Riau adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian tengah pulau Sumatra, yaitu di sepanjang pesisir Selat Melaka. Ibu kota dan kota terbesar Riau adalah Pekanbaru. Kota besar lainnya antara lain Dumai, Selat panjang, Bagansiapiapi, Bengkalis, Bangkinang, Tembilahan, dan Rengat. Posisi Geografis Provinsi Riau adalah antara 01°31 – 02°25 Lintang Selatan atau antara 100° – 105° Bujur Timur. Adapun batas-batas wilayah Provinsi Jambi antara lain :

  • Sebelah Utara : Berbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara
  • Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Provinsi Jambi
  • Sebelah Barat : Berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat
  • Sebelah Timur : Berbatasan dengan Provinsi Kepulauan Riau.

 

 

Riau saat ini merupakan salah satu provinsi terkaya di Indonesia, dan sumber dayanya didominasi oleh sumber daya alam, terutama minyak bumi, gas alam, karet, kelapa sawit dan perkebunan serat. Provinsi Riau yang memiliki luas wilayah sebesar 87.023,66km2.

Tabel 1. Luas Wilayah menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Riau

No Kabupaten/Kota Luas Wilayah Provinsi Riau (KM2)
1 Kuantan Singingi 5259,36
2 Indragiri Hulu 7723,8
3 Indragiri Hilir 12614,78
4 Pelalawan 12758,45
5 Siak 8275,18
6 Kampar 10983,43
7 Rokan Hulu 7588,13
8 Bengkalis 6975,41
9 Rokan Hilir 8881,59
10 Kepulauan Meranti 3707,84
11 Pekanbaru 632,27
12 Dumai 1623,38
RIAU 87023,62

Sumber: BPS Provinsi Riau, 2019

 

Demografi

Provinsi Riau memiliki jumlah penduduk sebanyak 6.500.971 jiwa pada tahun 2016. Komposisi penduduk Provinsi Riau lebih banyak terdapat di perdesaan dengan jumlah 3.928.098 jiwa sedangkan untuk di perkotaan hanya sebesar 2.572.873 jiwa. Untuk kepadatan penduduk Provinsi Riau sebesar 29,57 jiwa/km2. Berikut data kependudukan Provinsi Riau Tahun 2016:

Tabel 2. Jumlah penduduk menurut kabupaten/kota di Provinsi Riau Tahun 2016

No Kabupaten/Kota Penduduk menurut Klasifikasi Wilayah dan Kabupaten/Kota (Jiwa) Kedapatan Penduduk (Jiwa/Km2)
Perkotaan Pedesaan Jumlah
1 Kuantan Singingi 46380 271555 317935 60,45
2 Indragiri Hulu 100605 317128 417733 54,08
3 Indragiri Hilir 114412 598622 713034 56,52
4 Pelalawan 93592 323906 417498 32,72
5 Siak 195693 257359 453052 54,75
6 Kampar 193388 619314 812702 73,99
7 Rokan Hulu 87672 528794 616466 81,24
8 Bengkalis 278647 273036 551683 79,09
9 Rokan Hilir 150016 512226 662242 74,56
10 Kepulauan Meranti 60419 121733 182152 49,13
11 Pekanbaru 1050742 13824 1064566 1683,72
12 Dumai 201307 90601 291908 179,81
RIAU 2572873 2572873 2572873 29,57

Sumber: BPS Provinsi Riau, 2019

 

Kemiskinan

Permasalahan kemiskinan menjadi permasalahan yang sangat penting dalam proses mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Setiap daerah di Indonesia memiliki permasalahan kemiskinan. Provinsi Riau dalam 3 tahun terakhir mengalami penurunan yang kurang signifikan. Provinsi Riau hanya berhasil menurunkan angka kemiskinan sebesar 0,01 % di tahun 2017. Berikut merupakan presentase kemiskinan menurut kabupaten/kota di Provinsi Riau:

Tabel 3. Persentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Riau, Tahun 2015-2017

No Kabupaten/Kota Presentase Penduduk Miskin(%)
2015 2016 2017
1 Kuantan Singingi 0,47 0,43 0,44
2 Indragiri Hulu 0,34 0,30 0,32
3 Indragiri Hilir 0,34 0,36 0,34
4 Pelalawan 0,51 11,00 0,43
5 Siak 0,25 0,24 0,26
6 Kampar 0,39 0,36 0,33
7 Rokan Hulu 0,46 0,46 0,48
8 Bengkalis 0,32 0,31 0,31
9 Rokan Hilir 0,34 0,36 0,35
10 Kepulauan Meranti 1,42 30.89 28.99
11 Pekanbaru 0,14 0,13 0,13
12 Dumai 0,23 0,22 0,21
RIAU 0,36 0,36 0,35

