Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten yang masuk dalam Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara astronomis, Kabupaten Kulon Progo terletak antara 7° 38’42” – 7° 59’3” Lintang Selatan dan antara 110° 1’37” – 110° 16’26” Bujur Timur. Batas-batas wilayah administratif dari kabupaten ini adalah sebagai berikut :

  • Sebelah Selatan dengan Samudera Hindia
  • Sebelah Utara dengan wilayah Kabupaten Magelang
  • Sebelah Barat dengan wilayah Kabupaten Purworejo
  • Sebelah Timur dengan wilayah Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul.

Kabupaten Kulon Progo memiliki luasan wilayah sebesar 586,28 km2 terdiri dari 12 kecamatan, 87 desa, 1 kelurahan,dan 918 dukuh. Wilayah terluas adalah Kecamatan Kokap dengan luas 73,80 km2 (12,59%) dan Kecamatan Samigaluh dengan luas 69,29 km2 (11,82%). Wilayah terkecil adalah Kecamatan Wates dengan luas 32,00 km2 (5,46%).

 

Luas dan Tinggi Wilayah

Gambaran umum 12 kecamatan yang berada di Kabupaten Kulon Progo dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

 

Tabel 1

Ibukota Kecamatan, Luas, dan Ketinggian di Kabupaten Kulon Progo Per Kecamatan

Kecamatan Ibukota Kecamatan Luas Wilayah (km2) Persentase Luas Wilayah Ketinggian (mdpl)
Temon Temon Kulon 36,30 6,19% 13
Wates Bendungan 32,00 5,46% 10
Panjatan Gotakan 44,59 7,61% 7
Galur Brosot 32,91 5,61% 19
Lendah Jatirejo 35,59 6,07% 19
Sentolo Salamrejo 52,65 8,98% 57
Pengasih Pengasih 61,66 10,52% 33
Kokap Hargorejo 73,80 12,59% 110
Girimulyo Giripurwo 54,90 9,36% 150
Nanggulan Jatisarono 39,61 6,76% 101
Kalibawang Banjaroyo 52,96 9,03% 168
Samigaluh Gerbosari 69,29 11,82% 504
Kulon Progo 586,26 100% 26

Sumber: Badan Pusat Statistik dalam angka, 2022 (diolah)

Adapun jarak antar kecamatan terhadap Ibukota Kabupaten Kulon Progo (Kecamatan Wates) dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

 

Gambar 1

Jarak Tiap Kecamatan terhadap Ibukota Kabupaten Kulon Progo Tahun 2021
Sumber: Badan Pusat Statistik dalam angka, 2022. (Diolah)

 

 

 

Kondisi Fisik

  • Topografi

Secara umum, wilayah Kabupaten Kulon Progo berada antara 0 – 500 meter di atas permukaan laut, dengan rincian sebagai berikut:

  • 0-7 m :103,08 km2 (17,58%)
  • 8-25 m : 89,12 km2 (15,20%)
  • 26-100 m : 133,91 km2 (22,84%)
  • 101-500 m : 193,48 km2 (33,01%)
  • > 500 m : 66,67 km2 (11,37%)

 

  • Geologi dan Morfologi

Dari kandungan tanah atau potensi tanah, Kabupaten Kulon Progo memiliki 5 jenis tanah yang membentuk muka bumi wilayah ini. Jenis tanah tersebut yaitu latosol, grumusol, alluvial, regosol, kambisol. Tanah latosol meliputi areal utara bagian barat dari Kabupaten Kulon Progo; tanah grumusol berada di Utara bagian Timur dari Kabupaten Kulon Progo; tanah alluvial ; tanah regosol ditemukan pada kawasan pesisir Kabupaten Kulon Progo; dan tanah kambisol merupakan jenis tanah tersedikit di Kabupaten Kulon Progo.

Gambar 2

Peta Jenis Tanah di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2021
Sumber: www.academia.edu, 2012

 

Struktur dan karakteristik dari kondisi geologi di Kabupaten Kulon Progo dijelaskan kedalam macam-macam karakteristik dan struktur dan formasi batuan.

  • Karakteristik dan struktur

Karakteristik Kabupaten Kulon Progo secara umum berupa kubah atau menyerupai kubah (dome), dengan struktur geologi daerah terdiri atas fold, fault, dan joint.

  1. Struktur Geologi Perlipatan Batuan (Fold), perlipatan batuan di formasi Sentolo. Perlipatan ini terdapat di bagian perbukitan Formasi Sentolo di daerah Pengasih, Sentolo, Panjatan, Lendah, dan Galur.
  2. Struktur Geologi Patahan/Sesar (Fault), merupakan bagian dari batuan yang saling bergerak antara bagian blok batuan satu dengan lainnya, dipisahkan oleh zona patahan, atau dapat diistilahkan pecahan batuan yang disertai gerakan massa batuan. Patahan di wilayah Kulon Progo dapat dipisahkan menjadi 2 (dua) bagian yaitu :
  • Patahan Regional, merupakan satu kesatuan patahan Yogyakarta yang disebut Patahan Graben Yogyakarta. Patahan Graben Yogyakarta adalah Patahan Opak dan Patahan Progo yang menyebabkan wilayah Kabupaten Kulon Progo dan Wonosari menjadi daerah dataran Tinggi dan di Kota Yogyakarta menjadi dataran rendah. Patahan Opak berarah barat daya – Timur Laut, sedangkan patahan Progo berarah Utara Selatan. Patahan ini terletak di bagian timur Kulon Progo meliputi wilayah Kalibawang bagian timur, Nanggulan bagian Timur, Sentolo, Panjatan, Galur dan Lendah.
  • Patahan Lokal, merupakan patahan yang hanya terjadi di Kulon Progo. Patahan ini banyak terjadi di bagian pegunungan atau kubah di Kulon Progo utara bagian barat, dimana patahan berbentuk relatif radial yaitu berarah barat laut – tenggara, barat – timur, dan barat daya – timur laut. Patahan ini terdapat di Kecamatan Kokap, Temon bagian utara, Pengasih, Nanggulan bagian barat.
  1. Struktur Kekar (joint) yaitu pecahan batuan yang tidak mengalami pergerakan. Struktur kekar ini sangat intensif terdapat di formasi batuan andesit dan formasi andesit tua.
  • Formasi batuan

Formasi batuan dan sebarannya dibedakan menjadi endapan gunung api (40,37%), batuan sedimen (47,81%), batuan gunung api (7,48%) dan batuan terobosan (4,43%), yang dapat dilihat pada tabel berikut

