Kabupaten Aceh Tenggara merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Aceh yang dikelilingi dengan Hutan Taman Nasional Gunung Leuser dan Bukit Barisan dengan ketinggian 25-1.000 mdpl. Ibu kota Kabupaten Aceh Tenggara adalah Kota Kutacene. Secara astronomis, Kabupaten Aceh Tenggara terletak pada 3055’23”- 4016’37” Lintang Utara dan 96043’23”-98010’32” Bujur Timur.  Selanjutnya menurut letak geografis, Kabupaten Aceh Tenggara berbatasan dengan:

Sebelah Utara : Kabupaten Gayo Provinsi Aceh dan Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara
Sebelah Selatan : Kota Subulussalam dan Kabupaten Aceh Selatan Provinsi Aceh serta Kabupaten Tanah Karo Provinsi Sumatera Utara
Sebelah Timur : Kabupaten Langkat dan Tanah Karo Provinsi Sumatera Utara
Sebelah Barat : Kabupaten Aceh Selatan dan Kota Subulussalam Provinsi Aceh

Gambar 1. Peta Administrasi Kabupaten Aceh Tenggara
Sumber: RPJM Kabupaten Aceh Tenggara, 2017-2022

Luas dan Tinggi Wilayah

Kabupaten Aceh Tenggara memiliki luas wilayah sebesar 4.242,04 km2 serta terdiri dari 16 Kecamatan, 51 Kemukiman dan 385 desa. Adapun Kecamatan Darul Hasanah merupakan kecamatan terbesar yaitu dengan luas sebesar 1.346,72 km2. Sementara Kecamatan Babussalam merupakan kecamatan terkecil dengan luas sebesar 9,48 km2. Secara lebih rinci, nama dan luas Kecamatan di Kabupaten Aceh Tenggara dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Ibu Kota Kecamatan, Luas dan Ketinggian
di Kabupaten Aceh Tenggara Per Kecamatan

No Kecamatan Ibukota Kecamatan Luas
(km2)
Persentase
Luas Wilayah
Ketinggian
(mdpl)
1. Lawe Alas Ngkeran 1.027,10 24,21% ± 250
2. Babul Rahmah Lawe Sumur 850,28 20,04% ± 200
3. Tanoh alas Tenembak Alas 38,70 0,91% 125
4. Lawe Sigala-gala Lawe Sigala 72,39 1,71% ± 140
5. Babul Makmur Cinta Makmur 83,49 1,97% 100 – 213
6. Semadam Simpang Semadam 42,98 1,01% ± 194
7. Leuser Kane Mende 212,93 5,02% ± 400
8. Bambel Kuta Lang Lang 23,30 0,55% < 200
9. Bukit Tusam Lawe Dua 40,32 0,95% 70 – 120
10. Lawe Sumur Lawe Perlak 36,88 0,87% < 250
11.. Babussalam Kutacene 9,48 0,22% 175
12. Lawe Bulan Simpang Empat 37,14 0,88% < 250
13. Badar Purwodadi 93,18 2,20% 500
14. Darul Hasanah Mamas 1.346,72 31,75% ± 250
15. Ketambe Lawe Beringin 255,07 6,01% 350
16. Deleng Pokhkisen Beringin Naru 72,08 1,70% <300
Aceh Tenggara Kutacene 4.242,04 100%  

Sumber: Kecamatan di Kabupaten Aceh Tenggara dalam Angka, 2022

Adapun jarak antar kecamatan terhadap Ibu Kota Kabupaten Aceh Tenggara (Kota Kutacene) dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2. Jarak Antar Kecamatan terhadap Ibukota Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2021
Sumber: Kabupaten Aceh Tenggara dalam Angka, 2022

Kondisi Fisik

  1. Topografi

Dilihat dari kondisi lahan, Kabupaten Aceh Tenggara memiliki bentuk wilayah yang beragam, mulai dari lembah/datar (kemiringan 0-3%), sampai bergunung (kemiringan di atas 40%). Adapun sebagian besar wilayah Kabupaten Aceh Tenggara dalam hal ini didominasi wilayah lembah/datar. Secara lebih jelas, topografi desa per kecamatan di Kabupaten Aceh Tenggara dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2. Topografi Desa Per-Kecamatan di Kabupaten Aceh Tenggara

No Kecamatan Pantai Lembah Lereng Dataran Jumlah
1. Lawe Alas 0 28 0 0 28
2. Babul Rahmah 0 0 27 0 27
3. Tanoh alas 0 14 0 0 14
4. Lawe Sigala-gala 0 35 0 0 35
5. Babul Makmur 0 21 0 0 21
6. Semadam 0 19 0 0 19
7. Leuser 0 0 23 0 23
8. Bambel 0 33 0 0 33
9. Bukit Tusam 0 23 0 0 23
10. Lawe Sumur 0 18 0 0 18
11.. Babussalam 0 27 0 0 27
12. Lawe Bulan 0 24 0 0 24
13. Badar 0 18 0 0 18
14. Darul Hasanah 0 0 28 0 28
15. Ketambe 0 0 25 0 25
16. Deleng Pokhkisen 0 22 0 0 22
Jumlah 0 282 103 0 385

Sumber: RPJMK Aceh Tenggara 2017-2022

Kabupaten Aceh Tenggara memiliki klasifikasi kemiringan lereng yang terbagi atas kelas kelerengan yaitu: <8%, 8-15%, 16-25%, 26-40% dan >40%. Kabupaten Aceh Tenggara dalam hal ini didominasi oleh lahan berkelerengan 16-25% dengan luasan mencapai 177. 631, 96 Ha atau sebesar 41,87% dari total luas wilayah kabupaten. Bentang alam Kabupaten Aceh Tenggara dibentuk oleh Dataran Tinggi Alas yang relatif sempit dengan arah tenggara-barat laut yang diapit oleh rangkaian pegunungan Bukit Barisan di sisi timur dan sisi barat dataran tinggi tersebut. Beberapa puncak di rangkaian pegunungan di sisi barat dataran tinggi Alas antara lain adalah Bukit Kemiri (3.314 m), sedangkan di sisi timur berupa Gunung Bandahara (3.010 m) dan Bukit Apul Relem (3.374 m). Apabila bentang alam rangkaian pegunungan yang mengapit dataran tinggi tersebut didelineasi berdasarkan kemiringan lereng, maka wilayah Kabupaten Aceh Tenggara terbagi menjadi 4 wilayah, yaitu:

  1. Kelas kemiringan 0-8%
  2. Kelas kemiringan 8-15%
  3. Kelas kemiringan 15-40%
  4. Kelas kemiringan > 40%

Wilayah datar dengan kelas kemiringan 0-8% tersebar di wilayah Kutacane dan Bambel. Adapun kelas kemiringan 8-15% ditandai dengan daerah yang bergelombang sampai agak berbukit dan tersebar di pinggir Lembah Alas bagian selatan Kabupaten Aceh Tenggara. Wilayah agak berbukit sampai berbukit dengan kemiringan 15 – 40 % tersebar merata di Kabupaten Aceh Tenggara, terutama di wilayah Kecamatan Badar dan di sebelah selatan Kecamatan Lawe Alas. Sementara itu, wilayah dengan kelas kemiringan lebih dari 40% meliputi sebagian besar wilayah Kabupaten Aceh Tenggara yang ditandai dengan daerah yang berbukit sampai bergunung. Secara lebih jelas, gambaran kondisi topografi Kabupaten Aceh Tenggara dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3. Peta Topografi Kabupaten Aceh Tenggara
Sumber: KLHS Kabupaten Aceh Tenggara, 2013-2033

  1. Geologi dan Morfologi

Kondisi geologi atau batuan di Kabupaten Aceh Tenggara dapat diklasifikasikan menjadi aluvium, batuan gunung api, batuan sedimen karbonat dan batuan terobosan. Sementara itu, terdapat 6 jenis tanah di Kabupaten Aceh Tenggara yaitu: aluvial, podsolik, grumosol, regosol, renzina dan kelompok podsolik coklat, podsolit merah kuning dan litosol. Jenis tanah yang mendominasi wilayah ini adalah jenis podsolik coklat seluas 196.155,25 Ha atau sebesar 46,24% dari total luas wilayah kabupaten.

Gambar 4. Peta Jenis Tanah Kabupaten Aceh Tenggara
Sumber: KLHS Kabupaten Aceh Tenggara, 2013-2033

  • Klimatologi

Kabupaten Aceh Tenggara merupakan kabupaten dengan iklim hujan tropis. Berdasarkan besar curah hujannya, iklim di wilayah Kabupaten Aceh Tenggara termasuk tipe A menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson. Curah hujan pada tipe iklim A cukup tinggi yaitu berkisar antara 2.500-3.000 mm/tahun dan berlangsung dalam dua musim yaitu bulan Maret hingga Mei dan bulan Oktober hingga Desember (KLHS Aceh Tenggara 2013-2033).

  1. Kerawanan Bencana

Potensi bencana alam tinggi merupakan salah satu isu strategis di Kabupaten Aceh Tenggara. Adapun potensi rawan bencana alam ini terutama banjir dan tanah longsor disebabkan oleh kondisi topografi, geologi dan curah hujan di Kabupaten Aceh Tenggara. Secara lebih rinci, jenis potensi rawan bencana dan lokasinya hingga luas risiko bencana di Kabupaten Aceh Tenggara dapat dilihat pada tabel berikut.

 

 

Tabel 3. Daerah Potensi Rawan Bencana di Kabupaten Aceh Tenggara

No Jenis Bencana Lokasi/Kecamatan Keterangan
1. Longsor Ketambe, Darul Hasanah, Bambel, Bukit Tusam, Semadam, Lawe Sigala-Gala, Babul Makmur, Babul Rahmah, Lawe Alas dan Leuser Kerawanan longsor tertinggi terletak pada kawasan pegunungan dengan topografi yang curam.
2. Banjir Bandang Ketambe, Badar, Darul Hasanah. Deleng Pokhkisen, Lawe Bulan, Babussalam, Lawe Sumur, Bambel, Bukit Tusam, Semadam, Lawe Sigala-Gala, Babul Makmur, Babul Rahmah, Lawe Alas, Tanoh Alas, Leuser Kerawanan bencana banjir terjadi pada kawasan yang banyak dilalui sungai-sungai dengan hulu di pegunungan yang hutan-hutannya banyak dirambah. Penggundulan hutan secara masif menyebabkan terjadinya longsor dan menutup aliran sungai pada saat intensitas hujan tinggi
3. Gempa Bumi Seluruh Kecamatan Potensi terjadi gempa besar yang merusak di Kabupaten Aceh Tenggara tergolong tinggi mengingat adanya segmen-segmen sesar aktif yang panjang. Sesar aktif di Aceh Tenggara tergolong kompleks dimana terdapat beberapa segmen aktif antara lain Segmen Tripa, Lokop-Kutacene, Blangkeujeuren dan Lawe Alas
4 Gerakan Tanah Ketambe, Badar, Darul Hasanah, Bambel, Bukit Tusam, Semadam, Lawe Sigala-Gala, Babul Makmur, Babul Rahmah, Lawe Alas dan Leuser

Sumber: RTRW Kabupaten Aceh Tenggara, 2013-2033,
Muksin dkk, 2019 dan Aulia & Pane, 2021

Tabel 4. Luas Risiko Bencana Kabupaten Aceh Tenggara Per Kecamatan

No. Nama Kecamatan Lingkungan Terpapar (Ha)
Banjir Longsor Gempa Bumi
1 Lawe Alas 1.847 48.669 6.230
2 Babul Rahmah 918 28.277 7.454
3 Tanoh alas 455 13.319 3.345
4 Lawe Sigala-gala 490 3.498 4.159
5 Babul Makmur 812 2.777 4.402
6 Semadam 301 1.626 2.214
7 Leuser 2.403 117.173 11.897
8 Bambel 304 813 1.659
9 Bukit Tusam 126 987 2.391
10 Lawe Sumur 36 2.064 1.386
11 Babussalam 605 8.750 1.154
12 Lawe Bulan 206 2.767 1.290
13 Badar 356 7.861 1.928
14 Darul Hasanah 1.648 27.583 3.396
15 Ketambe 2.173 57.683 5.309
16 Deleng Pokhkisen 354 3.938 1.856
Total 13.034 327.785 60.070

