Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten yang masuk dalam Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara astronomis, Kabupaten Kulon Progo terletak antara 7° 38’42” – 7° 59’3” Lintang Selatan dan antara 110° 1’37” – 110° 16’26” Bujur Timur. Batas-batas wilayah administratif dari kabupaten ini adalah sebagai berikut :
- Sebelah Selatan dengan Samudera Hindia
- Sebelah Utara dengan wilayah Kabupaten Magelang
- Sebelah Barat dengan wilayah Kabupaten Purworejo
- Sebelah Timur dengan wilayah Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul.
Kabupaten Kulon Progo memiliki luasan wilayah sebesar 586,28 km2 terdiri dari 12 kecamatan, 87 desa, 1 kelurahan,dan 918 dukuh. Wilayah terluas adalah Kecamatan Kokap dengan luas 73,80 km2 (12,59%) dan Kecamatan Samigaluh dengan luas 69,29 km2 (11,82%). Wilayah terkecil adalah Kecamatan Wates dengan luas 32,00 km2 (5,46%).
Luas dan Tinggi Wilayah
Gambaran umum 12 kecamatan yang berada di Kabupaten Kulon Progo dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
Ibukota Kecamatan, Luas, dan Ketinggian di Kabupaten Kulon Progo Per Kecamatan
Kecamatan | Ibukota Kecamatan | Luas Wilayah (km2) | Persentase Luas Wilayah | Ketinggian (mdpl) |
Temon | Temon Kulon | 36,30 | 6,19% | 13 |
Wates | Bendungan | 32,00 | 5,46% | 10 |
Panjatan | Gotakan | 44,59 | 7,61% | 7 |
Galur | Brosot | 32,91 | 5,61% | 19 |
Lendah | Jatirejo | 35,59 | 6,07% | 19 |
Sentolo | Salamrejo | 52,65 | 8,98% | 57 |
Pengasih | Pengasih | 61,66 | 10,52% | 33 |
Kokap | Hargorejo | 73,80 | 12,59% | 110 |
Girimulyo | Giripurwo | 54,90 | 9,36% | 150 |
Nanggulan | Jatisarono | 39,61 | 6,76% | 101 |
Kalibawang | Banjaroyo | 52,96 | 9,03% | 168 |
Samigaluh | Gerbosari | 69,29 | 11,82% | 504 |
Kulon Progo | 586,26 | 100% | 26 |
Sumber: Badan Pusat Statistik dalam angka, 2022 (diolah)
Adapun jarak antar kecamatan terhadap Ibukota Kabupaten Kulon Progo (Kecamatan Wates) dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Jarak Tiap Kecamatan terhadap Ibukota Kabupaten Kulon Progo Tahun 2021
Sumber: Badan Pusat Statistik dalam angka, 2022. (Diolah)
Kondisi Fisik
- Topografi
Secara umum, wilayah Kabupaten Kulon Progo berada antara 0 – 500 meter di atas permukaan laut, dengan rincian sebagai berikut:
- 0-7 m :103,08 km2 (17,58%)
- 8-25 m : 89,12 km2 (15,20%)
- 26-100 m : 133,91 km2 (22,84%)
- 101-500 m : 193,48 km2 (33,01%)
- > 500 m : 66,67 km2 (11,37%)
- Geologi dan Morfologi
Dari kandungan tanah atau potensi tanah, Kabupaten Kulon Progo memiliki 5 jenis tanah yang membentuk muka bumi wilayah ini. Jenis tanah tersebut yaitu latosol, grumusol, alluvial, regosol, kambisol. Tanah latosol meliputi areal utara bagian barat dari Kabupaten Kulon Progo; tanah grumusol berada di Utara bagian Timur dari Kabupaten Kulon Progo; tanah alluvial ; tanah regosol ditemukan pada kawasan pesisir Kabupaten Kulon Progo; dan tanah kambisol merupakan jenis tanah tersedikit di Kabupaten Kulon Progo.
Gambar 2

Peta Jenis Tanah di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2021
Sumber: www.academia.edu, 2012
Struktur dan karakteristik dari kondisi geologi di Kabupaten Kulon Progo dijelaskan kedalam macam-macam karakteristik dan struktur dan formasi batuan.
- Karakteristik dan struktur
Karakteristik Kabupaten Kulon Progo secara umum berupa kubah atau menyerupai kubah (dome), dengan struktur geologi daerah terdiri atas fold, fault, dan joint.
- Struktur Geologi Perlipatan Batuan (Fold), perlipatan batuan di formasi Sentolo. Perlipatan ini terdapat di bagian perbukitan Formasi Sentolo di daerah Pengasih, Sentolo, Panjatan, Lendah, dan Galur.
- Struktur Geologi Patahan/Sesar (Fault), merupakan bagian dari batuan yang saling bergerak antara bagian blok batuan satu dengan lainnya, dipisahkan oleh zona patahan, atau dapat diistilahkan pecahan batuan yang disertai gerakan massa batuan. Patahan di wilayah Kulon Progo dapat dipisahkan menjadi 2 (dua) bagian yaitu :
- Patahan Regional, merupakan satu kesatuan patahan Yogyakarta yang disebut Patahan Graben Yogyakarta. Patahan Graben Yogyakarta adalah Patahan Opak dan Patahan Progo yang menyebabkan wilayah Kabupaten Kulon Progo dan Wonosari menjadi daerah dataran Tinggi dan di Kota Yogyakarta menjadi dataran rendah. Patahan Opak berarah barat daya – Timur Laut, sedangkan patahan Progo berarah Utara Selatan. Patahan ini terletak di bagian timur Kulon Progo meliputi wilayah Kalibawang bagian timur, Nanggulan bagian Timur, Sentolo, Panjatan, Galur dan Lendah.
- Patahan Lokal, merupakan patahan yang hanya terjadi di Kulon Progo. Patahan ini banyak terjadi di bagian pegunungan atau kubah di Kulon Progo utara bagian barat, dimana patahan berbentuk relatif radial yaitu berarah barat laut – tenggara, barat – timur, dan barat daya – timur laut. Patahan ini terdapat di Kecamatan Kokap, Temon bagian utara, Pengasih, Nanggulan bagian barat.
- Struktur Kekar (joint) yaitu pecahan batuan yang tidak mengalami pergerakan. Struktur kekar ini sangat intensif terdapat di formasi batuan andesit dan formasi andesit tua.