 

Tabel 2
Pengelompokkan Batuan Berdasarkan Jenis Batuan di Kabupaten Kulon Progo

No. Kecamatan Luas Satuan Batuan (Ha) Jumlah
Endapan Gunung Api Batuan Sedimen Batuan Gunung Api Batuan Instrusi
1 Temon 3.688 3.688
2 Wates 3.063 138 3.201
3 Panjatan 3.872 588 4.460
4 Galur 2.229 1.063 3.292
5 Lendah 2.009 1.075 475 3.559
6 Sentolo 3.165 1.175 925 5.265
7 Pengasih 4.342 1.825 6.167
8 Kokap 550 4.230 2.600 7.380
9 Girimulyo 125 5.366 5.491
10 Nanggulan 250 2.736 975 3.961
11 Kalibawang 375 3.971 950   5.296
12 Samigaluh 6.929 6.929
TOTAL 23.668 28.033 4.388 2.600 58.689
Presentase 40,33% 47,77% 7,48% 4,43% 100,00%

Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kulon Progo, 2007

  • Klimatologi

Sesuai dengan klasifikasi iklim oleh Schmidt dan Ferguson, Kabupaten Kulon Progo termasuk wilayah iklim tipe C (agak basah) dengan nilai Q sebesar 50% atau beriklim tropis dengan dua musim yaitu musim kemarau dan hujan. Curah hujan total Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2020 adalah 3.057,8 mm dengan total hari hujan sebanyak 181 hari. Wilayah di Kebupaten Kulon Progo memiliki suhu yang bervariasi namun secara umum daerah Kabupaten Kulon Progo tergolong panas dengan rata-rata penyinaran matahari sebesar 70% dalam satu tahun.

 

  • Kerawanan Bencana

Berdasarkan data BPBD Kabupaten Kulon Progo, bencana alam yang tercatat pada tahun 2014 adalah banjir, gempa bumi, tanah longsor, dan cuaca ekstrim. Perincian daerah rawan bencana adalah sebagai berikut.

Tabel 3

                                            Daerah Potensi Rawan Bencana di Kabupaten Kulon Progo                       

No Jenis Bencana Lokasi/Kecamatan Keterangan
1 Gempa bumi Galur, Kalibawang, Kokap, Lendah, Panjatan, Pengasih, Sentolo, Temon, Wates Kabupaten Kulon Progo, memiliki potensi bahaya gempa bumi 23.491,8 Ha yang tergolong pada kelas sedang, sedangkan 35.283,87 Ha tergolong kelas tinggi. Secara keseluruhan disimpulkan bahwa Kabupaten Kulon Progo memiliki potensi bahaya gempa bumi dalam kategori kelas tinggi. Gempa bumi pernah terjadi sekali namun kerusakan yang diakibatkan cukup parah bila dibandingkan dengan bencana lain.
2 Tsunami Galur, Kokap, Lendah, Panjatan, Pengasih, Sentolo, Temon, Wates Bahaya tsunami, berpotensi terjadi di daerah pantai selatan Kabupaten Kulon Progo, khususnya pada pantai dengan elevasi (ketinggian) kurang dari 30m dari permukaan air laut
3 Tanah Longsor Galur, Girimulyo, Kalibawang, Kokap, Lendah, Naggulan, Panjatan, Pengasih, Samigaluh, Sentolo, Temon, Wates Berpotensi terjadi pada lereng Pegunungan Kulon Progo yang mengancam di wilayah Kabupaten Kulon Progo bagian utara dan barat. Tanah Longsor merupakan bencana yang dominan terjadi di Kabupaten Kulon Progo. Persentase kejadian bencana tanah longsor adalah 47% dan seluruh bahaya yang ada di Kabupaten Kulon Progo
4 Banjir Galur, Kalibawang, Kokap, Lendah, Naggulan, Panjatan, Pengasih, Sentolo, Temon, Wates Bahaya banjir terutama berpotensi mengancam daerah pantai selatan Kabupaten Kulon Progo. Banjir pernah terjadi sebanyak 6 kali atau dengan persentase 35,2%.
5 Kekeringan Galur, Girimulyo, Kalibawang, Kokap, Lendah, Naggulan, Panjatan, Pengasih, Samigaluh, Sentolo, Temon, Wates Kabupaten Kulon Progo seluas 10.219 Ha dari total luas wilayahnya, berpotensi

terjadi bencana kekeringan dengan kelas sedang, dan 48.597,21 Ha termasuk dalam kelas tinggi. Secara

keseluruhan total luas wilayah Kabupaten Kulon Progo yang berpotensi terjadi bencana kekeringan sebesar 58.816,21 Ha termasuk dalam kelas bahaya tinggi

6 Cuaca Ekstrim Galur, Kalibawang, Lendah, Panjatan, Pengasih, Sentolo, Temon, Wates Cuaca ekstrim pernah terjadi sebanyak 2 kali, tidak memakan korban jiwa namun sebanyak 84 rumah mengalami rusak berat
7 Kebakaran Hutan dan Lahan Galur, Kalibawang, Lendah, Panjatan, Pengasih, Sentolo, Temon, Wates Kabupaten Kulon Progo 58.811,49 Ha dari total wilayahnya tergolong pada kelas rendah, 24.439,23 Ha kelas sedang, dan 34.221,24 Ha kelas tinggi. Secara keseluruhan untuk bahaya kebakaran hutan dan lahan Kabupaten Kulon Progo termasuk dalam kelas tinggi

Sumber: Dokumen Kajian Risiko Bencana Kabupaten Kulon Progo 2014 – 2018

 

Tabel 4

 Luas Risiko Bencana di Kabupaten Kulon Progo Per Kecamatan 2018-2019

Kecamatan Lingkungan Terpapar (Ha)
Banjir Tanah Longsor Kekeringan
Temon 2.256 35 3.382
Wates 2.007 0 3.307
Panjatan 2.483 0 4.461
Galur 2.103 0 3.230
Lendah 1.309 36 3.820
Sentolo 1.609 57 5.444
Pengasih 1.356 915 5.911
Kokap 379 1.526 7.073
Girimulyo 30 1.689 5.720
Nanggulan 524 200 3.959
Kalibawang 340 498 5.146
Samigaluh 17 1.885 6.799
Total 14.413 6.841 58.252

Sumber: http://inarisk.bnpb.go.id/

 

 

Demografi

  • Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2021 adalah sebanyak 443.283 Jiwa dengan RJK (Rasio Jenis Kelamin) sebesar 98. Jumlah penduduk tersebut mengalami peningkatan sebesar 5,05 % dari tahun 2020. Laju pertumbuhan penduduk tahun 2010-2020 adalah sebesar 1,12 %. Kabupaten Kulon Progo memiliki kepadatan penduduk sebesar 756 jiwa/Km2.

