1. Gambaran Umum Wilayah Administrasi
i.) Deskripsi Umum
Kabupaten Ende adalah sebuah kabupaten di Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Luas kabupaten ini adalah 2.067,75 km² dan memiliki populasi sebanyak 270.763 jiwa (2020). Sedangkan untuk letak astronomis, Kabupaten Ende terletak pada 8°26’24,71” LS – 8°54’25,46” LS dan 121°23’40,44” BT – 122°1’33,3” BT. Pusat pemerintahan atau ibukota kabupaten berada di Kota Ende. Kabupaten Ende terdiri dari 21 kecamatan, 23 kelurahan dan 23 desa. Kabupaten Ende memiliki batas-batas wilayah geografis sebagai berikut:
- Sebelah Timur: berbatasan dengan Kabupaten Sikka.
- Sebelah Barat: berbatasan dengan Kabupaten Ngada.
- Sebelah Utara: berbatasan dengan Laut Flores.
- Sebelah selatan: berbatasan dengan Laut Sawu.
ii.) Luas dan Tinggi Wilayah
Gambaran umum 21 kecamatan yang berada di Kabupaten Ende dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
Tabel 1. Ibukota Kecamatan, Luas, dan Ketinggian Kabupaten Ende Per Kecamatan 2020
Kecamatan | Ibukota Kecamatan | Luas Wilayah | Persentase Luas Wilayah | Ketinggian |
[1] | [2] | [3] | [4] | [5] |
Nangapanda | Ndorurea | 172,19 | 8,85% | 462,50 |
Pulau Ende | Rendoraterua | 9,98 | 0,51% | 273,50 |
Maukaro | Kebirangga | 214,15 | 11,00% | 593,50 |
Ende | Rukuramba | 138,01 | 7,09% | 568,50 |
Ende Selatan | Tetandara | 20,25 | 1,04% | 331,00 |
Ende Timur | Rewarangga Selatan | 19,15 | 0,98% | 381,00 |
Ende Tengah | Paupire | 5,91 | 0,30% | 281,00 |
Ende Utara | Kotaraja | 18,70 | 0,96% | 362,00 |
Ndona | Nanganesa | 95,09 | 4,89% | 618,50 |
Ndona Timur | Sokoria | 52,41 | 2,69% | 968,00 |
Wolowaru | Bokasape | 64,51 | 3,31% | 756,00 |
Wolojita | Wolojita | 39,85 | 2,05% | 856,00 |
Lio Timur | Watuneso | 40,92 | 2,10% | 793,00 |
Kelimutu | Koanara | 55,14 | 2,83% | 1.087,00 |
Ndori | Maubasa | 25,54 | 1,31% | 331,00 |
Maurole | Maurole | 154,62 | 7,94% | 568,50 |
Kotabaru | Kotabaru | 188,87 | 9,70% | 656,00 |
Detukeli | Kebesani | 118,89 | 6,11% | 706,00 |
Lepembusu Kelisoke | Nggumbelaka | 101,17 | 5,20% | 930,00 |
Detusoko | Detusoko | 143,19 | 7,36% | 975,00 |
Wewaria | Welamosa | 267,76 | 13,76% | 706,00 |
Ende | 1.946,30 | 100% |
Sumber : Badan Pusat Statistik dalam Angka, 2021 (diolah)
Adapun jarak antar kecamatan terhadap Ibukota Kabupaten Ende (Ende) dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Gambar 1. Jarak Antar Kecamatan terhadap Ibukota Kabupaten Ende Tahun 2020
Sumber : Badan Pusat Statistik dalam angka, 2021. (Diolah)
2. Kondisi Fisik
Kondisi fisik Kabupaten Ende dapat dilihat sebagai berikut.
i.) Topografi
Secara topografi Kabupaten Ende terdiri atas daerah pantai, dataran rendah dan perbukitan. Untuk daerah terendah terletak pada ketinggian 0-60 meter dari permukaan laut rata-rata, sedangkan daerah tertinggi terletak di bagian selatan dengan ketinggian di atas 500 meter dari permukaan laut. Pembagian wilayah menurut ketinggian dari permukaan laut terdiri atas 79,4% luas wilayah berada pada ketinggian dari 500 meter di atas permukaan laut dan 20,6% luas wilayah berada pada ketinggian 500 meter di atas permukaan laut. Berikut merupakan pembagian wilayah menurut kedalaman tanah efektif, terbagi atas:
Tabel 2. Kemiringan Tanah di Kabupaten Ende
No. | Kemiringan Tanah (cm) | Persentase (%) |
1. | 0 – 30 cm | 52,96 % |
2. | 30 – 60 cm | 11,32 % |
3. | 60 – 90 cm | 30,22 % |
4. | 90cm | 5,50 % |
Total | 100 % |
Sumber : Badan Pusat Statistik dalam angka (diolah), 2021
Di bagian wilayah selatan, daerah ini terletak pada jalur dalam deretan gunung api, diantaranya Gunung Api Iya mempunyai ketinggian 637 meter dengan letusan terakhir pada tahun 1969, Gunung Mutubusa mempunyai ketinggian 1.690 meter dengan letusan terakhir tahun 1938.
ii.) Geologi dan Morfologi
Di wilayah selatan Kabupaten Ende, terbentang jalur deretan gunung api, di antaranya adalah Gunung Api Iya (ketinggian 637 meter, letusan terakhir pada tahun 1969) dan Gunung Mutubusa (ketinggian 1.690 meter, letusan terakhir 1938). jenis tanah Di Kabupaten Ende Adalah Tanah Mediteran, Latosol, Alluvial, Regosol, Grumosol, dan Andosol.
iii.) Klimatologi
Jika dilihat dari sisi iklim, rata-rata suhu udara di Kabupaten Ende tahun 2020 berkisar antara 26,9˚C sampai dengan 30,3˚C dengan kelembaban udara rata-rata tahunan 80,4. Curah hujan tertinggi di Kabupaten Ende pada bulan November sebanyak 282,45 mm dan yang terendah di bulan Juli yaitu 1,8 mm dengan total hari hujan sebanyak 73 hari.
iv.) Kerawanan Bencana
Berdasarkan data BPS, bencana alam yang tercatat dalam kurun waktu 2018-2020 adalah banjir, gempa dan longsor. Berdasarkan RTRW Kabupaten Ende 2011-2031, perincian daerah rawan bencana adalah sebagai berikut.
