Kabupaten Sabu Raijua terletak antara 10025’7,12”-10049’45,83” Lintang Selatan dan antara 121016’10,78 – 12200’30,26” Bujur Timur. Pada sisi sebelah Utara, Timur, dan Barat, kabupaten ini berbatasan langsung dengan Laut Sabu dan Selatan dengan Samudera Hindia. Kabupaten Sabu Raijua terdiri dari tiga buah pulau yakni Pulau Sabu, Pulau Raijua dan Pulau Dana. Hingga tahun 2011, wilayah administrasi Kabupaten Sabu Raijua terbagi atas 6 kecamatan yakni Raijua, Sabu Barat, Hawu Mehara, Sabu Timur,Sabu Liae dan Sabu Tengah. Kecamatan Sabu Barat merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Sabu Raijua dengan Menia sebagai ibukota.
Kecamatan di wilayah ini tersebar pada beberapa pulau, 5 kecamatan di Pulau Sabu dan 1 kecamatan di Pulau Raijua. Jumlah total desa di Kabupaten ini adalah 58 desa dan 5 kelurahan. Enam kecamatan tersebut selanjutnya terbagi lagi atas 58 desa, 5 kelurahan, 244 dusun, 503 Rukun Warga (RW) dan 918 Rukun Tetangga (RT). Kecamatan yang terluas adalah Sabu Barat dengan luas wilayah 185.16 km2 dan luasan yang terkecil adalah Kecamatan Sabu Timur dengan luas wilayah 37,21 km2.
Luas dan Tinggi Wilayah
Gambaran umum 6 kecamatan yang berada di Kabupaten Sabu Raijua dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Ibukota Kecamatan, Luas, dan Ketinggian Kabupaten Sabu Raijua Per Kecamatan
Kecamatan | Ibukota Kecamatan | Luas Wilayah | Persentase Luas Wilayah | Ketinggian |
[1] | [2] | [3] | [4] | [5] |
Raijua | Ledeunu | 38,16 | 8,30% | 11,00 |
Sabu Barat | Seba | 185,16 | 40,29% | 2,00 |
Hawu Mehara | Tana Jawa | 62,81 | 13,67% | 175,00 |
Sabu Timur | Bolou | 37,21 | 8,10% | 86,00 |
Sabu Liae | Eilogo | 57,62 | 12,54% | 14,00 |
Sabu Tengah | Eimadake | 78,62 | 17,11% | 134,00 |
Sabu Raijua | 459,58 | 100% |
Sumber : Badan Pusat Statistik dalam Angka, 2021 (diolah)
Sedangkan, jarak antar kecamatan terhadap Ibukota Kabupaten Sabu Raijua (Menia) dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Gambar 1. Jarak Antar Kecamatan terhadap Ibukota Kabupaten Sabu Raijua Tahun 2020
Sumber : Badan Pusat Statistik dalam Angka, 2021. (Diolah)
Kondisi Fisik
Kondisi fisik Kabupaten Sabu Raijua dapat diamati sebagai berikut :
a. Topografi
Rata-rata ketinggian wilayah-wilayah di Kabupaten Sabu Raijua berada pada 0-100 meter di atas permukaan laut. Disamping itu, pada umumnya permukaan tanahnya berbukit-bukit dengan rata-rata kemiringan 450.
Tabel 2. Kemiringan Tanah Kabupaten Sabu Raijua
No | Kemiringan Tanah (%) | Luas (Ha) | Persentase (%) |
1 | 0 – 2 % | 7.987 | 17,98% |
2 | 2 – 15 % | 12.096 | 27,54% |
3 | 15 – 40 % | 19.001 | 43,27% |
4 | >40 % | 4.827 | 10,99% |
Total | 43.912 |
Sumber : Kabupaten Dalam Angka, 2013
b. Geologi dan Morfologi
Jenis tanah yang dominan di wilayah Kabupaten Sabu Raijua adalah alluvial, grumosol, litosol, dan mediteran dengan tekstur tanah halus sampai kasar. Selain itu, terdapat juga gunung-gunung kapur yang terbentang di sepanjang kawasan kabupaten ini.
c. Klimatologi
Jika dilihat dari sisi iklim, rata-rata suhu udara di Kabupaten Sabu Raijua tahun 2020 berkisar antara 27,09˚C sampai dengan 30,17˚C dengan kelembaban udara rata-rata tahunan 77,16. Curah hujan tertinggi di Kabupaten Sabu Raijua pada bulan Desember sebanyak 517,8 mm dan yang terendah di bulan Juli dan Agustus yaitu 0 mm dengan total hari hujan sebanyak 100 hari.
d. Kerawanan Bencana
Berdasarkan data BPS, bencana alam yang terjadi dalam kurun waktu 2018-2020 adalah banjir, gempa bumi, dan tanah longsor. Berdasarkan RTRW Kabupaten Sabu Raijua 2011-2031, perincian daerah rawan bencana adalah sebagai berikut.
Tabel 3. Kawasan Rawan Bencana di Kabupaten Sabu Raijua
No | Kawasan | Lokasi |
1 | Kawasan Rawan Tanah Longsor | Desa Jadu, Desa Teriwu, Desa Rainalulu, Desa Titinalede, Desa Raimude, Desa Rainyale, Desa Nadawawi, Desa Raidewa, Desa Depe, Desa Ledekapaka dan Desa Raikore di Kecamatan Sabu Barat;
Desa Daieko, Desa Pedaro, Desa Wadumeddi dan Desa Gurimonearu di Kecamatan Hawu Mehara; dan Desa Aikare, Desa Mehona, Desa Loborai, Desa Ledeke dan Desa Eilogo di Kecamatan Sabu Liae. |
2 | Kawasan Rawan Tsunami | Seluruh wilayah pantai Selatan Kabupaten Sabu Raijua |
3 | Kawasan Rawan Banjir | Kawasan rawan banjir di Desa Nadawawi
Kawasan rawan banjir pasang di Kelurahan Mebba Kecamatan Sabu Barat. |
4 | Kawasan Rawan Bencana Gempa Tektonik | Seluruh Wilayah Kabupaten |
5 | Kawasan Rawan Kekeringan | Seluruh kecamatan, namun yang paling mengalami iklim ekstrim kering terdapat di Desa Ledeke, Dainao, Eilogo, Eikare, Kotahawu, Keliha, Pedarro, Ramedue, Daieko, Tanajawa, Wadumeddi, Gurimonearu, Depe, Raedewa, Ledekepaka, Bebae, Teriwu, dan Raenalulu |
6 | Kawasan Bencana Angin Puting Beliung | 32% wilayah Kabupaten Sabu Raijua rawan terhadap bencana ini. Desa yang pernah mengalami bencana angin kencang adalah Desa Kujiratu dan Desa Teriwu. |
Sumber : RTRW Kabupaten Sabu Raijua Tahun 2011-2031; Peta Indeks Kerentanan dan Risiko Iklim 2015
Demografi
Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Sabu Raijua pada tahun 2020 adalah sebanyak 89.327 jiwa dengan RJK (Rasio Jenis Kelamin) sebesar 104,3. Jumlah penduduk tersebut mengalami penurunan sebesar 5,44% dari tahun 2019. Laju pertumbuhan penduduk tahun 2010-2020 adalah sebesar 2,04 %. Kabupaten Sabu Raijua memiliki kepadatan penduduk sedang yaitu 194 jiwa/km2.