 

  • Jumlah Rumah Tangga

Jumlah rumah tangga per kecamatan di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2021 adalah sebanyak 154.444 KK. Jumlah KK terbanyak terdapat di Kecamatan Pengasih (17.700 KK), sedangkan jumlah paling sedikit terdapat di Kecamatan Samigaluh (9.827 KK).

Tabel 5

 Jumlah Rumah Tangga Per Kecamatan di Kabupaten Kulon Progo, 2021

Kecamatan Jumlah KK
Samigaluh 9.827
Kalibawang 10.541
Girimulyo 10.236
Nanggulan 10.475
Sentolo 16.701
Lendah 14.301
Galur 11.590
Kokap 12.594
Temon 10.236
Pengasih 17.700
Panjatan 13.538
Wates 16.705
Kulon Progo 154.444

Sumber: kependudukan.jogjaprov.go.id/, 2021

 

  • Piramida Penduduk

Penduduk pada Kabupaten Kulon Progo saat ini didominasi oleh penduduk yang berusia produktif (penduduk berusia 15-64 tahun) yaitu 67%. Jika dilihat dari piramida penduduk yang ada pada gambar dibawah, piramida tersebut tergolong piramida ekspansif (muda). Artinya sebagian besar penduduk berusia muda, sedangkan penduduk usia lanjutnya sedikit. Sehingga diperlukan lapangan pekerjaan yang cukup untuk memenuhi jumlah angkatan kerja yang ada.

 

Gambar 3

Piramida Penduduk Kabupaten Kulon Progo Tahun 2021
Sumber: Badan Pusat Statistika dalam Angka, 2022 (Diolah)

 

  • Proyeksi Penduduk

Berdasarkan proyeksi penduduk yang telah dilakukan, pada tahun 2041 penduduk Kabupaten Kulon Progo meningkat dari 443.283 jiwa (tahun 2021) menjadi 550.619 jiwa. Proyeksi tersebut dihitung dengan menggunakan rumus geometri seperti berikut:

Dengan: Pn = Proyeksi penduduk tahun tertentu

Po = Penduduk awal tahun

1  = konstanta

r   = angka pertumbuhan penduduk

n  = rentang tahun

Proyeksi tersebut menggunakan data jumlah penduduk dari tahun 2010 hingga 2020. Jumlah penduduk Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2010 adalah 389.854 jiwa dan laju pertumbuhan penduduk 2010-2020 adalah 1,12%. Sehingga didapatkan hasil proyeksi seperti pada tabel berikut:

Tabel 6

Proyeksi Penduduk Kabupaten Kulon Progo

Tahun 2010 2015 2020 2021 2025 2030 2035 2041
Jumlah Penduduk (jiwa) 389.854 408.947 426.420 443.283 460.742 487.128 515.025 550.619

Sumber: Badan Pusat Statistik dalam angka (diolah), 2021

  • Kemiskinan

Gambaran kemiskinan di Kabupaten Kulon Progo selama tahun 2013-2020 dapat dilihat pada grafik. Jumlah penduduk miskin mengalami perkembangan fluktuatif hingga pada tahun 2020 mencapai 81.140 jiwa (18,38 % dari keseluruhan penduduk).

Gambar 4

Jumlah Penduduk dan Garis Kemiskinan di Kabupaten Kulon Progo
Sumber: BPS Kabupaten Dalam Angka, 2022. (Diolah)

 

Adapun perkembangan secara fluktuatif juga terlihat pada indeks kedalaman kemiskinan dan keparahan kemiskinan yang pada tahun 2021 mencapai angka 3,01 untuk indeks kedalaman kemiskinan (lebih tinggi dari rerata Prov. DIY sebesar 2,42) dan 0,75 untuk Indeks Keparahan Kemiskinan (lebih rendah dari rerata Prov. DIY sebesar 0,65).

Gambar 5

Indeks Keparahan dan Kedalaman Kemiskinan di Kabupaten Kulon Progo
Sumber: BPS Kabupaten Dalam Angka, 2021. (Diolah)

 

 

Perumahan dan Kawasan Permukiman

  • Tipologi dan Jumlah Bangunan

Jumlah rumah di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2019 adalah lebih dari 86.419 unit, sebab data perumahan pada 3 kecamatan (Samigaluh, Galur, Pengasih) belum ditemukan. Jumlah tersebut terbagi atas 78.860 unit rumah yang layak huni dan RTLH sebanyak 7.559 unit (https://satudata.kulonprogokab.go.id/opendata/).

Tabel 7

Data Perumahan di Kabupaten Kulon Progo Tiap Kecamatan 2019

No Kecamatan Jumlah Rumah RLH RTLH
1 Samigaluh n/a n/a n/a
2 Kalibawang 7875 7026 849
3 Girimulyo 7877 7026 851
4 Nanggulan 7976 7314 662
5 Sentolo 11885 10033 1852
6 Lendah 10484 9690 794
7 Galur n/a n/a n/a
8 Kokap 9603 8023 1580
9 Temon 7792 7542 250
10 Pengasih n/a n/a n/a
11 Panjatan 10253 9827 426
12 Wates 12674 12379 295
Kulon Progo 86419 78860 7559

Sumber: https://satudata.kulonprogokab.go.id/opendata/ (diolah)

  • Status Penguasaan Bangunan

Status penguasaan bangunan merupakan salah satu indikator kesejahteraan penduduk bagian perumahan. Semakin banyak penduduk yang mempunyai rumah sendiri maka semakin banyak juga masyarakat yang tergolong mapan dan sejahtera terutama memenuhi kebutuhan hidupnya. Berdasarkan data pada buku statistik kesejahteraan Kulon Progo tahun 2022, persentase kepemilikan bangunan tertinggi di Kabupaten Kulon Progo adalah milik sendiri yaitu sebesar 94,06%. Berikut merupakan tabel persentase status penguasaan bangunan tahun 2020-2021 di Kabupaten Kulon Progo.

