-2032, perincian daerah rawan bencana adalah sebagai berikut.
Kawasan Rawan Bencana di Kabupaten Manggarai Barat
No | Kawasan | Lokasi |
1 | Kawasan Rawan Tanah Longsor | a. Kecamatan Sano Nggoang terdapat di Kampung Loha, Desa Golo Mbu Lara (Desa Golo Kempo) dan Desa Golo Ndoal, Desa Watu Wangka, Wae Lolos, Golo Desat, Liang Dara, Desa Kempo;
b. Kecamatan Kuwus terdapat di Kelurahan Nantal, Desa Suka Kiong, Golo Ruu, Kolang, Lewur; c. Kecamatan Macang Pacar terdapat di Desa Golo Lajang, Desa kombo, Desa Nanga Kantor dan Desa Rokap; d. Kecamatan Ndoso terdapat di Desa Waning, Desa Tentang, Desa Golo Poleng, Desa Momol, Desa Ndoso, Desa Wae Buka; e. Kecamatan Lembor terdapat di Desa Wae Bangka; dan f. Kecamatan Welak terdapat di Desa Semang, Pengka, Desa Dunta, dan Desa Lawe. |
2 | Kawasan Rawan Gempa Bumi | Seluruh Kawasan Kabupaten Manggarai Barat |
3 | Kawasan Rawan Banjir | a. Kecamatan Macang Pacar terdapat di Desa Nggilat dan Desa Bari;
b. Kecamatan Lembor Selatan terdapat di Desa Nanga Lili (lokasi pertemuan Sungai Wae Kanta, Wae Longge dan Wae Ara); c. Kecamatan Komodo terdapat di Desa Gorontalo dan Desa Macang Tanggar; dan d. Kecamatan Boleng terdapat di Desa Golo Sepang |
4 | Kawasan Rawan Gelombang Pasang | Kecamatan Komodo, Kecamatan Boleng, Kecamatan Macang Pacar dan Kecamatan Lembor Selatan dan arus vortex terdapat di selat Batu Tiga kawasan Taman Nasional Komodo dan arus laut yang sangat kuat di Selat Molo. |
5 | Kawasan Rawan Bencana Alam Geologi | a. kawasan rawan letusan gunung berapi, terdapat di Danau Sano Nggoang (danau vulkanik) kecamatan Sano Nggoang;
b. kawasan rawan gempa bumi, terdapat di seluruh wilayah kabupaten Manggarai Barat; c. kawasan rawan abrasi; terdapat di seluruh wilayah pesisir kabupaten Manggarai Barat; d. kawasan rawan bahaya gas beracun, terdapat di danau Sano Nggoang Kecamatan Sano Nggoang; dan Kawasan rawan bencana gerakan tanah; terdapat diseluruh wilayah Kabupaten Manggarai Barat |
Sumber : RTRW Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2012-2032
Demografi
i.) Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Manggarai Barat pada tahun 2020 adalah sebanyak 256.317 jiwa dengan RJK (Rasio Jenis Kelamin) sebesar 101,7. Jumlah penduduk tersebut mengalami penurunan sebesar 6,69% dari tahun 2019. Laju pertumbuhan penduduk tahun 2010-2020 adalah sebesar 1,32 %. Kabupaten Manggarai Barat memiliki kepadatan penduduk rendah yaitu 81,59 jiwa/Km2.
Perubahan jumlah penduduk dari tahun 2010-2020 dapat dilihat melalui diagram berikut :
ii.) Piramida Penduduk
Kabupaten Manggarai Barat saat ini didominasi oleh penduduk yang berusia produktif (penduduk berusia 15-64 tahun)yaitu 59,07%. Jika dilihat dari piramida penduduk yang ada pada gambar dibawah, piramida tersebut tergolong piramida ekspansif (muda). Artinya sebagian besar penduduk berusia muda, sedangkan penduduk usia lanjutnya sedikit. Sehingga diperlukan lapangan pekerjaan yang cukup untuk memenuhi jumlah angkatan kerja yang ada.