Sumber: BPS Provinsi Riau, 2019

 

Backlog dan Rumah Tidak Layak Huni

Tabel 4. Backlog Provinsi Riau

Provinsi Rumah Tangga Kepala Keluarga Penghuni (Jiwa) Backlog (KK)
Riau 9.267 28.724 65.758 9.974

Sumber: ertlh.perumahan.go.id, diakses tanggal 1 Juli 2019

Masalah backlog masih menjadi masalah utama dari penyediaan perumahan di Indonesia terutama di Provinsi Riau. Angka backlog dalam beberapa tahun terakhir terus mengalami kenaikan setiap tahunnya. Tingginya angka backlog perumahan terjadi karena beberapa faktor, diantanya besarnya pertumbuhan jumlah penduduk, ketidakterjangkauan harga perumahan oleh masyarakat, swasta tidak mau berinvestasi untuk penyediaan perumahan MBR karena harga lahan tinggi, dll. Dari tabel diatas, Provinsi Riau memiliki jumlah backlog yang cukup tinggi yaitu sebesar 9.974 KK pada tahun 2019. Sedangkan untuk data Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Provinsi Riau dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5. Data RTLH Provinsi Riau Tahun 2019

No Kabupaten/Kota Jumlah Kecamatan Jumlah Desa/Kelurahan Jumlah Rumah Tangga
1 Indragiri Hulu 14 189 8.069
2 Indragiri Hilir 20 114 7.641
3 Pelalawan 5 6 148
4 Siak 14 122 7.017
5 Kampar 17 53 3.334
6 Rokan Hulu 17 122 7.169
7 Bengkalis 7 60 908
8 Rokan Hilir 2 2 2
9 Kepulauan Meranti 9 81 4.871
10 Pekanbaru 2 6 199
11 Dumai 7 33 9.717
RIAU 114 788 49075

Sumber: ertlh.perumahan.go.id, diakses tanggal 1 Juli 2019

Pada masa mendatang jumlah backlog (ketiadaan ketersediaan rumah atas jumlah kebutuhan rumah) di Provinsi Riau ini akan semakin tinggi seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan KK akibat terbentuknya keluarga-keluarga baru. Oleh karena itu, perlu kebijakan holistik dan komprehensif untuk mengurangi ketiadaan ketersediaan rumah atas jumlah kebutuhan rumah di Provnsi Riau yang cenderung semakin tinggi. Hal ini terutama pemenuhan hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Dalam model perumahan di Provinsi Riau, rata-rata masyarakat sudah bertansformasi untuk membangun rumah modern. Namun, masih terdapat masyarakat yang tetap mempertahankan adat istiadat yang diwariskan oleh nenek moyang mereka, salah satunya adalah rumah adat Riau atau yang lebih sering dikenal dengan nama Selaso Jatuh Kembar. Selaso atau salaso dalam bahasa setempat memiliki arti selasar, sehingga Selaso jatuh kembar bermakna rumah yang memiliki dua selasar.

Rumah adat Riau berbentuk rumah panggung dengan tiang-tiang penyangganya yang berbentuk persegi panjang. Hal ini karena pada zaman dahulu masyarakat asli Provinsi Riau tinggal di tepian sungai dan untuk menghindari terjadinya genangan saat pasang tiba.

Perumahan dan Lingkungan

Kebutuhan  rumah  dari waktu ke waktu  semakin meningkat diiringi dengan  bertambahnya jumlah penduduk yang ada di Indonesia, termasuk di Provinsi Riau. Akibatnya, lahan  produktif  semakin  lama  semakin  berkurang, dan berubah  fungsi  menjadi lahan pemukiman penduduk.

Kualitas    perumahan    yang    baik    dan    penggunaan    fasilitas perumahan yang memadai akan memberikan kenyamanan bagi penghuninya. Salah   satu   dari   sekian   banyak   fasilitas   yang dapat   mencerminkan kesejahteraan rumah tangga adalah kualitas material seperti jenis atap, dinding, lantai  terluas  yang  digunakan,  termasuk  juga  fasilitas  penunjang  lainnya  yang meliputi   sumber   air   minum,   faslitas   tempat  buang   air   besar   dan   sumber penerangan.