 

 

 

Tabel 8

 Persentase Status Penguasaan Bangunan

Karakteristik Persentase (%)
Milik Sendiri Bukan Milik Sendiri
Tahun
2020 90,23 9,77
2021 94,06 5,94
Kelompok Pengeluaran
20% teratas 90,93 9,07
40% tengah 95,75 4,25
40% terbawah 94,20 5,80

Sumber: Buku Statistik Kesejahteraan Kulon Progo 2020-2021

 

  • Luas Lantai Bangunan Setiap Rumah

Hasil Sensus Penduduk 2010 (BPS Kulon Progo, 2010), dari sebagian besar rumah tangga di Kabupaten Kulon Progo menempati rumah yang sudah menggunakan lantai terluasnya bukan tanah, meskipun persentase terbesarnya masih menggunakan semen/bata merah (45,07 persen), kemudian keramik/marmer/granit (24,69 persen), sedangkan 21,69 persen rumah tangga menempati rumah yang masih berlantai tanah.

Tabel 9

 Jumlah Rumah Menurut Luas Lantai di Kabupaten Kulon Progo 2010

Kabupaten Luas Lantai Tempat Tinggal (m2)
<50 50-99 100-149 150+ TD Jumlah  
Kulon Progo 13.796 68.811 18.912 7.353 17 108.889  

Sumber: BPS Kabupaten Kulon Progo

 

  • Jumlah Bangunan Berdasarkan Luas Perkapita

Rumah tangga yang memiliki rumah dengan luas lantai diatas 49 m2 sebesar 87,33 persen dan hanya 12,67 persen rumah tangga yang memiliki rumah dengan luas lantai dibawah 50 m2. Rumah tangga dengan luas lantai per kapita diatas 4 m2 sebanyak 98,81 persen

 

 

 

  • Jumlah Bangunan Berdasarkan Jenis Atap Terluas

Bangunan berdasarkan atap terluas adalah klasifikasi bangunan berdasarkan penutup bagian atas sebuah bangunan, sehingga anggota rumah tangga yang berada di rumah tersebut dapat terlindung dari terik matahari, hujan dan sebagainya. Di Kabupaten Kulon Progo, sebanyak 98,62% rumah menggunakan genteng sebagai atap. Jumlah ini lebih besar dibanding pengguna genteng sebagai atap rumah pada lingkup Provinsi DIY. Berikut merupakan persentase bangunan berdasarkan jenis atap terluas di Kabupaten Kulon Progo tahun 2015:

 

Tabel 10

 Persentase Jumlah Bangunan berdasarkan Jenis Atap Terluas

Persentase
Asbes Seng Genteng Beton
2015
D.I. Yogyakarta 2,30 0,86 94,44 2,4
Kulonprogo 0,89 0,98 98,62 0,49

Sumber: BPS Prov D.I. Yogyakarta 2015

 

  • Jumlah Bangunan Berdasarkan Jenis Dinding Terluas

Bangunan berdasarkan dinding terluas adalah klasifikasi bangunan berdasarkan sisi luar/batas/penyekat dari suatu bangunan dengan bangunan lain. Di Kabupaten Kulon Progo, sebanyak 84,4% rumah menggunakan tembok sebagai dinding bangunan. Berikut merupakan tabel persentase jumlah bangunan berdasarkan dinding terluas di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2012-2016:

Tabel 11

 Persentase Jumlah Bangunan berdasarkan Jenis Dinding Terluas

No Jenis Dinding Persentase
2016 2015 2014 2013 2012
1 Tembok 84,40 80,22 80,65 74,89 75,19
2 Kayu 6,37 8,83 7,58 7,95 7,16
3 Bambu 8,27 10,94 11,60 17,11 17,66
4 Lainnya 0,96 0 0,17 0,05 0
Jumlah 100 100 100 100 100

Sumber: BPS Kabupaten Kulon Progo 2012-2016

 

  • Jumlah Bangunan Berdasarkan Jenis Lantai Terluas

Bangunan berdasarkan jenis lantai terluas adalah klasifikasi bangunan berdasarkan bagian bawah/dasar/alas suatu ruangan, baik terbuat dari marmer, keramik, granit, tegel/teraso, semen, kayu, tanah dan lainnya seperti bambu. Di Kabupaten Kulon Progo, kebanyakan bangunan menggunakan semen sebagai lantai yaitu 47,6% dari total bangunan pada tahun 2016. Berikut merupakan tabel persentase jumlah bangunan berdasarkan jenis lantai terluas di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2012-2016.

Tabel 12

 Persentase Jumlah Bangunan berdasarkan Jenis Lantai Terluas

No Jenis Lantai Persentase
2016 2015 2014 2013 2012
1 Marmer/keramik/granit 32,00 35,90 31,10 25,30 25,90
2 Tegel/Teraso 7,62 11,70 5,85 5,66 5,94
3 Semen 47,60 38,30 44,80 48,20 52,40
4 Kayu 0,00 0,00 0,00 0,13 0,35
5 Tanah n/a 13,90 17,90 20,30 15,00
6 Lainnya 12,80 0,23 0,42 0,32 0,38
Jumlah 100 100 100 100 100

Sumber: BPS Kabupaten Kulon Progo 2012-2016

 

  • Backlog Perumahan

Backlog kepemilikan di Kabupaten Kulon Progo mencapai 11.453, artinya sebanyak 11.453 rumah tangga tidak menempati rumah milik pribadi. Sementara itu, jumlah backlog hunian adalah 9.927, artinya sebanyak 9.927 rumah tangga tidak tinggal di rumah sendiri (Dinas PUP-ESDM DIY, 2018).

  • Rumah Tidak Layak Huni

Kriteria rumah tidak layak huni adalah rumah tempat tinggal yang memenuhi kriteria indikator sebagai berikut: 1) jenis lantai bangunan tempat tinggal terluas (60% lebih) terbuat dari tanah/bambu/kayu kualitas rendah, 2) jenis dinding bangunan tempat tinggal terluas (60% lebih) terbuat dari bambu/kayu kualitas rendah. Jumlah rumah tidak layak huni sebanyak 14.891 unit, sebagaimana ditunjukkan dalam tabel berikut.