Sumber: http://inarisk.bnpb.go.id/

Demografi

  1. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Aceh Tenggara pada tahun 2021 adalah sebanyak 224.199 jiwa. Kecamatan Babussalam dalam hal ini merupakan kecamatan dengan penduduk terbanyak. Sementara itu, penduduk di Kabupaten Aceh Tenggara didominasi oleh penduduk berjenis kelamin laki-laki. Secara lebih rinci, jumlah penduduk di Kabupaten Aceh Tenggara dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Per Kecamatan
di Kabupaten Aceh Tenggara

No Kecamatan Jenis Kelamin Jumlah
Laki-Laki Perempuan
1. Lawe Alas 8.532 8.348 16.880
2. Babul Rahmah 4.711 4.593 9.304
3. Tanoh alas 2.458 2.440 4.898
4. Lawe Sigala-gala 10.421 10.561 20.982
5. Babul Makmur 7.537 7.745 15.282
6. Semadam 6.717 6.730 13.447
7. Leuser 3.741 3.464 7.205
8. Bambel 9.702 9.859 19.561
9. Bukit Tusam 5.890 5.765 11.655
10. Lawe Sumur 3.865 3.879 7.744
11.. Babussalam 15.054 14.942 29.996
12. Lawe Bulan 8.717 8.619 17.336
13. Badar 7.309 7.373 14.682
14. Darul Hasanah 7.791 7.483 15.274
15. Ketambe 5.657 5.430 10.997
16. Deleng Pokhkisen 4.353 4.523 8.876
Jumlah 112.455 111.664 224.119

Sumber: Kabupaten Aceh Tenggara dalam Angka, 2022

  1. Jumlah Rumah Tangga

Jumlah rumah tangga di Kabupaten Aceh Tenggara terus mengalami kenaikan selama tahun 2016-2019. Kecamatan Babussalam dalam hal ini merupakan kecamatan dengan jumlah rumah tangga terbanyak yaitu 6,96 ribu rumah tangga (tahun 2020). Sementara itu, Kecamatan Tanoh Alas merupakan kecamatan dengan jumlah rumah tangga tersedikit yaitu 0,96 ribu rumah tangga (tahun 2020). Secara lebih detail, persebaran jumlah rumah tangga di Kabupaten Aceh Tenggara dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 6. Jumlah Rumah Tangga di Kabupaten Aceh Tenggara 2015-2019

No Kecamatan 2016 2017 2018 2019
1 Lawe Alas 3,27 3,33 3,4 3,46
2 Babul Rahmah 2,09 2,13 2,17 2,21
3 Tanoh alas 0,91 0,93 0,94 0,96
4 Lawe Sigala-gala 4,84 4,93 5,03 5,13
5 Babul Makmur 3,54 3,61 3,67 3,75
6 Semadam 3,01 3,07 3,13 3,19
7 Leuser 1,43 1,46 1,48 1,51
8 Bambel 3,8 3,87 3,95 4,02
9 Bukit Tusam 2,48 2,52 2,57 2,62
10 Lawe Sumur 1,76 1,8 1,83 1,87
11 Babussalam 6,57 6,7 6,83 6,96
12 Lawe Bulan 3,65 3,72 3,79 3,86
13 Badar 3,15 3,21 3,27 3,34
14 Darul Hasanah 2,85 2,9 2,96 3,02
15 Ketambe 2,42 2,47 2,51 2,56
16 Deleng Pokhkisen 1,86 1,89 1,93 1,97
Total 47,63 48,54 49,46 50,43

Sumber: Kabupaten Aceh Tenggara dalam Angka, 2020

  • Piramida Penduduk

Penduduk di Kabupaten Aceh Tenggara didominasi oleh penduduk usia produktif (15-64 tahun) yaitu sebesar 67,25%. Adapun jika dilihat dari bentuk piramida penduduknya, Kabupaten Aceh Tenggara memiliki piramida penduduk ekspansif yang berarti sebagian besar penduduknya adalah usia muda. Karenanya, dibutuhkan lapangan pekerjaan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jumlah angkatan kerja yang ada.

Tabel 7. Jumlah Penduduk di Kabupaten Aceh Tenggara Berdasarkan Kelompok Umur 2021

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Total %
0 – 4 -9.881 9.437 19.318 8,62%
5 – 9 -11.270 10.841 22.111 9,87%
10 – 14 -11.373 10.565 21.938 9,79%
15 – 19 -11.535 10.710 22.245 9,93%
20 – 24 -10.864 10.625 21.489 9,59%
25 – 29 -10.258 9.551 19.809 8,84%
30 – 34 -8.921 8.558 17.479 7,80%
35 – 39 -8.071 7.935 16.006 7,14%
40 – 44 -7.549 7.561 15.110 6,74%
45 – 49 -6.225 6.431 12.656 5,65%
50 – 54 -5.122 5.619 10.741 4,79%
55 – 59 -4.024 4.332 8.356 3,73%
60 – 64 -3.136 3.703 6.839 3,05%
65 – 69 -2.127 2.503 4.630 2,07%
70 – 74 -1.048 1.492 2.540 1,13%
75 + -1.051 1.801 2.852 1,27%
Jumlah -112.455 111.664 224.119 100,00%

Sumber: Kabupaten Aceh Tenggara dalam Angka, 2022

Gambar 5. Piramida Penduduk di Kabupaten Aceh Tenggara 2021
Sumber: Kabupaten Aceh Tenggara dalam Angka, 2022 (diolah)