- Formasi batuan
Formasi batuan dan sebarannya dibedakan menjadi endapan gunung api (40,37%), batuan sedimen (47,81%), batuan gunung api (7,48%) dan batuan terobosan (4,43%), yang dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 2
Pengelompokkan Batuan Berdasarkan Jenis Batuan di Kabupaten Kulon Progo
No. | Kecamatan | Luas Satuan Batuan (Ha) | Jumlah | |||
Endapan Gunung Api | Batuan Sedimen | Batuan Gunung Api | Batuan Instrusi | |||
1 | Temon | 3.688 | – | – | – | 3.688 |
2 | Wates | 3.063 | 138 | – | – | 3.201 |
3 | Panjatan | 3.872 | 588 | – | – | 4.460 |
4 | Galur | 2.229 | – | 1.063 | – | 3.292 |
5 | Lendah | 2.009 | 1.075 | 475 | – | 3.559 |
6 | Sentolo | 3.165 | 1.175 | 925 | – | 5.265 |
7 | Pengasih | 4.342 | 1.825 | – | – | 6.167 |
8 | Kokap | 550 | 4.230 | – | 2.600 | 7.380 |
9 | Girimulyo | 125 | 5.366 | – | – | 5.491 |
10 | Nanggulan | 250 | 2.736 | 975 | – | 3.961 |
11 | Kalibawang | 375 | 3.971 | 950 | 5.296 | |
12 | Samigaluh | – | 6.929 | – | – | 6.929 |
TOTAL | 23.668 | 28.033 | 4.388 | 2.600 | 58.689 | |
Presentase | 40,33% | 47,77% | 7,48% | 4,43% | 100,00% |
Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kulon Progo, 2007
- Klimatologi
Sesuai dengan klasifikasi iklim oleh Schmidt dan Ferguson, Kabupaten Kulon Progo termasuk wilayah iklim tipe C (agak basah) dengan nilai Q sebesar 50% atau beriklim tropis dengan dua musim yaitu musim kemarau dan hujan. Curah hujan total Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2020 adalah 3.057,8 mm dengan total hari hujan sebanyak 181 hari. Wilayah di Kebupaten Kulon Progo memiliki suhu yang bervariasi namun secara umum daerah Kabupaten Kulon Progo tergolong panas dengan rata-rata penyinaran matahari sebesar 70% dalam satu tahun.
- Kerawanan Bencana
Berdasarkan data BPBD Kabupaten Kulon Progo, bencana alam yang tercatat pada tahun 2014 adalah banjir, gempa bumi, tanah longsor, dan cuaca ekstrim. Perincian daerah rawan bencana adalah sebagai berikut.
Daerah Potensi Rawan Bencana di Kabupaten Kulon Progo
No | Jenis Bencana | Lokasi/Kecamatan | Keterangan |
1 | Gempa bumi | Galur, Kalibawang, Kokap, Lendah, Panjatan, Pengasih, Sentolo, Temon, Wates | Kabupaten Kulon Progo, memiliki potensi bahaya gempa bumi 23.491,8 Ha yang tergolong pada kelas sedang, sedangkan 35.283,87 Ha tergolong kelas tinggi. Secara keseluruhan disimpulkan bahwa Kabupaten Kulon Progo memiliki potensi bahaya gempa bumi dalam kategori kelas tinggi. Gempa bumi pernah terjadi sekali namun kerusakan yang diakibatkan cukup parah bila dibandingkan dengan bencana lain. |
2 | Tsunami | Galur, Kokap, Lendah, Panjatan, Pengasih, Sentolo, Temon, Wates | Bahaya tsunami, berpotensi terjadi di daerah pantai selatan Kabupaten Kulon Progo, khususnya pada pantai dengan elevasi (ketinggian) kurang dari 30m dari permukaan air laut |
3 | Tanah Longsor | Galur, Girimulyo, Kalibawang, Kokap, Lendah, Naggulan, Panjatan, Pengasih, Samigaluh, Sentolo, Temon, Wates | Berpotensi terjadi pada lereng Pegunungan Kulon Progo yang mengancam di wilayah Kabupaten Kulon Progo bagian utara dan barat. Tanah Longsor merupakan bencana yang dominan terjadi di Kabupaten Kulon Progo. Persentase kejadian bencana tanah longsor adalah 47% dan seluruh bahaya yang ada di Kabupaten Kulon Progo |
4 | Banjir | Galur, Kalibawang, Kokap, Lendah, Naggulan, Panjatan, Pengasih, Sentolo, Temon, Wates | Bahaya banjir terutama berpotensi mengancam daerah pantai selatan Kabupaten Kulon Progo. Banjir pernah terjadi sebanyak 6 kali atau dengan persentase 35,2%. |
5 | Kekeringan | Galur, Girimulyo, Kalibawang, Kokap, Lendah, Naggulan, Panjatan, Pengasih, Samigaluh, Sentolo, Temon, Wates | Kabupaten Kulon Progo seluas 10.219 Ha dari total luas wilayahnya, berpotensi
terjadi bencana kekeringan dengan kelas sedang, dan 48.597,21 Ha termasuk dalam kelas tinggi. Secara keseluruhan total luas wilayah Kabupaten Kulon Progo yang berpotensi terjadi bencana kekeringan sebesar 58.816,21 Ha termasuk dalam kelas bahaya tinggi |
6 | Cuaca Ekstrim | Galur, Kalibawang, Lendah, Panjatan, Pengasih, Sentolo, Temon, Wates | Cuaca ekstrim pernah terjadi sebanyak 2 kali, tidak memakan korban jiwa namun sebanyak 84 rumah mengalami rusak berat |
7 | Kebakaran Hutan dan Lahan | Galur, Kalibawang, Lendah, Panjatan, Pengasih, Sentolo, Temon, Wates | Kabupaten Kulon Progo 58.811,49 Ha dari total wilayahnya tergolong pada kelas rendah, 24.439,23 Ha kelas sedang, dan 34.221,24 Ha kelas tinggi. Secara keseluruhan untuk bahaya kebakaran hutan dan lahan Kabupaten Kulon Progo termasuk dalam kelas tinggi |
Sumber: Dokumen Kajian Risiko Bencana Kabupaten Kulon Progo 2014 – 2018
Luas Risiko Bencana di Kabupaten Kulon Progo Per Kecamatan 2018-2019
Kecamatan | Lingkungan Terpapar (Ha) | ||
Banjir | Tanah Longsor | Kekeringan | |
Temon | 2.256 | 35 | 3.382 |
Wates | 2.007 | 0 | 3.307 |
Panjatan | 2.483 | 0 | 4.461 |
Galur | 2.103 | 0 | 3.230 |
Lendah | 1.309 | 36 | 3.820 |
Sentolo | 1.609 | 57 | 5.444 |
Pengasih | 1.356 | 915 | 5.911 |
Kokap | 379 | 1.526 | 7.073 |
Girimulyo | 30 | 1.689 | 5.720 |
Nanggulan | 524 | 200 | 3.959 |
Kalibawang | 340 | 498 | 5.146 |
Samigaluh | 17 | 1.885 | 6.799 |
Total | 14.413 | 6.841 | 58.252 |
Sumber: http://inarisk.bnpb.go.id/
Demografi
- Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2021 adalah sebanyak 443.283 Jiwa dengan RJK (Rasio Jenis Kelamin) sebesar 98. Jumlah penduduk tersebut mengalami peningkatan sebesar 5,05 % dari tahun 2020. Laju pertumbuhan penduduk tahun 2010-2020 adalah sebesar 1,12 %. Kabupaten Kulon Progo memiliki kepadatan penduduk sebesar 756 jiwa/Km2.