Tabel 13

 Tabel Rumah Tidak Layak Huni Menurut Kecamatan di Kabupaten Kulon Progo, 2017

No Kecamatan Rumah Tidak Layak Huni Total
Sangat Miskin Miskin Hampir Miskin
1 Galur 149 262 90 501
2 Girimulyo 346 597 525 1468
3 Kalibawang 369 384 231 984
4 Kokap 617 1108 1023 2748
5 Lendah 318 455 389 1162
6 Naggulan 164 334 350 848
7 Panjatan 164 342 373 879
8 Pengasih 495 637 609 1741
9 Samigaluh 258 549 706 1513
10 Sentolo 673 650 600 1923
11 Wates 118 278 260 656
12 Temon 124 223 121 468
Total 14.891

Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Kulon Progo, Tahun 2017

 

  • Kawasan Permukiman Kumuh

Permukiman kumuh di Kabupaten Kulon Progo terdapat di 5 kecamatan dengan total luas 293,79 Ha. Berikut merupakan tabel kawasan permukiman kumuh di Kulon Progo menurut Surat Keputusan Bupati Kulon Progo Nomor 224/A Tahun 2016 tentang Lokasi Penanganan Kumuh.

Tabel 14

Lokasi Permukiman Kumuh Di Kabupaten Kulon Progo

Kecamatan/ Kapanewon Kelurahan/ Desa Kawasan Kumuh Luasan (Ha)
Wates Wates Pedukuhan Wonosidi Kidul RT 70 / RW 32

Pedukuhan Wetan Pasar RT 01 / RW 07

2,63
Girpeni Pedukuhan Sideman RT 38, 39 / RW 17, RT 40, 41/RW 18, RT 45, 46/RW 20, Pedukuhan Kedungpring RT 47, 48/RW 21 RT 49/RW 22

Pedukuhan Dobangsan RT 16, 17, 18 / RW 08

48,75
Sentolo Banguncipto Pedukuhan Ploso RT 10, 12 RW 08 6,98
Sentolo Pedukuhan Sentolo Lor RW 07, 08, 09, 10 19,47
Galur Brosot Pedukuhan III Pulo RT 02/RW 01 dan RW 05, RW 06

Pedukuhan Bantengan Lor RW 09

27,09
Pengasih Pengasih Pedukuhan RT 04 / RW 01

Pedukuhan Dayakan RT 16, 17 / RW 06

16,74
Margosari Pedukuhan Kemiri RT 02 / RW 01 1,18
Tawangsari Pedukuhan Soropadan (Ped. Janturan, Ped. Menggungan, Ped. Soropadan, Ped. Garang) 44,22
Sendangsari Pedukuhan Mrunggi (Ped. Mrunggi, Ped. Kroco, Ped. Klegen) 80,44
Nunggulan Wijimulyo Pedukuhan Rejoso (Ped. Temanggal, Ped. Sokorojo, Ped. Rejoso, Ped. Kemiri, Ped. Tegalsari, Ped. Cepotan) 46,29
Total Luasan 293,79

Sumber : DPUP-KP Kulon Progo, 2019

  • Kampung Adat

Kabupaten Kulon Progo memiliki 16 desa yang masuk dalam kategori kawasan budaya, tersebar di 12 kecamatannya. Desa-desa tersebut dikategorikan dalam desa budaya. Setiap kecamatan memiliki desa budaya, bahkan di Kecamatan Sentolo, Panjatan, dan Kokap memiliki lebih dari satu desa budaya. Rincian desa budaya di Kabupaten Kulon Progo sebagai berikut.

 

Tabel 15

 Desa Budaya di Kabupaten Kulon Progo, 2021

No Kecamatan Desa Budaya  
1 Wates Desa Sogan  
2 Temon Desa Glagah  
3 Sentolo Desa Kaliagung  
Desa Tuksono  
Desa Sukoreno  
4 Samigaluh Desa Pagerharjo  
5 Pengasih Desa Sendangsari  
6 Panjatan Desa Tayuban  
Desa Bugel  
7 Nanggulan Desa Tanjungharjo  
8 Lendah Desa Sidorejo  
9 Kokap Desa Kalirejo  
Desa Hargomulyo  
10 Kalibawang Desa Banjarharjo  
11 Girimulyo Desa Jatimulyo  
12 Galur Desa Brosot  
Kulon Progo 16 Desa Budaya

Sumber: https://satudata.kulonprogokab.go.id/opendata/

Disamping memiliki desa budaya, di Kabupaten Kulon Progo juga terdapat beberapa rumah adat yang masuk dalam kategori bangunan cagar budaya oleh Kemendikbud

  1. Rumah Tradisional milik Alm. Muljowiardjo

Bangunan rumah tradisional ini berada di Wonolopo, Gulurejo, Lendah, Kabupaten Kulon Progo. Bangunan ini didirikan sekitar tahun 1910-an. Sejak awal pendiriannya bangunan ini hanya difungsikan sebagai tempat tinggal. Rumah Tinggal Muljowiardjo terdiri atas beberapa komponen, yaitu: pagar, pendopo, ndalemgedhogan, kamar mandi, dan bekas rumah gamelan. Bangunan ini telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya tingkat Kabupaten melalui SK Nomor : 586/A/2018 tanggal 19 Desember 2018.

Gambar 6
Bagian Dalam Rumah Tradisional milik Alm. Muljowiardjo

Sumber: http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbyogyakarta/rumah-tradisional-milik-alm-muljowiardjo/

 

  1. Rumah Markas Gerilya T.B. Simatupang

Rumah markas gerilya T.B. Simatupang terletak di Dusun Banaran, Desa Banjarsari, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Markas T.B. Simatupang pada masa Perang Kemerdekaan II (1948 – 1949) berada di rumah Karyo Utomo, seorang Kepala Dusun Banaran. Di markas tersebut dilakukan pembahasan kondisi perang dan berbagai informasi dari radiogram, surat kabar, dan berita dari radio.  Di dekat Sungai Tinalih tidak jauh dari markas itu  ada tempat pemancar untuk menyiarkan komunike-komunike dari bagian penerangan staf angkatan perang, dan sebagai komandan aktivitas tersebut adalah MT. Haryono. Rumah markas gerilya berbentuk rumah tradisional Jawa yaitu joglo dan telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya dengan SK Menteri PM.89/PW.007/MKP/2011.

 

Tabel 16

 Persebaran Rumah Adat dengan Potensi Wisata di Kabupaten Kulon Progo

No Kecamatan Nama Obyek Desa/ Kelurahan
1 Lendah Rumah Tradisional milik Alm. Muljowiardjo Desa Gulurejo
2 Samigaluh Rumah Markas Gerilya T.B. Simatupang Desa Banjarsari

Sumber: https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/

 

Prasarana dan Sarana Umum

  • Prasarana Jalan

Sistem jaringan jalan di Kabupaten Kulon Progo, meliputi : a) Jaringan jalan arteri primer antara lain meliputi sebagian ruas jalan lingkar (ring road), jalan Batas Kota – Pelem Gurih (Gamping-Yogyakarta), jalan Yogyakarta – Batas Kulon Progo, dan b) Jaringan jalan kolektor primer antara lain : Ruas Jalan Pantai Selatan (JJLS).

