Situasi pandemi COVID-19 yang terjadi sejak tahun 2019 menuntut masyarakat untuk beradaptasi agar tetap bertahan. Adaptasi ini akhirnya menciptakan banyak kebiasaan baru yang berdampak pada perubahan desain hunian yang popular. Salah satu contohnya, sebelum pandemi aspek bukaan pada suatu hunian bukan suatu hal yang menjadi prioritas, karena penghuni dapat menggunakan AC sebagai penunjang kenyamanan thermal. Sedangkan saat pandemi, penggunaan AC ternyata tidak disarankan karena udara tidak dapat berganti dan memungkinkan virus untuk menetap di dalamnya. Perubahan pemahaman ini akhirnya berdampak pada berubahnya desain hunian popular, dimana hunian pasca pandemi harus memenuhi kriteria rumah sehat, terutama dalam penghawaan dan pencahayaan.

Menurut American Public Health Association (APHA), terdapat beberapa kriteria rumah sehat, dua diantaranya adalah memenuhi kebutuhan fisiologis dan memenuhi kebutuhan psikologis. Kebutuhan fisiologi berupa pencahayaan, penghawaan, dan ruang gerak yang cukup. Faktor fisiologis ini dapat dipenuhi dengan pencahayaan dan penghawaan alami sehingga udara dalam ruangan dapat terus berganti. Pergantian udara yang maksimal dapat dicapai dengan penyediaan bukaan dengan ukuran dan jumlah yang tepat. Penempatan bukaan pada hunian ini selain berfungsi sebagai sumber pencahayaan dan penghawaan alam, juga berfungsi sebagai tempat penghuni untuk berjemur. Hal ini sesuai anjuran Dirjen Pengendalian dan Pencegahan Penyakit., 2020 tentang Pencegahan dan Penanganan COVID-19.

Sedangkan untuk aspek psikologis, berupa privasi dan hubungan antar keluarga, yang dapat dipenuhi dengan adanya ruang untuk mewadahi kegiatan pribadi maupun berkelompok, tentunya harus memenuhi kenyamanan dan keamanan penghuni. Kebutuhan ruang yang baik dan memenuhi standar kenyamanan, memiliki ukuran kurang lebih dari 7,2 hingga 9 m2 untuk masing-masing orang yang menghuni di dalam satu rumah. Besaran ruang yang layak berdampak pada kenyamanan dan pengaturan privasi. Semakin ideal ruang yang digunakan tentunya kebutuhan privasi dan kenyamanan aksesibilitas akan tercukupi dengan baik terutama disaat-saat pandemi yang terjadi didua tahun terakhir ini. 

Selain lebih memperhatikan bukaan dan sirkulasi udara pada ruangan, salah satu hal baru yang muncul saat dan pasca pandemi yaitu kebanyakan orang memilih untuk Work From Home (WFH). Situasi pandemi yang membatasi kegiatan masyarakat untuk berkumpul membuat banyak pegawai diharuskan untuk bekerja dari rumah (WFH). Untuk mengakomodasi kegiatan WFH ini, dibutuhkan sebuah area dimana penghuni dapat bekerja dengan nyaman dan aman dari penularan virus. Kebijakan ini memberikan dampak kepada hunian pasca pandemi, dimana muncul kebutuhan ruang baru yaitu ruang kerja.

Tak hanya WFH, pandemi juga menghasilkan tren hobi baru, yaitu merawat tanaman. Selain sebagai hobi, kebiasaan ini memberikan dampak positif bagi kesehatan penghuninya karena tanaman-tanaman ini juga berperan sebagai filter ruangan alami. Selain tumbuhan hias, masyarakat juga mulai menanam tumbuhan bumbu yang dapat digunakan di dapur. Tentu saja, kebiasaan menanam ini muncul sebagai dampak dari dibatasinya kegiatan berkumpul, termasuk dibatasinya kegiatan di pusat perbelanjaan dan adanya kekhawatiran masyarakat terpapar virus yang akhirnya membuat masyarakat mengusahakan seluruh kegiatannya di dalam rumah. Untuk memaksimalkan pertumbuhan tanaman ini, muncul kebutuhan ruang lain berupa ruangan dengan pencahayaan alami yang dapat berupa teras, balkon, maupun ruang terbuka lainnya.

Situasi pasca pandemi Covid-19 ini membuat manusia terus beradaptasi agar dapat terus bertahan.  Hunian yang dapat mendukung kesehatan dan kegiatan penghuni merupakan sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi. Penyesuaian desain dengan kebutuhan pasca pandemi berupa peletakan bukaan yang cukup, penambahan ruang kerja untuk WFH, dan penyediaan ruang sebagai tempat tanaman sekaligus berjemur merupakan beberapa cara untuk mengakomodasi kenyamanan dan keamanan penghuni rumah. Dengan hunian yang sehat, kita akan semakin jauh dari dampak pandemi.(FABP/PNG)

 

Daftar Pustaka :

Republika. 22 Mei 2022. Rumah Pascapandemi, Seperti Apakah?. Diakses pada 16 Agustus 2022/ 09.00 WIB. https://www.republika.co.id/berita/rc9ef4478/rumah-pascapandemi-seperti-apakah

Kompas.com. 22 Januari 2021. Pasca-pandemi, Desain Rumah Sehat dan Punya Balkon Makin Diminati. Diakses pada 16 Agustus 2022/ 08.00 WIB. https://properti.kompas.com/read/2021/01/27/070000221/pasca-pandemi-desain-rumah-sehat-dan-punya-balkon-makin-diminati

Dafamland. 22 Januari 2020. 5 Tanaman Hias sebagai Filter Udara di Rumah. Diakses pada 16 Agustus 2022/ 10.00 WIB. https://www.dafamland.com/article/5-tanaman-hias-sebagai-filter-udara-di-rumah

Perkim.id. 27 Juli 2020. Rumah Sehat: Apakah Bisa Dilakukan Untuk Rumah Swadaya?. Diakses pada 16 Agustus 2022/ 11.00 WIB. https://perkim.id/perumahan/rumah-sehat-apakah-bisa-dilakukan-untuk-rumah-swadaya/