  1. Proyeksi Penduduk

Berdasarkan proyeksi penduduk yang telah dilakukan, pada tahun 2041 penduduk Kabupaten Aceh Tenggara meningkat dari 224.119 jiwa (tahun 2021) menjadi 345.103 jiwa. Proyeksi tersebut dihitung dengan menggunakan rumus geometri. Proyeksi tersebut menggunakan data jumlah penduduk dari tahun 2010 hingga 2021. Jumlah penduduk Kabupaten Aceh Tenggara pada tahun 2010 adalah 179.010 jiwa dan laju pertumbuhan penduduk 2010-2021 adalah 2,14%. Sehingga didapatkan hasil proyeksi seperti pada tabel berikut:

Tabel 8. Proyeksi Penduduk di Kabupaten Aceh Tenggara

Tahun 2010 2015 2020 2021 2025 2030 2035 2041
Jumlah Penduduk (Jiwa) 179.010 200.014 220.860 224.119 245.932 273.397 303.930 345.103

Sumber: Kabupaten Aceh Tenggara dalam Angka, 2022 (diolah)

  1. Kemiskinan

Selama 8 tahun terakhir yaitu tahun 2014-2021 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Aceh Tenggara terus mengalami kenaikan, dimana pada tahun 2021 jumlahnya mencapai 404.725 jiwa. Secara lebih jelas, perkembangan jumlah penduduk miskin dan garis kemiskinan Kabupaten Aceh Tenggara dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 6. Jumlah Penduduk dan Garis Kemiskinan di Kabupaten Aceh Tenggara
Sumber: Kabupaten Aceh Tenggara dalam Angka, 2022 (diolah)

Lebih lanjut, berbeda dengan perkembangan jumlah penduduk miskin, indeks keparahan dan kedalaman kemiskinan Kabupaten Aceh Tenggara mengalami perkembangan fluktuatif selama 8 tahun terakhir. Adapun pada tahun 2021, baik itu indeks keparahan mapun indeks kedalaman kemiskinan di Kabupaten Aceh Tenggara semuanya berada dibawah angka indeks Provinsi Aceh.

Gambar 7. Indeks Keparahan dan Kedalaman Kemiskinan Kabupaten Aceh Tenggara
Sumber: Kabupaten Aceh Tenggara dalam Angka, 2022 (diolah)

Perumahan dan Kawasan Permukiman

  1. Tipologi dan Jumlah Bangunan

Secara umum di Provinsi Aceh, persentase rumah tangga yang menempati rumah milik sendiri mengalami penurunan jka dibandingkan dengan keadaan tahun sebelumnya. Namun hal ini berbeda dengan Kabupaten Aceh Tenggara dimana pada tahun 2021 persentase rumah tangga yang menempati rumah milik sendiri mengalami kenaikan yaitu dari 63,99 % (2020) menjadi 69,61% (2021). Adapun permasalahan yang sering terjadi di daerah perkotaan adalah kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan tempat tinggal, terutama kepemilikan rumah. Hal ini disebabkan antara lain karena terbatasnya lahan perumahan dan tingginya harga rumah di daerah perkotaan. Selain itu, memang alami di daerah perkotaan yang biasanya lebih banyak warga pendatang dibanding di daerah pedesaan menyebabkan kepemilikan rumah milik sendiri lebih kecil di daerah perkotaan daripada di daerah pedesaan.

Adapun jika dilihat dari klasifikasi daerah tempat tinggal, di Provinsi Aceh lebih dari 60 persen rumah tangga perkotaan bertempat tinggal dengan jenis dinding tembok. Sedangkan daerah perdesaan, rumah tangga yang bertempat tinggal dengan jenis dinding tembok masih di bawah 50 persen. Di daerah perdesaan, masih banyak rumah tangga yang menggunakan kayu sebagai dinding rumahnya. Lebih lanjut, ditinjau dari kondisi lantai tanahnya, selama periode 2020-2021 rumah tidak layak huni di Provinsi Aceh mengalami sedikit kenaikan yaitu dari 2,86% (2020) menjadi 3,11% (2021).

Kaitannya dengan tipologi bangunan, Kabupaten Aceh Tenggara memiliki rumah adat dengan penerapan mesikhat  pada dinding rumah, tangga  dan tolak angin atau yang sering dikenal dengan rumah adat alas. Mesikhat memiliki lima jenis warna yaitu merah, kuning, hijau, putih dan hitam. Adapun bentuk motif mesikhat berasal dari bentuk visual, tumbuh-tumbahn, hewan, awan, kehidupan sosial dan papan catur (Talib Akbar, 2014). Selain itu, arsitektur tradisional lain adalah berupa arsitektur tradisional gayo atau yang dikenal dengan bangunan omah gayo.

  1. Status Penguasaan Bangunan

Status penguasaan bangunan merupakan salah satu indikator kesejahteraan penduduk bagian perumahan. Semakin banyak penduduk yang mempunyai rumah sendiri maka semakin banyak juga masyarakat yang tergolong mapan dan sejahtera terutama memenuhi kebutuhan hidupnya. Adapun selama lima tahun terakhir, persentase tertinggi status penguasaan bangunan di Kabupaten Aceh Tenggara dalam hal ini adalah milik sendiri pada tahun 2021 persentasenya adalah 69,61%. Secara lebih detail, persentase status penguasaan bangunan di Kabupaten Aceh Tenggara dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 9. Persentase Status Penguasaan Bangunan di Kabupaten Aceh Tenggara

Status Penguasaan Bangunan Persentase (%)
2017 2018 2019 2020 2021
Milik Sendiri 84,05 80,24 73,8 63,99 69,61
Kontrak/Sewa 4,05 6,88 6,15 10,51 7,77
Bebas Sewa 11,47 12,28 19,27 24,6 22,51
Dinas 0 0,6 0,51 0,9 0,11
Lainnya 0,43 0 0,27 0 0

Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Aceh, 2017-2021

  • Luas Lantai Bangunan Setiap Rumah

Luas lantai bangunan merupakan indikator lain yang menunjukkan kesejahteraan penduduk. Idealnya, sebuah keluarga harus menempati rumah dengan luas lantai minimal 8 kali jumlah anggota keluarganya. Adapun Kabupaten Aceh Tenggara pada tahun 2021 didominasi oleh bangunan dengan luas lantai 50-59 m2. Namun demikian sampai dengan tahun tersebut masih terdapat 2,29% bangunan yang memiliki luas lantai 19 m2. Secara lebih rinci, perkembangan persentase jumlah bangunan berdasarkan luas lantai di Kabupaten Aceh Tenggara dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 10. Persentase Jumlah Bangunan Berdasarkan Luas Lantai

Luas Lantai (m2) Persentase (%)
2018 2019 2020 2021
≤ 19 4,18 1,41 3,09 2,29
20-49 38,47 35,43 36,94 38,19
50-99 37,07 39,38 35,9 40,09
10-149 11,2 16,3 14,67 11,21
150+ 9,08 7,49 9,41 8,23

Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Aceh, 2017-2021

  1. Jumlah Bangunan Berdasarkan Luas Perkapita

Luas perkapita merupakan salah satu kriteria rumah layak huni. Menurut Badan Pusat Statistik, luas perkapita minimal agar sebuah rumah dikatakan layak huni adalah ≥ 7,2 m2. Kabupaten Aceh Tenggara selama lima tahun terakhir didominasi oleh bangunan dengan luas perkapita ≥ 10 m2. Secara lebih rinci, perkembangan persentase jumlah bangunan berdasarkan luas perkapita di Kabupaten Aceh Tenggara tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 11. Persentase Jumlah Bangunan Berdasarkan Luas Perkapita

Luas Perkapita (m2) Persentase (%)
2017 2018 2019 2020 2021
≤ 7,2 17,49 18,84 13,83 15,54 11,71
7,3 – 9,9 20,26 17,41 13,15 12,82 11
≥ 10 62,25 63,75 73,01 71,64 77,29

Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Aceh, 2017-2021

  1. Jumlah Bangunan Berdasarkan Jenis Atap Terluas

Bangunan berdasarkan atap terluas adalah klasifikasi bangunan berdasarkan penutup bagian atas sebuah bangunan, sehingga anggota rumah tangga yang berada di rumah tersebut dapat terlindung dari terik matahari, hujan dan sebagainya. Seng merupakan jenis atas terluas yang mendominasi bangunan di Kabupaten Aceh Tenggara selama lima tahun terakhir, dimana pada tahun 2021 persentasenya mencapai 96,08%. Secara lebih detail, perkembangan persentase jumlah bangunan berdasarkan jenis atap terluas di Kabupaten Aceh Tenggara dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 12. Persentase Jumlah Bangunan Berdasarkan Jenis Atap Terluas

Jenis Atap Persentase (%)
2017 2018 2019 2020 2021
Beton 0,85 2,36 0,41 1,98 0,41
Genteng 0,85 0,5 0,32 3,2 1,64
Seng 90,77 92,58 96,43 90,4 96,08
Asbes 3,3 2,24 1,39 2,59 0,8
Bambu 1,28 0,34 0,04 0,41 0
Kayu/Sirap 0,37 0,31 0,85 0,44 0
Jerami/Ijuk/Daun/Rumbia 2,58 1,47 0,55 0,97 1,07
Lainnya 0 0,19 0 0 0

Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Aceh, 2017-2021

  1. Jumlah Bangunan Berdasarkan Jenis Dinding Terluas

Bangunan berdasarkan dinding terluas adalah klasifikasi bangunan berdasarkan sisi luar/batas/penyekat dari suatu bangunan dengan bangunan lain. Selama lima tahun terakhir, Kabupaten Aceh Tenggara dalam hal ini didominasi oleh bangunan dengan jenis dinding terluas kayu/batang kayu dimana pada tahun 2021 persentasenya mencapai 66,05%. Secara lebih rinci, perkembangan persentase jumlah bangunan berdasarkan jenis dinding terluas di Kabupaten Aceh Tenggara dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 13. Persentase Jumlah Bangunan Berdasarkan Jenis Dinding Terluas

Jenis Dinding Persentase (%)
2017 2018 2019 2020 2021
Tembok 25,39 27,57 31,33 33,29 31,75
Plesteran anyaman bambu/kawat 0,35 0,12 0,31 0,35 0,16
Kayu/Batang kayu 73,83 69,73 67,51 64,71 66,05
Bambu/Anyaman Bambu 0,4 1,49 0,86 0,21 1,17
Lainnya 0,03 1,09 0 1,45 0,87

Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Aceh, 2017-2021

  • Jumlah Bangunan Berdasarkan Jenis Lantai Terluas

Bangunan berdasarkan jenis lantai terluas adalah klasifikasi bangunan berdasarkan bagian bawah/dasar/alas suatu ruangan, baik terbuat dari marmer, keramik, granit, tegel/teraso, semen, kayu, tanah dan lainnya seperti bambu. Selama lima tahun terakhir, Kabupaten Aceh Tenggara dalam hal ini didominasi oleh bangunan dengan jenis lantai terluas semen/batu merah dimana pada tahun 2021 persentasenya mencapai 74,85%. Secara lebih rinci, perkembangan persentase jumlah bangunan berdasarkan jenis lantai terluas di Kabupaten Aceh Tenggara dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 14. Persentase Jumlah Bangunan Berdasarkan Jenis Lantai Terluas

Jenis Lantai Persentase (%)
2017 2018 2019 2020 2021
Marmer/Garnit 0,48 0,53 0,62 0,59 1,2
Keramik 12,05 15,69 16,25 18,23 14,44
Parket/vinil/Permadani/Ubin/Tegel/Teraso 0,48 0,98 0,98 0,99 0,28
Kayu/Papan 5,68 6,67 9,14 8,18 6,2
Semen/Batu Merah 78,35 74,11 70,99 68,6 74,85
Bambu 0 0 0,29 0,46 0,81
Tanah 2,96 1,7 1,75 2,81 2,22
Lainnya 0 0,32 0 0,14 0

Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Aceh, 2017-2021

  • Backlog Perumahan

Berdasarkan data backlog kepemilikan rumah nasional, pada tahun 2010 dan 2015 Provinsi Aceh merupakan salah satu provinsi yang persentase rumah tangga miliknya dibawah rata-rata nasional. Sementara itu berdasarkan jumlah backlog kepemilikan rumahnya terdapat 269.780 rumah tangga (2010) dan 226.211 rumah tangga (2015) yang tidak memiliki rumah.