- Jumlah Rumah Tangga
Jumlah rumah tangga per kecamatan di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2021 adalah sebanyak 154.444 KK. Jumlah KK terbanyak terdapat di Kecamatan Pengasih (17.700 KK), sedangkan jumlah paling sedikit terdapat di Kecamatan Samigaluh (9.827 KK).
Jumlah Rumah Tangga Per Kecamatan di Kabupaten Kulon Progo, 2021
Kecamatan | Jumlah KK |
Samigaluh | 9.827 |
Kalibawang | 10.541 |
Girimulyo | 10.236 |
Nanggulan | 10.475 |
Sentolo | 16.701 |
Lendah | 14.301 |
Galur | 11.590 |
Kokap | 12.594 |
Temon | 10.236 |
Pengasih | 17.700 |
Panjatan | 13.538 |
Wates | 16.705 |
Kulon Progo | 154.444 |
Sumber: kependudukan.jogjaprov.go.id/, 2021
- Piramida Penduduk
Penduduk pada Kabupaten Kulon Progo saat ini didominasi oleh penduduk yang berusia produktif (penduduk berusia 15-64 tahun) yaitu 67%. Jika dilihat dari piramida penduduk yang ada pada gambar dibawah, piramida tersebut tergolong piramida ekspansif (muda). Artinya sebagian besar penduduk berusia muda, sedangkan penduduk usia lanjutnya sedikit. Sehingga diperlukan lapangan pekerjaan yang cukup untuk memenuhi jumlah angkatan kerja yang ada.
Gambar 3

Piramida Penduduk Kabupaten Kulon Progo Tahun 2021
Sumber: Badan Pusat Statistika dalam Angka, 2022 (Diolah)
- Proyeksi Penduduk
Berdasarkan proyeksi penduduk yang telah dilakukan, pada tahun 2041 penduduk Kabupaten Kulon Progo meningkat dari 443.283 jiwa (tahun 2021) menjadi 550.619 jiwa. Proyeksi tersebut dihitung dengan menggunakan rumus geometri seperti berikut:
Dengan: Pn = Proyeksi penduduk tahun tertentu
Po = Penduduk awal tahun
1 = konstanta
r = angka pertumbuhan penduduk
n = rentang tahun
Proyeksi tersebut menggunakan data jumlah penduduk dari tahun 2010 hingga 2020. Jumlah penduduk Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2010 adalah 389.854 jiwa dan laju pertumbuhan penduduk 2010-2020 adalah 1,12%. Sehingga didapatkan hasil proyeksi seperti pada tabel berikut:
Proyeksi Penduduk Kabupaten Kulon Progo
Tahun | 2010 | 2015 | 2020 | 2021 | 2025 | 2030 | 2035 | 2041 |
Jumlah Penduduk (jiwa) | 389.854 | 408.947 | 426.420 | 443.283 | 460.742 | 487.128 | 515.025 | 550.619 |
Sumber: Badan Pusat Statistik dalam angka (diolah), 2021
- Kemiskinan
Gambaran kemiskinan di Kabupaten Kulon Progo selama tahun 2013-2020 dapat dilihat pada grafik. Jumlah penduduk miskin mengalami perkembangan fluktuatif hingga pada tahun 2020 mencapai 81.140 jiwa (18,38 % dari keseluruhan penduduk).

Jumlah Penduduk dan Garis Kemiskinan di Kabupaten Kulon Progo
Sumber: BPS Kabupaten Dalam Angka, 2022. (Diolah)
Adapun perkembangan secara fluktuatif juga terlihat pada indeks kedalaman kemiskinan dan keparahan kemiskinan yang pada tahun 2021 mencapai angka 3,01 untuk indeks kedalaman kemiskinan (lebih tinggi dari rerata Prov. DIY sebesar 2,42) dan 0,75 untuk Indeks Keparahan Kemiskinan (lebih rendah dari rerata Prov. DIY sebesar 0,65).

Indeks Keparahan dan Kedalaman Kemiskinan di Kabupaten Kulon Progo
Sumber: BPS Kabupaten Dalam Angka, 2021. (Diolah)
Perumahan dan Kawasan Permukiman
- Tipologi dan Jumlah Bangunan
Jumlah rumah di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2019 adalah lebih dari 86.419 unit, sebab data perumahan pada 3 kecamatan (Samigaluh, Galur, Pengasih) belum ditemukan. Jumlah tersebut terbagi atas 78.860 unit rumah yang layak huni dan RTLH sebanyak 7.559 unit (https://satudata.kulonprogokab.go.id/opendata/).
Tabel 7
Data Perumahan di Kabupaten Kulon Progo Tiap Kecamatan 2019
No | Kecamatan | Jumlah Rumah | RLH | RTLH |
1 | Samigaluh | n/a | n/a | n/a |
2 | Kalibawang | 7875 | 7026 | 849 |
3 | Girimulyo | 7877 | 7026 | 851 |
4 | Nanggulan | 7976 | 7314 | 662 |
5 | Sentolo | 11885 | 10033 | 1852 |
6 | Lendah | 10484 | 9690 | 794 |
7 | Galur | n/a | n/a | n/a |
8 | Kokap | 9603 | 8023 | 1580 |
9 | Temon | 7792 | 7542 | 250 |
10 | Pengasih | n/a | n/a | n/a |
11 | Panjatan | 10253 | 9827 | 426 |
12 | Wates | 12674 | 12379 | 295 |
Kulon Progo | 86419 | 78860 | 7559 |
Sumber: https://satudata.kulonprogokab.go.id/opendata/ (diolah)
- Status Penguasaan Bangunan
Status penguasaan bangunan merupakan salah satu indikator kesejahteraan penduduk bagian perumahan. Semakin banyak penduduk yang mempunyai rumah sendiri maka semakin banyak juga masyarakat yang tergolong mapan dan sejahtera terutama memenuhi kebutuhan hidupnya. Berdasarkan data pada buku statistik kesejahteraan Kulon Progo tahun 2022, persentase kepemilikan bangunan tertinggi di Kabupaten Kulon Progo adalah milik sendiri yaitu sebesar 94,06%. Berikut merupakan tabel persentase status penguasaan bangunan tahun 2020-2021 di Kabupaten Kulon Progo.
Tabel 8
Persentase Status Penguasaan Bangunan
Karakteristik | Persentase (%) | |
Milik Sendiri | Bukan Milik Sendiri | |
Tahun | ||
2020 | 90,23 | 9,77 |
2021 | 94,06 | 5,94 |
Kelompok Pengeluaran | ||
20% teratas | 90,93 | 9,07 |
40% tengah | 95,75 | 4,25 |
40% terbawah | 94,20 | 5,80 |
Sumber: Buku Statistik Kesejahteraan Kulon Progo 2020-2021
- Luas Lantai Bangunan Setiap Rumah
Hasil Sensus Penduduk 2010 (BPS Kulon Progo, 2010), dari sebagian besar rumah tangga di Kabupaten Kulon Progo menempati rumah yang sudah menggunakan lantai terluasnya bukan tanah, meskipun persentase terbesarnya masih menggunakan semen/bata merah (45,07 persen), kemudian keramik/marmer/granit (24,69 persen), sedangkan 21,69 persen rumah tangga menempati rumah yang masih berlantai tanah.