Perubahan jumlah penduduk dari tahun 2010-2020 dapat dilihat melalui diagram berikut :

Gambar 2. Perubahan Jumlah Penduduk Tahun 2010-2020 Kabupaten Sabu Raijua
Sumber : Badan Pusat Statistik dalam Angka, 2021 (Diolah)
Jumlah Rumah Tangga
Rata – rata banyaknya anggota keluarga di Kabupaten Sabu Raijua tahun 2020 adalah 4,14 (BPS Provinsi NTT dalam Angka, 2021). Jumlah KK di Kabupaten Sabu Raijua pada tahun 2020 sebanyak 21.577 KK dan pada tahun 2021 sebanyak 24.836 KK.
Tabel 4. Rumah Tangga Per Kecamatan Kabupaten Sabu Raijua Tahun 2021
Kecamatan | Jumlah KK |
Sabu Barat | 9.106 |
Sabu Tengah | 2.269 |
Sabu Timur | 2.503 |
Sabu Liae | 3.119 |
Hawu Mehara | 4.961 |
Raijua | 2.878 |
Jumlah | 24.836 |
Sumber: Dinas PKP Kabupaten Sabu Raijua, 2021
Piramida Penduduk
Penduduk pada Kabupaten Sabu Raijua saat ini didominasi oleh penduduk yang berusia produktif (penduduk berusia 15-64 tahun) yaitu 58,06 %. Jika dilihat dari piramida penduduk yang ada pada gambar dibawah, piramida tersebut tergolong piramida ekspansif (muda). Artinya sebagian besar penduduk berusia muda, sedangkan penduduk usia lanjutnya sedikit. Oleh karena itu, diperlukan lapangan pekerjaan yang cukup untuk memenuhi jumlah angkatan kerja yang ada.

Gambar 3. Piramida Penduduk Kab. Sabu Raijua
Sumber : Badan Pusat Statistik dalam Angka, 2021
Proyeksi Penduduk
Berdasarkan proyeksi penduduk yang telah dilakukan, pada tahun 2041 penduduk Kabupaten Sabu Raijua meningkat dari 89.327 jiwa (tahun 2020) menjadi 136.637 jiwa.
Proyeksi tersebut menggunakan data jumlah penduduk dari tahun 2010 hingga 2020. Jumlah penduduk Kabupaten Sabu Raijua pada tahun 2010 adalah 72.960 jiwa dan laju pertumbuhan penduduk 2010-2020 adalah 2.04%, sehingga didapatkan hasil proyeksi seperti pada tabel berikut :
Tabel 5. Proyeksi Jumlah Penduduk 2010-2041
Tahun | 2010 | 2015 | 2020 | 2021 | 2025 | 2030 | 2035 | 2041 |
Jumlah Penduduk | 72.960 | 85.970 | 89.327 | 91.153 | 98.840 | 109.366 | 121.012 | 136.637 |
Sumber : Badan Pusat Statistik dalam Angka, 2021
Perumahan dan Kawasan Permukiman
Tipologi Permukiman dan Jumlah Bangunan
Permukiman di Kabupaten Sabu Raijua pada umumnya tersebar merata kecuali pada ibukota kabupaten. Budaya bermukim masyarakat beberapa dipengaruhi oleh sumber air bersih, akan tetapi hal yang paling mempengaruhi adalah pekerjaan penduduk. Tipologi permukimannya beberapa berkelompok dan beberapa tidak, hal ini dipengaruhi oleh lahan ulayat yang ada di Kabupaten Sabu Raijua.
Tipologi perumahan di Kabupaten Sabu Raijua bervariasi, berada di kawasan pegunungan, dataran, dan juga pesisir. Kekhasan budaya bermukim masyarakat adalah membangun permukiman di pinggiran pantai dan dataran perbukitan. Secara umum, kondisi permukiman sebagian teratur dan sebagian lainnya tidak teratur.
Tabel 6. Jumlah Rumah Per Kecamatan Kabupaten Sabu Raijua Tahun 2021
Kecamatan | Jumlah Rumah | Rumah Layak Huni (Unit) | Rumah Layak Huni (%) |
Sabu Barat | 8.749 | 5.262 | 60,1% |
Sabu Tengah | 2.156 | 1.388 | 64,4% |
Sabu Timur | 2.377 | 1.446 | 60,8% |
Sabu Liae | 2.922 | 1.412 | 48,3% |
Hawu Mehara | 4.836 | 2.569 | 53,1% |
Raijua | 2.769 | 1.720 | 62,1% |
Jumlah | 23.809 | 13.797 | 57,9% |
Sumber: Dinas PKP Kabupaten Sabu Raijua, 2021 (Diolah)
Kawasan transmigrasi di Kabupaten Sabu Raijua yang ditetapkan pada kawasan Sabu (35.075,20 ha), mencakup 39 desa di Kecamatan Sabu Barat dan Sabu Timur (KemenPDTT No 91/2016).
