Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang posisinya mengelilingi kawasan kotanya, yaitu Kota Bogor. Terletak antara 6° 18’ LU 6° 47’ LS dan 106° 01’ 107° 103’ BT, Kabupaten Bogor memiliki total luas 2.991,78 km2 yang terbagi menjadi 40 kecamatan, 416 desa, dan 19 kelurahan serta mencakup 3.882 RW dan 15.561 RT. Kecamatan Sukamakmur memiliki luas wilayah terbesar yaitu 182,94 km2, sedangkan Kecamatan Ciomas memiliki luas wilayah terkecil yaitu 17,88 km2. Sementara itu, Kecamatan Cibinong sebagai Ibukota Kabupaten Bogor memiliki luas wilayah 47,08 km2 atau setara dengan 1,57% dari total luas wilayah Kabupaten Bogor.

 

Kabupaten Bogor berbatasan dengan beberapa kota/kabupaten di Provinsi Jawa Barat maupun provinsi di luar Provinsi Jawa Barat. Berikut merupakan batas-batas wilayah Kabupaten Bogor:

Sebelah Utara    : Kota Depok

Sebelah Selatan : Kabupaten Sukabumi

Sebelah Barat     : Kabupaten Lebak, Provinsi Banten

Sebelah Timur    : Kabupaten Purwakarta

Timur Laut           : Kabupaten Bekasi

Tenggara              : Kabupaten Cianjur

Tengah                  : Kota Bogor

 

Berikut luas wilayah Kabupaten Bogor berdasarkan kecamatan:

No. Kecamatan Ibukota Kecamatan Luas (km2) Persentase Luas Wilayah
1 Nanggung Parakan Muncang 157,93 5,28
2 Leuwiliang Leuwimekar 92,27 3,08
3 Leuwisadeng Leuwisadeng 36,07 1,21
4 Pamijahan Gunungsari 125,17 4,18
5 Cibungbulang Cimanggu 2 37,7 1,26
6 Ciampea Bojongrangkas 33,98 1,14
7 Tenjolaya Tapos 1 36,33 1,21
8 Dramaga Dramaga 25,57 0,85
9 Ciomas Pagelaran 17,88 0,6
10 Tamansari Tamansari 39,26 1,31
11 Cijeruk Cipelang 47,99 1,6
12 Cigombong Cigombong 46,54 1,56
13 Caringin Cimande Hilir 77,89 2,6
14 Ciawi Bendungan 47,06 1,57
15 Cisarua Leuwimalang 71,04 2,37
16 Megamendung Sukamaju 63,42 2,12
17 Sukaraja Cimandala 43,49 1,45
18 Babakan Madang Babakan Madang 88,58 2,96
19 Sukamakmur Sukamakmur 182,94 6,11
20 Cariu Cariu 84,81 2,83
21 Tanjungsari Tanjungsari 147,27 4,92
22 Jonggol Jonggol 134,38 4,49
23 Cileungsi Cileungsi 70,08 2,34
24 Klapanunggal Kembang Kuning 95,81 3,2
25 Gunungputri Wanaherang 60,99 2,04
26 Citeureup Puspanegara 72,32 2,42
27 Cibinong Cirimekar 47,08 1,57
28 Bojonggede Bojonggede 28,93 0,97
29 Tajurhalang Tajurhalang 30,38 1,02
30 Kemang Kemang 33,09 1,11
31 Rancabungur Rancabungur 23,18 0,77
32 Parung Parung 27,74 0,93
33 Ciseeng Cibentang 39,91 1,33
34 Gunung Sindur Gunungsindur 48,56 1,62
35 Rumpin Rumpin 139,07 4,65
36 Cigudeg Cigudeg 179,3 5,99
37 Sukajaya Sukajaya 166,24 5,56
38 Jasinga Pamagersari 137,54 4,6
39 Tenjo Singabraja 83,03 2,78
40 Parung Panjang Parungpanjang 70,98 2,37
Kabupaten Bogor Cibinong 2.991,78 100,00

Sumber: Kabupaten Bogor dalam Angka 2024

 

Saat ini, Kabupaten Bogor turut menjadi salah satu kawasan penyangga metropolitan Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi (Jabodetabek). Selain itu, beberapa sektor pertanian dan pariwisata turut menjadi sektor unggulan penyumbang nilai ekonomi kawasan. Komoditi unggulan utama sektor pertanian di Kabupaten Bogor adalah tanaman pangan dan hortikultura, antara lain talas bogor, nanas gati, pisang rajabulu, dan manggis raya. Kawasan Puncak Bogor merupakan salah satu sektor pariwisata unggulan di Kabupaten Bogor.