Tabel 9
Jumlah Rumah Menurut Luas Lantai di Kabupaten Kulon Progo 2010
Kabupaten | Luas Lantai Tempat Tinggal (m2) | ||||||
<50 | 50-99 | 100-149 | 150+ | TD | Jumlah | ||
Kulon Progo | 13.796 | 68.811 | 18.912 | 7.353 | 17 | 108.889 |
Sumber: BPS Kabupaten Kulon Progo
- Jumlah Bangunan Berdasarkan Luas Perkapita
Rumah tangga yang memiliki rumah dengan luas lantai diatas 49 m2 sebesar 87,33 persen dan hanya 12,67 persen rumah tangga yang memiliki rumah dengan luas lantai dibawah 50 m2. Rumah tangga dengan luas lantai per kapita diatas 4 m2 sebanyak 98,81 persen
- Jumlah Bangunan Berdasarkan Jenis Atap Terluas
Bangunan berdasarkan atap terluas adalah klasifikasi bangunan berdasarkan penutup bagian atas sebuah bangunan, sehingga anggota rumah tangga yang berada di rumah tersebut dapat terlindung dari terik matahari, hujan dan sebagainya. Di Kabupaten Kulon Progo, sebanyak 98,62% rumah menggunakan genteng sebagai atap. Jumlah ini lebih besar dibanding pengguna genteng sebagai atap rumah pada lingkup Provinsi DIY. Berikut merupakan persentase bangunan berdasarkan jenis atap terluas di Kabupaten Kulon Progo tahun 2015:
Persentase Jumlah Bangunan berdasarkan Jenis Atap Terluas
Persentase | ||||
Asbes | Seng | Genteng | Beton | |
2015 | ||||
D.I. Yogyakarta | 2,30 | 0,86 | 94,44 | 2,4 |
Kulonprogo | 0,89 | 0,98 | 98,62 | 0,49 |
Sumber: BPS Prov D.I. Yogyakarta 2015
- Jumlah Bangunan Berdasarkan Jenis Dinding Terluas
Bangunan berdasarkan dinding terluas adalah klasifikasi bangunan berdasarkan sisi luar/batas/penyekat dari suatu bangunan dengan bangunan lain. Di Kabupaten Kulon Progo, sebanyak 84,4% rumah menggunakan tembok sebagai dinding bangunan. Berikut merupakan tabel persentase jumlah bangunan berdasarkan dinding terluas di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2012-2016:
Persentase Jumlah Bangunan berdasarkan Jenis Dinding Terluas
No | Jenis Dinding | Persentase | ||||
2016 | 2015 | 2014 | 2013 | 2012 | ||
1 | Tembok | 84,40 | 80,22 | 80,65 | 74,89 | 75,19 |
2 | Kayu | 6,37 | 8,83 | 7,58 | 7,95 | 7,16 |
3 | Bambu | 8,27 | 10,94 | 11,60 | 17,11 | 17,66 |
4 | Lainnya | 0,96 | 0 | 0,17 | 0,05 | 0 |
Jumlah | 100 | 100 | 100 | 100 | 100 |
Sumber: BPS Kabupaten Kulon Progo 2012-2016
- Jumlah Bangunan Berdasarkan Jenis Lantai Terluas
Bangunan berdasarkan jenis lantai terluas adalah klasifikasi bangunan berdasarkan bagian bawah/dasar/alas suatu ruangan, baik terbuat dari marmer, keramik, granit, tegel/teraso, semen, kayu, tanah dan lainnya seperti bambu. Di Kabupaten Kulon Progo, kebanyakan bangunan menggunakan semen sebagai lantai yaitu 47,6% dari total bangunan pada tahun 2016. Berikut merupakan tabel persentase jumlah bangunan berdasarkan jenis lantai terluas di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2012-2016.
Persentase Jumlah Bangunan berdasarkan Jenis Lantai Terluas
No | Jenis Lantai | Persentase | ||||
2016 | 2015 | 2014 | 2013 | 2012 | ||
1 | Marmer/keramik/granit | 32,00 | 35,90 | 31,10 | 25,30 | 25,90 |
2 | Tegel/Teraso | 7,62 | 11,70 | 5,85 | 5,66 | 5,94 |
3 | Semen | 47,60 | 38,30 | 44,80 | 48,20 | 52,40 |
4 | Kayu | 0,00 | 0,00 | 0,00 | 0,13 | 0,35 |
5 | Tanah | n/a | 13,90 | 17,90 | 20,30 | 15,00 |
6 | Lainnya | 12,80 | 0,23 | 0,42 | 0,32 | 0,38 |
Jumlah | 100 | 100 | 100 | 100 | 100 |
Sumber: BPS Kabupaten Kulon Progo 2012-2016
- Backlog Perumahan
Backlog kepemilikan di Kabupaten Kulon Progo mencapai 11.453, artinya sebanyak 11.453 rumah tangga tidak menempati rumah milik pribadi. Sementara itu, jumlah backlog hunian adalah 9.927, artinya sebanyak 9.927 rumah tangga tidak tinggal di rumah sendiri (Dinas PUP-ESDM DIY, 2018).
- Rumah Tidak Layak Huni
Kriteria rumah tidak layak huni adalah rumah tempat tinggal yang memenuhi kriteria indikator sebagai berikut: 1) jenis lantai bangunan tempat tinggal terluas (60% lebih) terbuat dari tanah/bambu/kayu kualitas rendah, 2) jenis dinding bangunan tempat tinggal terluas (60% lebih) terbuat dari bambu/kayu kualitas rendah. Jumlah rumah tidak layak huni sebanyak 14.891 unit, sebagaimana ditunjukkan dalam tabel berikut.
Tabel Rumah Tidak Layak Huni Menurut Kecamatan di Kabupaten Kulon Progo, 2017
No | Kecamatan | Rumah Tidak Layak Huni | Total | ||
Sangat Miskin | Miskin | Hampir Miskin | |||
1 | Galur | 149 | 262 | 90 | 501 |
2 | Girimulyo | 346 | 597 | 525 | 1468 |
3 | Kalibawang | 369 | 384 | 231 | 984 |
4 | Kokap | 617 | 1108 | 1023 | 2748 |
5 | Lendah | 318 | 455 | 389 | 1162 |
6 | Naggulan | 164 | 334 | 350 | 848 |
7 | Panjatan | 164 | 342 | 373 | 879 |
8 | Pengasih | 495 | 637 | 609 | 1741 |
9 | Samigaluh | 258 | 549 | 706 | 1513 |
10 | Sentolo | 673 | 650 | 600 | 1923 |
11 | Wates | 118 | 278 | 260 | 656 |
12 | Temon | 124 | 223 | 121 | 468 |
Total | 14.891 |
Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Kulon Progo, Tahun 2017
- Kawasan Permukiman Kumuh
Permukiman kumuh di Kabupaten Kulon Progo terdapat di 5 kecamatan dengan total luas 293,79 Ha. Berikut merupakan tabel kawasan permukiman kumuh di Kulon Progo menurut Surat Keputusan Bupati Kulon Progo Nomor 224/A Tahun 2016 tentang Lokasi Penanganan Kumuh.