Secara  umum  di  Provinsi  Riau,  kualitas  rumah  yang  dihuni  jika  menilik dari  aspek  jenis  lantai,  sebagian  besar  sudah  menggunakan  jenis  lantai  semen. Porsi  rumah  tinggal  dengan  jenis  lantai  ini hampir setengahnya  dari  seluruh rumah  huni  yang  ada  di  Provinsi Riau,  yakni 46,32%.  Sementara  untuk rumah  yang  masih  menggunakan  kayu/papan  kualitas  rendah  sebesar 18,7%  dan  yang masih menggunakan  lantai  tanah/lainnya  tinggal  0,89%.

Tabel 6. Persentase  Rumah  Tangga menurut  Jenis  Lantai  Terluas  dan Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Tahun 2018

No Kabupaten/Kota Bahan Bangunan Utama Lantai Rumah Terluas Jumlah
Marmer Keramik Parket/Vini/Karpet Ubin/Tegel/Teraso Kayu/Papan Semen/Batu Merah Tanah
1 Kuantan Singingi 1,25 30,75 0,17 1,36 5,16 60,71 0,6 100
2 Indragiri Hulu 1,36 25,48 0 0,5 14,92 57,13 0,62 100
3 Indragiri Hilir 1,2 8,86 0,3 0,64 77,02 11,07 0,91 100
4 Pelalawan 0,39 25,85 0 6,09 12,31 54,45 0,9 100
5 Siak 1,31 28,84 0,21 0,31 10,85 57,57 0,9 100
6 Kampar 1,06 32,08 0 1,04 1,46 63,37 0,99 100
7 Rokan Hulu 0,63 26,14 0,12 1,14 4,95 65,39 1,64 100
8 Bengkalis 2,79 31,67 0,22 0,37 24,39 40,09 0,46 100
9 Rokan Hilir 0,45 21,15 9,73 0,18 19,49 46,71 2,29 100
10 Kepulauan Meranti 1,27 13,05 0 0,31 78,97 6,41 0 100
11 Kota Pekanbaru 2,14 54,71 0,16 0,76 2,49 39,52 0,23 100
12 Kota Dumai 0,19 43,39 2,08 1,75 8,87 43,34 0,37 100
Provinsi Riau 1,27 30,56 1,14 1,12 18,7 46,32 0,89 100

Sumber: Susenas 2018

 

Selain  jenis  lantai,  indikator  lain  yang  berhubungan  dengan  kualitas tempat   tinggal   adalah   atap   dan   dinding   terluas   yang   digunakan. Berdasarkan data Susenas 2018, mayoritas penduduk Provinsi Riau menggunakan jenis atap terluas  berbahan  seng. Berikut presentase rumah tangga menurut jenis atap:

Tabel 7. Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Atap Terluas dan Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Tahun 2018

No Kabupaten/Kota Bahan Bangunan Utama Atap Rumah Terluas
Beton Genteng Asbes Seng Bambu Kayu/Sirap Jerami/Ijuk/Daun/Rumbia Lainnya
1 Kuantan Singingi 1,62 8,00 1,53 88,85 0,00 0,00 0,00 0,00
2 Indragiri Hulu 2,06 4,02 4,63 88,84 0,00 0,00 0,46 0,00
3 Indragiri Hilir 1,67 0,70 2,36 88,18 0,26 0,00 6,39 0,44
4 Pelalawan 2,35 3,62 4,21 89,12 0,00 0,00 0,70 0,00
5 Siak 0,87 2,20 19,56 76,86 0,00 0,00 0,27 0,25
6 Kampar 0,90 6,75 9,6 82,74 0,00 0,00 0,00 0,00
7 Rokan Hulu 1,24 3,99 2,03 92,6 0,00 0,00 0,00 0,13
8 Bengkalis 1,85 1,90 3,07 92,29 0,00 0,00 0,90 0,00
9 Rokan Hilir 0,00 1,66 1,74 96,43 0,17 0,00 0,00 0,00
10 Kepulauan Meranti 1,18 1,05 3,08 85,65 0,11 0,39 8,53 0,00
11 Kota Pekanbaru 4,19 4,25 1,34 89,95 0,14 0,00 0,00 0,00
12 Kota Dumai 3,18 1,22 2,84 91,12 0,16 0,00 0,00 0,12
Provinsi Riau 1,89 3,47 4,51 88,79 0,08 0,01 1,1 1,47

