Kota Surakarta, dikenal juga sebagai Solo, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Secara astronomis, kota ini terletak antara 7°34′ Lintang Selatan dan 110°49′ Bujur Timur. Batas-batas wilayah administratif Kota Surakarta adalah sebagai berikut:

  • Sebelah Utara: berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali.
  • Sebelah Timur: berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar.
  • Sebelah Selatan: berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo.
  • Sebelah Barat: berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Boyolali.

 

Kota Surakarta memiliki luas wilayah sebesar 44,04 km² dan terbagi menjadi 5 kecamatan serta 54 kelurahan.

Kecamatan Luas (km²) Jumlah Kelurahan
Laweyan 8,64 11
Serengan 3,19 7
Pasar Kliwon 4,82 10
Jebres 12,58 11
Banjarsari 14,81 15

 

Kondisi Fisik

  • Topografi

Secara umum, wilayah Kota Surakarta berada pada ketinggian antara 80 hingga 130 meter di atas permukaan laut, dengan topografi yang relatif datar dan kemiringan lahan antara 0-15%. Kondisi ini memberikan keuntungan karena wilayah tersebut relatif tidak mengalami erosi

  • Geologi dan Morfologi

Struktur tanah di Kota Surakarta secara umum sebagian besar merupakan tanah liat berpasir, termasuk jenis regosol kelabu dan alluvial. Di bagian utara Kota Surakarta, jenis tanah yang dominan adalah tanah liat grumosol, sedangkan di bagian timur laut terdapat tanah latosol.

Morfologi wilayah Kota Surakarta ditandai dengan penggunaan lahan campuran, terutama di daerah batas kota atau periphery. Hal ini terjadi karena adanya interaksi antara kota dan desa dengan berbagai faktor atau unsur yang ada dalam desa, dalam kota, dan di antara desa dan kota.

Secara geografis, Kota Surakarta terletak di antara beberapa gunung, yaitu Gunung Lawu di sebelah timur dan Gunung Merapi serta Gunung Merbabu di sebelah barat. Di bagian timur, kota ini dilalui oleh Sungai Bengawan Solo. Wilayah Kota Surakarta berada pada cekungan di antara gunung tersebut, sehingga memiliki topografi yang relatif datar dengan ketinggian tempat antara 80-130 meter di atas permukaan laut.

  • Klimatologi

Kota Surakarta beriklim tropis basah dan kering, dengan dua musim utama yaitu musim kemarau dan musim hujan. Curah hujan tahunan rata-rata di Kota Surakarta berkisar antara 2.000 hingga 2.500 mm. Musim hujan biasanya terjadi antara bulan Oktober hingga April, dengan puncak curah hujan pada bulan Januari dan Februari. Suhu rata-rata tahunan di Solo berkisar antara 27°C hingga 28°C. Suhu tertinggi biasanya terjadi pada bulan Oktober dan November, dengan suhu dapat mencapai lebih dari 33°C. Kelembaban udara di Kota Surakarta cukup tinggi, rata-rata sekitar 70% hingga 80%

  • Kerawanan Bencana

Potensi bencana yang dikaji dalam kegiatan ini meliputi bencana yang pernah terjadi maupun yang berpotensi terjadi. Dinamika kejadian masing-masing jenis bencana sangat beragam, ada bencana yang potensinya tahunan seperti: banjir, tanah longsor, kekeringan, dan angin puting beliung, ada pula bencana yang potensi kejadiannya tidak dapat ditentukan seperti gempa bumi dan tsunami. Berdasarkan inventarisasi sejarah kejadian bencana dan potensi kejadian bencana berdasarkan metode pengkajian risiko bencana, maka ditetapkan Kota Surakarta memiliki 7 potensi bencana. (BPBD Surakarta, 2022).

 

Potensi Bencana di Kota Surakarta

No Jenis Bencana
1 Gempa Bumi
2 Letusan Gunung Api
3 Banjir
4 Tanah Longsor
5 Kekeringan
6 Kebakaran Gedung dan Permukiman
7 Cuaca Ekstrem (Angin Putting Beliung, Pohon Tumbang)

 

Demografi

  • Jumlah Penduduk

Pada tahun 2022, jumlah penduduk di Kota Surakarta tercatat sebanyak 411.646 jiwa, dengan kepadatan penduduk yang cukup tinggi

  • Jumlah Rumah Tangga
Kecamatan Jumlah KK
Laweyan 34.516
Serengan 18.785
Pasar Kliwon 29.506
Jebres 50.702
Banjarsari 62.597
Total 196.106