Status Penguasaan Bangunan
Status penguasaan bangunan merupakan salah satu indikator kesejahteraan penduduk bagian perumahan. Semakin banyak penduduk yang mempunyai rumah sendiri maka semakin banyak juga masyarakat yang tergolong mapan dan sejahtera terutama dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Berdasarkan data pada Buku Statistik Kesejahteraan Nusa Tenggara Timur tahun 2020, persentase kepemilikan bangunan tertinggi di Kabupaten Sabu Raijua adalah milik sendiri yaitu sebesar 93,59%. Berikut merupakan tabel persentase status penguasaan bangunan tahun 2018-2020 di Kabupaten Sabu Raijua :
Tabel 7. Persentase Status Penguasaan Bangunan
Status Penguasaan Bangunan | Persentase (%) | ||
2018 | 2019 | 2020 | |
Milik Sendiri | 95,87 | 94 | 93,59 |
Kontrak/Sewa | 0,12 | 1,56 | 0 |
Bebas Sewa | 2,72 | 2,92 | 1,73 |
Dinas/lainnya | 1,3 | 1,53 | 2,65 |
Sumber : Buku Statistik Kesejahteraan Prov NTT 2018-2021
Luas Lantai Bangunan Setiap Rumah
Luas lantai bangunan merupakan indikator lain yang menunjukkan kesejahteraan penduduk. Idealnya, sebuah keluarga harusnya menempati rumah dengan luas lantai minimal 8 kali jumlah anggota keluarganya. Di Kabupaten Sabu Raijua, luas lantai yang mendominasi adalah 20-49 m2 yaitu 55,16%. Akan tetapi masih terdapat 3,05% bangunan yang memiliki luas lantai dibawah 20 m2. Berikut merupakan tabel persentase jumlah bangunan berdasarkan luas lantai di Kabupaten Sabu Raijua tahun 2018-2020 :
Tabel 8. Persentase Jumlah Bangunan berdasarkan Luas Lantai
Luas lantai (m²) | Persentase (%) | ||
2018 | 2019 | 2020 | |
<19 | 4,79 | 4,85 | 3,05 |
20-49 | 62,53 | 55,54 | 55,16 |
50-99 | 28,63 | 33,16 | 37,29 |
100-149 | 2,86 | 5,93 | 4,08 |
150+ | 1,2 | 0,52 | 0,43 |
Sumber : Buku Statistik Kesejahteraan Prov NTT 2018-2021
Jumlah Bangunan Berdasarkan Luas Perkapita
Luas perkapita merupakan salah satu kriteria rumah layak huni. Berdasarkan publikasi BPS, luas perkapita minimal agar sebuah rumah dikatakan layak huni adalah ≥ 7,2 m2. Di Kabupaten Sabu Raijua, luas perkapita yang mendominasi adalah ≥ 10 m2 yaitu 60,79%. Berikut merupakan tabel persentase jumlah bangunan berdasarkan luas perkapita di Kabupaten Sabu Raijua pada tahun 2018-2020 :
Tabel 9. Persentase Jumlah Bangunan berdasarkan Luas Perkapita
Luas Perkapita (m²) | Persentase (%) | ||
2018 | 2019 | 2020 | |
7,2 m² | 22,94 | 24,22 | 20,54 |
7,3 – 9,9 m² | 21,16 | 15,14 | 18,67 |
≥ 10 m² | 55,9 | 60,64 | 60,79 |
Sumber : Buku Statistik Kesejahteraan Prov NTT 2018-2021
Jumlah Bangunan Berdasarkan Jenis Atap Terluas
Bangunan berdasarkan atap terluas adalah klasifikasi bangunan berdasarkan penutup bagian atas sebuah bangunan, sehingga anggota rumah tangga yang berada di rumah tersebut dapat terlindung dari terik matahari, hujan dan sebagainya. Pada Kabupaten Sabu Raijua, sebanyak 51,43% menggunakan seng sebagai atap. Berikut merupakan persentase bangunan berdasarkan jenis atap terluas di Kabupaten Sabu Raijua tahun 2018-2020:
Tabel 10. Persentase Jumlah Bangunan berdasarkan Jenis Atap Terluas
Jenis Atap | Persentase (%) | ||
2018 | 2019 | 2020 | |
Beton/Genteng/Asbes | 0,41 | 3,01 | 2,66 |
Seng | 41,34 | 45,65 | 51,43 |
Bambu/Kayu/Sirap | 1,78 | 1,08 | 1,76 |
Jerami/Ijuk/ Daun/Rumbia/Lainnya | 56,47 | 50,26 | 44,15 |
Sumber : Buku Statistik Kesejahteraan Prov NTT 2018-2021
Jumlah Bangunan Berdasarkan Jenis Dinding Terluas
Bangunan berdasarkan dinding terluas adalah klasifikasi bangunan berdasarkan sisi luar/batas/penyekat dari suatu bangunan dengan bangunan lain. Pada Kabupaten Sabu Raijua, sebanyak 40,43% rumah menggunakan tembok/plesteran anyaman bambu/kawat sebagai dinding bangunan. Berikut merupakan tabel persentase jumlah bangunan berdasarkan dinding terluas di Kabupaten Sabu Raijua pada tahun 2018-2020 :
Tabel 11. Persentase Jumlah Bangunan berdasarkan Jenis Dinding Terluas
Jenis Dinding | Persentase (%) | ||
2018 | 2019 | 2020 | |
Tembok/ Plesteran Anyaman Bambu/Kawat | 31,28 | 42,68 | 40,43 |
Kayu/papan | 21,8 | 18,88 | 22,28 |
Anyaman bambu | 1,46 | 2,27 | 3,86 |
Batang Kayu/ Bambu/Lainnya | 45,47 | 36,17 | 33,43 |
Sumber : Buku Statistik Kesejahteraan Prov NTT 2018-2021
Jumlah Bangunan Berdasarkan Jenis Lantai Terluas
Bangunan berdasarkan jenis lantai terluas adalah klasifikasi bangunan berdasarkan bagian bawah/dasar/alas suatu ruangan, baik terbuat dari marmer, keramik, granit, tegel/teraso, semen, kayu, tanah dan lainnya seperti bambu. Pada Kabupaten Sabu Raijua, kebanyakan bangunan menggunakan kayu/papan sebagai lantai yaitu 42,33% dari total bangunan. Berikut merupakan tabel persentase jumlah bangunan berdasarkan jenis lantai terluas di Kabupaten Sabu Raijua pada tahun 2018-2020:
Tabel 12. Persentase Jumlah Bangunan berdasarkan Jenis Lantai Terluas
Jenis Lantai | Persentase (%) | ||
2018 | 2019 | 2020 | |
Marmer/Granit/Keramik/ Parket/Vinyl/ Karpet | 6,42 | 9,54 | 10,23 |
Ubin/tegel/teraso | 0,95 | 0,86 | 0,41 |
Kayu/papan | 47,81 | 38,97 | 42,33 |
Semen/bata merah | 32,83 | 37,78 | 32,11 |
Bambu/Tanah/ Lainnya | 11,99 | 12,85 | 14,93 |
Sumber : Buku Statistik Kesejahteraan Prov NTT 2018-2021
Backlog Perumahan
Backlog RTLH di Kabupaten Sabu Raijua pada tahun 2021 sebanyak 1.027 unit, dengan RTLH terbanyak berada di Kecamatan Sabu Barat sebanyak 357 unit.