Tabel 3. Kawasan Rawan Bencana di Kabupaten Ende
No. | Kawasan | Lokasi |
1 | Kawasan Rawan Gempa Bumi dan Tsunami | Kotabaru, Detukeli, Detusoko, Nangapanda, Pulau Ende, Maurole, Wewaria, dan Maukaro. |
2 | Kawasan Rawan Gunung Berapi | Ende Selatan, Pulau Ende, Ende Tengah, Ndona, Ndona Timur, Detusoko, Kelimutu, Wolojita, dan Maurole |
3 | Kawasan Rawan Longsor | Nangapanda, Ende, Ende Utara, Ende Timur, Ndona, Ndona Timur, Detusoko, Wewaria, Maukaro, Detukeli, Kotabaru, Wolowaru, Kelimutu, Wolojita, Lio Timur, dan Ndori. |
4 | Kawasan Rawan Banjir | Sungai Wolowona di Detusoko, Sungai Nangaba di Ende, Sungai Nangapanda dan Sungai Nangakeo di Nangapanda, Sungai Lowobajo dan Aepai di Maurole, Sungai Lowolande dan Ndondo di Kotabaru, Sungai Lowolise di Lio Timur, Sungai Ae Bara di Kelimutu, Sungai Lowo Rea di Maukaro-Wewaria, Sungai Lowolaka di Wewaria-Maurole, Sungai Loworongga, Lowodaga Nangamboa, dan Ratemangu di Wewaria, Sungai Nagamboa di Nangapanda, Sungai Wolotopo dan Ngalupolo di Ndona, dan Sungai Ndori di Ndori. |
5 | Kawasan Rawan Gelombang Pasang | Kawasan pantai di Ende Selatan, Ende Utara, Ende Timur, Ndona, Kecamatan Ende Nangapanda, Wewaria, Maukaro, Maurole, Kotabaru, Wolowaru, Lio Timur, dan Ndori |
Sumber : RTRW Kabupaten Ende Tahun 2011-2031
3. Demografi
i.) Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Ende pada tahun 2020 adalah sebanyak 270.763 jiwa dengan RJK (Rasio jenis kelamin) sebesar 95,9. Jumlah penduduk tersebut mengalami penurunan sebesar 1,65% dari tahun 2019. Laju pertumbuhan penduduk tahun 2010-2020 adalah sebesar 0,38 %. Kabupaten Ende memiliki kepadatan penduduk rendah yaitu 139,12 jiwa/Km2.
Adapun jika ditinjau dari jumlah penduduk per kecamatan, jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Ende Selatan sejumlah 26.216 jiwa. Dilihat dari persebaran jenis kelamin penduduk dapat dilihat bahwa penduduk dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak dibanding laki-laki.
Tabel 4. Jumlah Penduduk per Kecamatan dan Jenis Kelamin Kabupaten Ende
Kecamatan | Laki-Laki | Perempuan | Jumlah Penduduk |
Nangapanda | 11.533 | 11.728 | 23.261 |
Pulau Ende | 4.230 | 4.425 | 8.655 |
Maukaro | 3.938 | 3.952 | 7.890 |
Ende | 8.684 | 9.061 | 17.745 |
Ende Selatan | 12.817 | 13.399 | 26.216 |
Ende Timur | 9.135 | 9.577 | 18.712 |
Ende Tengah | 11.715 | 12.132 | 23.847 |
Ende Utara | 9.189 | 9.577 | 18.766 |
Ndona | 6.680 | 7.053 | 13.733 |
Ndona Timur | 2.662 | 2.650 | 5.312 |
Wolowaru | 8.103 | 8.778 | 16.881 |
Wolojita | 3.069 | 3.321 | 6.390 |
Lio Timur | 3.981 | 4.201 | 8.182 |
Kelimutu | 3.494 | 3.749 | 7.243 |
Ndori | 2.769 | 3.116 | 5.885 |
Maurole | 5.869 | 6.175 | 12.044 |
Kotabaru | 5.401 | 5.345 | 10.746 |
Detukeli | 3.531 | 3.517 | 7.048 |
Lepembusu Kelisoke | 2.698 | 2.784 | 5.482 |
Detusoko | 7.128 | 7.417 | 14.545 |
Wewaria | 9.151 | 9.006 | 18.157 |
Ende | 135.777 | 140.768 | 276.740 |
Sumber : Data Konsolidasi Bersih Semester I Tahun 2021
ii.) Jumlah Rumah Tangga
Berdasarkan data konsolidasi bersih Semester I Tahun 2021, jumlah rumah tangga di Kabupaten Ende sebanyak 71.261 KK, dengan jumlah rumah tangga terbanyak berada di Kecamatan Ende Selatan 6.782 KK.