 

Topografi dan Morfologi

Kabupaten Bogor memiliki ketinggian wilayah yang bervariasi dari mulai yang relatif rendah di bagian utara hingga dataran tinggi di bagian selatan, dengan rincian sebagai berikut:

Ketinggian 15-100 mdpl                : 29,28%

Ketinggian 100-500 mdpl              : 42,62%

Ketinggian 500-1.000 mdpl          : 19,53%

Ketinggian 1.000-2.000 mdpl      : 8,43%

Ketinggain 2.000-2.500 mdpl      : 0,22%

 

Sebagian besar kondisi morfologi di Kabupaten Bogor berupa dataran tinggi, perbukitan, dan pegunungan yang didominasi oleh batuan penyusun berupa hasil letusan gunung (andesit, tufa, dan basalt). Jenis tanah penutup di Kabupaten Bogor didominasi oleh material vulkanik lepas, antara lain latosol, aluvial, regosol, podsolik, dan andosol. Jenis tanah ini memiliki tingkat kepekaan menengah-tinggi terhadap erosi sehingga terdapat beberapa wilayah di Kabupaten Bogor yang rawan terhadap tanah longsor.

 

Klimatologi

Wilayah Kabupaten Bogor berada di kawasan beriklim tropis sangat basah di bagian selatan dan tropis basah di bagian utara. Rata-rata curah hujan tahunan di wilayah utara dan timur kurang dari 2.500 mm/tahun. Sementara itu, kawasan lainnya memiliki curah hujan sebesar 2.500-5.000 mm/tahun. Curah hujan tertinggi terjadi di bulan November yaitu sebesar 1.107,7 mm, sedangkan curah hujan terendah terjadi di bulan September yaitu hanya mencapai 62,2 mm.

Secara keseluruhan, suhu rata-rata di Kabupaten Bogor adalah 20°C-30°C. Sepanjang tahun 2023, suhu rata-rata Kabupaten Bogor sebesar 26.5°C dengan suhu tertinggi berada di bulan Oktober yaitu mencapai 36°C dan suhu terendah berada di bulan Januari dan Desember yaitu sebesar 20°C. Kelembaban udara di Kabupaten Bogor mencapai angka 70% dengan rata-rata kecepatan angin 1,2 m/detik dan evaporasi di daerah terbuka sebesar 146,2 mm/bulan.

 

Hidrologi

Kabupaten Bogor dilewati oleh beberapa aliran sungai. Secara keseluruhan, wilayah Kabupaten Bogor terbagi  ke dalam delapan Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu DAS Cidurian, DAS Cimanceuri, DAS Cisadane, DAS Ciliwung, DAS Cileungsi, DAS Cikarang, DAS Cibeet, dan DAS Ciberang. Tercatat terdapat 32 jaringan irigasi pemerintah, 900 jaringan irigasi pedesaan, 95 situ, dan 201 mata air.

 

DEMOGRAFI

Berdasarkan data tahun 2023, jumlah penduduk di Kabupaten Bogor berjumlah 5.627.021 jiwa dengan jumlah laki-laki 2.886.435 jiwa atau setara dengan 51,30% dan 2.740.856 jiwa atau setara dengan 48,70%. Rata-rata kepadatan penduduk di Kabupaten Bogor sebesar 1.881 jiwa/km2 dengan Kecamatan Bojonggede sebagai kecamatan dengan angka kepadatan penduduk tertinggi yaitu mencapai 10,493 jiwa/km2. Sementara itu, Kecamatan Tanjungsari menjadi kecamatan dengan angka kepadatan terendah yaitu sebesar 401 jiwa/km2.

 

Persentase penduduk usia produktif (15-64 tahun) di Kabupaten Bogor sebesar 70,79%. Sebagai ibukota kabupaten, Kecamatan Cibinong memiliki jumlah penduduk paling banyak diantara kecamatan lainnya di Kabupaten Bogor, yaitu sebesar 188.108 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 185.880 jiwa berjenis kelamin perempuan.