Sumber: Susenas 2018

Selanjutnya   mengenai   persentase   rumah   tangga   berdasarkan   jenis dinding  terluas, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 8. Persentase  Rumah  Tangga menurut  Jenis  Dinding  Terluas dan Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Tahun 2018

No Kabupaten/Kota Bahan Bangunan Utama Dinding Rumah Terluas Jumlah
Tembok Plasteran Anyaman Bambu/Kawat Kayu, Batang Kayu Bambu, Anyaman Bambu Lainnya
1 Kuantan Singingi 73,77 0,16 26,07 0,00 0,00 100
2 Indragiri Hulu 51,74 5,41 42,85 0,00 0,00 100
3 Indragiri Hilir 15,50 11,32 71,41 0,51 1,26 100
4 Pelalawan 57,33 0,00 42,39 0,16 0,12 100
5 Siak 60,29 0,00 39,13 0,50 0,09 100
6 Kampar 78,75 1,17 19,62 0,13 0,33 100
7 Rokan Hulu 60,33 0,00 39,67 0,00 0,00 100
8 Bengkalis 55,35 0,00 44,37 0,29 0,00 100
9 Rokan Hilir 38,19 0,00 59,89 1,14 0,78 100
10 Kepulauan Meranti 18,13 0,00 81,71 0,00 0,16 100
11 Kota Pekanbaru 87,20 0,27 12,37 0,16 0,00 100
12 Kota Dumai 73,68 0,24 25,72 0,13 0,23 100
Provinsi Riau 59,05 1,79 38,59 0,28 0,28 100

Sumber: Susenas 2018

 

Selain  kualitas  fisik,  fungsi  kenyamanan  rumah  tinggal  juga  ditentukan oleh kelengkapan fasilitas rumah seperti tersedianya sumber air bersih, fasilitas jamban  sendiri,  sanitasi  layak,  dan  sumber  penerangan  listrik. Tersedianya sumber air minum bersih juga merupakan salah satu target yang  ingin  dicapai  melalui  tujuan  pembangunan  berkelanjutan  (Sustainable Development Goals/SDGs). Berikut merupakan data ketersediaan air minum di Provinsi Riau berdasarkan hasil Susenas 2018:

Tabel 9. Persentase  Rumah  Tangga menurut Sumber  Air  Minum   dan Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Tahun 2018

No Kabupaten/Kota Sumber Air Utama yang digunakan Rumah Tangga untuk Minum
Air Kemasan Bermerk Air Isi Ulang Leding Sumur Bor/Pompa Sumur Terlindung Sumur Tak Terlindung Mata Air Terlindung, Mata Air Tak Terlindung Air Permukaan Air Hujan Lainnya
1 Kuantan Singingi 0,13 25,17 0,37 16,13 44,87 9,59 0,46 0,15 0,71 2,42
2 Indragiri Hulu 0,27 47,36 5 12,74 15,74 15,00 0,12 0,44 2,04 1,19
3 Indragiri Hilir 0,53 17,06 0,7 0,48 2,70 1,00 0,45 0,00 0,27 76,82
4 Pelalawan 0,00 59,90 0 19,39 8,95 5,97 0,34 0,29 0,13 4,21
5 Siak 1,92 68,30 0 11,53 6,74 1,27 0,00 0,00 0,00 10,24
6 Kampar 0,51 36,58 0,49 27,14 16,59 5,36 11,29 0,74 0,85 0,44
7 Rokan Hulu 0,34 37,83 0,66 16,64 39,30 2,84 1,50 0,25 0,24 0,39
8 Bengkalis 1,73 50,96 0,36 6,93 5,13 2,41 0,00 0,00 0,00 32,33
9 Rokan Hilir 1,16 39,37 0,03 12,37 12,30 4,43 0,00 0,00 0,36 29,98
10 Kepulauan Meranti 6,37 3,01 0 0 0,62 6,93 0,00 0,00 0,00 83,07
11 Kota Pekanbaru 4,56 74,18 0 17,65 2,92 0,49 0,00 0,18 0,00 0,00
12 Kota Dumai 1,39 78,61 0,3 10,36 4,47 1,31 0,00 0,00 0,00 3,55
Provinsi Riau 1,57 47,36 0,58 13,96 12,74 3,93 1,61 0,20 0,36 17,60