iii.) Proyeksi Penduduk
Berdasarkan proyeksi penduduk yang telah dilakukan, pada tahun 2041 penduduk Kabupaten Manggarai Barat meningkat dari 256.317 jiwa (tahun 2020) menjadi 337.435 jiwa. Proyeksi tersebut dihitung dengan menggunakan rumus geometri seperti berikut :
Dengan : Pn = Proyeksi penduduk tahun tertentu
Po = Penduduk awal tahun
1 = konstanta
r = angka pertumbuhan penduduk
n = rentang tahun
proyeksi tersebut menggunakan data jumlah penduduk dari tahun 2010 hingga 2020. Jumlah penduduk Kabupaten Manggarai Barat pada tahun 2010 adalah 224.861 jiwa dan laju pertumbuhan penduduk 2010-2020 adalah 1,32%. Sehingga didapatkan hasil proyeksi seperti pada tabel berikut:
Proyeksi Penduduk di Kabupaten Manggarai Barat
Tahun | 2010 | 2015 | 2020 | 2021 | 2025 | 2030 | 2035 | 2041 |
Jumlah Penduduk (jiwa) | 224.861 | 251.689 | 256.317 | 259.695 | 273.659 | 292.173 | 311.941 | 337.435 |
Sumber : Badan Pusat Statitik dalam angka (diolah), 2021
Ekonomi
i.) PDRB ADHK
Nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2020 adalah sebesar 4.792.099,00 milliar rupiah. Pada tahun pandemi, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan memiliki peranan penting dengan kontribusi sebesar 40,92% dari PDRB Kabupaten Manggarai Barat. Laju PDRB ADHK Kabupaten Manggarai Barat pada tahun 2020 adalah sebesar -4,28%, turun 10,30% dari tahun sebelumnya dan hal tersebut diakibatkan oleh adanya pandemi COVID-19. Terdapat 7 Sektor yang mengalami laju pertumbuhan negatif dengan resesi paling parah pada sektor Jasa Perusahaan (-44,31%). Sedangkan sektor yang mengalami pertumbuhan positif terbesar selama tahun 2020 adalah sektor Informasi dan Komunikasi 12,55%. Berikut merupakan tabel PDRB Atas Dasar Harga Konstan di Kabupaten Manggarai Barat tahun 2020:
PDRB ADHK di Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2020
No | Lapangan Usaha/ Industri | PDRB ADHK | Persentase | Laju Pertumbuhan |
Milyar Rupiah | (%) | (%) | ||
1 | Pertanian, Kehutanan, & Perikanan | 927.915,10 | 40,92% | 0,84% |
2 | Pertambangan & Penggalian | 43.128,60 | 1,90% | 5,37% |
3 | Industri Pengolahan | 10.167,00 | 0,45% | -1,24% |
4 | Pengadaan Listrik & Gas | 1.147,80 | 0,05% | 8,08% |
5 | Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah & Daur Ulang | 22,80 | 0,00% | 6,54% |
6 | Konstruksi | 304.687,30 | 13,44% | 6,88% |
7 | Perdagangan Besar & Eceran; Reparasi Mobil & Sepeda Motor | 216.443,60 | 9,55% | -5,06% |
8 | Transportasi & Pergudangan | 78.668,80 | 3,47% | -21,98% |
9 | Penyediaan Akomodasi & Makan Minum | 11.222,50 | 0,49% | -36,15% |
10 | Informasi & Komunikasi | 201.039,60 | 8,87% | 12,55% |
11 | Jasa Keuangan & Asuransi | 13.692,80 | 0,60% | 1,02% |
12 | Real Estate | 65.080,50 | 2,87% | -1,98% |
13 | Jasa Perusahaan | 6.558,60 | 0,29% | -44,31% |
14 | Administrasi Pemerintahan, Pertahanan & Jaminan Sosial Wajib | 302.219,70 | 13,33% | 4,25% |
15 | Jasa Pendidikan | 61.690,40 | 2,72% | 2,91% |
16 | Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial | 21.557,00 | 0,95% | 5,10% |
17 | Jasa Lainnya | 2.310,90 | 0,10% | -15,50% |
PDRB | 2.267.553,00 | 100,00% | -4,28% |
Sumber : Publikasi PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten, 2021. (Diolah)
Adapun laju pertumbuhan Kabupaten Manggarai Barat selama tahun 2017-2020 mengalami perkembangan stagnan hingga saat pandemi mengalami penurunan yang signifikan dan dapat dilihat melalui grafik berikut.
ii.) Struktur Ekonomi dan Tipologi Klassen
Struktur ekonomi di Kabupaten Manggarai Barat pada tahun 2016-2020 paling besar berada pada sektor tersier. Sektor tersier berkontribusi sebesar 56,68% dari seluruh PDRB dengan sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan & Jaminan Sosial Wajib sebagai kontributor utamanya. Visualisasi struktur ekonomi Kabupaten Manggarai Barat dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
Melalui Analisis Location Quotient dan Shift Share yang dilakukan, maka didapatkan tipologi Klassen atas 17 Sektor yang ada di Kabupaten Manggarai Barat sebagai Berikut.