 

 

No. Kecamatan Penduduk (dalam ribu jiwa) Laju Pertumbuhan 2020-2023 (%) Kepadatan penduduk per km2
1 Nanggung 102,89 1,58 652
2 Leuwiliang 127,88 0,96 1.386
3 Leuwisadeng 79,20 0,89 2.196
4 Pamijahan 164,19 1,59 1.312
5 Cibungbulang 151,90 1,51 4.029
6 Ciampea 174,65 1,34 5.140
7 Tenjolaya 66,28 1,47 1.824
8 Dramaga 113,08 0,92 4.422
9 Ciomas 176,80 1,33 9.890
10 Tamansari 114,11 1,68 2.907
11 Cijeruk 95,60 1,52 1.992
12 Cigombong 100,30 1,01 2.155
13 Caringin 136,00 1,36 1.746
14 Ciawi 118,26 1,09 2.513
15 Cisarua 131,31 1,20 1.848
16 Megamendung 110,04 1,01 1.735
17 Sukaraja 216,53 1,73 4.979
18 Babakan Madang 117,96 1,07 1.332
19 Sukamakmur 88,83 1,37 486
20 Cariu 53,18 1,11 627
21 Tanjungsari 59,10 1,31 401
22 Jonggol 149,83 1,56 1.115
23 Cileungsi 301,09 1,56 4.296
24 Klapanunggal 138,61 2,92 1.447
25 Gunungputri 297,36 0,03 4.875
26 Citeureup 219,11 0,79 3.030
27 Cibinong 373,99 1,07 7.944
28 Bojonggede 303,61 1,94 10.493
29 Tajurhalang 131,99 2,36 4.345
30 Kemang 108,53 1,26 3.280
31 Rancabungur 64,04 1,91 2.763
32 Parung 126,02 0,90 4.544
33 Ciseeng 114,19 1,18 2.861
34 Gunung Sindur 134,41 2,06 2.768
35 Rumpin 150,93 1,22 1.085
36 Cigudeg 138,86 1,32 774
37 Sukajaya 70,42 1,83 424
38 Jasinga 110,27 1,33 802
39 Tenjo 75,32 1,03 907
40 Parung Panjang 120,37 0,72 1.696

Sumber: Kabupaten Bogor dalam Angka 2024

 

PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN

Kondisi rumah di Kabupaten Bogor diklasifikasikan berdasarkan beberapa indikator, antara lain:

  1. Menurut luas lantai
  2. Menurut sumber air minum
  3. Menurut sumber penerangan
  4. Menurut penggunaan fasilitas tempat buang air besar
  5. Menurut bahan bakar utama untuk memasak
  6. Menurut status penguasaan bangunan tempat tinggal

Kondisi rumah berdasarkan luas lantai terdiri dari empat kategori, yaitu luas lantai < 49 m2, 50-99 m2, 100-149 m2, dan 150 + m2. Data menunjukkan rumah dengan luas lantai 50-99 m2 mendominasi dengan persentase sebesar 54,25%. Rumah berdasarkan sumber air minum dikategorikan menjadi enam, yaitu leding, pompa, air dalam kemasan, sumur terlindung/tak terlindungi, mata air terlindung/tak terlindungi, dan lainnya. Sumber air minum dari air dalam kemasan mendominasi dengan besaran 33,76%. Sumber penerangan di Kabupaten Bogor sudah menggunakan PLN secara menyeluruh. Lebih dari 90% fasilitas tempat buang air besar di Kabupaten Bogor sudah berupa fasilitas pribadi. Lebih dari 95% bahan bakar utama untuk memasak di Kabupaten Bogor sudah menggunakan gas elpiji. Status penguasaan bangunan tempat tinggal di Kabupaten Bogor terdiri dari tiga kategori, yaitu milik sendiri, kontrak/sewa, dan lainnya. Sebesar 87,11% penguasaan bangunan sudah berupa milik sendiri.

Kabupaten Bogor merupakan kawasan yang memiliki kondisi yang beragam, baik dari kondisi fisik maupun non-fisik. Tingginya jumlah penduduk turut memengaruhi jumlah produksi sampah harian. Berdasarkan data terbaru tahun 2023, jumlah timbunan sampah per hari per kapita di Kabupaten Bogor mencapai 2.747 ton. Akan tetapi, jumlah sampah yang berhasil diangkut hingga ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) hanya sebesar 835 ton per hari. Kecamatan Gunung Putri menjadi kecamatan dengan jumlah produksi sampah harian tertinggi yaitu sebesar 151 ton per hari per kapita.

Data pengelolaan sampah di Kabupaten Bogor mencatat bahwa terdapat tujuh UPT Pengelolaan Sampah di Kabupaten Bogor, yaitu UPT PS Cibinong, Jonggol, Ciawi, Ciampea, Parung, Leuwiliang, dan Jasinga. Data menunjukkan terdapat total 184 kendaraan pengangkut sampah dengan rincian, 11 gerobak roda tiga dan 173 truk pengangkut sampah.

 

RTLH DAN PERMUKIMAN KUMUH

Berdasarkan Keputusan Bupati Bogor Nomor: 663/485/Kpts/Per-UU/2021 tentang perubahan kedua atas lampiran Keputusan Bupati Nomor: 663/141/Kpts/Per-UU/2019 tentang Penetapan Lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh di Kabupaten Bogor, tercatat 338,60 hektar permukiman kumuh yang akan dilakukan penanganannya pada tahun 2024-2026.