Tabel 13. Backlog Per Kecamatan Kabupaten Sabu Raijua 2021
Kecamatan | Backlog (Unit) |
Sabu Barat | 357 |
Sabu Tengah | 113 |
Sabu Timur | 126 |
Sabu Liae | 197 |
Hawu Mehara | 125 |
Raijua | 109 |
Jumlah | 1.027 |
Sumber: Dinas PKP Kabupaten Sabu Raijua, 2021
Rumah Tidak Layak Huni
Total jumlah rumah tidak layak huni pada tahun 2021 di Kabupaten Sabu Raijua sebanyak 10.012 unit (42,21%), dengan RTLH terbanyak berada di Kecamatan Sabu Barat yaitu 3,487 unit.
Tabel 14. RTLH Per Kecamatan Kabupaten Sabu Raijua 2021
Kecamatan | RTLH (unit) | RTLH (%) |
Sabu Barat | 3.487 | 39,9% |
Sabu Tengah | 768 | 35,6% |
Sabu Timur | 931 | 39,2% |
Sabu Liae | 1.510 | 51,7% |
Hawu Mehara | 2.267 | 46,9% |
Raijua | 1.049 | 37,9% |
Jumlah | 10.012 | 42,1% |
Sumber: Dinas PKP Kabupaten Sabu Raijua, 2021 (Diolah)
Jumlah penanganan RTLH dan backlog perumahan di Kabupaten Sabu Raijua dalam kurun waktu 2016 – 2020 sebanyak 1.683 unit bersumber dari APBN, APBD I, dan APBD II. Berikut rincian penanganan 5 tahun terakhir.
Tabel 15. Penanganan Backlog dan RTLH di Kabupaten Sabu Raijua 2016 – 2020
Sumber Dana | Tahun | Jumlah | ||||
2016 | 2017 | 2018 | 2019 | 2020 | ||
APBN | 206 | 246 | 49 | 150 | 651 | |
APBD I | 10 | 18 | 28 | |||
APBD II | 109 | 141 | 321 | 140 | 293 | 1004 |
Total | 109 | 347 | 577 | 207 | 443 | 1.683 |
Sumber: Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Sabu Raijua, 2021
Regulasi terkait penanganan dan kriteria rumah tidak layak huni diatur dalam Peraturan Bupati Sabu Raijua No. 6 Tahun 2021 tentang Bantuan Sosial Berupa Bantuan Rumah Swadaya Kabupaten (Bansos BRSK) bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah. Pada pasal 7 disebutkan bahwa jenis kegiatan bansos BRSK terdiri dari program peningkatan kualitas (PKRS), pembangunan baru (PBRS), dan/atau pembangunan PSU.
Kegiatan PKRS untuk memperbaiki RTLH menjadi layak huni dengan memenuhi persyaratan keselamatan bangunan, kesehatan penghuni, dan kecukupan minimum luas bangunan. Penerima bansos BRSK memiliki dan menempati satu-satunya rumah dengan kondisi tidak layak huni. Kegiatan PBRS dapat dilakukan penerima bansos BRSK dengan persyaratan pembangunan rumah baru pengganti rumah dengan kondisi rusak total atau pembangunan rumah baru bagi MBR yang belum memiliki rumah di atas kavling tanah matang. Sasaran kegiatan bansos BRSK dapat dilakukan untuk tiga kriteria, yaitu rumah yang terdampak bencana, rumah yang terdampak program pemerintah, dan/atau rumah tradisional.
Kawasan Permukiman Kumuh
Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Sabu Raijua No. 370/Kep/HK/2016 tentang Penetapan Lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh di Kabupaten Sabu Raijua, lokasi kawasan kumuh terdapat 35 desa/kelurahan pada 6 kecamatan dengan luas areal sebesar 230,27 Ha. Lokasi permukiman kumuh dirincikan dalam tabel berikut.