Tabel 5. Jumlah Rumah Tangga per Kecamatan di Kabupaten Ende
Kecamatan | Jumlah Rumah Tangga (KK) |
Nangapanda | 5.704 |
Pulau Ende | 2.319 |
Maukaro | 1.848 |
Ende | 4.392 |
Ende Selatan | 6.782 |
Ende Timur | 5.055 |
Ende Tengah | 6.454 |
Ende Utara | 5.048 |
Ndona | 3.697 |
Ndona Timur | 1.313 |
Wolowaru | 4.707 |
Wolojita | 1.911 |
Lio Timur | 2.071 |
Kelimutu | 1.897 |
Ndori | 1.641 |
Maurole | 2.823 |
Kotabaru | 2.499 |
Detukeli | 1.606 |
Lepembusu Kelisoke | 1.284 |
Detusoko | 3.793 |
Wewaria | 4.417 |
Ende | 71.261 |
Sumber : Data Konsolidasi Bersih Semester I Tahun 2021
iii.) Piramida Penduduk
Penduduk pada Kabupaten Ende saat ini didominasi oleh penduduk yang berusia produktif (penduduk berusia 15-64 tahun)yaitu 68,29%. Jika dilihat dari piramida penduduk yang ada pada gambar dibawah, piramida tersebut tergolong piramida ekspansif (muda). Artinya sebagian besar penduduk berusia muda, sedangkan penduduk usia lanjutnya sedikit. Sehingga diperlukan lapangan pekerjaan yang cukup untuk memenuhi jumlah angkatan kerja yang ada.

Gambar 2 Piramida Penduduk Kabupaten Ende
Sumber : Badan Pusat Statistik dalam Angka, 2021
iv.) Proyeksi Penduduk
Berdasarkan proyeksi penduduk yang telah dilakukan, pada tahun 2041 penduduk Kabupaten Ende meningkat dari 270.763 jiwa (tahun 2020) menjadi 293.402 jiwa. Proyeksi tersebut dihitung dengan menggunakan rumus geometri seperti berikut :
Dengan : Pn = Proyeksi penduduk tahun tertentu
Po = Penduduk awal tahun
1 = konstanta
r = angka pertumbuhan penduduk
n = rentang tahun
Proyeksi tersebut menggunakan data jumlah penduduk dari tahun 2010 hingga 2020. Jumlah penduduk Kabupaten Ende pada tahun 2010 adalah 260.605 jiwa dan laju pertumbuhan penduduk 2010-2020 adalah 0,38 %. Sehingga didapatkan hasil proyeksi seperti pada tabel berikut :
Tabel 6. Proyeksi Penduduk Kabupaten Ende
Tahun | 2010 | 2015 | 2020 | 2021 | 2025 | 2030 | 2035 | 2041 |
Jumlah Penduduk (jiwa) | 260.605 | 281.518 | 270.763 | 271.800 | 275.990 | 281.317 | 286.747 | 293.402 |
Sumber : Badan Pusat Statistik dalam Angka (diolah), 2021
v.) Kemiskinan
Kemiskinan di Kabupaten Ende selama tahun 2013-2020 menunjukkan tren yang cenderung stagnan dengan kenaikan signifikan pada garis kemiskinan antara tahun 2015-2016. Selain itu, pada periode yang sama, indeks keparahan dan indeks kedalaman kemiskinan juga mengalami kenaikan signifikan namun terjadi penurunan dalam kurun 2018-2019.

Gambar 3. Jumlah Penduduk dan Garis Kemiskinan di Kabupaten Ende
Sumber: BPS Kabupaten Dalam Angka, 2021. (Diolah)

Gambar 4. Indeks Keparahan dan Kedalaman Kemiskinan di Kabupaten Ende
Sumber: BPS Kabupaten Dalam Angka, 2021. (Diolah)
4. Perumahan dan Kawasan Permukiman
i.) Tipologi Permukiman dan Jumlah Rumah
Budaya bermukim masyarakat di Kabupaten Ende dipengaruhi oleh adat istiadat yang berlaku di sana. Salah satu contohnya anak yang sudah menikah dan sudah memiliki rumah akan tinggal terpisah dari rumah orang tua. Akan tetapi untuk anak laki-laki tertua biasanya mendapatkan warisan rumah, maka mereka sering tinggal di rumah orang tua. Selain itu persebaran permukiman juga dipengaruhi oleh jenis mata pencaharian masyarakat setempat dan topografi.
Tipologi permukiman non pesisir di Kabupaten Ende cenderung berkumpul, akan tetapi setelah dibangun akses yang menghubungkan kampung satu dengan kampung lainnya, permukiman mulai menyebar mengikuti jalan tersebut. Sedangkan di pesisir tipologi permukiman cenderung memanjang mengikuti garis pantai yang ada.
Berdasarkan data DPRKPP pada tahun 2019 jumlah rumah yang ada di Kabupaten Ende sebanyak 64.628 unit.
Tabel 7. Jumlah Rasio Rumah Layak Huni di Kabupaten Ende
Tahun ke-1 | Tahun ke-2 | Tahun ke-3 | Tahun ke-4 | Tahun ke-5 | |
Rasio Rumah Layak Huni | – | – | 66,08 | 67,52 | 70,72 |
Sumber : RENSTRA DPRKPP 2019-2024
Adapun kawasan permukiman transmigrasi di Kabupaten Ende ditetapkan di kawasan Maukaro (100.217,50 ha), mencakup 33 desa di Kecamatan Maukaro, Wewaria, Detusuko, Detukeli, Kotabaru, dan Lepembusu Kelisoke (KemenPDTT No 91/2016).