Lokasi Permukiman Kumuh Di Kabupaten Kulon Progo
Kecamatan/ Kapanewon | Kelurahan/ Desa | Kawasan Kumuh | Luasan (Ha) |
Wates | Wates | Pedukuhan Wonosidi Kidul RT 70 / RW 32
Pedukuhan Wetan Pasar RT 01 / RW 07 |
2,63 |
Girpeni | Pedukuhan Sideman RT 38, 39 / RW 17, RT 40, 41/RW 18, RT 45, 46/RW 20, Pedukuhan Kedungpring RT 47, 48/RW 21 RT 49/RW 22
Pedukuhan Dobangsan RT 16, 17, 18 / RW 08 |
48,75 | |
Sentolo | Banguncipto | Pedukuhan Ploso RT 10, 12 RW 08 | 6,98 |
Sentolo | Pedukuhan Sentolo Lor RW 07, 08, 09, 10 | 19,47 | |
Galur | Brosot | Pedukuhan III Pulo RT 02/RW 01 dan RW 05, RW 06
Pedukuhan Bantengan Lor RW 09 |
27,09 |
Pengasih | Pengasih | Pedukuhan RT 04 / RW 01
Pedukuhan Dayakan RT 16, 17 / RW 06 |
16,74 |
Margosari | Pedukuhan Kemiri RT 02 / RW 01 | 1,18 | |
Tawangsari | Pedukuhan Soropadan (Ped. Janturan, Ped. Menggungan, Ped. Soropadan, Ped. Garang) | 44,22 | |
Sendangsari | Pedukuhan Mrunggi (Ped. Mrunggi, Ped. Kroco, Ped. Klegen) | 80,44 | |
Nunggulan | Wijimulyo | Pedukuhan Rejoso (Ped. Temanggal, Ped. Sokorojo, Ped. Rejoso, Ped. Kemiri, Ped. Tegalsari, Ped. Cepotan) | 46,29 |
Total Luasan | 293,79 |
Sumber : DPUP-KP Kulon Progo, 2019
- Kampung Adat
Kabupaten Kulon Progo memiliki 16 desa yang masuk dalam kategori kawasan budaya, tersebar di 12 kecamatannya. Desa-desa tersebut dikategorikan dalam desa budaya. Setiap kecamatan memiliki desa budaya, bahkan di Kecamatan Sentolo, Panjatan, dan Kokap memiliki lebih dari satu desa budaya. Rincian desa budaya di Kabupaten Kulon Progo sebagai berikut.
Tabel 15
Desa Budaya di Kabupaten Kulon Progo, 2021
No | Kecamatan | Desa Budaya | |
1 | Wates | Desa Sogan | |
2 | Temon | Desa Glagah | |
3 | Sentolo | Desa Kaliagung | |
Desa Tuksono | |||
Desa Sukoreno | |||
4 | Samigaluh | Desa Pagerharjo | |
5 | Pengasih | Desa Sendangsari | |
6 | Panjatan | Desa Tayuban | |
Desa Bugel | |||
7 | Nanggulan | Desa Tanjungharjo | |
8 | Lendah | Desa Sidorejo | |
9 | Kokap | Desa Kalirejo | |
Desa Hargomulyo | |||
10 | Kalibawang | Desa Banjarharjo | |
11 | Girimulyo | Desa Jatimulyo | |
12 | Galur | Desa Brosot | |
Kulon Progo | 16 Desa Budaya |
Sumber: https://satudata.kulonprogokab.go.id/opendata/
Disamping memiliki desa budaya, di Kabupaten Kulon Progo juga terdapat beberapa rumah adat yang masuk dalam kategori bangunan cagar budaya oleh Kemendikbud
- Rumah Tradisional milik Alm. Muljowiardjo
Bangunan rumah tradisional ini berada di Wonolopo, Gulurejo, Lendah, Kabupaten Kulon Progo. Bangunan ini didirikan sekitar tahun 1910-an. Sejak awal pendiriannya bangunan ini hanya difungsikan sebagai tempat tinggal. Rumah Tinggal Muljowiardjo terdiri atas beberapa komponen, yaitu: pagar, pendopo, ndalem, gedhogan, kamar mandi, dan bekas rumah gamelan. Bangunan ini telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya tingkat Kabupaten melalui SK Nomor : 586/A/2018 tanggal 19 Desember 2018.
Gambar 6
Bagian Dalam Rumah Tradisional milik Alm. Muljowiardjo
Sumber: http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbyogyakarta/rumah-tradisional-milik-alm-muljowiardjo/
- Rumah Markas Gerilya T.B. Simatupang
Rumah markas gerilya T.B. Simatupang terletak di Dusun Banaran, Desa Banjarsari, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Markas T.B. Simatupang pada masa Perang Kemerdekaan II (1948 – 1949) berada di rumah Karyo Utomo, seorang Kepala Dusun Banaran. Di markas tersebut dilakukan pembahasan kondisi perang dan berbagai informasi dari radiogram, surat kabar, dan berita dari radio. Di dekat Sungai Tinalih tidak jauh dari markas itu ada tempat pemancar untuk menyiarkan komunike-komunike dari bagian penerangan staf angkatan perang, dan sebagai komandan aktivitas tersebut adalah MT. Haryono. Rumah markas gerilya berbentuk rumah tradisional Jawa yaitu joglo dan telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya dengan SK Menteri PM.89/PW.007/MKP/2011.
Persebaran Rumah Adat dengan Potensi Wisata di Kabupaten Kulon Progo
No | Kecamatan | Nama Obyek | Desa/ Kelurahan |
1 | Lendah | Rumah Tradisional milik Alm. Muljowiardjo | Desa Gulurejo |
2 | Samigaluh | Rumah Markas Gerilya T.B. Simatupang | Desa Banjarsari |
Sumber: https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/
Prasarana dan Sarana Umum
- Prasarana Jalan
Sistem jaringan jalan di Kabupaten Kulon Progo, meliputi : a) Jaringan jalan arteri primer antara lain meliputi sebagian ruas jalan lingkar (ring road), jalan Batas Kota – Pelem Gurih (Gamping-Yogyakarta), jalan Yogyakarta – Batas Kulon Progo, dan b) Jaringan jalan kolektor primer antara lain : Ruas Jalan Pantai Selatan (JJLS).