Kuadran Sektor Basis dan Berdaya Saing di Kabupaten Manggarai Barat
NON BASIS DAN BERDAYA SAING | BASIS DAN BERDAYA SAING | ||||
Sektor | LQ | PB | Sektor | LQ | PB |
Industri Pengolahan | 0,356 | 2,95% | Pertambangan dan Penggalian | 1,609 | 4,89% |
Pengadaan Listrik dan Gas | 0,594 | 21,67% | Konstruksi | 1,353 | 17,68%% |
Perdagangan Besar & Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor | 0,833 | 0,69% | |||
Informasi dan komunikasi | 0,891 | 16,97% | |||
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan & Jaminan Sosial Wajib | 0,955 | 11,18% | |||
Jasa Pendidikan | 0,311 | 3,57% | |||
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial | 0,401 | 9,09% | |||
NON BASIS DAN NON BERDAYA SAING | BASIS DAN NON BERDAYA SAING | ||||
Transportasi dan Pergudangan | 0,745 | -19,65% | Pertanian, Kehutanan, dan perikanan | 1,508 | -2,90% |
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum | 0,892 | -25,19% | Real Estate | 1,210 | -2,66% |
Jasa Keuangan dan Asuransi | 0,143 | -0,77% | Jasa Perusahaan | 1,803 | -50,52% |
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah & Daur Ulang | 0,014 | -2,98% | |||
Jasa Lainnya | 0,054 | -10,11% |
Sumber : Publikasi PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten, 2021. (Diolah)
Dari tipologi tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat dua sektor prioritas (pertambangan dan penggalian serta konstruksi). Sektor ini perlu dikembangkan lebih lanjut lagi sebagai sektor utama sedangkan terdapat lima sektor yang relatif tertinggal.
iii.) Ketenagakerjaan
Profil Ketenagakerjaan Kabupaten Manggarai Barat dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Profil Ketenagakerjaan di Kabupaten Manggarai Barat
NO | Kegiatan Utama | Jenis Kelamin | ||
Laki-laki | Perempuan | Total | ||
1 | Angkatan Kerja | 79.764 | 68.095 | 147.859 |
a | Bekerja | 77.499 | 64.854 | 142.353 |
b | Pengangguran Terbuka | 2.265 | 3.241 | 5.506 |
2 | Bukan Angkatan Kerja | 13.101 | 27.350 | 40.451 |
a | Sekolah | 5.787 | 7.594 | 13.381 |
b | Mengurus Rumah Tangga | 4.201 | 16.984 | 21.185 |
c | Lainnya | 3.113 | 2.772 | 5.885 |
Sumber : BPS Kabupaten Dalam Angka, 2021. (Diolah)
Melalui profil ketenagakerjaan di Kabupaten Manggarai Barat, didapatkan bahwa sebesar 78,52% dari jumlah penduduk di Kabupaten Manggarai Barat merupakan angkatan kerja dengan 3,72% di antaranya merupakan pengangguran. Sedangkan penduduk bukan angkatan kerja didominasi perempuan (27.350 Jiwa) dan yang terbesar di Kabupaten Manggarai Barat adalah penduduk yang mengurus rumah tangga (11,25% dari seluruh penduduk keseluruhan).
iv.) Kemiskinan
Gambaran kemiskinan di Kabupaten Manggarai Barat selama tahun 2013-2020 dapat dilihat pada grafik. Jumlah penduduk miskin mengalami perkembangan fluktuatif hingga pada tahun 2020 mencapai 49.400 jiwa (17,71% dari keseluruhan).
Adapun perkembangan secara fluktuatif juga terlihat pada indeks kedalaman kemiskinan dan keparahan kemiskinan yang pada tahun 2020 mencapai angka 3,09 untuk indeks kedalaman kemiskinan (lebih renda dari rerata Prov. NTT sebesar 4,15) dan 0,79 untuk Indeks Keparahan Kemiskinan (lebih rendah dari rerata Prov. NTT sebesar 1,24).
Perumahan dan Kawasan Permukiman
i.) Jumlah Rumah
Jumlah rumah di Kabupaten Manggarai pada Tahun 2020 adalah sebagai berikut :
No. | Data Rumah | Jumlah Rumah | Rumah Tidak Layak Huni | Rumah Layak Huni |
1 | Kecamatan Komodo | 11.033 | 2.534 | 8.499 |
2 | Kecamatan Mbeliling | 2.773 | 1.687 | 1.086 |
3 | Kecamatan Sano Nggoang | 2.922 | 1.991 | 931 |
4 | Kecamatan Welak | 4.350 | 3.147 | 1.203 |
5 | Kecamatan Lembor | 5.772 | 4.286 | 1.486 |
6 | Kecamatan Lembor Selatan | 4.437 | 3.299 | 1.138 |
7 | Kecamatan Kuwus | 2.523 | 2.164 | 359 |
8 | Kecamatan Kuwus Barat | 1.864 | 1.639 | 225 |
9 | Kecamatan Ndoso | 3.690 | 3.397 | 293 |
10 | Kecamatan Macang Pacar | 3.096 | 2.445 | 651 |