ii.) Status Penguasaan Bangunan
Status penguasaan bangunan merupakan salah satu indikator kesejahteraan penduduk bagian perumahan. Semakin banyak penduduk yang mempunyai rumah sendiri maka semakin banyak juga masyarakat yang tergolong mapan dan sejahtera terutama memenuhi kebutuhan hidupnya. Berdasarkan data pada Buku Statistik Kesejahteraan Nusa Tenggara Timur tahun 2020, persentase kepemilikan bangunan tertinggi di Kabupaten Ende adalah milik sendiri yaitu sebesar 87,45%. Berikut merupakan tabel persentase status penguasaan bangunan tahun 2018-2020 di Kabupaten Ende :
Tabel 8. Persentase Status Penguasaan Bangunan Kab. Ende
Status Penguasaan Bangunan | Persentase (%) | ||
2018 | 2019 | 2020 | |
Milik Sendiri | 88,27 | 88 | 87,45 |
Kontrak/Sewa | 4,51 | 5,53 | 0,7 |
Bebas Sewa | 6,18 | 5,39 | 5,03 |
Dinas/lainnya | 1,04 | 1,08 | 6,19 |
Sumber : Buku Statistik Kesejahteraan Prov NTT 2018-2021
iii.) Luas Lantai Bangunan Setiap Rumah
Luas lantai bangunan merupakan indikator lain yang menunjukkan kesejahteraan penduduk. Idealnya, sebuah keluarga harus menempati rumah dengan luas lantai minimal 8 kali jumlah anggota keluarganya. Di Kabupaten Ende, luas lantai yang mendominasi adalah 50-99 m2 yaitu 50,47%. Akan tetapi masih terdapat 2,38% bangunan yang memiliki luas lantai dibawah 20 m2. Berikut merupakan tabel persentase jumlah bangunan berdasarkan luas lantai di Kabupaten Ende tahun 2018-2020:
Tabel 9. Persentase Jumlah Bangunan berdasarkan Luas Lantai Kab. Ende
Luas lantai (m²) | Persentase (%) | ||
2018 | 2019 | 2020 | |
<19 | 2,79 | 3,36 | 2,38 |
20-49 | 37,62 | 43,32 | 35,71 |
50-99 | 50,69 | 43,11 | 50,47 |
100-149 | 7,25 | 6,5 | 9,07 |
150+ | 1,65 | 3,71 | 2,38 |
Sumber : Buku Statistik Kesejahteraan Prov NTT 2018-2021
iv.) Jumlah Bangunan Berdasarkan Luas Perkapita
Luas perkapita merupakan salah satu kriteria rumah layak huni. Berdasarkan publikasi BPS, luas perkapita minimal agar sebuah rumah dikatakan layak huni adalah ≥ 7,2 m2. Di Kabupaten Ende, luas perkapita yang mendominasi adalah ≥ 10 m2 yaitu 67,99%. Berikut merupakan tabel persentase jumlah bangunan berdasarkan luas perkapita di Kabupaten Ende pada tahun 2018-2020:
Tabel 10. Persentase Jumlah Bangunan berdasarkan Luas Perkapita Kab. Ende
Luas Perkapita (m²) | Persentase (%) | ||
2018 | 2019 | 2020 | |
7,2 m² | 13,59 | 18,9 | 15,26 |
7,3 – 9,9 m² | 21,91 | 20,09 | 16,75 |
≥ 10 m² | 64,5 | 61,02 | 67,99 |
Sumber : Buku Statistik Kesejahteraan Prov NTT 2018-2021
v.) Jumlah Bangunan Berdasarkan Jenis Atap Terluas
Bangunan berdasarkan atap terluas adalah klasifikasi bangunan berdasarkan penutup bagian atas sebuah bangunan, sehingga anggota rumah tangga yang berada di rumah tersebut dapat terlindung dari terik matahari, hujan dan sebagainya. Pada Kabupaten Ende, sebanyak 98,33% menggunakan seng sebagai atap. Berikut merupakan persentase bangunan berdasarkan jenis atap terluas di Kabupaten Ende tahun 2018-2020:
Tabel 11. Persentase Jumlah Bangunan berdasarkan Jenis Atap Terluas Kab. Ende
Jenis Atap | Persentase (%) | ||
2018 | 2019 | 2020 | |
Beton/Genteng/Asbes | 2,24 | 1,81 | 1,2 |
Seng | 97,19 | 97,54 | 98,33 |
Bambu/Kayu/Sirap | N/A | 0,55 | 0,27 |
Jerami/Ijuk/ Daun/Rumbia/Lainnya | 0,57 | 0,1 | 0,2 |
Sumber : Buku Statistik Kesejahteraan Prov NTT 2018-2021
vi.) Jumlah Bangunan Berdasarkan Jenis Dinding Terluas
Bangunan berdasarkan dinding terluas adalah klasifikasi bangunan berdasarkan sisi luar/batas/penyekat dari suatu bangunan dengan bangunan lain. Pada Kabupaten Ende, sebanyak 40,25% rumah menggunakan tembok/plesteran anyaman bambu/kawat sebagai dinding bangunan. Berikut merupakan tabel persentase jumlah bangunan berdasarkan dinding terluas di Kabupaten Ende pada tahun 2018-2020 :
Tabel 12. Persentase Jumlah Bangunan berdasarkan Jenis Dinding Terluas Kab. Ende
Jenis Dinding | Persentase (%) | ||
2018 | 2019 | 2020 | |
Tembok/ Plesteran Anyaman Bambu/Kawat | 37,4 | 39,66 | 40,25 |
Kayu/papan | 12,45 | 13,12 | 13,26 |
Anyaman bambu | 12,85 | 9,6 | 9,75 |
Batang Kayu/ Bambu/Lainnya | 37,29 | 37,62 | 36,74 |
Sumber : Buku Statistik Kesejahteraan Prov NTT 2018-2021
