Keraton Yogyakarta merupakan pusat pemerintahan yang sekaligus menjadi kediaman untuk keluarga Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Untuk dapat menjalankan kedua fungsi tersebut, dibutuhkan sumber daya manusia yang memadai. Oleh sebab itu, Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat memiliki para pekerja yang biasa di sebut dengan Abdi Dalem. Abdi Dalem ini dibagi berdasarkan tugas mereka masing-masing. Dari setiap kelompok penugasan tersebut, mereka mendapatkan pemukiman mereka sendiri yang terletak tidak jauh dari Keraton Yogyakarta. Hingga saat ini, setiap pemukiman Abdi Dalem masih dijaga kelestarian sejarahnya dan dijadikan kampung wisata.

Salah satunya adalah Kampung Gamelan. Kampung Gamelan ini merupakan pemukiman untuk para abdi dalem yang memiliki tugas mengurus kuda milik Sultan. Kampung Gamelan terletak di Kelurahan Panembahan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta. Berjarak sekitar 600 meter dari Keraton Yogyakarata, sehingga wisatawan dapat berjalan kaki ataupun menggunakan becak untuk mengelilingi kota ini.

Rumah dengan atap joglo
Sumber: Dokumentasi Caritra.org

 

Rumah dengan jendela Krepyak
Sumber: Dokumentasi Caritra.org

 

Masyarakat Kampung Gamelan masih mempertahankan nilai-nilai kearifan lokal dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Bahkan, karakteristik bangunan di Kampung Gamelan ini masih dipertahankan. Sebagian besar bangunan menggunakan atap joglo yang merupakan ciri khas rumah Jawa. Jendela yang digunakan adalah jendela krepyak yang terbuat dari material kayu. Dan setiap rumah menggunakan pagar yang tidak tinggi dan tidak menutupi pandangan ke arah rumah.

Monumen Rumah Makan Sate Puas
Sumber: Dokumentasi Caritra.org

Dahulu kala, salah satu bangunan pada Kampung Gamelan digunakan sebagai tempat pejuang untuk menyusun strategi melawan penjajahan. Rumah tersebut merupakan bangunan milik warga yang disulap menjadi rumah makan sebagai bentuk penyamaran. Kini, rumah tersebut dijadikan sebagai tempat untuk memajang keris yang dapat dikunjungi oleh wisatawan secara gratis.

Monumen Gamel
Sumber: Dokumentasi Caritra.org

Selain itu, kampung gamelan memiliki monumen perjuangan yang terdapat pada pintu masuknya. Monumen perjuangan Gamel ini dibuat sebagai bentuk persembahan dan ucapan terima kasih atas jasa pahlawan Abdi Dalem Gamel. Monumen tersebut menggambarkan seorang Abdi Dalem dengan seekor kudanya yang sedang berdiri gagah. Terdapat relief-relief yang menceritakan aktivitas warga pada saat berperang, upacara, dan saat mengolah kekayaan alamnya. Monumen ini diresmikan oleh Sultan Hamengkubwono X pada tanggal 9 Oktober 1991 dan menjadi focal point untuk Kampung Wisata Gamelan.

 

Kampung Gamelan menyajikan “suasana jogja” dengan segala ciri khas dan kearifan lokal yang dimilikinya. Pengunjung dapat berkeliling kampung ini dengan berjalan kaki karena akses jalan yang dapat dilalui dengan nyaman. Terdapat pula penginapan dan area kuliner di sekitar kampung yang dapat dinikmati oleh wisatawan saat berkunjung. Dengan sejarah dan suasana yang dimiliki, Kampung Gamelan merupakan destinasi wisata yang tepat untuk menambah wawasan sekaligus menghilangkan kepenatan (AFH/SA).

 

 

 

Referensi

Widianto. Danar. (2018). Nilai Kearifan Lokal Masih Melekat di Kampung Gamelan, Nih Buktinya. Diakses pada 29 Agustus 2022. https://www.krjogja.com/berita-lokal/diy/yogyakarta/nilai-kearifan-lokal-masih-melekat-di-kampung-gamelan-nih-buktinya/

Wardoyo. Yoyo. (2014). Monumen Perjuangan Gamel Yogyakarata. Diakses pada 31 Agustus 2022. https://visualjalanan.org/web/monumen-perjuangan-gamel/

Radar Jogja. (2022). Warung Sate Puas, Kamuflase Tempat Susun Strategi. Diakses pada 31 Agustus 2022. https://radarjogja.jawapos.com/jogja-raya/2022/08/17/warung-sate-puas-kamuflase-tempat-susun-strategi/