11 | Kecamatan Pacar | 3.214 | 2.387 | 827 |
12 | Kecamatan Boleng | 4.084 | 2.562 | 1.522 |
Total | 49.758 | 31.538 | 18.220 |
ii.) Status Penguasaan Bangunan
status penguasaan bangunan merupakan salah satu indikator kesejahteraan penduduk bagian perumahan. Semakin banyak penduduk yang mempunyai rumah sendiri maka semakin banyak juga masyarakat yang tergolong mapan dan sejahtera terutama memenuhi kebutuhan hidupnya. Berdasarkan data pada buku statistik kesejahteraan Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2020, persentase kepemilikan bangunan tertinggi di Kabupaten Manggarai Barat adalah milik sendiri yaitu sebesar 87,24%. Berikut merupakan tabel persentase status penguasaan bangunan tahun 2018-2020 di Kabupaten Manggarai Barat :
Persentase Status Penguasaan Bangunan
Status Penguasaan Bangunan | Persentase (%) | ||
2018 | 2019 | 2020 | |
Milik Sendiri | 85,18 | 87,83 | 87,24 |
Kontrak/Sewa | 5,39 | 2,38 | 0,11 |
Bebas Sewa | 8,77 | 9,11 | 2,61 |
Dinas/lainnya | 0,66 | 0,69 | 9,55 |
Sumber : Buku Statistik Kesejahteraan Prov NTT 2018-2021
iii.) Luas Lantai Bangunan Setiap Rumah
Luas lantai bangunan merupakan indikator lain yang menunjukkan kesejahteraan penduduk. Idealnya, sebuah keluarga harus menempati rumah dengan luas lantai minimal 8 kali jumlah anggota keluarganya. Di Kabupaten Manggarai Barat, luas lantai yang mendominasi adalah 50-99 m2 yaitu 54,01%. Akan tetapi masih terdapat 1,17% bangunan yang memiliki luas lantai dibawah 20 m2. Berikut merupakan tabel persentase jumlah bangunan berdasarkan luas lantai di Kabupaten Manggarai Barat tahun 2018-2020 :
Persentase jumlah bangunan berdasarkan luas lantai
Luas lantai (m²) | Persentase (%) | ||
2018 | 2019 | 2020 | |
<19 | 2,18 | 1,09 | 1,17 |
20-49 | 32,4 | 25,83 | 35,66 |
50-99 | 55,24 | 60,86 | 54,01 |
100-149 | 9,51 | 11,89 | 6,66 |
150+ | 0,68 | 0,34 | 2,51 |
Sumber : Buku Statistik Kesejahteraan Prov NTT 2018-2021
iv.) Jumlah Bangunan Berdasarkan Luas Perkapita
Luas perkapita merupakan salah satu kriteria rumah layak huni. Berdasarkan publikasi BPS, luas perkapita minimal agar sebuah rumah dikatakan layak huni adalah ≥ 7,2 m2. Di Kabupaten Manggarai Barat, luas perkapita yang mendominasi adalah ≥ 10 m2 yaitu 73,09%. Berikut merupakan tabel persentase jumlah bangunan berdasarkan luas perkapita di Kabupaten Manggarai Barat pada tahun 2018-2020:
Persentase jumlah bangunan berdasarkan Luas Perkapita
Luas Perkapita (m²) | Persentase (%) | ||
2018 | 2019 | 2020 | |
7,2 m² | 7,71 | 5,56 | 10,47 |
7,3 – 9,9 m² | 20,96 | 16,09 | 16,43 |
≥ 10 m² | 71,33 | 78,35 | 73,09 |
Sumber : Buku Statistik Kesejahteraan Prov NTT 2018-2021
v.) Jumlah Bangunan Berdasarkan Jenis Atap Terluas
Bangunan berdasarkan atap terluas adalah klasifikasi bangunan berdasarkan penutup bagian atas sebuah bangunan, sehingga anggota rumah tangga yang berada di rumah tersebut dapat terlindung dari terik matahari, hujan dan sebagainya. Pada Kabupaten Manggarai Barat, sebanyak 96,81% menggunakan seng sebagai atap. Berikut merupakan persentase bangunan berdasarkan jenis atap terluas di Kabupaten Manggarai Barat tahun 2018-2020:
Persentase jumlah bangunan berdasarkan Jenis Atap Terluas
Jenis Atap | Persentase (%) | ||
2018 | 2019 | 2020 | |
Beton/Genteng/Asbes | 2,68 | 0,78 | 1,55 |
Seng | 96,61 | 97,36 | 96,81 |
Bambu/Kayu/Sirap | 0,36 | 1,32 | 1,14 |
Jerami/Ijuk/ Daun/Rumbia/Lainnya | 0,33 | 0,53 | 0,5 |
Sumber : Buku Statistik Kesejahteraan Prov NTT 2018-2021
vi.) Jumlah Bangunan Berdasarkan Jenis Dinding Terluas
Bangunan berdasarkan dinding terluas adalah klasifikasi bangunan berdasarkan sisi luar/batas/penyekat dari suatu bangunan dengan bangunan lain. Di Kabupaten Manggarai Barat, sebanyak 35,01% rumah menggunakan tembok/plasteran anyaman bambu/kawat sebagai dinding bangunan. Berikut merupakan tabel persentase jumlah bangunan berdasarkan dinding terluas di Kabupaten Manggarai Barat pada tahun 2018-2020 :