 

 

STATISTIK PENGEMBANGAN DAN BACKLOG

Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP) Kabupaten Bogor memiliki strategi-strategi yang disesuaikan dengan tupoksi berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 5 Tahun 2022, yaitu:

  1. Peningkatan Jumlah Unit Hunian Layak Huni.
  2. Peningkatan Penataan dan Kualitas Lingkungan Permukiman.
  3. Peningkatan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur Kawasan Permukiman.
  4. Peningkatan Pelaksanaan Penyelenggaraan Bangunan Gedung.
  5. Peningkatan Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan.
  6. Peningkatan Fasilitasi Penyelesaian Sengketa Tanah Garapan.
  7. Peningkatan Identifikasi dan Inventarisasi Tanah Kosong.
  8. Peningkatan Perencanaan Penggunaan, Konsolidasi, dan Redistribusi Tanah.
  9. Pemenuhan Dukungan Layanan Kesekretariatan.

Berikut merupakan target dan capaian realisasi pemerintah Kabupaten Bogor dalam mengatasi permasalahan RTLH dan Permukiman Kumuh:

Indikator Target Capaian
2019 2020 2019 2020
Penataan Perumahan dan Permukiman Kumuh 13,45% 28,15% 13,75% 23,40%
Ketersediaan Rumah Layak Huni 94,15% 94,79% 94,54% 94,99%
Perumahan yang Tertata 93,58% 93,90% 93,58% 99,41%
Kawasan Permukiman yang Tertata 1.049.377,78 m2 1.101.846,67 m2 1.049.378 m2 545.600 m2
PSU yang Tertata 21,22% 26,22% 21,22% 25,33%
Luas Lahan Bersertifikat 60% 65%

Sumber: Rencana Strategis DPKPP Kabupaten Bogor 2024-2026

 

Berdasarkan data di atas, hampir semua capaian pada masing-masing indikator telah memenuhi target. Terdapat tiga indikator yang tidak memenuhi target, yaitu persentase penataan perumahan dan permukiman kumuh, kawasan permukiman yang tertata, serta PSU yang tertata. Ketiga indikator tersebut tidak memenuhi target pada realisasi tahun 2020.

 

Backlog atau selisih kebutuhan akan perumahan dengan kondisi eksisting menggunakan sistem peringatan dini atau Early Warning System (EWS). Perhitungan menentukan standar EWS adalah dengan melakukan klasifikasi berdasarkan angka rata-rata + 1 standar deviasi. Kawasan yang jumlah backlognya ≥ rata-rata + 1 standar deviasi disebut dengan EWS zona merah. Kawasan dengan jumlah backlog sama dengan rata-rata sampai dengan < rata-rata + 1 standar deviasi disebut dengan zona kuning. Kawasan dengan jumlah backlog di bawah rata-rata termasuk ke dalam zona putih.

 

Berdasarkan Laporan Sebaran Backlog dan EWS Tahun 2018-2020 Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia Kabupaten Bogor termasuk ke dalam zona merah dengan angka backlog melebihi rata-rata + 1 standar deviasi.

Keterangan 2018 2019 2020
Rata-Rata Backlog Kabupaten Bogor 23.909 23.726 24.951
Backlog Kabupaten Bogor 291.483 252.759 278.077

Sumber: Laporan Sebaran Backlog dan EWS 2018-2020 KEMENPU dan Satu Data Perumahan

 

Berdasarkan data pada tabel di atas, Kabupaten Bogor termasuk ke dalam kategori zona merah karena angka backlog lebih besar dari rata-rata + 1 standar deviasi pada perhitungan EWS kabupaten/kota. Kawasan Bogor, Depok, dan Bekasi memiliki angka persentase backlog sebesar 38,71% terhadap backlog provinsi pada tahun 2020.

 

 

 

 

 

Sumber:

Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor dalam Angka 2024.

Rencana Strategis Dinas Perumahan Kawasan, Permukiman, dan Pertanahan Kabupaten Bogor 2024-2026.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor. Kondisi Geografis Daerah Kabupaten Bogor. Diakses dari (https://disbudpar.bogorkab.go.id/kondisi-geografis-daerah-kabupaten-bogor/) pada 5 Maret 2024.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Data Rumah Tidak Layak Huni. Diakses dari (https://datartlh.perumahan.pu.go.id/mdashboard/) pada 5 Maret 2024.

Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia. Satu Data Perumahan. Laporan Sebaran Backlog dan EWS 2018-2020.