Tabel 16. Lokasi Permukiman Kumuh di Kabupaten Sabu Raijua, 2016
No | Nama Lokasi | Luas (Ha) | Kel/Desa | Kecamatan | Tingkat Kekumuhan |
1 | Kel. Mebba | 2,11 | Mebba | Sabu Barat | Sedang |
2 | Desa Raenalulu | 10,47 | Raenalulu | Sabu Barat | Berat |
3 | Desa Titinalede | 7,14 | Titinalede | Sabu Barat | Berat |
4 | Desa Ledekepaka | 6,90 | Ledekepaka | Sabu Barat | Berat |
5 | Desa Raekore | 6,76 | Raekore | Sabu Barat | Berat |
6 | Desa Raeloro | 8,49 | Raeloro | Sabu Barat | Berat |
7 | Desa Roboaba | 7,12 | Roboaba | Sabu Barat | Berat |
8 | Desa Delo | 10,21 | Delo | Sabu Barat | Berat |
9 | Desa Menia | 11,70 | Menia | Sabu Barat | Berat |
10 | Kel. Bolou | 4,27 | Bolou | Sabu Timur | Sedang |
11 | Desa Bodae | 8,91 | Bodae | Sabu Timur | Berat |
12 | Desa Kudjiratu | 8,91 | Kudjiratu | Sabu Timur | Berat |
13 | Desa Eilogo | 4,43 | Eilogo | Sabu Liae | Berat |
14 | Desa Waduwalla | 7,16 | Waduwalla | Sabu Liae | Berat |
15 | Desa Kotahawu | 7,89 | Kotahawu | Sabu Liae | Berat |
16 | Desa Ledeke | 5,57 | Ledeke | Sabu Liae | Berat |
17 | Desa Dainao | 3,25 | Dainao | Sabu Liae | Berat |
18 | Desa Eikare | 1,50 | Eikare | Sabu Liae | Berat |
19 | Desa Mehona | 1,16 | Mehona | Sabu Liae | Berat |
20 | Desa Ledetalo | 5,57 | Ledetalo | Sabu Liae | Berat |
21 | Desa Loborui | 7,60 | Loborui | Sabu Liae | Berat |
22 | Desa Deme | 2,86 | Deme | Sabu Liae | Berat |
23 | Desa Halapadji | 6,64 | Halapadji | Sabu Liae | Berat |
24 | Desa Peddaro | 13,09 | Peddaro | Hawu Mehara | Berat |
25 | Desa Daieko | 12,72 | Daieko | Hawu Mehara | Berat |
26 | Desa Tanajawa | 7,67 | Tanajawa | Hawu Mehara | Berat |
27 | Desa Gurimonearu | 3,85 | Gurimonearu | Hawu Mehara | Berat |
28 | Desa Ledeae | 2,85 | Ledeae | Hawu Mehara | Berat |
29 | Desa Wadumaddi | 3,85 | Wadumaddi | Hawu Mehara | Berat |
30 | Desa Lederaga | 4,80 | Lederaga | Hawu Mehara | Berat |
31 | Desa Lobohede | 4,83 | Lobohede | Hawu Mehara | Berat |
32 | Desa Molie | 8,85 | Molie | Hawu Mehara | Berat |
33 | Desa Ramedue | 2,85 | Ramedue | Hawu Mehara | Berat |
34 | Desa Eimadake | 8,65 | Eimadake | Sabu Tengah | Berat |
35 | Desa Bolua | 9,64 | Bolua | Raijua | Berat |
Total | 230,27 |
Sumber: SK Bupati Sabu Raijua No. 370/Kep/HK/2016
Kawasan kumuh yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi dengan luasan 10 – 15 ha adalah Desa Raenalulu (10,47 ha), Desa Delo (10,21 ha), Desa Menia (11,70 ha), Desa Peddaro (13,09 ha), dan Desa Daieko (12,72 ha).
Kampung Adat
Kampung adat di Kabupaten Sabu Raijua pada umumnya ditempati oleh masing-masing suku yang ada. Beberapa dari masyarakat masih menegaskan bahwa yang dapat tinggal di lahan mereka adalah saudara satu suku, sedangkan beberapa yang lain sudah terbuka terhadap orang luar. Kabupaten Sabu Raijua menyediakan bantuan perbaikan rumah ada yang mengalami kerusakan, salah satunya dengan dikeluarkannya Peraturan Bupati Sabu Raijua No. 6 Tahun 2021 tentang Bansos BRSK bagi MBR. Rehabilitasi yang dilakukan terhadap rumah adat harus mengacu pada peraturan rehabilitasi rumah adat yang ada.
Beberapa rumah adat dapat ditemukan di Kecamatan Raijua sebanyak 13 unit yang tersebar di 5 kelurahan/desa, yaitu Kel. Ledeunu (2 unit), Kel. Ledeke (3 unit), Desa Bolua (6 unit), Desa Ballu (1 unit), dan Desa Kolorae (1 unit). Kondisi rumah adat tersebut sebagian masih baik, sebagian lainnya rusak pada bagian atapnya. Dinas Pariwisata melakukan penanganan beberapa rumah adat dengan menggunakan dana desa.
Prasarana dan Sarana Umum
Prasarana Jalan
Prasarana jalan di Kabupaten Sabu Raijua berdasarkan data BPS memiliki panjang ruas jalan 655,27 km dan 87,14% nya merupakan jalan kabupaten. Sebagian besar jalan sudah menggunakan aspal namun masih terdapat jalan kerikil, tanah, dan lainnya sebesar 60,71%. Jika ditinjau dari kondisi jalannya, terdapat 61,03% jalan yang masuk kategori rusak-rusak berat. Rincian kondisi, jenis, dan tingkat kewenangan jalan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 17. Tingkat Kewenangan, Kondisi, dan Jenis Jalan Kabupaten Sabu Raijua
No. | Jenis | Jumlah | Persentase |
1 | Negara | 45,27 | 6,91% |
2 | Provinsi | 39,00 | 5,95% |
3 | Kabupaten | 571,00 | 87,14% |
Jumlah | 655,27 | 100,00% | |
No. | Jenis | Jumlah | Persentase |
1 | Baik | 218,87 | 33,40% |
2 | Sedang | 36,50 | 5,57% |
3 | Rusak | 5,10 | 0,78% |
4 | Rusak Berat | 394,80 | 60,25% |
Jumlah | 655,27 | 100,00% | |
No. | Jenis | Jumlah | Persentase |
1 | Aspal | 257,47 | 39,29% |
2 | Kerikil | 156,40 | 23,87% |
3 | Tanah | 241,40 | 36,84% |
4 | Lainnya | – | 0,00% |
Jumlah | 655,27 | 100,00% |
Sumber : BPS Kabupaten Dalam Angka, 2021. (Diolah)
Prasarana Drainase
Berdasarkan RPIJM 2010 – 2012, sistem drainase yang ada pada Kabupaten Sabu Raijua adalah berupa saluran pinggir jalan, pada beberapa jalan utama sistem drainase sudah terbuat dari pasangan tembok dan pada bagian lainnya merupakan saluran tanah. Pada bagian tertentu saluran – saluran tertentu tidak bisa berfungsi dengan baik karena saluran terlalu kecil sehingga tidak dapat menampung air hujan pada musim penghujan, karena Kabupaten Sabu Raijua merupakan daerah dengan curah hujan yang cukup tinggi pada musim penghujan. Penanganan drainase secara khusus di Kabupaten Sabu Raijua belum maksimal, sebagian besar adalah drainase jalan raya. Jaringan drainase yang ada hanya merupakan drainase jalan raya. Belum ada drainase khusus untuk mengatasi masalah drainase perkotaan tersebut.
Adapun permasalahan drainase menjadi tanggung jawab dari pemerintah daerah dan dilimpahkan pada PU khususnya Cipta Karya. Pendanaan sistem drainase dalam Kabupaten Sabu Raijua merupakan tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten/kota dan pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Di Kabupaten Sabu Raijua belum terlihat peran masyarakat dalam hal penanganan sistem drainase yang terorganisir dengan baik.