Kondisi jalan di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2015 untuk kolektor primer I kondisi baik 80 persen sedangkan untuk kolektor II kondisi baik 69,14 persen. Kondisi jalan baik ini sudah melebihi capaian tingkat Nasional. Pemerintah memang berkomitmen untuk penyediaan jalan kondisi baik dalam rangka percepatan pertumbuhan pengembangan wilayah maupun pengembangan kawasan strategis, sehingga akan berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi. Kondisi jalan secara rinci dapat dilihat pada Tabel di bawah ini :

 

Tabel 17
Tingkat Kewenangan, Kondisi, dan Jenis Jalan di Kabupaten Kulon Progo

No Status Jalan Kondisi Total Jalan
Baik Sedang Rusak Ringan Rusak Berat
Km % Km % Km % Km %
1 Negara 23,92 83,75 4,64 16,25         28,57
2 Provinsi 129,48 88,97 16,07 11,03         145,54
3 Lokal Primer I 518,23 80,00 63,39 9,78 59,71 9,21 6,47 0,99 647,80
4 Lokal Primer II 983,83 69,14 325,85 24,05 63,725 4,70 28,75 2,11 1.354,97

Sumber: DPUPR Kulon Progo dalam RPJMD Kulon Progo

 

Berdasarkan jenis permukaan jalan, jalan dengan status jalan kabupaten di Kabupaten Kulon Progo memiliki permukaan berupa aspal, beton, dan kerikil. Panjang jalan berdasarkan jenis permukaannya dirinci sebagai berikut.

Tabel 18

Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaannya di Kabupaten Kulon Progo 2020

No Jenis Jalan Jenis Permukaan Jalan Panjang Jalan (Km)
1 Jalan Kabupaten (LP1) Aspal (AC/HRS) dan Penetrasi 550,34
2 Jalan Kabupaten (LP1) Beton 33,295
3 Jalan Kabupaten (LP1) Telford/Kerikil 52,39
Total Panjang 636,025

Sumber: https://satudata.kulonprogokab.go.id/opendata/

 

 

  • Prasarana Drainase

Pengelolaan drainase di Kabupaten Kulon Progo dilaksanakan oleh DPUPKP Kab. Kulon Progo melalui Bidang SDA, dilakukan dengan pemeliharaan rutin berupa pembersihan sedimen (Gali waled) dan babat gulma (berupa pembersihan enceng gondok dan babat rumput) dengan tujuan untuk melancarkan aliran air dan menambah kapasitas saluran drainase sehingga fungsinya dapat optimal. Kegiatan dilaksanakan oleh tenaga pengelola drainase.

Adapun lokasi kegiatan pengelolaan drainase sebagian besar berada di wilayah selatan Kab. Kulon Progo mulai dari Sungai Carik Barat, Sungai Seling (wilayah sekitar Bandara YIA) di wilayah tengah ada Drainase Cicikan, Kulwaru, Ngestiharjo dan di Wilayah timur misalnya di Rowo Jembangan, Drainase Panjatan dan Wojowalur.

Gambar 7

Peta Lokasi Pengelolaan Drainase Kabupaten Kulon Progo


Sumber: Dinas PUPKP Kabupaten Kulon Progo, 2022

 

  • Prasarana Persampahan

Kondisi eksisting pengelolaan sampah di Kabupaten Kulon Progo terdiri dari timbulan sampah, komposisi sampah, dan kegiatan penanganan sampah.

  1. Timbulan Sampah Kabupaten Kulon Progo memiliki timbulan sampah 0,36 kg/orang/hari (BLH DIY, 2015). Besarnya timbulan sampah dipengaruhi oleh jumlah penduduk. Semakin tinggi jumlah penduduk maka akan semakin tinggi pula timbulan sampahnya. Nilai timbulan sampah Kabupaten Kulon Progo didapatkan dari konversi satuan berat ke volume dengan densitas sampah 175 kg/m3 (Masruroh, 2018). Berdasarkan hasil sampling Badan Lingkungan Hidup daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2015, nilai timbulan sampah per orang per hari sebesar 0,36 kg/orang/hari. Berikut ini perhitungan densitas sampah di Kabupaten Kulon Progo.

 

 

Tabel 19

Timbulan Sampah di Kabupaten Kulon Progo
Sumber: Masruroh, 2018

 

  1. Komposisi Sampah

Komposisi sampah merupakan gambaran dari masing-masing komponen sampah. Persentase komposisi sampah tertinggi di Kabupaten Kulon Progo adalah sampah organik sebesar 67,18%. Sampah anorganik tertinggi adalah jenis sampah plastik sebesar 13,7%. Sedangkan persentase sampah terkecil adalah jenis sampah kain 0,21%.

 

Gambar 8
Komposisi Sampah di Kabupaten Kulon Progo

Sumber: Masruroh, 2018

  1. Kegiatan Penanganan Sampah

Kegiatan penanganan sampah dapat dilakukan melalui pemilahan, pengumpulan, pengangkutan. Persentase penanganan sampah di Kabupaten Kulon Progo diketahui berdasar jumlah sampah di TPS. TPS individual menangani sampah sebanyak 16.392 m 3 /tahun (4,9%) komunal menangani sampah sebanyak 45.466 m3 /tahun (13,59%). Sampah yang diangkut ke TPA sebanyak 29.930 m3 /tahun (8,95%). Sedangkan sampah sebanyak 31.928 m3 /tahun (9,54%) dikelola oleh sektor informal.

Menurut Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP), kapasitas TPA Banyuroto per 2015 adalah 14.580 ton, yang mana setiap harinya dapat menampung 22 ton per hari. Terbaru, tahun 2020 dengan luas 2 hektare (Ha), TPA Banyuroto dapat menampung 40 ton per hari. Namun menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon Progo, luasan tersebut diprediksikan hanya dapat menampung sampah hingga tahun 2024. Secara lebih rinci, area landfill zona satu TPA Banyuroto diprediksikan akan penuh pada tahun 2022. Sementara itu, area landfill zona dua hanya dirancang untuk lima tahun ke depan (Saraswati, 2022).