vii.) Jumlah Bangunan Berdasarkan Jenis Lantai Terluas
Bangunan berdasarkan jenis lantai terluas adalah klasifikasi bangunan berdasarkan bagian bawah/dasar/alas suatu ruangan, baik terbuat dari marmer, keramik, granit, tegel/teraso, semen, kayu, tanah dan lainnya seperti bambu. Pada Kabupaten Ende, kebanyakan bangunan menggunakan semen/bata merah sebagai lantai yaitu 50,99% dari total bangunan. Berikut merupakan tabel persentase jumlah bangunan berdasarkan jenis lantai terluas di Kabupaten Ende pada tahun 2018-2020:
Tabel 13. Persentase Jumlah Bangunan berdasarkan Jenis Lantai Terluas Kab. Ende
Jenis Lantai | Persentase (%) | ||
2018 | 2019 | 2020 | |
Marmer/Granit/Keramik/ Parket/Vinyl/ Karpet | 26,82 | 25,7 | 27,65 |
Ubin/tegel/teraso | 0,18 | 0,54 | 0,13 |
Kayu/papan | 0,72 | 1,69 | 0,18 |
Semen/bata merah | 55,04 | 52,96 | 50,99 |
Bambu/Tanah/ Lainnya | 17,24 | 19,11 | 21,05 |
Sumber : Buku Statistik Kesejahteraan Prov NTT 2018-2021
viii.) Rumah Tidak Layak Huni
Berdasarkan data e-RTLH 2021, Kabupaten Ende memiliki baseline RTLH sebanyak 20.737 unit. Berdasarkan data Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan Kabupaten Ende, jumlah RTLH tahun 2021 sebanyak 20.997 unit.
Tabel 14. RTLH di Kabupaten Ende
Kecamatan | Jumlah RTLH (unit) |
Detekuleli | 910 |
Detusoko | 1.875 |
Ende | 1.756 |
Ende Selatan | 183 |
Ende Tengah | 293 |
Ende Timur | 652 |
Ende Utara | 537 |
Kelimutu | 774 |
Kota Baru | 1.299 |
Lepembusu Kelisoke | 878 |
Lio Timur | 912 |
Maukaro | 921 |
Maurole | 1.213 |
Nangapanda | 1.506 |
Ndona | 1.144 |
Ndona Timur | 566 |
Ndori | 569 |
Pulau ENde | 397 |
Wewaria | 2.325 |
Wolojita | 747 |
Wolowaru | 1.669 |
Total | 20.997 |
Sumber:e-RTLH, 2021
ix.) Backlog perumahan
Berikut adalah jumlah backlog menurut Kabupaten/Kota di Provinsi NTT. Dapat dilihat bahwa jumlah kebutuhan rumah di Kabupaten Ende menempati urutan ke 5 backlog paling banyak di NTT.
Kabupaten / Kota | Backlog | Presentase dilihat dari Keseluruhan NTT (%) |
Sumba Barat | 79 | 0,23 |
Sumba Timur | 1846 | 5,27 |
Kupang | 1693 | 4,84 |
Timor Tengah Selatan | 1381 | 3,94 |
Timor Tengah Utara | 1223 | 3,49 |
Belu | 148 | 0,42 |
Alor | 1506 | 4,30 |
Lembata | 824 | 2,35 |
Flores Timur | 1868 | 5,34 |
Sikka | 4834 | 13,81 |
Ende | 2436 | 6,96 |
Ngada | 704 | 2,01 |
Manggarai | 3310 | 9,45 |
Rote Ndao | 458 | 1,31 |
Manggarai Barat | 1270 | 3,63 |
Sumba Tengah | 926 | 2,64 |
Sumba Barat Daya | 2699 | 7,71 |
Nagekeo | 1520 | 4,34 |
Manggarai Timur | 4082 | 11,66 |
Sabu Raijua | 584 | 1,67 |
Malaka | 1224 | 3,50 |
Kota Kupang | 399 | 1,14 |
NTT | 35014 | 100 |
Sumber : Sumber : Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (Data Sementara : diakses Selasa, 10 September 2019). Diakses melalui https://perkim.id/pofil-pkp/profil-provinsi/profil-perumahan-dan-kawasan-permukiman-provinsi-nusa-tenggara-timur/#rtlh
xi.) Kawasan Permukiman Kumuh
Permukiman kumuh di Kabupaten Ende berdasarkan SK Bupati Ende 431/KEP/HK/2014 seluas 70,84 Ha, kemudian direvisi menjadi 88,11 Ha dalam dokumen RP2KPKP 2015 yang lokasinya tersebar di 5 kawasan. Kawasan kumuh yang menjadi kewenangan provinsi adalah Kawasan Tetandara (15,18 Ha) dan Kawasan Kota Raja (12,85 ha).
Tabel 15. Sebaran Kawasan Kumuh Kabupaten Ende
No | Nama Kawasan | Luas (Ha) | Kelurahan | Kecamatan | |
1 | Arubara | 3,79 | Tetandra | Ende Selatan | |
2 | Puunaka | 3,27 | |||
3 | Ippi | 7,34 | |||
4 | Kampung Baru | 1,61 | Mbongawani | ||
5 | Puurere | 1,69 | Rukun Lima | ||
6 | Suka Maju | 2,84 | |||
7 | Boanawa | 6,31 | |||
8 | Paupanda Atas | 2,49 | Paupanda | ||
9 | Paupanda Bawah 1 | 3,07 | |||
10 | Paupanda Bawah 2 | 1,86 | |||
11 | Puunaka | 5,09 | Tanjung | ||
12 | Kampung Baru | 1,74 | |||
13 | Rate | 3,07 | |||
Total | 44,17 |
Sumber: SK Bupati Ende Nomor 430/KEP/HK/2020
xii.) Kampung Adat
Di Kabupaten Ende, kampung adat dengan potensi daya tarik wisata terdapat di Kec. Ende Selatan (2 desa), Kec. Ende (1 desa), Kec. Nangapanda (1 desa), Ndona (3 desa), Detusoko (3 desa), Wolowaru (2 desa), Wolojita (2 desa), Kelimutu (21 desa), Lio Timur (1 desa), Maurole (2 desa). Kampung adat lainnya yaitu Saga, Wologai, Nggela.
