Pertumbuhan penduduk di kota menjadi kenyataan yang tidak terpisahkan dari perkembangan perkotaan. Selain kelahiran, hal ini sering didorong oleh urbanisasi besar-besaran dari desa ke kota, sejalan dengan munculnya industri-industri besar di perkotaan. Di Indonesia, ledakan urbanisasi itu sudah dimulai sejak tahun 1980-1990an yang sejalan dengan industrialisasi sebagai faktor utama perkembangan ekonomi nasional (Purwanto, 2022; Safitri & Pradipta, 2023). Namun, urbanisasi yang cepat ini tidak selalu berjalan sesuai harapan. Sementara kota berkembang sebagai pusat industri dan ekonomi, tantangan baru pun muncul, terutama dalam hal penyerapan tenaga kerja dan kesejahteraan sosial.
Industri besar di kota dianggap membuka banyak peluang kerja, mendorong migrasi penduduk desa ke kota. Namun, seiring waktu, tidak semua migran berhasil mendapatkan pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia periode Februari 2021-2024 menunjukkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di perkotaan mencapai 5,89% pada 2024, lebih tinggi dibandingkan desa yang hanya 3,37% (BPS, 2024). Tingginya pengangguran di kota disebabkan oleh meningkatnya populasi perkotaan, sementara ruang dan peluang semakin terbatas.
Sejalan dengan itu, kondisi kota semakin parah manakala ruang-ruang untuk tempat tinggal juga semakin terbatas. Data BPS tahun 2022 menunjukkan bahwa ada sekitar 39,7 juta rumah tangga di Indonesia dengan total penduduk sekitar 155 juta (BPS, 2022a & 2022c), sementara jumlah rumah tangga yang status kepemilikan bangunan tempat tinggalnya milik sendiri hanya sekitar 30,6 juta (BPS, 2022b). Sisanya, yaitu sekitar 9,1 juta rumah tangga, harus menyewa atau menumpang di tempat tinggal milik orang lain. Kekurangan tempat tinggal di kota lantas memperburuk kondisi sosial dan ekonomi penduduk baru, menggarisbawahi urgensi untuk mengatasi masalah ini agar kota dapat berkembang secara berkelanjutan, inklusif, dan produktif.
Berikut ini penulis merangkum beberapa poin dari penelitian yang dilakukan di Indonesia atau luar negeri yang bisa dipelajari untuk menghadapi masalah-masalah di atas.
- Mengatasi relasi ekonomi yang eksploitatif di sektor pertanian desa, seperti yang ditemukan Dewanta (2020) dalam penelitian petani tembakau di Provinsi Jawa Tengah. Studi tersebut mengindikasikan bahwa terdapat relasi eksploitatif yang terjadi pada rantai produksi tembakau. Keuntungan hasil panen tembakau dinikmati sebagian besar oleh aktor-aktor pemodal selain petani, seperti para tengkulak, calo, dan juragan, sementara para petani harus melunasi hutang-hutang produksinya. Meskipun hasil penelitian itu tidak berkaitan langsung dengan pemicu proses urbanisasi, temuan historis lainnya menunjukkan bahwa praktik eksploitatif di desa bisa berpotensi kuat memicu perpindahan penduduk ke kota. Misalnya paparan Basundoro (2013) yang meneliti tentang lonjakan penduduk miskin di Kota Surabaya. Dia menunjukkan bahwa penduduk miskin di Kota Surabaya berasal dari penduduk desa yang kabur menghindari kondisi buruk di sektor pertanian akibat sistem tanam paksa pada era kolonial.
- Memberikan jaminan sosial atas keberadaan kaum miskin di perkotaan. Belajar dari negara Jerman sebagai salah satu negara yang tingkat produktivitas industrinya terbesar di dunia, kita bisa paham bahwa industrialisasi tidak hanya sekadar mengurangi kemiskinan di pedesaan, tetapi juga menciptakan kemiskinan baru di perkotaan. Melalui penelitiannya di Jerman, Semedi (2023) menegaskan bahwa pesatnya industrialisasi di perkotaan perlu dibarengi pula dengan upaya dari pemerintah agar keberadaan kaum miskin di perkotaan bisa dijamin hak hidupnya melalui sumber penghidupan yang layak dan distribusi kemakmuran yang merata.
Pada akhirnya, tulisan ini merupakan panggilan tegas untuk lembaga-lembaga baik pemerintah maupun non-pemerintah agar terus memahami perkotaan tidak hanya sebagai lokus bisnis yang menguntungkan kepentingan pribadi. Lebih dari itu, kota harus dipandang sebagai arena penciptaan kemakmuran yang menjaga hak hidup orang-orang yang tinggal di dalamnya. Sejalan dengan itu, hubungan struktur ekonomi antara desa dengan kota juga perlu diperhatikan dengan serius agar tidak terjadi perpindahan penduduk yang tidak produktif. Hanya dengan begitu kota bisa menjadi tempat tinggal yang nyaman dan aman bagi manusia. (MHH)
Referensi
Badan Pusat Statistik (BPS). (2022a). Jumlah Penduduk menurut Wilayah, Daerah Perkotaan/Perdesaan, dan Jenis Kelamin, di INDONESIA – Dataset – Long Form Sensus Penduduk 2020 – Badan Pusat Statistik. Sensus BPS. https://sensus.bps.go.id/topik/tabular/sp2022/187/0/0
________________________. (2022b). Jumlah Rumah Tangga menurut Wilayah,Daerah Perkotaan/Perdesaan, dan Status Kepemilikan Bangunan Tempat Tinggal yang Ditempati, INDONESIA, Tahun 2022. Sensus BPS. https://sensus.bps.go.id/topik/tabular/sp2022/178/1/0
_______________________. (2022c). Jumlah Rumah Tangga menurut Wilayah dan Daerah Perkotaan/Perdesaan, INDONESIA, 2022. Sensus BPS. https://sensus.bps.go.id/topik/tabular/sp2022/177/1/0
_______________________. (2024, May 6). Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 4,82 persen dan Rata-rata upah buruh sebesar 3,04 juta rupiah per bulan. Badan Pusat Statistik. https://www.bps.go.id/id/pressrelease/2024/05/06/2372/tingkat-pengangguran-terbuka–tpt–sebesar-4-82-persen-dan-rata-rata-upah-buruh-sebesar-3-04-juta-rupiah-per-bulan.html
Basundoro, P. (2013). Merebut ruang kota: aksi rakyat miskin kota Surabaya, 1900-1960an. Marjin Kiri.
Dewanta, A. B. (2020). Relasi Eksploitatif dan Konstruksi Kesetiaan Palsu (False Loyalty) dalam Pertanian Tembakau di Gunung Sumpena [Skripsi]. Departemen Antropologi Budaya, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada.
Purwanto, A. (2022, Oktober 4). Industri Pengolahan Indonesia: Sejarah, Kebijakan, Potret, dan Peta Jalan – Kompaspedia. Kompaspedia. https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/industri-pengolahan-indonesia-sejarah-kebijakan-potret-dan-peta-jalan
Semedi, P. (2023). Kontestasi Rasionalitas Substantif. Ngasak di Jerman Selatan [Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Dalam Bidang Antropologi Pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada]. https://dgb.ugm.ac.id/buku-pidato-pengukuhan-guru-besar/
Urbanisasi dalam Gambar. (2023, Agustus 17). Interaktif Tempo. https://interaktif.tempo.co/proyek/urbanisasi-dalam-gambar/