  • Prasarana Telekomunikasi

Sistem jaringan telekomunikasi Kabupaten Kulon Progo terdiri atas jaringan kabel dan jaringan nirkabel. Jaringan nirkabel yang dimaksud berupa peningkatan kualitas perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, serta penyediaan infrastruktur pengadaan dan pengelolaan menara Based Transciever Station (BTS) bersama tersebar di seluruh kecamatan. Sedangkan jaringan kabel berupa pengembangan satuan sambungan telepon tersebar di seluruh kecamatan. Jaringan prasarana telekomunikasi sistem kabel yang berupa sambungan telepon di Kabupaten Kulon Progo dirinci sebagai berikut.

Tabel 20

Banyaknya Sambungan Telepon di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2017

Kecamatan Perorangan/
Perusahaan
Instansi Pemerintah/
Swasta
Dinas Telkom Jumlah
1. Temon 33 55 88
2. Wates 1453 299 5 1757
3. Panjatan 34 16 50
4. Galur 28 12 40
5. Lendah 4 4 8
6. Sentolo 187 42 229
7. Pengasih 475 83 558
8. Kokap 2 0 2
9. Girimulyo 0 0 0
10. Nanggulan 36 45 81
11. Kalibawang 22 16 38
12. Samigaluh 8 4 12
Kulon Progo 2 282 576 5 2 863
2016 2 247 550 5 2 802
2015 2 209 517 5 2 731

Sumber: BPS Kulon Progo, 2017

 

  • Jaringan Listrik dan Penerangan

Jaringan listrik di Kabupaten Kulon Progo berupa jaringan transmisi tenaga listrik, jaringan tenaga listrik, dan pengembangan energi alternatif. Jaringan transmisi tenaga listrik sendiri, terdiri atas :

  1. SUTET yang melalui : 1. Desa Tuksono – Desa Sri Kayangan di Kecamatan Sentolo; 2. Desa Bumirejo – Desa Wahyuharjo di Kecamatan Lendah; 3. Desa Tirtorahayu Kecamatan Galur; 4. Desa Panjatan – Desa Kanoman – Desa Depok – Desa Bojong di Kecamatan Panjatan; 5. Desa Ngestiharjo – Desa Kulwaru – Desa Sogan di Kecamatan Wates; dan 6. Desa Plumbon – Desa Kalidengan – Desa Glagah – Desa Kebonrejo – Desa Palihan – Desa Sindutan di Kecamatan Temon.
  2. SUTT yang jaringannya melalui : 1. Desa Tuksono – Desa Sri Kayangan di Kecamatan Sentolo; 2. Desa Demangrejo – Desa Krembangan – Desa Cerme – Desa Tayuban di Kecamatan Panjatan; 3. Desa Bendungan – Desa Ngestiharjo – Desa Kulwaru – Desa Sogan di Kecamatan Wates; dan 4. Desa Plumbon – Desa Kalidengen – Desa Temon Kulon – Desa Kebonrejo – Desa Palihan – Desa Sindutan di Kecamatan Temon.

Jaringan tenaga listrik berupa gardu induk berada di Desa Plumbon Kecamatan Temon dan pengembangan energi alternatif terdiri atas :

  1. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) tersebar di seluruh kecamatan
  2. Pengembangan sumber energi Pembangkit Listrik Tenaga (PLT) Mikro Hidro, meliputi : 1. Pedukuhan Kedungrong Desa Purwoharjo Kecamatan Samigaluh; dan 2. Pedukuhan Jurang dan Pedukuhan Semawung Desa Banjarharjo Kecamatan Kalibawang
  3. Pengembangan sumberdaya energi angin dan gelombang laut berada di Pantai Selatan, meliputi : 1. Kecamatan Temon; 2. Kecamatan Wates; 3. Kecamatan Panjatan; dan 4. Kecamatan Galur
  4. Pengembangan bioenergi tersebar di seluruh kecamatan.

Profil pengguna listrik dan sumber penerangan jalan utama di Kabupaten Kulon Progo adalah sebagai berikut:

Tabel 21

Banyaknya Desa/Kelurahan Menurut Kecamtan dan Keberadaan Keluarga Pengguna Listrik Serta Sumber Penerangan Jalan Utama Desa/Kelurahan di Kabupaten Kulon Progo

No Kecamatan Pengguna Listrik Bukan Pengguna Listrik Sumber Penerengana Jalan Utama
PLN Non PLN Listrik Pemerintah Listrik Non Pemerintah Non Listrik
1 Temon 15 8 7  
2 Wates 8 3 4 4
3 Panjatan 11 1 2 9
4 Galur 7 7
5 Lendah 6 2 6
6 Sentolo 8 2 7 1
7 Pengasih 7 3 5 2
8 Kokap 5 1 2 4 1
9 Girimulyo 4 1 2 2
10 Nanggulan 6 3 3
11 Kalibawang 4 4
12 Samigaluh 7 1 2 4 3
Kulon Progo 88 2 16 50 38

Sumber: Statistik Potensi Desa Kabupaten Kulon Progo, 2018

 

  • Jaringan Air Bersih dan Air Minum

Sistem jaringan air baku untuk air bersih di Kabupaten Kulon Progo meliputi sistem air bersih perpipaan yang dikelola oleh pemerintah, swasta, dan/atau masyarakat, dan sistem air bersih non perpipaan milik perorangan. Kebutuhan air bersih masyarakat perkotaan terutama dilayani oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Binangun, dengan sumber air dari Waduk Sermo, Clereng, Tuk Mudal, dan Sungai Progo.

Jumlah pelanggan PDAM pada tahun 2016 mencapai 22.670 SR. Kinerja Sistem Jaringan Penyediaan Air Baku adalah kemampuan sistem jaringan untuk membawa sejumlah air dari sumbernya ke instalasi pengolah air sesuai waktu dan tempat berdasarkan rencana pencapaian akses terhadap air bersih yang ditetapkan dalam target SDGs bidang Air Minum, dari data ketersediaan air baku didapatkan data debit dari instalasi pengolah air sebesar: 5.682.776 m3 /tahun.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan air minum dan air bersih dalam rumah tangga, masyarakat mengunakan berbagai sumber air. Sumber air baku tersebut antara lain bersumber dari: sumur gali, mata air, waduk dan sungai. Perhitungan jumlah kebutuhan air baku (standar kebutuhan air baku adalah 60lt/hari/orang) yang digunakan dari sumber-sumber air tersebut. Berdasarkan perhitungan maka didapatkan angka total kebutuhan air sebesar 10.499.276 m3/tahun. Kinerja pelayanan air bersih sebesar 54,13% pada tahun 2016. Berdasarkan jumlah KK yang mempunyai akses terhadap air minum maka dapat diuraikan sebagai berikut.