Tabel 16. Persebaran Kampung Tua dan Tradisional dengan Potensi Wisata di
Kabupaten Ende, 2019
No | Kecamatan | Nama Obyek | Desa/Kelurahan |
I | Ende Selatan | Kamp. Adat Onekore | Onekore |
Kamp. Adat Wolokaro | Roworena | ||
II | Ende | Kamp. Adat Nuabosi | Ndetundora |
III | Nangapanda | Kamp. Arombesi | Tendarea |
IV | Ndona | Kamp. Adat Wolotopo | Wolotopo |
Kamp. Adat Ngalutopo | Ngalupolo | ||
Kamp. Adat Radaara | Onelako | ||
V | Detusoko | Kamp. Adat Detusoko | Detusoko |
Kamp. Adat Tiwu Sora | Nuaone | ||
Kamp. Adat Wologai | Wologai | ||
VI | Kelimutu | Kamp. Adat Nduaria | Nduaria |
Kamp. Adat Watu | Koanara | ||
VII | Wolowaru | Kamp. Adat Lisadetu | Lisadetu |
Kamp. Adat Boka Sape | Bokasape | ||
VIII | Wolojita | Kamp. Adat Nggela | Nggela |
Kamp. Adat Pemo | Pemo | ||
IX | Lio Timur | Kamp. Adat Mole | Mole |
X | Maurole | Kamp. Adat Watunggere | Watunggere |
Kamp. Adat Maurole | Maurole |
Sumber : Dinas Pariwisata Kab. Ende, 2019
5. Prasarana dan Sarana Umum
i.) Prasarana Jalan
Prasarana jalan di Kabupaten Ende berdasarkan data BPS bahwa panjang ruas jalan Kabupaten Ende adalah 1.144,20 km dimana dan merupakan jalan kabupaten. Sebagian besar jalan sudah menggunakan aspal namun masih terdapat jalan kerikil, tanah, dan lainnya sebesar 80,72%. Jika ditinjau dari kondisi jalannya, terdapat 76,33% jalan yang masuk kategori rusak-rusak berat. Rincian kondisi, jenis, dan tingkat kewenangan jalan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 17. Tingkat Kewenangan, Kondisi, dan Jenis Jalan Kabupaten Ende
No. | Jenis | Jumlah | Persentase |
1 | Negara | no data | no data |
2 | Provinsi | no data | no data |
3 | Kabupaten | 1.144,20 | 100,00% |
Jumlah | 1.144,20 | 100,00% | |
No. | Jenis | Jumlah | Persentase |
1 | Baik | 246,54 | 21,55% |
2 | Sedang | 24,25 | 2,12% |
3 | Rusak | 92,45 | 8,08% |
4 | Rusak Berat | 780,96 | 68,25% |
Jumlah | 1.144,20 | 100% | |
No. | Jenis | Jumlah | Persentase |
1 | Aspal | 220,55 | 19,28% |
2 | Kerikil | 75,71 | 6,62% |
3 | Tanah | 464,01 | 40,55% |
4 | Lainnya | 383,93 | 33,55% |
Jumlah | 1.144,20 | 100% |
Sumber : BPS Kabupaten Dalam Angka, 2021. (Diolah)
ii.) Prasarana Drainase
Berdasarkan RPIJM 2010-2012, Kabupaten Ende sangat rawan terhadap genangan air, hampir setiap kali hujan dengan intensitas yang agak tinggi mengakibatkan beberapa kawasan permukiman maupun jalan terendam air. Kondisi ini terjadi karena berkurangnya luas areal resapan akibat perubahan penggunaan lahan dan juga karena drainase yang ada belum terbangun dengan baik. Berdasarkan hasil survey juga diketahui bahwa pada kawasan-kawasan tertentu kondisi infrastruktur drainase banyak yang mengalami kerusakan, walau demikian tidak ada data yang menggambarkan seberapa besar tingkat pelayanan drainase di Kabupaten Ende.
Sistem drainase yang terdapat di Kabupaten Ende sebagian besar berupa saluran di tepi-tepi jalan regional, jalan kota, jalan desa dan jalan lingkungan dengan kondisi berupa beton atau tanah. Berdasarkan konstruksi, sistem drainase di Kabupaten Ende merupakan sistem saluran terbuka. Untuk sistem saluran terbuka biasanya dirancang untuk menampung dan mengalirkan air hujan saja. Hal tersebut mengakibatkan kurang optimalnya kondisi dan fungsi saluran yang ada, sehingga mengakibatkan kurang lancarnya aliran air untuk menuju saluran drainase primer yang ada. Aliran air pada saluran-saluran drainase mengalir menuju sungai-sungai yang akan bermuara di pantai.