  1. Rumah Tidak Layak Huni

Berdasarkan data dari Dinas Perumahan dan Permukiman dalam RPJM Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2017-2022, pada tahun 2016 cakupan penyediaan rumah layak huni bagi masyarakat miskin adalah 0 begitupun rasio rumah layak huni terhadap jumlah penduduk. Secara lebih detail, berikut merupakan tabel cakupan penyediaan rumah layak huni dan rasionya terhadap jumlah penduduk di Kabupaten Aceh Tenggara.

Tabel 15. Cakupan Penyediaan Rumah Layak Huni dan Rasionya
terhadap Jumlah Penduduk di Kabupaten Aceh Tenggara 2012-2016

Indikator Satuan Tahun
2012 2013 2014 2015 2016
Cakupan Penyediaan Rumah Layak Huni Bagi Masyarakat Miskin Unit 0 0 220 100 0
Rasio Rumah Layak Huni Terhadap Jumlah Penduduk Rasio 0 0 0,87 1,23 0

Sumber: RPJM Kabupaten Aceh Tenggara, 2017-2022

 

 

 

  1. Kawasan Permukiman Kumuh

Permukiman kumuh adalah permukiman tidak layak huni yang ditandai dengan ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat (UU No.1 Tahun 2011 tentang PKP). Berdasarkan SK Bupati Aceh Tenggara Tahun 2017, luas kawasan permukiman kumuh di Kabupaten Aceh Tenggara adalah 597,3 ha. Luas kawasan permukiman kumuh ini mengalami penambahan dari tahun 2013 (563,89 Ha). Sementara itu, pada tahun 2017 luas kawasan kumuh terbesar berada di Kecamatan Babul Makmur. Secara lebih rinci, luas kawasan kumuh di Kabupaten Aceh Tenggara dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 16. Luas Kawasan Kumuh di Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2017

Kecamatan Kawasan Luas (Ha)
Lawe Alas 4 63,64
Babul Rahmah 6 44,85
Tanoh alas 6 46,12
Lawe Sigala-gala 4 12,23
Babul Makmur 3 83,74
Semadam 8 28,32
Leuser 12 22,12
Bambel 4 15,02
Bukit Tusam 3 12,06
Lawe Sumur 8 67,85
Babussalam 2 45,18
Lawe Bulan 6 23,24
Badar 6 39,27
Darul Hasanah 0 18,22
Ketambe 4 28,18
Deleng Pokhkisen 6 47,26
Kab. Aceh Tenggara 82 597,3

Sumber: RPJM Kabupaten Aceh Tenggara, 2017-2022

Prasarana dan Sarana Umum

  1. Prasarana Jalan

Berdasarkan Badan Pusat Statistika Kabupaten Aceh Tenggara, pada tahun 2020 panjang luas ruas jalan di Kabupaten Aceh Tenggara adalah 1.154,932 Ha. Adapun jika dilihat berdasarkan jenis permukaannya, pada tahun 2020 sebagian besar jalan di Kabupaten Aceh Tenggara adalah berupa jalan aspal dan kerikil dengan persentase masing-masing 36,08% dan 44,68%. Sementara itu, berdasarkan kondisi jalannya, Kabupaten Aceh Tenggara didominasi oleh jalan dengan kondisi sedang hingga baik. Secara lebih jelas, jenis permukaan dan kondisi jalan di Kabupaten Aceh Tenggara tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 17. Jenis Permukaan dan Kondisi Jalan di Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2018-2020

Jenis 2018 2019 2020
Panjang Persentase Panjang Persentase Panjang Persentase
Jenis Permukaan Aspal 403,426 35,42% 416,712 36,39% 416,712 36,08%
Kerikil 314,930 27,65% 515,970 45,05% 515,970 44,68%
Tanah 411,326 36,12% 197,000 17,20% 197,000 17,06%
Lainnya 9,150 0,80% 15,550 1,36% 25,250 2,19%
Total 1.138,832 100,00% 1.145,232 100,00% 1.154,932 100,00%
Kondisi Jalan Baik 347,051 30,72% 341,052 30,19% 370,272 32,78%
Sedang 274,689 24,32% 415,800 36,81% 409,220 36,22%
Rusak Ringan 347,777 30,79% 149,680 13,25% 298,390 26,41%
Rusak Berat 160,165 14,18% 223,150 19,75% 51,800 4,59%
Total 1.129,682 100,00% 1.129,682 100,00% 1.129,682 100,00%

Sumber: Kabupaten Aceh Tenggara dalam Angka, 2019-2022

  1. Prasarana Drainase

Secara umum saluran drainase sekunder di Kabupaten Aceh Tenggara berada pada kawasan fungsional perdagangan, perkantoran, pariwisata dan kawasan terbangun lainnya. Sementara itu, saluran drainase tersier berada di kawasan permukiman sepanjang sisi jalan raya. Lebih lanjut, pembagian blok drainase di Kabupaten Aceh Tenggara, terdiri atas blok drainase permukiman perkotaan:

  1. Kutacane meliputi kawasan permukiman perkotaan Kutacane di Kecamatan Babussalam;
  2. Kuta Tengah meliputi kawasan permukiman perkotaan Kuta Tengah di Kecamatan Lawe Sigala-Gala;
  3. Simpang Semadam meliputi kawasan permukiman perkotaan Simpang Semadam di Kecamatan Semadam;
  4. Kuta Lang-Lang meliputi kawasan permukiman perkotaan Kuta Lang-Lang di Kecamatan Bambel;
  5. Purwodadi meliputi kawasan permukiman perkotaan Purwodadi di Kecamatan Badar; dan
  6. Lawe Beringin meliputi kawasan permukiman perkotaan Lawe Beringin di Kecamatan Ketambe.