Tabel 22
Akses terhadap Air Baku di Kabupaten Kulon Progo

Sumber: Statistik Kesejahteraan Provinsi NTT, 2020

Melihat kondisi tersebut, maka masih banyak keluarga yang belum mendapatkan akses air minum yang baik. Oleh karena itu, perlu adanya penambahan jaringan distribusi air minum melalui PDAM maupun Non PDAM (SPAMdes) sehingga kebutuhan air baku air bersih dapat diakses oleh masyarakat yang lebih luas. Berikut adalah persentase rumah tangga menurut karakteristik dan sumber air utama yang digunakan untuk mandi/cuci/dll.

Tabel 23
Persentase Rumah Tangga Menurut Karakteristik dan Sumber Air Utama yang Digunakan untuk Mandi/Cuci/dll
di Kabupaten Kulon Progo

Karakteristik Sumber Air Utama untuk Mandi/Cuci/dll
Air Kemasan Leding Sumur Bor/Pompa Sumur Lainnya
Jenis Kelamin KRT
Laki-laki 23,51 10,07 53,01 13,21
Perempuan 20,85 9,15 62,25 7.75
Kuintil Pengeluaran
40% Terbawah 12,86 7,97 61,72 17,45
40% Tengah 28,93 7,43 53,84 9,80
20% Teratar 28,82 17,53 43,17 10,66
Kulon Progo 23,18 9,96 54,13 12,73

Sumber: Susenas dalam Statistik Kesejahteraan Rakyak Kulon Progo, 2021

 

  • Sarana Sanitasi

Sarana sanitasi di Kabupaten Kulon Progo dapat ditinjau dari fasilitas tempat buang air besar dan fasilitas pembuangan akhir tinja. Di Kabupaten Kulon Progo, dominasi tempat buang air besar adalah fasilitas yang dimiliki sendiri sebesar 91,07%. Perinciannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

 

Tabel 24

Persentase Fasilitas Tempat Buang Air di Kabupaten Kulon Progo

Karakteristik Fasilitas Tempat Buang Air Besar Jumlah
Sendiri Lainnya
Kelompok Pengeluaran
40% Terbawah 87,67 12,33 100
40% Tengah 91,68 8,32 100
20% Teratas 95,17 4,83 100
Kulon Progo 91,07 8,93 100

Sumber: Statistik Kesejahteraan Kabupaten Kulon Progo, 2021

Adapun berdasarkan tempat pembuangan akhir tinja, sebanyak 93,09% telah memiliki fasilitas pembuangan tinja seperti tangki septik, IPAL, atau SPAL. Sedangkan terdapat 6,91% masyarakat yang tidak memiliki fasilitas tersebut.

 

Tabel 25

Persentase Tempat Pembuangan Akhir Tinja di Kabupaten Kulon Progo

Karakteristik Tempat Pembuangan Akhir Tinja Jumlah
Tangki Septik/IPAL/SPAL Lainnya
Kelompok Pengeluaran
40% Terbawah 88,34 11,66 100
40% Tengah 94,52 5,48 100
20% Teratas 97,79 2,21 100
Kulon Progo 93,09 6,91 100

Sumber: Statistik Kesejahteraan Kabupaten Kulon Progo, 2021

 

  • Sarana Peribadatan

Sarana peribadatan di Kabupaten Kulon Progo adalah masjid, musholla, gereja protestan, gereja katolik, pura, dan vihara. Jumlah sarana peribadatan di Kabupaten Kulon Progo terangkum dalam tabel di bawah ini.

 

Tabel 26

 Jumlah Fasilitas Peribadatan di Kabupaten Kulon Progo

No Jenis Jumlah Persentase
1 Masjid  1.215 48,60%
2 Musholla  1.206 48,24%
3 Gereja Protestan  19 0,76%
4 Gereja Katolik 55 2,20%
5 Puta  – 0,00%
6 Vihara  5 0,20%
Jumlah 2.500  100%

Sumber: BPS Provinsi NTT Dalam Angka, 2021

 

 

 

 

  • Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan di Kabupaten Kulon Progo terdiri dari SD, SMP, SMA, SMK, dan Universitas. Jumlah sarana pendidikan di Kabupaten Kulon Progo terangkum dalam tabel di bawah ini.

 

Tabel 27

Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Kulon Progo

No Jenis Jumlah Persentase
1 SD/sederajat  369 72,50%
2 SMP  81 15,91%
3 SMA/MA  24 4,71%
4 SMK  32 6,29%
5 Universitas  3 0,59%
Jumlah 509 100,00%

Sumber: BPS Provinsi NTT Dalam Angka, 2021

 

  • Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan terdiri dari rumah sakit, rumah sakit bersalin, poliklinik, puskesmas, puskesmas pembantu, dan apotek. Jumlah sarana kesehatan di Kabupaten Kulon Progo terangkum dalam tabel di bawah ini.

Tabel 28

 Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Kulon Progo

No Jenis Jumlah Persentase
1 Rumah Sakit  7 5,34%
2 Rumah Sakit Bersalin  – 0,00%
3 Poliklinik  11 8,40%
4 Puskesmas  21 16,03%
5 Puskesmas Pembantu  57 43,51%
6 Apotek  35 26,72%
Jumlah 131 100,00%

Sumber: BPS Dalam Angka, 2022

 

  • Sarana Perdagangan

Sarana perdagangan di Kabupaten Kulon Progo terdiri pasar, toko, kios, dan warung. Jumlah sarana perdagangan di Kabupaten Kulon Progo terangkum dalam tabel berikut.

Tabel 29

Fasilitas Perdagangan Menurut Kecamatan di Kabupaten Kulon Progo, 2020

No Kecamatan Warung Toko Minimarket Rumah Makan Ruko Jumlah
1 Samigaluh 123 98 5 30 45 301
2 Kalibawang 175 119 3 29 67 393
3 Girimulyo 110 26 2 29 22 189
4 Nanggulan 418 196 8 81 68 771
5 Sentolo 653 233 12 133 168 1199
6 Lendah 512 235 4 41 28 820
7 Galur 575 135 8 83 64 865
8 Kokap 232 85 3 38 23 381
9 Temon 435 252 9 59 45 800
10 Pengasih 345 134 18 84 104 685
11 Panjatan 185 35 6 21 33 280
12 Wates 705 297 36 155 175 1368
Kulon Progo 4468 1845 114 783 842 8052

Sumber: https://satudata.kulonprogokab.go.id/