Sumber: Susenas 2018

Selain  air  bersih,  salah  satu  kebutuhan  penting  dalam  tempat  tinggal adalah  tersedianya  fasilitas  sanitasi  seperti  fasilitas  buang  air  besar (jamban). Rumah  tangga  cenderung  akan  memilih  tempat  tinggal  yang  memiliki  jamban sendiri  karena  lebih  terjaga  kebersihannya.  Memiliki  fasilitas  jamban  sendiri dalam  rumah  tempat  tinggal  merefleksikan  perspektif  kesejahteraan  maupun kelestarian  lingkungan yang   lebih  baik.   Adapun   jika   menggunakan   jamban umum   atau   tidak   menggunakan   jamban,   maka   dapat   berimplikasi   pada kelestarian  lingkungan.  Semakin  banyak  masyarakat  membuang  air  besar  di sungai  atau  kebun,  maka  akan  semakin  besar  dampaknya  terhadap  sanitasi lingkungan.

Tabel 10. Persentase   Rumah   Tangga menurut Fasilitas Jamban dan Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Tahun 2018

No Kabupaten/Kota Fasilitas Tempat Buang Air Besar Total
Sendiri Bersama Umum Digunakan Tidak Ada
1 Kuantan Singingi 80,34 4,53 1,17 0,12 13,84 100
2 Indragiri Hulu 88,15 2,87 1,26 0,00 7,72 100
3 Indragiri Hilir 77,82 5,35 1,31 0,31 15,21 100
4 Pelalawan 91,38 2,51 1,5 0,21 4,40 100
5 Siak 94,59 2,38 1,19 0,11 1,73 100
6 Kampar 90,65 2,18 0,29 0,21 6,67 100
7 Rokan Hulu 88,09 2,10 0,83 0,00 8,98 100
8 Bengkalis 92,97 3,11 0,35 0,18 3,39 100
9 Rokan Hilir 94,39 3,07 0,47 0,00 2,07 100
10 Kepulauan Meranti 90,63 2,29 0,29 0,00 6,78 100
11 Kota Pekanbaru 93,39 5,77 0,5 0,00 0,34 100
12 Kota Dumai 95,98 2,86 0,36 0,00 0,81 100
Provinsi Riau 89,9 3,53 0,77 0,10 5,7 100

Sumber: Susenas 2018

Fasilitas perumahan  lainnya  yang  cukup  penting  adalah  penerangan. Sumber  penerangan  yang  ideal  berasal  dari  listrik  (PLN  dan  bukan  PLN)  karena cahaya listrik lebih terang dibandingkan sumber penerangan lainnya. Berikut merupakan data rumah tangga menurut sumber penerangan dan daerah tempat tinggal di Provinsi Riau tahun 2018:

Tabel 11. Persentase  Rumah  Tangga menurut  Sumber  Penerangan dan Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Tahun 2018

No Kabupaten/Kota Sumber Penerangan Utama Total
Listrik PLN dengan Meteran Listrik PLN tanpa Meteran Listrik Non PLN Bukan Listrik
1 Kuantan Singingi 86,18 9,88 2,19 1,75 100
2 Indragiri Hulu 83,07 8,64 6,77 1,51 100
3 Indragiri Hilir 61,84 7,84 20,55 9,76 100
4 Pelalawan 75,06 6,94 15,18 2,20 100
5 Siak 83,90 6,21 8,33 1,55 100
6 Kampar 90,84 4,21 4,28 0,67 100
7 Rokan Hulu 76,17 7,28 14,97 1,58 100
8 Bengkalis 89,34 6,67 2,33 1,66 100
9 Rokan Hilir 79,20 11,06 6,56 3,18 100
10 Kepulauan Meranti 69,83 10,06 10,08 10,03 100
11 Kota Pekanbaru 96,23 3,53 0,05 0,19 100
12 Kota Dumai 96,99 2,22 0,33 0,46 100
Provinsi Riau 83,3 6,62 7,57 2,51 100

Sumber: Susenas 2018

Jika  dilihat  dari keseluruhan penggunaan penerangan utama di Provinsi Riau, sudah sebesar 83,30 % masyarakat Provinsi Riau menggunakan sumber penerangan utama dari listrik PLN dengan meteran. Serta masih terdapat masyarakat Provinsi Riau untuk memenuhi sumber utama penerangan bukan menggunakan sumber dari listrik, yaitu sebesar 2,51%.

 

Sumber:

dataerlth.perumahan.pu.go.id diakses pada 28 Juni 2019, pukul 08.30 WIB

Riau.bps.go.id

Badan Pusat Statistik (2019). Indikator Kesejahteraan Rakyat 2018. Riau