Persentase jumlah bangunan berdasarkan Jenis Dinding Terluas
Jenis Dinding | Persentase (%) | ||
2018 | 2019 | 2020 | |
Tembok/ Plasteran Ayaman Bambu/Kawat | 29,36 | 34,02 | 35,01 |
Kayu/papan | 29,61 | 32,55 | 30,8 |
Anyaman bambu | 19,04 | 14,55 | 14,9 |
Batang Kayu/ Bambu/Lainnya | 22 | 18,88 | 19,29 |
Sumber : Buku Statistik Kesejahteraan Prov NTT 2018-2021
vii.) Jumlah Bangunan Berdasarkan Jenis Lantai Terluas
Bangunan berdasarkan jenis lantai terluas adalah klasifikasi bangunan berdasarkan bagian bawah/dasar/alas suatu ruangan, baik terbuat dari marmer, keramik, granit, tegel/teraso, semen, kayu, tanah dan lainnya seperti bambu. Di Kabupaten Mangggrai Barat, kebanyakan bangunan menggunakan semen/bata merah sebagai lantai yaitu 64,24% dari total bangunan. Berikut merupakan tabel persentase jumlah bangunan berdasarkan jenis lantai terluas di Kabupaten Manggarai Barat pada tahun 2018-2020:
Persentase jumlah bangunan berdasarkan Jenis Lantai Terluas
Jenis Lantai | Persentase (%) | ||
2018 | 2019 | 2020 | |
Marmer/Granit/Keramik/ Parket/Vinil/ Karpet | 11,63 | 11,84 | 15,03 |
Ubin/tegel/teraso | 0,46 | 0,86 | 0 |
Kayu/papan | 8,77 | 6,8 | 1,37 |
Semen/bata merah | 61,6 | 65,12 | 64,24 |
Bambu/Tanah/ Lainnya | 17,54 | 15,38 | 19,36 |
Sumber : Buku Statistik Kesejahteraan Prov NTT 2018-2021
viii.) Kawasan Permukiman Kumuh
Permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni yang ditandai dengan ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat (UU No.1 Tahun 2011 tentang PKP). Berdasarkan SK Bupati Manggarai Barat nomor 154/KEP/HK/2021, luas kawasan permukiman kumuh di Kabupaten Manggarai Barat adalah seluas 58,54 Ha. Persebarannya adalah sebagai berikut :
Lokasi Permukiman Kumuh Di Kabupaten Manggarai Barat
Lokasi | Luas (Ha) | Kelurahan | Kecamatan |
Kawasan Pulau Mesa | 3,9 | Desa Pasir Putih | Komodo |
Kawasan Papagarang | 2,6 | Desa Papagarang | |
Kawasan Kp. Rinca | 2 | Desa Pasir Panjang | |
Kawasan Kp. Komodo | 1,4 | Desa Komodo | |
Kwasan Warloka | 1,01 | Desa Warloka | |
Kawasan Seraya Kecil | 1,3 | Kel. Labuan Bajo | |
Kawasan Seraya Besar | 1,1 | Desa Seraya Marannu | |
Kawasan Kp. Nanga Lili | 0,9 | Desa Nanga Lili | Lembor Selatan |
Kawasan Malawatar | 0,5 | Kel. Tangge | Lembor |
Sumber : SK Bupati Manggarai Barat nomor 154/KEP/HK/2021
Prasarana dan Sarana Umum
i.) Prasarana Jalan
Prasarana jalan di Kabupaten Manggarai Barat berdasarkan data BPS bahwa panjang ruas jalan Kabupaten Manggarai Barat adalah 1.146,90 km dimana 83,92% nya merupakan jalan kabupaten. Sebagian besar jalan sudah menggunakan aspal namun masih terdapat jalan kerikil, tanah, dan lainnya sebesar 46,64%. Jika ditinjau dari kondisi jalannya, terdapat 44,30% jalan yang masuk kategori rusak-rusak berat. Perincian kondisi, jenis, dan tingkat kewenangan jalan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tingkat Kewenangan, Kondisi, dan Jenis Jalan di Kabupaten Manggarai Barat
No. | Jenis | Jumlah | Persentase |
1 | Negara | 93,21 | 6,38% |
2 | Provinsi | 141,80 | 9,70% |
3 | Kabupaten | 1.226,89 | 83,92% |
Jumlah | 1.461,90 | 100,00% | |
No. | Jenis | Jumlah | Persentase |
1 | Baik | 695,91 | 47,60% |
2 | Sedang | 118,33 | 8,09% |
3 | Rusak | 89,96 | 6,15% |
4 | Rusak Berat | 557,70 | 38,15% |
Jumlah | 1.461,90 | 100,00% | |
No. | Jenis | Jumlah | Persentase |
1 | Aspal | 780,09 | 53,36% |
2 | Kerikil | 423,51 | 28,97% |
3 | Tanah | 258,30 | 17,67% |
4 | Lainnya | – | 0,00% |
Jumlah | 1.461,90 | 100,00% |
Sumber : BPS Kabupaten Dalam Angka, 2021. (Diolah)
ii.) Prasarana Drainase
Sistem drainase yang ada saat ini lebih merupakan sistim drainase jalan, belum merupakan sistem drainase perkotaan. Sebagian besar jalur jalan utama dalam kota sudah dilengkapi dengan saluran drainase, umumnya dengan kontruksi pasangan batu kali, dengan lebar saluran berkisar 40 – 60 cm, kedalaman 50 – 70 cm.