Jumlah rumah tangga di kota ini mencapai 196.106 KK, tersebar di lima kecamatan, dengan Kecamatan Banjarsari sebagai wilayah dengan penduduk dan rumah tangga terbanyak

  • Piramida Penduduk

Berdasarkan data kependudukan Kota Surakarta (Solo) tahun 2022, struktur umur penduduk menunjukkan bahwa mayoritas penduduk berada pada usia produktif (15-64 tahun), yaitu sekitar 70,49% dari total populasi (BPS Surakarta, 2024)

Struktur Umum Penduduk Kota Surakarta (BPS Surakarta, 2024)

 

  • Kemiskinan

Secara umum, pada periode 2014 – 2024, tingkat kemiskinan di Kota Surakarta mengalami penurunan, baik dari sisi jumlah maupun persentase, kecuali pada tahun 2020 dan tahun 2021.

Sumber ; (BPS Kota Surakarta, 2024)

 

 

Perumahan dan Kawasan Permukiman

  • Status Penguasaan Bangunan
Kota Surakarta
Milik sendiri 61.33
Kontrak 9.2
Sewa 29.47

Sumber : (BPS Kota Surakarta, 2023)

  • Luas Lantai Bangunan Setiap Rumah

Rata-rata luas lantai bangunan di Kota Solo sebesar 95,09 angka ini berada diatas rata – rata luas lantai bangunan di Provinsi Jawa Tengah yang ada pada nilai 94,73 (Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2021)

  • Persentase Jumlah Bangunan Berdasarkan Jenis Atap Terluas
Wilayah Beton Genteng Seng
2023 2022 2021 2020 2023 2022 2021 2020 2023 2022 2021 2020
Provinsi Jawa Tengah 1,54 1,57 1,1 1,03 84,83 84,28 86,35 86,97 7,48 7,25 7 6,78
Kota Surakarta 2,14 2,97 3,2 4,19 82,49 85,63 88,6 88,26 8,34 2,28 3,8 1,79

Sumber: (BPS Kabupaten Boyolali, 2023)

Secara keseluruhan, tren di Provinsi Jawa Tengah dan Kota Surakarta menunjukkan bahwa penggunaan atap genteng masih dominan, namun ada kecenderungan peningkatan dalam penggunaan atap seng di beberapa tahun terakhir.

  • Jumlah Bangunan Berdasarkan Jenis Lantai Terluas
Wilayah Persentase Rumah Tangga dan Bahan Bangunan Utama Lantai Rumah Terluas di Eks Surakarta (Persen)
Marmer/Granit Keramik Parket Kayu/Papan
2023 2022 2021 2020 2023 2022 2021 2020 2023 2022 2021 2020 2023 2022 2021 2020
Provinsi Jawa Tengah 2,43 2,41 1,76 1,79 59,06 59,02 55,99 56,28 8,14 9,73 10,03 9,44 1,54 1,22 1,08 1,14
Kota Surakarta 1,28 1,58 1,96 1,51 69,04 70,96 73,17 67,64 13,54 12,35 11,34 15,52 0,99 0,3 0,3 0,25

Sumber : (Badan Pusat Statistik Kota Surakarta, 2023)

Tren penggunaan bahan bangunan utama untuk lantai rumah di Eks-Karesidenan Surakarta menunjukkan bahwa keramik tetap menjadi pilihan utama, terutama di Kota Surakarta dengan persentase 69,04% pada tahun 2023, meskipun mengalami sedikit penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Penggunaan marmer/granit di Provinsi Jawa Tengah mengalami sedikit peningkatan dari 1,76% pada 2021 menjadi 2,43% pada 2023, sementara di Kota Surakarta trennya justru menurun. Material parket menunjukkan penurunan di Jawa Tengah tetapi meningkat di Kota Surakarta, mencapai 13,54% pada 2023. Sementara itu, penggunaan kayu/papan tetap rendah di kedua wilayah, meskipun ada sedikit peningkatan di Provinsi Jawa Tengah. Secara keseluruhan, keramik masih menjadi pilihan dominan, sementara material lain menunjukkan tren yang bervariasi di masing-masing wilayah.

  • Backlog Perumahan

Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disperakim) Provinsi Jawa Tengah (Jateng), mencatat angka struktur umur penduduk atau kebutuhan akan kepemilikan rumah di wilayahnya mencapai 324.855. Di Kota Surakarta dengan 17.016 backlog (lima tertinggi se-Jateng), Kabupaten Sukoharjo dengan 11.988 backlog, Kabupaten Boyolali dengan 6.571 backlog, Kabupaten, Kabupaten Karangannyar dengan 5.760 backlog, Kabupaten Sragen dengan 5.648 backlog, dan Kabupaten Wonogiri dengan 4.952 backlog.