Kondisi jalan di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2015 untuk kolektor primer I kondisi baik 80 persen sedangkan untuk kolektor II kondisi baik 69,14 persen. Kondisi jalan baik ini sudah melebihi capaian tingkat Nasional. Pemerintah memang berkomitmen untuk penyediaan jalan kondisi baik dalam rangka percepatan pertumbuhan pengembangan wilayah maupun pengembangan kawasan strategis, sehingga akan berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi. Kondisi jalan secara rinci dapat dilihat pada Tabel di bawah ini :
Tabel 17
Tingkat Kewenangan, Kondisi, dan Jenis Jalan di Kabupaten Kulon Progo
No | Status Jalan | Kondisi | Total Jalan | |||||||
Baik | Sedang | Rusak Ringan | Rusak Berat | |||||||
Km | % | Km | % | Km | % | Km | % | |||
1 | Negara | 23,92 | 83,75 | 4,64 | 16,25 | 28,57 | ||||
2 | Provinsi | 129,48 | 88,97 | 16,07 | 11,03 | 145,54 | ||||
3 | Lokal Primer I | 518,23 | 80,00 | 63,39 | 9,78 | 59,71 | 9,21 | 6,47 | 0,99 | 647,80 |
4 | Lokal Primer II | 983,83 | 69,14 | 325,85 | 24,05 | 63,725 | 4,70 | 28,75 | 2,11 | 1.354,97 |
Sumber: DPUPR Kulon Progo dalam RPJMD Kulon Progo
Berdasarkan jenis permukaan jalan, jalan dengan status jalan kabupaten di Kabupaten Kulon Progo memiliki permukaan berupa aspal, beton, dan kerikil. Panjang jalan berdasarkan jenis permukaannya dirinci sebagai berikut.
Tabel 18
Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaannya di Kabupaten Kulon Progo 2020
No | Jenis Jalan | Jenis Permukaan Jalan | Panjang Jalan (Km) |
1 | Jalan Kabupaten (LP1) | Aspal (AC/HRS) dan Penetrasi | 550,34 |
2 | Jalan Kabupaten (LP1) | Beton | 33,295 |
3 | Jalan Kabupaten (LP1) | Telford/Kerikil | 52,39 |
Total Panjang | 636,025 |
Sumber: https://satudata.kulonprogokab.go.id/opendata/
- Prasarana Drainase
Pengelolaan drainase di Kabupaten Kulon Progo dilaksanakan oleh DPUPKP Kab. Kulon Progo melalui Bidang SDA, dilakukan dengan pemeliharaan rutin berupa pembersihan sedimen (Gali waled) dan babat gulma (berupa pembersihan enceng gondok dan babat rumput) dengan tujuan untuk melancarkan aliran air dan menambah kapasitas saluran drainase sehingga fungsinya dapat optimal. Kegiatan dilaksanakan oleh tenaga pengelola drainase.
Adapun lokasi kegiatan pengelolaan drainase sebagian besar berada di wilayah selatan Kab. Kulon Progo mulai dari Sungai Carik Barat, Sungai Seling (wilayah sekitar Bandara YIA) di wilayah tengah ada Drainase Cicikan, Kulwaru, Ngestiharjo dan di Wilayah timur misalnya di Rowo Jembangan, Drainase Panjatan dan Wojowalur.
Gambar 7
Peta Lokasi Pengelolaan Drainase Kabupaten Kulon Progo
Sumber: Dinas PUPKP Kabupaten Kulon Progo, 2022
- Prasarana Persampahan
Kondisi eksisting pengelolaan sampah di Kabupaten Kulon Progo terdiri dari timbulan sampah, komposisi sampah, dan kegiatan penanganan sampah.
- Timbulan Sampah Kabupaten Kulon Progo memiliki timbulan sampah 0,36 kg/orang/hari (BLH DIY, 2015). Besarnya timbulan sampah dipengaruhi oleh jumlah penduduk. Semakin tinggi jumlah penduduk maka akan semakin tinggi pula timbulan sampahnya. Nilai timbulan sampah Kabupaten Kulon Progo didapatkan dari konversi satuan berat ke volume dengan densitas sampah 175 kg/m3 (Masruroh, 2018). Berdasarkan hasil sampling Badan Lingkungan Hidup daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2015, nilai timbulan sampah per orang per hari sebesar 0,36 kg/orang/hari. Berikut ini perhitungan densitas sampah di Kabupaten Kulon Progo.
Timbulan Sampah di Kabupaten Kulon Progo
Sumber: Masruroh, 2018
- Komposisi Sampah
Komposisi sampah merupakan gambaran dari masing-masing komponen sampah. Persentase komposisi sampah tertinggi di Kabupaten Kulon Progo adalah sampah organik sebesar 67,18%. Sampah anorganik tertinggi adalah jenis sampah plastik sebesar 13,7%. Sedangkan persentase sampah terkecil adalah jenis sampah kain 0,21%.
Gambar 8
Komposisi Sampah di Kabupaten Kulon Progo
Sumber: Masruroh, 2018
- Kegiatan Penanganan Sampah
Kegiatan penanganan sampah dapat dilakukan melalui pemilahan, pengumpulan, pengangkutan. Persentase penanganan sampah di Kabupaten Kulon Progo diketahui berdasar jumlah sampah di TPS. TPS individual menangani sampah sebanyak 16.392 m 3 /tahun (4,9%) komunal menangani sampah sebanyak 45.466 m3 /tahun (13,59%). Sampah yang diangkut ke TPA sebanyak 29.930 m3 /tahun (8,95%). Sedangkan sampah sebanyak 31.928 m3 /tahun (9,54%) dikelola oleh sektor informal.
Menurut Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP), kapasitas TPA Banyuroto per 2015 adalah 14.580 ton, yang mana setiap harinya dapat menampung 22 ton per hari. Terbaru, tahun 2020 dengan luas 2 hektare (Ha), TPA Banyuroto dapat menampung 40 ton per hari. Namun menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon Progo, luasan tersebut diprediksikan hanya dapat menampung sampah hingga tahun 2024. Secara lebih rinci, area landfill zona satu TPA Banyuroto diprediksikan akan penuh pada tahun 2022. Sementara itu, area landfill zona dua hanya dirancang untuk lima tahun ke depan (Saraswati, 2022).
- Prasarana Telekomunikasi
Sistem jaringan telekomunikasi Kabupaten Kulon Progo terdiri atas jaringan kabel dan jaringan nirkabel. Jaringan nirkabel yang dimaksud berupa peningkatan kualitas perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, serta penyediaan infrastruktur pengadaan dan pengelolaan menara Based Transciever Station (BTS) bersama tersebar di seluruh kecamatan. Sedangkan jaringan kabel berupa pengembangan satuan sambungan telepon tersebar di seluruh kecamatan. Jaringan prasarana telekomunikasi sistem kabel yang berupa sambungan telepon di Kabupaten Kulon Progo dirinci sebagai berikut.