Penanganan drainase di Kawasan Kota Labuan Bajo terutama dilakukan di daerah yang sering mengalami banjir, seperti daerah Wae Mata, daerah Puskesmas Kota, daerah Batu Cermin, daerah Lorong Pengadilan, daerah Pantai Pede, dan Kampung Gorontalo yang berada di wilayah dengan topografi datar.
Sistem drainase di Kawasan Kota Labuan Bajo memang masih sangat terbatas. Hal ini terlihat dari sebagian besar jaringan jalan yang melintasi Kawasan kota Labuan Bajo belum dilengkapi dan saluran drainase. Saluran drainase baru tersedia pada beberapa ruas jalan, terutama di kawasan pusat kota lama yang merupakan jaringan jalan negara. Untuk mengurangi risiko banjir dan genangan pada musim hujan, jaringan jalan di seluruh kawasan perkotaan Labuan Bajo perlu dilengkapi dengan jaringan drainase sesuai dengan standar yang berlaku.
iii.) Prasarana Persampahan
Dengan masih tersediaanya lahan kosong disekitar perumahan, maka penduduk di Kawasan Kota Labuan Bajo masih memanfaatkan lahan kosong tersebut sebagai tempat pembuangan sampah. Sebagian masyarakat masih melakukan pengelolaan sampah bersifat individual, belum dilaksanakan secara komunal.
Penanganan persampahan yang meliputi pengumpulan dan pembuangan sampah di kawasan perkotaan Labuan Bajo belum membedakan pelanggan berdasarkan kategori komersial, semi komersial, dan non komersial. Cakupan pelayanan persampahan baru mencapai 50% dari wilayah perkotaan. Sistem pelayanan berpola door to door, yaitu sampah diserahkan oleh penghasil sampah atau diambil oleh petugas untuk dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Penduduk yang tidak terlayani oleh sistem pengelolaan sampah kota, umumnya membuat lubang di pekarangan rumahnya dan mengolah sampahnya dengan cara pembakaran.
Secara teknis pengelolaan sampah di kota Labuan Bajo dilakukan dengan cara menyediakan Tempat Pengumpulan Sementara (TPS) rata-rata dua TPS pada setiap kelurahan dan dianggkut dengan mobil sampah kemudian dibuang ke Tempat pembuangan akhir. Selain TPS, masyarakat pada sepanjang jalur jalan utama kota seringkali menyediakan tempat pembuangan sementara dan/atau menimbun sampah di pinggir jalan, untuk selanjutnya dianggkut langsung oleh mobil sampah untuk dibuang ke TPA. Prakiraan sampah yang terkumpul saat ini rata-rata 7 m³/hari. Sampah tersebut diangkut dengan 1 unit kendaraan sampah (Dump Truck).
Tingkat pelayanan pengelolaan sampah tersebut dapat dikatakan relatif terbatas karena hanya masyarakat di pinggir jalur jalan utama kota dan pada fasilitas umum saja yang mengumpulkan sampah secara terpola sedangkan masyarakat di bagian internal kota – di jalan-jalan lingkungan/gang umumnya mengelola sampahnya secara individual. Sampah tersebut dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yakni di Desa Golo Bilas dengan sistem open dumping. TPA ini mulai berfungsi sejak tahun 2005 dan telah terdapat akses jalan masuk dan sarana pengangkutan berupa truk-truk sampah. Lokasi TPA yang tersedia saat ini diangap belum memenuhi kriteria standar oleh karena terletak berdekatan dengan permukiman penduduk. Prasarana perwadahan (bin/tong sampah maupun TPS) tidak memadai. Demikian juga fasilitas pengangkutan hanya berupa satu unit mobil sampah yang juga dimanfaatan kebutuhan operasional bagian umum Setda Manggarai Barat.
Untuk wilayah yang tidak dilayani rute pengambilan sampah, pengelolaan dilakukan melalui penimbunan ke dalam lubang, pembakaran, bahkan dibuang ke selokan. Disamping menimbulkan polusi udara, pembakaran dan pembuangan sampah ke selokan juga merusak dan menimbulkan kerusakan pada jaringan pipa instalasi air minum yang terbuat dari PVC/paralon.
Sementara itu, upaya pengelolaan sampah dengan konsep 3 R (Reduce, Ruse dan Recycle) mulai digalakan dan sedang dipersiapkan, antara lain ditunjukkan dengan pembangunan satu unit bangunan pengolah sampah di Desa Golo Bilas. Menurut rencana, pada bangunan ini akan disediakan mesin pengolah sampah organik menjadi kompos.