Saluran drainase ini pada umumnya merupakan pembuangan-pembuangan alam dengan kondisi alur penuh semak belukar, berkelok-kelok, sempit dan dangkal. Bentuk saluran drainase yang melayani kawasan perkotaan di Kabupaten Ende adalah saluran terbuka yang belum diperkeras (berupa tanah) dan umumnya terletak di tepi jalan. Untuk menghindari terjadinya genangan pada saat musim hujan, perlu dilakukan pengembangan sistem drainase yang berhirarki dan terpadu yang merupakan penanganan drainase secara umum dan menyeluruh. Pada prinsipnya pengembangan sistem drainase di Kabupaten Ende tetap memanfaatkan sistem drainase yang ada serta memanfaatkan sungai-sungai yang bermuara di pantai/laut atau pembuangan alamiah yang berfungsi sebagai badan air penerima dari limpasan air hujan sebagai jaringan pembuangan akhir.
iii.) Prasarana Persampahan
Berdasarkan RPIJM 2017, kondisi eksisting pengembangan persampahan yang telah dilakukan pemerintah Kabupaten Ende, dapat diuraikan sebagai berikut ini:
- Aspek Teknis
Pengelolaan persampahan di Kabupaten Ende sudah dilakukan secara skala Kota dimana masyarakat membuang sampah pada Tempat Pengumpulan Sementara (TPS), kemudian sampah tersebut akan diangkut menggunakan mobil sampah untuk dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) yang sifatnya masih open dumping yakni lahan masyarakat yang dipakai. Penanganan sampah di Kabupaten Ende belum optimal berdasarkan data dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Ende. Produksi sampah perhari yang dapat diangkut menuju TPA kurang lebih 98,5 m3 sedangkan sisanya selain langsung dibakar oleh masyarakat, ada yang dibuang ke kali, pinggir pantai ataupun tanah kosong. Selain itu kondisi kendaraan pengangkut sampah (truk sampah) juga tidak dapat melayani dengan baik.
- Pendanaan
Semua rencana sistem sarana dan prasarana pengelolaan persampahan yang di bangun oleh pemerintah di Kabupaten Ende umumnya disesuaikan dengan rencana perluasan kota dengan menggunakan dana APBD. Namun keterbatasan keuangan daerah mengakibatkan upaya penyempurnaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana dasar tersebut sepertinya belum mendapat perhatian yang lebih mendetail. Salah satu peluang yang dimungkinkan adalah dana pemberdayaan. Dewasa ini sebagian besar peningkatan atau pembangunan TPS di beberapa desa atau kelurahan dibiayai melalui program pemberdayaan desa.
- Peran Serta Masyarakat
Pengelolaan sampah di Kabupaten Ende diarahkan dengan melibatkan secara aktif peran serta masyarakat. Sampah yang diproduksi sebelum dibuang ke TPS dan TPA, sebelumnya telah dipilah oleh masyarakat/rumah tangga menjadi sampah organik (yang dapat didaur ulang) dan sampah non organik. Sampah organik yang diproduksi selanjutnya akan diolah bekerjasama dengan masyarakat, LSM, dan Perguruan Tinggi untuk menghasilkan kompos atau produk olahan organik lainnya yang bermanfaat. Sedangkan untuk sampah non organik akan dilakukan kerjasama dengan para pemulung dan pengusaha untuk pemanfaatannya. Dengan melibatkan peran aktif masyarakat ini diharapkan permasalahan persampahan yang selalu menjadi masalah pelik di perkotaan, akan teratasi. Sistem pembuangan sampah di Kabupaten Ende diarahkan untuk dikelola bersama-sama masyarakat dengan cara penyediaan tempat sampah umum yang akan dibuang secara bersama ke tempat pembuangan sampah.
iv.) Jaringan Listrik dan Penerangan
Berdasarkan Renstra DPRKPP 2019-2024, persentase rumah tangga & desa di Kabupaten Ende yang terakses listrik secara berturut-turut adalah 78,02% dan 84,17%.
Tabel 18. Jumlah Persentase Rumah Tangga & Desa yang Terakses Listrik Kab. Ende
Tahun ke-1 (2019) | Tahun ke-2
(2020) |
Tahun ke-3
(2021) |
|
Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Listrik | – | – | 78,02 |
Persentase Desa yang terakses listrik | – | – | 84,17 |
Sumber : RENSTRA DPRKPP 2019-2024
Profil prasarana listrik di Kabupaten Ende adalah sebagai berikut. Konsumsi dan produksi listrik pada tahun 2020 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 19. Profil Kelistrikan Kabupaten Ende
Tahun | Daya Terpasang (KW) | Produksi Listrik (KWh) | Listrik Terjual (KWh) | Dipakai Sendiri (KWh) | Susut/Hilang (KWh) |
2020 | 63.653.010 | 70.986.379 | 61.622.814 | 6.487 | 3.245.424 |
Sumber : BPS Kabupaten Dalam Angka, 2021. (Diolah)
Sedangkan bila kita meninjau jaringan penerangan, sumber penerangan masyarakat Kabupaten Ende dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 20. Data Sumber Penerangan Kabupaten Ende
No. | Jenis | Perkotaan | Pedesaan | Total |
1 | Listrik PLN dengan Meteran | 95,80% | 76,61% | 83,89% |
2 | Listrik PLN Tanpa Meteran | 3,62% | 9,39% | 7,20% |
3 | Listrik Non PLN | 0,58% | 5,77% | 3,80% |
4 | Bukan Listrik | 0,00% | 8,23% | 5,11% |
Jumlah | 100,00% | 100,00% | 100,00% |
Sumber : Statistik Kesejahteraan Provinsi NTT, 2020
v.) Jaringan Air Bersih dan Air Minum
Sumber air minum Kabupaten Ende sebagian besar berasal dari mata air terlindung (47,76%). Perincian sumber air minum dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 21. Sumber Air Minum Kabupaten Ende
No | Jenis | Perkotaan | Perdesaan | Total |
1 | Air Kemasan | 0,59% | 0,00% | 0,22% |
2 | Air Isi Ulang | 24,45% | 0,14% | 9,37% |
3 | Ledeng Meteran | 49,66% | 1,18% | 19,58% |
4 | Sumur Bor | 2,47% | 2,16% | 2,28% |
5 | Sumur Terlindung | 13,37% | 19,76% | 17,33% |
6 | Sumur Tak Terlindung | 0,00% | 1,48% | 0,92% |
7 | Mata Air Terlindung | 3,71% | 74,72% | 47,76% |
8 | Mata Air Tak Terlindung | 1,01% | 0,21% | 0,52% |
9 | Air Permukaan, Hujan dan Sumber Tidak Terlindung | 2,38% | 0,35% | 1,12% |
10 | Air Hujan | 2,36% | 0,00% | 0,90% |
Jumlah | 100,00% | 100,00% | 100,00% |
Sumber : Statistik Kesejahteraan Provinsi NTT, 2020
Untuk kualitas air minum, sebanyak 84,01% penduduk mengakses air minum bersih dan berada di atas rata-rata Provinsi NTT sehingga perlu dipertahankan sekaligus ditingkatkan kembali.