Sistem drainase yang ada pada Kabupaten Sabu Raijua adalah berupa saluran pinggir jalan, pada beberapa jalan utama sistem drainase sudah terbuat dari pasangan tembok dan pada bagian lainnya merupakan saluran tanah. Pada bagian tertentu saluran – saluran tertentu tidak bisa berfungsi dengan baik karena saluran terlalu kecil sehingga tidak dapat menampung air hujan pada musim penghujan, karena Kabupaten Sabu Raijua merupakan daerah dengan curah hujan yang cukup tinggi pada musim penghujan.
Berdasarkan Masterplan Drainase Kabupaten Sabu Raijua, saluran drainase Kota Seba dibagi menjadi 4 zona, yaitu Zona 1 Sungai Loko Menia (DAS: 16.057.079,80 m2), Zona 2 Sungai Loko Daigama (DAS: 19.101.516,25 m2), Zona 3 Sungai Loko Pedae (DAS: 4.808.177,05 m2), dan Zona 4 Sungai Loko Tenihau (DAS: 4.860.609,87 m2).
Prasarana Persampahan
Pengelolaan persampahan di Kabupaten Sabu Raijua umumnya dilakukan dalam skala individu yaitu masyarakat mengelola sampahnya sendiri dengan cara dibakar, dikubur atau dibuang ke tanah kosong yang ada disekitarnya. Sampah-sampah dari limbah rumah tangga akan dikumpulkan dan kemudian diangkut oleh truk sampah yang kemudian akan dibuang ke tempat pembuangan sampah (TPA Rate), yang berlokasi di Kelurahan Tanjung, Kecamatan Sabu Raijua Selatan. Namun masih banyak masyarakat yang mengolah sampah secara tradisional yaitu dengan mengumpulkan di pekarangan belakang rumah yang kemudian dibakar. Dilihat dari sumbernya, sampah di Kabupaten Sabu Raijua dibedakan atas 4 yakni:
- Sampah yang berasal dari daerah perumahan
- Sampah yang berasal dari bangunan komersial (pasar dan pertokoan)
- Sampah yang berasal dari fasilitas umum (perkantoran)
- Sampah yang berasal dari fasilitas sos
TPS yang terdapat di Kabupaten Sabu Raijua yaitu bertempat di tiap kecamatan, hal ini sudah cukup bagus, karena dapat menjangkau dan melayani kegiatan masyarakat di wilayah kecamatan. Sampah-sampah pada TPS selanjutnya diangkut dengan mobil sampah kemudian dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir. Selain TPS, masyarakat pada sepanjang jalur jalan utama kota seringkali menyediakan tempat pembuangan sementara dan/atau menimbun sampah di pinggir jalan, mengingat luasnya wilayah Kabupaten Sabu Raijua dan kegiatan yang akan timbul untuk masa yang akan datang, maka pengembangan selanjutnya perlu ada pembangunan TPA untuk pelayanan wilayah Kabupaten Sabu Raijua.
Tabel 18. Lokasi TPS Sampah di Kabupaten Sabu Raijua, 2018
No | Lokasi TPS | Geografis | Keterangan | |
Lintang Selatan | Bujur Timur | |||
1 | Pasar Keliha | 100 28’ 04,2” | 1210 57’ 58,7” | Belum dimanfaatkan |
2 | Puskesmas Bolou | 100 20’ 28,3” | 1210 53’ 56,5” | Sudah dimanfaatkan |
3 | SMAN-1 Bolou | 100 28’ 44,8” | 1210 59’ 11,9” | TPS Lama (Rusak); Perlu perbaikan atau bangun baru |
4 | Puskesmas Eimadake | 100 29’ 31,7” | 1210 56’ 05,0” | Telah dimanfaatkan |
5 | Puskesmas Eilogo | 100 35’ 40,7” | 1210 53’ 23,5” | Bak sampah medis oleh dalam halaman puskesmas |
6 | Pasar Eilogo | 100 35’ 37,2” | 1210 53’ 18,6” | Telah dimanfaatkan
(dibakar) |
7 | Pasar Eikare | 100 35’ 25,1” | 1210 49’ 13,8” | Belum dimanfaatkan / pasar belum berfungsi (ada bak sampah lain di ujung pasar) |
8 | Puskesmas Mehara | 100 34’ 28,4” | 1210 44’ 08,9” | Terletak di luar puskesmas bagian belakang; sudah digunakan (sampah dibakar) |
9 | Kantor Camat Mehara | 100 33’ 45,9” | 1210 44’ 30,6” | Di belakang Kantor Camat (belum digunakan). |
10 | RSUD Menia | 100 27’ 25,8” | 1210 52’ 22,7” | Sudah dipakai (Sampah dibakar). Terdapat lubang sampah lama di dekatnya |
11 | Pasar Hede | 100 29’ 26,0” | 1210 50’ 29,6” | Sudah dipakai (bakar) |
12 | Puskesmas Seba | 100 30’ 20,2” | 1210 50’ 47,1” | Sudah dipakai (sampah dibakar); Lokasi dalam puskesmas bagian belakang. |
Sumber : Masterplan Persampahan Kabupaten Sabu Raijua, 2018
Tabel 19. Proyeksi Jumlah Timbulan Sampah Kabupaten Sabu Raijua Tahun 2019-2038
No. | Tahun | Jumlah
Penduduk (Jiwa) |
Jumlah Timbulan Sampah ( m3/hari ) | ||
Sampah Domestik | Sampah Fasum, Fasos, dll | Total Timbulan
Sampah |
|||
1 | 2019 | 98.826 | 296,478 | 59,2956 | 355,7736 |
2 | 2020 | 102.404 | 307,212 | 61,4424 | 368,6544 |
3 | 2021 | 106.111 | 318,333 | 63,6666 | 381,9996 |
4 | 2022 | 109.952 | 329,856 | 65,9712 | 395,8272 |
5 | 2023 | 113.932 | 341,796 | 68,3592 | 410,1552 |
6 | 2024 | 118.056 | 354,168 | 70,8336 | 425,0016 |
7 | 2025 | 122.330 | 366,990 | 73,3980 | 440,3880 |
8 | 2026 | 126.758 | 380,274 | 76,0548 | 456,3288 |