Kondisi Prasarana Persampahan di Kabupaten Manggarai Barat
No. | Uraian | Satuan | Besaran | ||
Data Pengumpulan Sampah | 2013 | 2014 | 2015 | ||
1 | Jumlah Penduduk | Jiwa | – | 251.896 | 253.420 |
2 | Asusmi Produksi Sampah | Lt/Orang/hr | – | 0,226 | 0,418 |
3 | Asusmi Produksi Sampah | M3/hari | – | 57 | 106 |
4 | Cakupan Layanan Geografis | Km2 | – | 29.475 | 29.475 |
5 | Cakupan Layanan penduduk | Jiwa | – | 50.029 | 50.110 |
Data Transportasi Sampah | |||||
1 | Jumlah Pelayanan Terangkut | m3/hr | – | 36 | 38 |
2 | Jumlah Truk | Unit | – | 4 | 4 |
3 | Motor Roda 3 | Unit | – | 2 | 2 |
4 | Container dan Gerobak | Unit | – | – | – |
5 | Transfer Depo | Unit | – | – | – |
6 | Jumlah TPS | Unit | – | – | 10 |
Sumber : RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2017-2021. (Diolah)
Kabupaten Manggarai Barat pun juga memiliki Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yaitu TPA Kaper di Desa Golo Bilas dengan status hak pakai Pemerintah Daerah Manggarai Barat. Luas mencapai 1 ha dan sistem pengolahan sampah adalah open dumping dengan jarak dengan permukiman terdekat adalah 1,5km. Sistem jaringan pengelolaan sampah di Kabupaten Manggarai Barat sebagaimana dimaksud dalam RTRW Kabupaten Manggarai Barat terdiri dari:
- TPA terletak di ibukota kabupaten dan diseluruh kecamatan di daerah;
- TPS tersebar sekitar hunian warga yang telah sesuai dengan syarat teknis dalam penentuan lokasi dan kebutuhan ruangnya; dan
- pengelolaan sampah dari rumah tangga ke tempat penampungan
- sementara (TPS) menuju Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dengan menggunakan pengelolaan terpadu
v.) Jaringan Listrik dan Penerangan
Profil prasarana listrik di Kabupaten Manggarai Barat adalah sebagai berikut. Konsumsi listrik setiap tahunnya mengalami peningkatan begitu pula dengan produksi listrik. Perincian konsumsi dan produksi listrik dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Profil Kelistrikan di Kabupaten Manggarai Barat
Tahun | Daya Terpasang (KW) | Produksi Listrik (KWh) | Listrik Terjual (KWh) | Dipakai Sendiri (KWh) | Susut/Hilang (KWh) |
2017 | 11.550 | 38.767.556 | 36.777.570 | – | 1.989.986 |
2018 | 38.922 | 50.378.275 | 44.798.074 | – | 5.580.201 |
2019 | 49.171 | 56.266.515 | 52.947.961 | 4.817.495 | 3.312.927 |
2020 | 58.565 | 61.841.611 | 58.468.539 | 5.964 | 3.367.108 |
Sumber : BPS Kabupaten Dalam Angka, 2021. (Diolah)
Sedangkan bila kita meninjau jaringan penerangan, sumber penerangan masyarakat di Kabupaten Manggarai Barat dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Data Sumber Penerangan di Kabupaten Manggarai Barat
No. | Jenis | Perkotaan | Pedesaan | Total |
1 | Listrik PLN dengan Meteran | 89,75% | 44,21% | 49,44% |
2 | Listrik PLN Tanpa Meteran | 9,30% | 15,56% | 14,84% |
3 | Listrik Non PLN | 0,92% | 28,84% | 25,64% |
4 | Bukan Listrik | 0,03% | 11,39% | 10,08% |
Jumlah | 100,00% | 100,00% | 100,00% |
Sumber : Statistik Kesejahteraan Provinsi NTT, 2020
vi.) Jaringan Air Bersih dan Air Minum
Sumber air minum di Kabupaten Manggarai Barat sebagian besar berasal dari mata air terlindung (51,73%). Perincian sumber air minum dapat diliat pada tabel di bawah ini.
Sumber Air Minum Kabupaten Manggarai Barat
No | Jenis | Perkotaan | Perdesaan | Total |
1 | Air Kemasan | 71,37% | 0,60% | 0,80% |
2 | Air Isi Ulang | 26,67% | 12,18% | 16,03% |
3 | Ledeng Meteran | 1,96% | 11,68% | 16,27% |
4 | Sumur Bor | 0,24% | 1,03% | 0,93% |
5 | Sumur Terlindung | 0,00% | 4,17% | 3,69% |
6 | Sumur Tak Terlindung | 0,00% | 0,69% | 0,61% |
7 | Mata Air Terlindung | 0,00% | 58,44% | 51,73% |
8 | Mata Air Tak Terlindung | 0,00% | 7,95% | 7,04% |
9 | Air Permukaan, Hujan dan Sumber Tidak Terlindung | 0,00% | 3,26% | 2,89% |
10 | Air Hujan | 0,02% | 0,00% | 0,01% |
Jumlah | 100,00% | 100,00% | 100,00% |
Sumber : Statistik Kesejahteraan Provinsi NTT, 2020
Untuk kualitas air minum, sebanyak 64,32% penduduk mengakses air minum bersih sehingga prasarana air minum menjadi salah satu prasarana yang perlu ditingkatkan di Kabupaten Manggarai Barat.