 

  • Prasarana Persampahan

Menurut KLHS Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2013-2033, pelayanan Tempat Pengolahan Akhir (TPA) sampah merupakan isu strategis pembangunan di Kabupaten Aceh Tenggara. Hal tersebut dikarenakan pelayanan pengelolaan sampah di Kabupaten Aceh Tenggara masih dilakukan secara open dumping. Kabupaten Aceh Tenggara dalam hal ini belum memenuhi peraturan perundangan UU No.18/2008 yang mengharuskan daerah untuk mengelola sampah dengan metode sanitary landfill.

Kabupaten Aceh Tenggara memiliki 2 tempat pembuangan sampah akhir yaitu di Lumban Dolok (Kecamatan Badar) dan Lawe Sigala. Namun kedua tempat ini memiliki kendala pengelolaan dan keberlanjutan karena lokasinya. Tempat pembuangan sampah di Lomban Dolok pada tahun 2013 menjadi tidak layak karena cairan sampah (lindi) langsung mengalir ke Sungai atau Lawe Alas dan timbunan sampah yang terlalu tinggi terkadang membuat sampah longsor ke Lawe Alas. Sementara itu, di TPA Lawe Sigala sering terjadi banjir dan jalan menuju lokasi TPA rusak/sangat sulit dijangkau. Akibatnya, TPA Lawe Sigala ini jarang difungsikan pada tahun 2013.

Lebih lanjut, jika dilihat dari volume sampah yang ditangani per hari, pada tahun 2020 hanya sebanyak 8,5% volume sampah yang ditangani di Kabupaten Aceh Tenggara. Kecamatan Babussalam dalam hal ini merupakan kecamatan dengan persentase sampah yang ditangani terbesar dibanding kecamatan lain. Adapun secara lebih jelas, volume timbunan sampah dan volume sampah yang ditangani dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 20. Volume Timbunan Sampah dan Sampah yang Ditangani per Hari
Menurut Kecamatan di Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2020

Kecamatan Volume Timbunan Sampah (kg/hari) Persentase Sampah yang Ditangani (%/hari) Volume Sampah yang Ditangani (Kg/Hari)
Lawe Alas 6.205 3 186,15
Babul Rahmah 2.941 0 0,00
Tanoh alas 1.668 1 16,68
Lawe Sigala-gala 6.913 7 483,91
Babul Makmur 4.911 2 98,22
Semadam 4.456 8 35,65
Leuser 2.514 0 0,00
Bambel 5.891 10 589,10
Bukit Tusam 3.187 7 223,09
Lawe Sumur 2.815 5 140,75
Babussalam 9.963 33 3.287,79
Lawe Bulan 4.862 12 583,44
Badar 5.309 9 477,81
Darul Hasanah 4.576 1 45,76
Ketambe 3.818 0 0,00
Deleng Pokhkisen 2.842 2 56,84
Kab. Aceh Tenggara 72.871 8,5 6.225,19

Sumber: Kabupaten Aceh Tenggara dalam Angka, 2021

  1. Prasarana Telekomunikasi

Sistem jaringan telekomunikasi di Kabupaten Aceh Tenggara terdiri dari jaringan terrestrial atau kabel dan jaringan nirkabel. Jaringan terrestrial berupa jaringan kabel tersebar pada kawasan permukiman seperti di Kecamatan Lawe Sigala-gala, Babul Makmur, Bambel, Babussalam, dan Lawe Bulan. Sementara jaringan serat optik hanya di Kecamatan Babussalam. Adapun untuk jaringan nirkabel berupa sistem jaringan seluler atau tanpa kabel dengan didukung pengembangan menara BTS berada di setiap kecamatan di Kabupaten Aceh Tenggara kecuali di Kecamatan Leuser dan Lawe Bulan.

  1. Jaringan Listrik dan Penerangan

Selama tahun 2017-2020, produksi listrik PT. PLN pada Rayon PLN di Kabupaten Aceh Tenggara terus mengalami kenaikan, begitu pula dengan daya terpasang dan listrik yang terjual. Adapun dalam kurun waktu 2019-2020 produksi listrik mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Sementara itu, kaitannya dengan penerangan, pada tahun 2021 sumber penerangan di Kabupaten Aceh Tenggara adalah 100% dari listrik PLN. Secara lebih jelas, daya terpasang, produksi dan distribusi listrik serta sumber penerangan di Kabupaten Aceh Tenggara dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 21.  Daya Terpasang, Produksi dan Distribusi Listrik PT.PLN pada Rayon PLN
di Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2017-2020

Tahun Daya Terpasang Produksi Listrik Listrik Terjual Dipakai Sendiri Susut/ Hilang
2017 39.684.750 78.618.075 63.938.145 145.224 14.534.707
2018 43.117.350 81.609.126 67.388.208 1.202.558 13.018.360
2019 46.380.750 85.209.936 73.016.493 527.025 11.666.418
2020 49.332.750 106.101.397 79.923.865 601.179 25.576.352

Sumber: Kabupaten Aceh Tenggara dalam Angka, 2021

Tabel 22. Sumber Penerangan di Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2021

Tahun Sumber Penerangan
Listrik PLN Listrik Non-PLN Bukan Listrik
2021 100,00 0,00 0,00
2020 99,47 0,00 0,53
2019 99,38 0,22 0,40
2018 99,14 0,00 0,86
2017 97,98 0,00 2,02

Sumber: Kabupaten Aceh Tenggara dalam Angka, 2021

  1. Jaringan Air Bersih dan Air Minum

Sebagian besar sumber air minum yang digunakan oleh rumah tangga di Kabupaten Aceh Tenggara adalah mata air terlindung dan tak terlindungi yaitu dengan persentase 53,89%. Secara lebih rinci, jenis dan persentase sumber air minum yang digunakan oleh rumah tangga tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 23. Persentase Sumber Air Minum Rumah Tangga di Kabupaten Aceh Tenggara 2021