Tabel 20
Banyaknya Sambungan Telepon di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2017
Kecamatan | Perorangan/ Perusahaan |
Instansi Pemerintah/ Swasta |
Dinas Telkom | Jumlah |
1. Temon | 33 | 55 | – | 88 |
2. Wates | 1453 | 299 | 5 | 1757 |
3. Panjatan | 34 | 16 | – | 50 |
4. Galur | 28 | 12 | – | 40 |
5. Lendah | 4 | 4 | – | 8 |
6. Sentolo | 187 | 42 | – | 229 |
7. Pengasih | 475 | 83 | – | 558 |
8. Kokap | 2 | 0 | – | 2 |
9. Girimulyo | 0 | 0 | – | 0 |
10. Nanggulan | 36 | 45 | – | 81 |
11. Kalibawang | 22 | 16 | – | 38 |
12. Samigaluh | 8 | 4 | – | 12 |
Kulon Progo | 2 282 | 576 | 5 | 2 863 |
2016 | 2 247 | 550 | 5 | 2 802 |
2015 | 2 209 | 517 | 5 | 2 731 |
Sumber: BPS Kulon Progo, 2017
- Jaringan Listrik dan Penerangan
Jaringan listrik di Kabupaten Kulon Progo berupa jaringan transmisi tenaga listrik, jaringan tenaga listrik, dan pengembangan energi alternatif. Jaringan transmisi tenaga listrik sendiri, terdiri atas :
- SUTET yang melalui : 1. Desa Tuksono – Desa Sri Kayangan di Kecamatan Sentolo; 2. Desa Bumirejo – Desa Wahyuharjo di Kecamatan Lendah; 3. Desa Tirtorahayu Kecamatan Galur; 4. Desa Panjatan – Desa Kanoman – Desa Depok – Desa Bojong di Kecamatan Panjatan; 5. Desa Ngestiharjo – Desa Kulwaru – Desa Sogan di Kecamatan Wates; dan 6. Desa Plumbon – Desa Kalidengan – Desa Glagah – Desa Kebonrejo – Desa Palihan – Desa Sindutan di Kecamatan Temon.
- SUTT yang jaringannya melalui : 1. Desa Tuksono – Desa Sri Kayangan di Kecamatan Sentolo; 2. Desa Demangrejo – Desa Krembangan – Desa Cerme – Desa Tayuban di Kecamatan Panjatan; 3. Desa Bendungan – Desa Ngestiharjo – Desa Kulwaru – Desa Sogan di Kecamatan Wates; dan 4. Desa Plumbon – Desa Kalidengen – Desa Temon Kulon – Desa Kebonrejo – Desa Palihan – Desa Sindutan di Kecamatan Temon.
Jaringan tenaga listrik berupa gardu induk berada di Desa Plumbon Kecamatan Temon dan pengembangan energi alternatif terdiri atas :
- Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) tersebar di seluruh kecamatan
- Pengembangan sumber energi Pembangkit Listrik Tenaga (PLT) Mikro Hidro, meliputi : 1. Pedukuhan Kedungrong Desa Purwoharjo Kecamatan Samigaluh; dan 2. Pedukuhan Jurang dan Pedukuhan Semawung Desa Banjarharjo Kecamatan Kalibawang
- Pengembangan sumberdaya energi angin dan gelombang laut berada di Pantai Selatan, meliputi : 1. Kecamatan Temon; 2. Kecamatan Wates; 3. Kecamatan Panjatan; dan 4. Kecamatan Galur
- Pengembangan bioenergi tersebar di seluruh kecamatan.
Profil pengguna listrik dan sumber penerangan jalan utama di Kabupaten Kulon Progo adalah sebagai berikut:
Banyaknya Desa/Kelurahan Menurut Kecamtan dan Keberadaan Keluarga Pengguna Listrik Serta Sumber Penerangan Jalan Utama Desa/Kelurahan di Kabupaten Kulon Progo
No | Kecamatan | Pengguna Listrik | Bukan Pengguna Listrik | Sumber Penerengana Jalan Utama | |||
PLN | Non PLN | Listrik Pemerintah | Listrik Non Pemerintah | Non Listrik | |||
1 | Temon | 15 | – | – | 8 | 7 | |
2 | Wates | 8 | – | 3 | 4 | 4 | – |
3 | Panjatan | 11 | – | 1 | 2 | 9 | – |
4 | Galur | 7 | – | – | 7 | – | – |
5 | Lendah | 6 | – | 2 | – | 6 | – |
6 | Sentolo | 8 | – | 2 | 7 | 1 | – |
7 | Pengasih | 7 | – | 3 | 5 | 2 | – |
8 | Kokap | 5 | 1 | 2 | 4 | 1 | – |
9 | Girimulyo | 4 | – | 1 | 2 | 2 | – |
10 | Nanggulan | 6 | – | – | 3 | 3 | – |
11 | Kalibawang | 4 | – | – | 4 | – | – |
12 | Samigaluh | 7 | 1 | 2 | 4 | 3 | – |
Kulon Progo | 88 | 2 | 16 | 50 | 38 | – |
Sumber: Statistik Potensi Desa Kabupaten Kulon Progo, 2018
- Jaringan Air Bersih dan Air Minum
Sistem jaringan air baku untuk air bersih di Kabupaten Kulon Progo meliputi sistem air bersih perpipaan yang dikelola oleh pemerintah, swasta, dan/atau masyarakat, dan sistem air bersih non perpipaan milik perorangan. Kebutuhan air bersih masyarakat perkotaan terutama dilayani oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Binangun, dengan sumber air dari Waduk Sermo, Clereng, Tuk Mudal, dan Sungai Progo.
Jumlah pelanggan PDAM pada tahun 2016 mencapai 22.670 SR. Kinerja Sistem Jaringan Penyediaan Air Baku adalah kemampuan sistem jaringan untuk membawa sejumlah air dari sumbernya ke instalasi pengolah air sesuai waktu dan tempat berdasarkan rencana pencapaian akses terhadap air bersih yang ditetapkan dalam target SDGs bidang Air Minum, dari data ketersediaan air baku didapatkan data debit dari instalasi pengolah air sebesar: 5.682.776 m3 /tahun.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan air minum dan air bersih dalam rumah tangga, masyarakat mengunakan berbagai sumber air. Sumber air baku tersebut antara lain bersumber dari: sumur gali, mata air, waduk dan sungai. Perhitungan jumlah kebutuhan air baku (standar kebutuhan air baku adalah 60lt/hari/orang) yang digunakan dari sumber-sumber air tersebut. Berdasarkan perhitungan maka didapatkan angka total kebutuhan air sebesar 10.499.276 m3/tahun. Kinerja pelayanan air bersih sebesar 54,13% pada tahun 2016. Berdasarkan jumlah KK yang mempunyai akses terhadap air minum maka dapat diuraikan sebagai berikut.
Tabel 22
Akses terhadap Air Baku di Kabupaten Kulon Progo
Sumber: Statistik Kesejahteraan Provinsi NTT, 2020
Melihat kondisi tersebut, maka masih banyak keluarga yang belum mendapatkan akses air minum yang baik. Oleh karena itu, perlu adanya penambahan jaringan distribusi air minum melalui PDAM maupun Non PDAM (SPAMdes) sehingga kebutuhan air baku air bersih dapat diakses oleh masyarakat yang lebih luas. Berikut adalah persentase rumah tangga menurut karakteristik dan sumber air utama yang digunakan untuk mandi/cuci/dll.
