Yogyakarta tidak hanya lekat dengan citra kota pelajarnya, namun adapula potensi wisata yang tak kalah menawan. Kota wisata yang tidak pernah tidur, rasanya pas guna menggambarkan bervariasinya lokasi wisata dan menjamurnya wisatawan di Yogyakarta. Jenis wisata yang dimiliki Jogja beragam, mulai dari wisata kuliner, wisata alam hingga wisata budaya. Diantara banyaknya pilihan destinasi wisata di Yogyakarta, terdapat destinasi wisata yang menjadi bukti kejayaan kota saat masa kerajaan.

Kasultanan Yogyakarta kala itu membangun keraton dengan berbagai sarana dan prasarana yang mampu menguatkan eksistensi kerajaan, diantaranya dengan membangun, pesanggrahan, benteng dan beberapa pemukiman abdi dalem. Bangunan tersebut, pada masa kini menjadi destinasi wisata budaya unggulan di Kota Yogyakarta. Pesanggrahan Rejowinangun salah satunya. Pesanggrahan yang dibangun pada tahun 1877 saat Sultan HB II masih bergelar sebagai Putra Mahkota tersebut, memiliki kolam dengan air tanah yang terangkat naik ke permukaan. Fitur dari pesanggrahan inilah yang menjadi dasar toponim bagi kampung disana dan kini menjadi nama bagi Kecamatan Umbulharjo.

Pesanggrahan Rejowinangun memiliki banyak cerita yang menarik untuk dibicarakan kembali. Pada masa kemerdekaan Indonesia, Pesanggrahan Rejowinangun menjadi salah satu bangunan budaya yang terlupakan oleh pemerintah. Kerusakan bangunan merebak dimana-mana, hingga pada tahun 2009, 64 tahun pasca kemerdekaan Indonesia, Pesanggrahan Rejowinangun mendapatkan pemugaran untuk yang pertama kalinya. Pemugaran tersebut kemudian berlanjut pada tahun 2015-2016. Tahun 2017 secara resmi dibuka sebagai lokasi wisata budaya dengan nama Situs Warungboto. Penamaan tersebut disesuaikan dengan wilayah administrasi pesanggrahan yang masuk dalam Kelurahan Warungboto.

Situs Warungboto tepatnya berada di Jalan Veteran No. 77 Kelurahan Warungboto, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Lokasi wisata ini memiliki aksesibilitas yang sangat baik karena dekat dengan pusat kota, dilalui jalan kolektor, dan transportasi umum, sehingga wisatawan memiliki banyak pilihan moda untuk mencapai lokasi. Eksistensi wisata disini, meningkat pesat pasca keluarnya foto pra-nikah dari anak kedua Presiden Joko Widodo yang salah satunya berlokasi di Situs Warungboto.

Gambar 1. Foto Pra-nikah Putri Presiden Joko Widodo di Situs Warungboto
Sumber: allseasons-photo/bridestory

 

Situs Warungboto menawarkan keindahan bangunan lama, serta sejarah dan kebudayaan yang melekat dari masa Kasultanan Yogyakarta. Pengunjung yang datang sebagian besar memiliki tujuan untuk berfoto, menikmati arsitektur bangunan, dan keindahan pemandangan kala matahari terbenam, serta adapula pengunjung yang datang untuk mempelajari arsitektur bangunan. Hal menarik dari destinasi ini adalah akses masuk yang gratis, sehingga Situs Warungboto dapat menjadi ruang publik yang inklusif. Pengunjung hanya perlu membayar Rp3000,- untuk biaya parkir motor atau Rp10.000,- untuk parkir mobil.

Gambar 2. Aktivitas Pengunjung Pada Wisata Situs Warungboto
Sumber: Dokumentasi Caritra.org

 

Destinasi wisata juga telah dilengkapi dengan papan penanda kawasan, tempat sampah, toilet, dan penjual makanan. Namun, warga sebagai pengelola kawasan juga perlu memperhatikan bagian welcoming area. Dimana pada bagian ini perlu untuk ditambahkan peneduh, sehingga ada tempat untuk duduk bersantai bagi wisatawan. Penjelasan terkait Situs Warungboto juga perlu untuk diletakkan pada bagian depan di welcoming area tersebut.

 

 

Mengunjungi Situs Warungboto layaknya melepas penat di tengah ramainya Kota Yogyakarta. Akses yang mudah, biaya yang terjangkau dengan pemandangan khas Kasultanan Yogyakarta yang ditawarkan, menjadikan Situs Warungboto sangat layak untuk dikunjungi. (IA/SA).

 

Referensi:

BPCB DIY. (2017). Sekilas Sejarah tentang Situs Warungboto. Diakses melalui https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbyogyakarta/situs-warungboto-yogyakarta-pesanggrahan-rejawinangun/

Anonim. Umbul Rejowinangun. Diakses melalui https://arsipdanperpustakaan.jogjakota.go.id/avemaria/index.php?huruf=U