No Jenis Persentase
1 Air Kemasan Bermerk, Air Isi Ulang 16,35%
2 Leding 3,35%
3 Sumur Bor/Pompa 12,49%
4 Sumur Terlindung, 8,91%
5 Sumur Tak Terlindung 0,20%
6 Mata Air Terlindung, Mata Air Tak Terlindung 53,89%
7 Air Permukaan 4,73%
8 Air Hujan 0,09%
9 Lainnya 0%
Total 100,00%

Sumber: Statistik Kesejahteraan Provinsi Aceh, 2021

Lebih lanjut, rumah tangga di Kabupaten Aceh Tenggara yang memiliki sumber air minum bersih adalah sebesar 58,45%. Sementara itu, persentase rumah tangga yang mendapat akses air minum layak adalah 86,71%. Persentase tersebut cukup tinggi, namun demikian masih perlu untuk ditingkatkan.

  • Sarana Sanitasi

Sarana sanitasi di Kabupaten Aceh Tenggara dapat ditinjau dari jenis tempat pembuangan akhir tinja serta kepemilikan fasilitas pembuangan akhir tinja. Adapun sebanyak 84,51% rumah tangga di Kabupaten Aceh Tenggara menggunakan tangki sebagai tempat pembuangan akhir tinja. Secara lebih rinci, jenis dan persentase tempat pembuangan akhir tinja rumah tangga di Kabupaten Aceh Tenggara dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 24. Persentase Tempat Pembuangan Akhir Tinja Rumah Tangga
di Kabupaten Aceh Tenggara 2021

No Jenis Tempat Pembuangan Akhir Tinja Persentase
1 Tangki 84,51%
2 IPAL 0,97%
3 Kolam/Sawah/Sungai/Danau/Laut 7,79%
4 Lubang Tanag 4,44%
5 Pantai/Tanah Lapang/Kebun Lainnya 2,3%
Total 100,00%

Sumber: Statistik Kesejahteraan Provinsi Aceh, 2021

Lebih lanjut, berdasarkan kepemilikan dan penggunaan fasilitas buang air besar, sebanyak 68,65% rumah tangga di Kabupaten Aceh Tenggara memiliki dan menggunakan fasilitasnya sendiri. Sementara itu, masih terdapat 29,06% rumah tangga yang tidak memiliki fasilitas buang air besar. Secara lebih rinci, persentase kepemilikan dan penggunaan fasilitas buang air besar rumah tangga di Kabupaten Aceh Tenggara tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 25. Persentase Kepemilikan dan Penggunaan Fasilitas Buang Air Besar Rumah Tangga
di Kabupaten Aceh Tenggara 2021

No Jenis Fasilitas Tempat Buang Air Besar Persentase
1 Sendiri 68,65%
2 Bersama 1,43%
3 Komunal, Umum 0,86%
4 Tidak Digunakan 0,00%
5 Tidak Ada 29,06%
Total 100,00%

Sumber: Statistik Kesejahteraan Provinsi Aceh, 2021

 

  • Sarana Peribadatan

Terdapat 6 jenis sarana peribadatan di Kabupaten Aceh Tenggara yaitu masjid, mushola, gereja protestan, gereja katolik, pura dan vihara. Adapun secara lebih rinci, jumlah dan persentase setiap jenis fasilitas peribadatan di Kabupaten Aceh Tenggara dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 26. Jumlah Fasiltas Peribadatan di Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2021

No Jenis Jumlah Persentase
1 Masjid 239 49,28%
2 Mushola 98 20,21%
3 Gereja Protestan 140 28,87%
4 Gereja Katolik 8 1,65%
5 Pura 0 0,00%
6 Vihara 0 0,00%
Jumlah 485 100,00%

Sumber: Provinsi Aceh dalam Angka, 2021

  1. Sarana Pendidikan

Kabupaten Aceh Tenggara memiliki ketersediaan fasilitas pendidikan yang lengkap mulai dari SD/MI hingga perguruan tinggi. Adapun secara lebih rinci, jumlah fasilitas dan persentasenya di Kabupaten Aceh Tenggara dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 27. Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2021

No Jenis Jumlah Persentase
1 SD/MI 203 55,92%
2 SMP/MTs 91 25,07%
3 SMA/MA 49 13,50%
4 SMK 16 4,41%
5 Perguruan Tinggi 4 1,10%
Jumlah 363 100,00%

Sumber: Provinsi Aceh dalam Angka, 2021

  1. Sarana Kesehatan

Terdapat berbagai macam jenis fasilitas kesehatan di Kabupaten Aceh Tenggara yaitu seperti pondok bersalin desa, posyandu, puskesmas dan rumah sakit. Berikut merupakan jumlah dan persentase masing-masing fasilitas kesehatan tersebut.

Tabel 28. Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2021

No Jenis Jumlah Persentase
1. Rumah Sakit 3 0%
2. Puskesmas 19 3%
3. Posyandu 598 79%
4. Pondok Bersalin Desa 139 18%
Total 759 100%

Sumber: Provinsi Aceh dalam Angka, 2021

  1. Sarana Perdagangan

Kabupaten Aceh Tenggara memiliki berbagai macam jenis fasilitas perdagangan yaitu seperti toko, warung/kedai makanan, minimarket, swalayan, pasar dan kelompok pertokoan. Jumlah sarana perdagangan di Kabupaten Aceh Tenggara terangkum dan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 29. Jumlah Fasilitas Perdagangan di Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2021

No Jenis Jumlah Persentase
1 Toko 1646 46%
2 Warung/ Kedai Makanan 1851 52%
3 Minimarket/Swalayan 27 1%
4 Pasar 25 1%
5 Kelompok Pertokoan 28 1%
Jumlah 3577 100%

Sumber: Kabupaten Aceh Tenggara dalam Angka, 2022