vi.) Sarana Sanitasi
Sarana sanitasi kabupaten Ende dapat ditinjau dari jenis tempat pembuangan akhir tinja serta kepemilikan fasilitas pembuangan akhir tinja. Di Kabupaten Ende, dominasi jenis tempat pembuangan akhir tinja adalah IPAL/ Septik Tank sebesar 88,60%. Perinciannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 22. Jenis Tempat Pembuangan Akhir Tinja di Kabupaten Ende
No | Jenis | Jumlah | Persentase |
1 | IPAL/ Septic Tank | – | 88,60% |
2 | Lubang Tanah | – | 10,73% |
3 | Lainnya | – | 0,67% |
Jumlah | 100,00% |
Sumber : Statistik Kesejahteraan Provinsi NTT, 2020
Adapun berdasarkan kepemilikannya, sebanyak 67,70% telah memiliki fasilitas BAB sendiri. Sedangkan terdapat 3,43% masyarakat yang tidak memiliki fasilitas BAB.
Tabel 23. Kepemilikan Fasilitas BAB di Kabupaten Ende
No | Jenis | Perkotaan | Pedesaan | Total |
1 | Sendiri | 82,29% | 58,77% | 67,70% |
2 | Sendiri namun Bersama | 14,65% | 28,44% | 23,21% |
3 | Komunal | 3,06% | 7,25% | 5,66% |
4 | Tidak Ada Fasilitas | 0,00% | 5,54% | 3,43% |
Jumlah | 100,00% | 100,00% | 100,00% |
Sumber : Statistik Kesejahteraan Provinsi NTT, 2020
vii.) Sarana Peribadatan
Sarana peribadatan di Kabupaten Ende adalah masjid, musholla, gereja protestan, gereja katolik, pura, dan vihara. Jumlah sarana peribadatan di Kabupaten Ende terangkum dalam tabel di bawah ini.
Tabel 24. Jumlah Fasilitas Peribadatan Kabupaten Ende
No | Jenis | Jumlah | Persentase |
1 | Masjid | 131 | 35,50% |
2 | Musholla | 40 | 10,84% |
3 | Gereja Protestan | 10 | 2,71% |
4 | Gereja Katolik | 184 | 49,86% |
5 | Pura | 4 | 1,08% |
6 | Vihara | – | 0,00% |
Jumlah | 369 | 100% |
Sumber : BPS Provinsi NTT Dalam Angka, 2021
viii.) Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan di Kabupaten Ende terdiri dari SD, SMP, SMA, SMK, dan Universitas. Jumlah Sarana pendidikan di Kabupaten Ende terangkum dalam tabel di bawah ini.
Tabel 25. Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Ende
No | Jenis | Jumlah | Persentase |
1 | SD | 250 | 67,75% |
2 | SMP | 83 | 22,49% |
3 | SMA | 21 | 5,69% |
4 | SMK | 12 | 3,25% |
5 | Universitas | 3 | 0,81% |
Jumlah | 369 | 100% |
Sumber : BPS Provinsi NTT Dalam Angka, 2021
ix.) Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan terdiri dari rumah sakit, rumah sakit bersalin, poliklinik, puskesmas, puskesmas pembantu, dan apotek. Jumlah sarana kesehatan di Kabupaten Ende terangkum dalam tabel di bawah ini.
Tabel 26. Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Ende
No | Jenis | Jumlah | Persentase |
1 | Rumah Sakit | 3 | 2,33% |
2 | Rumah Sakit Bersalin | 1 | 0,00% |
3 | Poliklinik | 7 | 8,14% |
4 | Puskesmas | 25 | 29,07% |
5 | Puskesmas Pembantu | 40 | 46,51% |
6 | Apotek | 12 | 13,95% |
Jumlah | 88 | 100% |
Sumber : BPS Provinsi NTT Dalam Angka, 2021
x.) Sarana Perdagangan
Sarana perdagangan yang terdata di Kabupaten Ende adalah Pasar dengan jumlah sebesar 35 unit.
Tabel 27. Jumlah Sarana Perdagangan di Kabupaten Ende
No | Jenis | Jumlah | Persentase |
1 | Pasar | 35 | 100% |
2 | Toko | – | 0,00% |
3 | Kios | – | 0,00% |
4 | Warung | – | 0,00% |
Jumlah | 35 | 100,00% |
Sumber : Kabupaten Dalam Angka, 2020