9 | 2027 | 131.347 | 394,041 | 78,8082 | 472,8492 |
10 | 2028 | 136.102 | 408,306 | 81,6612 | 489,9672 |
11 | 2029 | 141.029 | 423,087 | 84,6174 | 507,7044 |
12 | 2030 | 146.137 | 438,411 | 87,6822 | 526,0932 |
13 | 2031 | 151.424 | 454,272 | 90,8544 | 545,1264 |
14 | 2032 | 156.925 | 470,775 | 94,1550 | 564,9300 |
15 | 2033 | 162.585 | 487,755 | 97,5510 | 585,3060 |
16 | 2034 | 168.471 | 505,413 | 101,0826 | 606,4956 |
17 | 2035 | 174.570 | 523,710 | 104,7420 | 628,4520 |
18 | 2036 | 180.889 | 542,667 | 108,5334 | 651,2004 |
19 | 2037 | 187.437 | 562,311 | 112,4622 | 674,7732 |
20 | 2038 | 194.222 | 582,666 | 116,5332 | 699,1992 |
Total Timbulan Sampah | 8.121,531 | 1.624,3062 | 9.745,8372 |
Sumber : Masterplan Persampahan Kabupaten Sabu Raijua, 2018
Untuk penanganan persampahan kedepannya, maka sistem pengelolaan persampahan di Kabupaten Sabu Raijua dibedakan berdasarkan perwilayahan. Secara umum penanganan sampah dilakukan dengan sistem :
- Pembuangan Terbuka (Open Dumping) : Cara ini merupakan cara yang paling sederhana yaitu dengan membuang begitu saja sampah yang telah dikumpulkan pada tempat yang telah disediaka
- Penimbunan Saniter (Sanitary Landfill) : Penimbunan saniter adalah teknik penimbunan sampah yang dapat meminimalkan dampak yang merusak lingkungan dimana teknik yang digunakan adalah dengan memadatkan sampah dengan ketebalan 3,5 – 5 meter dan kemudian ditimbun dengan tanah setebal 15 – 30 cm.
- Pembakaran (Incineration) : Pembakaran merupakan salah satu cara pemusnahan sampah dengan cara mengurangi volume maupun berat sampah melalui proses pembakaran.
- Pembuatan Kompos (Composting) : Pembuatan kompos merupakan salah satu cara mengolah sampah organik agar dapat dimanfaatkan kembali yakni dengan mengelola sampah menjadi pupuk
Sistem jaringan persampahan Kabupaten Sabu Raijua sebagaimana dimaksud pada RTRW Kabupaten Sabu Raijua terdiri atas :
- Penampungan sementara secara terpusat pada tiap unit-unit lingkungan dan pusat kegiatan pelayanan
- Penyediaan fasilitas pemilahan sampah pada kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya wajib menyediakan fasilitas pemilahan sampah
- Pengembangan lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah terdapat di Desa Eimau Kecamatan Sabu Tengah
- Pengembangan lokasi Tempat Pemrosesan Sampah Terpadu (TPST) terdapat di seluruh kawasan perkotaan pada setiap kecamatan, meliputi :
- Perkotaan Seba
- Perkotaan Ledeunu
- Perkotaan Bolou
- Perkotaan Tanajawa
- Perkotaan Eilogo
- Perkotaan Eilode.
Jaringan Listrik dan Penerangan
Profil prasarana listrik di Kabupaten Sabu Raijua adalah sebagai berikut.
Tabel 20. Profil Kelistrikan Kabupaten Sabu Raijua
Tahun | Daya Terpasang (KW) | Produksi Listrik (KWh) | Listrik Terjual (KWh) | Dipakai Sendiri (KWh) | Susut/Hilang (KWh) |
2020 | 3.909.450 | 917.375 | 3.566.368 | 40.113 | 163.643 |
Sumber : BPS Kabupaten Dalam Angka, 2021. (Diolah)
Sumber penerangan masyarakat Kabupaten Sabu Raijua dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 21. Data Sumber Penerangan Kabupaten Sabu Raijua
No. | Jenis | Perkotaan | Pedesaan | Total |
1 | Listrik PLN dengan Meteran | 92,10% | 37,29% | 41,14% |
2 | Listrik PLN Tanpa Meteran | 7,90% | 5,62% | 5,78% |
3 | Listrik Non PLN | 0,00% | 50,90% | 47,32% |
4 | Bukan Listrik | 0,00% | 6,19% | 5,76% |
Jumlah | 100,00% | 100,00% | 100,00% |
Sumber : Statistik Kesejahteraan Provinsi NTT, 2020
Jaringan Air Bersih dan Air Minum
Sumber air minum di Kabupaten Sabu Raijua sebagian besar berasal dari sumur terlindung (49,24%) dan sumur tak terlindung (35,10%). Perincian sumber air minum dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 22. Sumber Air Minum di Kabupaten Sabu Raijua
No | Jenis | Perkotaan | Pedesaan | Total |
1 | Air Kemasan | 6,18% | 0,00% | 0,43% |
2 | Air Isi Ulang | 41,31% | 2,30% | 5,04% |
3 | Ledeng Meteran | 0,00% | 2,57% | 2,39% |
4 | Sumur Bor | 0,00% | 4,43% | 4,12% |
5 | Sumur Terlindung | 11,77% | 52,07% | 49,24% |
6 | Sumur Tak Terlindung | 35,76% | 35,05% | 35,10% |
7 | Mata Air Terlindung | 0,00% | 2,62% | 2,44% |
8 | Mata Air Tak Terlindung | 4,98% | 0,96% | 1,24% |
9 | Air Permukaan, Hujan dan Sumber Tidak Terlindung | 0,00% | 0,00% | 0,00% |
10 | Air Hujan | 0,00% | 0,00% | 0,00% |
Jumlah | 100,00% | 100,00% | 100,00% |
Sumber : Statistik Kesejahteraan Provinsi NTT, 2020
Untuk kualitas air minum, sebanyak 54,82% penduduk mengakses air minum bersih sehingga prasarana air minum menjadi salah satu prasarana yang perlu ditingkatkan di Kabupaten Sabu Raijua.