vii.) Sarana Sanitasi
Sarana sanitasi di Kabupaten Manggarai Barat dapat ditinjau dari jenis tempat pembuangan akhir tinja serta kepemilikan fasilitas pembuangan akhir tinja. Di Kabupaten Manggarai Barat, dominasi jenis tempat pembuangan akhir tinja adalah IPAL/ Septic Tank sebesar 71,37%. Perinciannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Jenis Tempat Pembuangan Akhir Tinja di Kabupaten Manggarai Barat
No. | Jenis | Jumlah | Persentase |
1 | IPAL/ Septic Tank | – | 71,37% |
2 | Lubang Tanah | – | 26,67% |
3 | Lainnya | – | 1,96% |
Jumlah | 100,00% |
Sumber : Statistik Kesejahteraan Provinsi NTT, 2020
Adapun berdasarkan kepemilikannya, sebanyak 75,64% telah memiliki fasilitas Bab sendiri. Sedangkan terdapat 10,94% masyarakat yang tidak memiliki fasilitas BAB.
Kepemilikan Fasilitas BAB di Kabupaten Manggarai Barat
No. | Jenis | Perkotaan | Pedesaan | Total |
1 | Sendiri | 93,42% | 73,33% | 75,64% |
2 | Sendiri namun Bersama | 3,19% | 11,25% | 10,32% |
3 | Komunal | 3,11% | 3,10% | 3,10% |
4 | Tidak Ada Fasilitas | 0,28% | 12,32% | 10,94% |
Jumlah | 100,00% | 100,00% | 100,00% |
Sumber : Statistik Kesejahteraan Provinsi NTT, 2020
viii.) Sarana Peribadatan
Sarana peribadatan di Kabupaten Manggarai Barat adalah masjid, musholla, gereja protestan, gereja katholik, pura, dan vihara. Jumlah sarana peribadatan di Kabupaten Manggarai Barat terangkum dalam tabel di bawah ini.
Jumlah Fasilitas Peribadatan di Kabupaten Manggarai Barat
No. | Jenis | Jumlah | Persentase |
1 | Masjid | 62 | 26,50% |
2 | Musholla | 2 | 0,85% |
3 | Gereja Protestan | 10 | 4,27% |
4 | Gereja Katholik | 159 | 67,95% |
5 | Puta | 1 | 0,43% |
6 | Vihara | – | 0,00% |
Jumlah | 234 | 100,00% |
Sumber : BPS Provinsi NTT Dalam Angka, 2021
ix.) Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan di Kabupaten Manggarai Barat terdiri dari SD, SMP, SMA, SMK, dan Universitas. Jumlah Sarana pendidikan di Kabupaten Manggarai Barat terangkum dalam tabel di bawah ini.
Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Manggarai Barat
No. | Jenis | Jumlah | Persentase |
1 | SD | 160 | 54,79% |
2 | SMP | 88 | 30,14% |
3 | SMA | 33 | 11,30% |
4 | SMK | 10 | 3,42% |
5 | Universitas | 1 | 0,34% |
Jumlah | 292 | 100,00% |
Sumber : BPS Provinsi NTT Dalam Angka, 2021
x.) Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan terdiri dari rumah sakit, rumah sakit bersalin, poliklinik, puskesmas, puskesmas pembantu, dan apotek. Jumlah sarana kesehatan di Kabupaten Manggarai Barat terangkum dalam tabel di bawah ini.
Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Manggarai Barat
No. | Jenis | Jumlah | Persentase |
1 | Rumah Sakit | 2 | 2,70% |
2 | Rumah Sakit Bersalin | – | 0,00% |
3 | Poliklinik | 3 | 4,05% |
4 | Puskesmas | 22 | 29,73% |
5 | Puskesmas Pembantu | 40 | 54,05% |
6 | Apotek | 7 | 9,46% |
Jumlah | 74 | 100,00% |
Sumber : BPS Provinsi NTT Dalam Angka, 2021
xi.) Sarana Perdagangan
Sarana perdagangan terdiri pasar, toko, kios, dan warung. Jumlah sarana perdagangan di Kabupaten Manggarai Barat terangkum dalam tabel di bawah ini.
Jumlah Sarana Perdagangan di Kabupaten Manggarai Barat
No. | Jenis | Jumlah | Persentase |
1 | Pasar | 22 | 1,74% |
2 | Toko | 100 | 7,92% |
3 | Kios | 1.134 | 89,79% |
4 | Warung | 7 | 0,55% |
Jumlah | 1.263 | 100,00% |
Sumber : Kabupaten Manggarai Barat Dalam Angka, 2020