Tabel 23
Persentase Rumah Tangga Menurut Karakteristik dan Sumber Air Utama yang Digunakan untuk Mandi/Cuci/dll di Kabupaten Kulon Progo
Karakteristik | Sumber Air Utama untuk Mandi/Cuci/dll | ||||
Air Kemasan | Leding | Sumur Bor/Pompa | Sumur | Lainnya | |
Jenis Kelamin KRT | |||||
Laki-laki | – | 23,51 | 10,07 | 53,01 | 13,21 |
Perempuan | – | 20,85 | 9,15 | 62,25 | 7.75 |
Kuintil Pengeluaran | |||||
40% Terbawah | – | 12,86 | 7,97 | 61,72 | 17,45 |
40% Tengah | – | 28,93 | 7,43 | 53,84 | 9,80 |
20% Teratar | – | 28,82 | 17,53 | 43,17 | 10,66 |
Kulon Progo | – | 23,18 | 9,96 | 54,13 | 12,73 |
Sumber: Susenas dalam Statistik Kesejahteraan Rakyak Kulon Progo, 2021
- Sarana Sanitasi
Sarana sanitasi di Kabupaten Kulon Progo dapat ditinjau dari fasilitas tempat buang air besar dan fasilitas pembuangan akhir tinja. Di Kabupaten Kulon Progo, dominasi tempat buang air besar adalah fasilitas yang dimiliki sendiri sebesar 91,07%. Perinciannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Persentase Fasilitas Tempat Buang Air di Kabupaten Kulon Progo
Karakteristik | Fasilitas Tempat Buang Air Besar | Jumlah | |
Sendiri | Lainnya | ||
Kelompok Pengeluaran | |||
40% Terbawah | 87,67 | 12,33 | 100 |
40% Tengah | 91,68 | 8,32 | 100 |
20% Teratas | 95,17 | 4,83 | 100 |
Kulon Progo | 91,07 | 8,93 | 100 |
Sumber: Statistik Kesejahteraan Kabupaten Kulon Progo, 2021
Adapun berdasarkan tempat pembuangan akhir tinja, sebanyak 93,09% telah memiliki fasilitas pembuangan tinja seperti tangki septik, IPAL, atau SPAL. Sedangkan terdapat 6,91% masyarakat yang tidak memiliki fasilitas tersebut.
Persentase Tempat Pembuangan Akhir Tinja di Kabupaten Kulon Progo
Karakteristik | Tempat Pembuangan Akhir Tinja | Jumlah | |
Tangki Septik/IPAL/SPAL | Lainnya | ||
Kelompok Pengeluaran | |||
40% Terbawah | 88,34 | 11,66 | 100 |
40% Tengah | 94,52 | 5,48 | 100 |
20% Teratas | 97,79 | 2,21 | 100 |
Kulon Progo | 93,09 | 6,91 | 100 |
Sumber: Statistik Kesejahteraan Kabupaten Kulon Progo, 2021
- Sarana Peribadatan
Sarana peribadatan di Kabupaten Kulon Progo adalah masjid, musholla, gereja protestan, gereja katolik, pura, dan vihara. Jumlah sarana peribadatan di Kabupaten Kulon Progo terangkum dalam tabel di bawah ini.
Jumlah Fasilitas Peribadatan di Kabupaten Kulon Progo
No | Jenis | Jumlah | Persentase |
1 | Masjid | 1.215 | 48,60% |
2 | Musholla | 1.206 | 48,24% |
3 | Gereja Protestan | 19 | 0,76% |
4 | Gereja Katolik | 55 | 2,20% |
5 | Puta | – | 0,00% |
6 | Vihara | 5 | 0,20% |
Jumlah | 2.500 | 100% |
Sumber: BPS Provinsi NTT Dalam Angka, 2021
- Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan di Kabupaten Kulon Progo terdiri dari SD, SMP, SMA, SMK, dan Universitas. Jumlah sarana pendidikan di Kabupaten Kulon Progo terangkum dalam tabel di bawah ini.
Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Kulon Progo
No | Jenis | Jumlah | Persentase |
1 | SD/sederajat | 369 | 72,50% |
2 | SMP | 81 | 15,91% |
3 | SMA/MA | 24 | 4,71% |
4 | SMK | 32 | 6,29% |
5 | Universitas | 3 | 0,59% |
Jumlah | 509 | 100,00% |
Sumber: BPS Provinsi NTT Dalam Angka, 2021
- Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan terdiri dari rumah sakit, rumah sakit bersalin, poliklinik, puskesmas, puskesmas pembantu, dan apotek. Jumlah sarana kesehatan di Kabupaten Kulon Progo terangkum dalam tabel di bawah ini.
Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Kulon Progo
No | Jenis | Jumlah | Persentase |
1 | Rumah Sakit | 7 | 5,34% |
2 | Rumah Sakit Bersalin | – | 0,00% |
3 | Poliklinik | 11 | 8,40% |
4 | Puskesmas | 21 | 16,03% |
5 | Puskesmas Pembantu | 57 | 43,51% |
6 | Apotek | 35 | 26,72% |
Jumlah | 131 | 100,00% |
Sumber: BPS Dalam Angka, 2022
- Sarana Perdagangan
Sarana perdagangan di Kabupaten Kulon Progo terdiri pasar, toko, kios, dan warung. Jumlah sarana perdagangan di Kabupaten Kulon Progo terangkum dalam tabel berikut.
Fasilitas Perdagangan Menurut Kecamatan di Kabupaten Kulon Progo, 2020
No | Kecamatan | Warung | Toko | Minimarket | Rumah Makan | Ruko | Jumlah |
1 | Samigaluh | 123 | 98 | 5 | 30 | 45 | 301 |
2 | Kalibawang | 175 | 119 | 3 | 29 | 67 | 393 |
3 | Girimulyo | 110 | 26 | 2 | 29 | 22 | 189 |
4 | Nanggulan | 418 | 196 | 8 | 81 | 68 | 771 |
5 | Sentolo | 653 | 233 | 12 | 133 | 168 | 1199 |
6 | Lendah | 512 | 235 | 4 | 41 | 28 | 820 |
7 | Galur | 575 | 135 | 8 | 83 | 64 | 865 |
8 | Kokap | 232 | 85 | 3 | 38 | 23 | 381 |
9 | Temon | 435 | 252 | 9 | 59 | 45 | 800 |
10 | Pengasih | 345 | 134 | 18 | 84 | 104 | 685 |
11 | Panjatan | 185 | 35 | 6 | 21 | 33 | 280 |
12 | Wates | 705 | 297 | 36 | 155 | 175 | 1368 |
Kulon Progo | 4468 | 1845 | 114 | 783 | 842 | 8052 |
Sumber: https://satudata.kulonprogokab.go.id/