Sarana Sanitasi
Sarana sanitasi di Kabupaten Sabu Raijua dapat ditinjau dari jenis tempat pembuangan akhir tinja serta kepemilikan fasilitas pembuangan akhir tinja. Di Kabupaten Sabu Raijua, dominasi jenis tempat pembuangan akhir tinja adalah lubang tanah dengan jumlah sebesar 85,72%. Perinciannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 23. Jenis Tempat Pembuangan Akhir Tinja Kabupaten Sabu Raijua
No | Jenis | Jumlah | Persentase |
1 | IPAL/ Septic Tank | – | 14,28% |
2 | Lubang Tanah | – | 85,72% |
3 | Lainnya | – | 0,00% |
Jumlah | 100,00% |
Sumber : Statistik Kesejahteraan Provinsi NTT, 2020
Adapun berdasarkan kepemilikannya, sebanyak 85,20% telah memiliki fasilitas BAB sendiri, sedangkan terdapat 7,57% masyarakat yang tidak memiliki fasilitas BAB.
Tabel 24. Kepemilikan Fasilitas BAB di Kabupaten Sabu Raijua
No. | Jenis | Perkotaan | Pedesaan | Total |
1 | Sendiri | 88,17% | 84,97% | 85,20% |
2 | Sendiri namun Bersama | 11,83% | 6,69% | 7,05% |
3 | Komunal | 0,00% | 0,19% | 0,18% |
4 | Tidak Ada Fasilitas | 0,00% | 8,15% | 7,57% |
Jumlah | 100,00% | 100,00% | 100,00% |
Sumber : Statistik Kesejahteraan Provinsi NTT, 2020
Pekerjaan pembangunan infrastruktur sanitasi yang terbangun di Kabupaten Sabu Raijua tahun 2015 – 2019 meliputi pembangunan MCK Plus, septik tank komunal, dan septik tank individual perdesaan sebanyak 1.994 unit untuk melayani 9.372 jiwa dan 1.960 KK. Sedangkan pekerjaan pembangunan infrastruktur sanitasi tahun 2020 sejumlah 233 unit dengan kapasitas layanan 233 KK.
Tabel 25. Pekerjaan Pembangunan Sanitasi Kabupaten Sabu Raijua, 2020
No | Lokasi | Jumlah (Unit) | Kapasitas Layanan |
Pembangunan septictank individual | |||
1 | Desa Eimau, Kec. Sabu Tengah | 58 | 58 KK |
2 | Desa Eimadake, Kec. Sabu Tengah | 58 | 58 KK |
3 | Desa Tada, Kec. Sabu Tengah | 58 | 58 KK |
4 | Desa Loboaju, Kec. Sabu Tengah | 59 | 59 KK |
Jumlah | 233 | 233 KK |
Sumber : Dinas PU Kabupaten Sabu Raijua, 2020
Sarana Peribadatan
Sarana peribadatan di Kabupaten Sabu Raijua adalah masjid, musholla, gereja protestan, gereja katolik, pura, dan vihara. Jumlah sarana peribadatan di Kabupaten Sabu Raijua terangkum dalam tabel di bawah ini.
Tabel 26. Jumlah Fasilitas Peribadatan Kabupaten Sabu Raijua
No | Jenis | Jumlah | Persentase |
1 | Masjid | 1 | 0,65% |
2 | Musholla | 1 | 0,65% |
3 | Gereja Protestan | 146 | 94,19% |
4 | Gereja Katolik | 7 | 4,52% |
5 | Puta | – | 0,00% |
6 | Vihara | – | 0,00% |
Jumlah | 155 | 100% |
Sumber : BPS Provinsi NTT Dalam Angka, 2021
Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan di Kabupaten Sabu Raijua terdiri dari SD, SMP, SMA, SMK, dan Universitas. Jumlah sarana pendidikan di Kabupaten Sabu Raijua terangkum dalam tabel di bawah ini.
Tabel 27. Jumlah Fasilitas Pendidikan Kabupaten Sabu Raijua
No | Jenis | Jumlah | Persentase |
1 | SD | 59 | 63,44% |
2 | SMP | 22 | 23,66% |
3 | SMA | 9 | 9,68% |
4 | SMK | 2 | 2,15% |
5 | Universitas | 1 | 1,08% |
Jumlah | 93 | 100,00% |
Sumber : BPS Provinsi NTT Dalam Angka, 2021
Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan terdiri dari rumah sakit, rumah sakit bersalin, poliklinik, puskesmas, puskesmas pembantu, dan apotek. Jumlah sarana kesehatan di Kabupaten Sabu Raijua terangkum dalam tabel di bawah ini.
Tabel 28. Jumlah Fasilitas Kesehatan Kabupaten Sabu Raijua
No | Jenis | Jumlah | Persentase |
1 | Rumah Sakit | 1 | 1,47% |
2 | Rumah Sakit Bersalin | – | 0,00% |
3 | Poliklinik | 2 | 2,94% |
4 | Puskesmas | 6 | 8,82% |
5 | Puskesmas Pembantu | 57 | 83,82% |
6 | Apotek | 2 | 2,94% |
Jumlah | 68 | 100,00% |
Sumber : BPS Provinsi NTT Dalam Angka, 2021
Ruang Terbuka Hijau
Ruang yang direncanakan khusus sebagai ruang terbuka hijau terdapat di Kawasan Kota Seba (Mebba), Desa Menia, Raemedia, dan Roboaba berupa yakni taman dan plaza, area parkir, taman pulau/median jalan serta lapangan olahraga serta ruang terbuka alamiah (bentang alam). Pada Kawasan Kota Seba juga terdapat ruang terbuka khusus , yakni pemakaman islam. Secara umum ruang terbuka hijau pada Kawasan Kota Seba (Mebba), Desa Menia, Raemedia, dan Roboaba masih belum memadai sehingga perlu dilakukan pengambangan.
Berdasarkan SK.7875/MenLHK-PHPL/KPHP/HPL.0/12/2020, Kabupaten Sabu Raijua memiliki kawasan hutan dengan luas 46.083,59 ha, meliputi Area Penggunaan Lain (36.117,35 ha) dan Hutan Lindung (9.966,24 ha). Sedangkan kawasan perkebunan memiliki luas 357,91 ha dan kawasan pertanian memiliki luas 1.139,04 ha (pertanian lahan basah 96,03 ha dan pertanian lahan kering 1.043,02 ha). Kawasan perkebunan dan pertanian paling sedikit di Provinsi NTT berada di Kabupaten Sabu Raijua.