Dalam perkembangan sebuah perkotaan, fasilitas transit intermoda dan kawasan transit telah menjadi aspek yang tidak terlepaskan. Fasilitas transit intermoda sendiri merupakan sebuah kawasan binaan yang di dalamnya terdiri dari berbagai fasilitas transportasi dengan harapan dapat digunakan secara maksimal oleh masyarakat umum. Area di sekitar titik transit merupakan sebuah kawasan yang potensial bagi pengembangan suatu daerah. Hal ini berkaitan dengan kemudahan akses yang ditawarkan dengan adanya fasilitas transit di kawasan Transit Oriented Development (TOD).

Pembangunan berorientasi Transit Oriented Development (TOD) merupakan sebuah pola pembangunan tata kota yang terintegrasi dengan sistem transportasi sehingga menciptakan sebuah kota yang efisien. Konsep Transit Oriented Development (TOD) memiliki sebuah tujuan yaitu untuk memberikan sebuah alternatif dan pemecahan masalah bagi pertumbuhan metropolitan yang cenderung memiliki pola pengembangan yang berorientasi. Konsep Kawasan Transit Oriented Development (TOD) mengintegrasikan jaringan transit secara regional dan melengkapi strategi pengembangan lingkungan yang telah ada di sekitar simpul transit. Kawasan Transit Oriented Development (TOD) menggabungkan guna lahan residensial, perdagangan, jasa, perkantoran, ruang terbuka, dan ruang publik sehingga memudahkan masyarakat dan pengguna untuk melakukan perjalanan dengan berjalan kaki, sepeda, maupun moda transportasi umum (Calthorpe, 1993).

Dibawah ini beberapa manfaat pengembangan sebuah kota dengan konsep Kawasan Transit Oriented Development (TOD):

  1. Mengurangi jumlah pengguna kendaraan pribadi sehingga terhindar dari kemacetan, polusi udara, serta emisi gas rumah kaca.
  2. Meningkatkan angkutan penumpang transit dan pendapatan daerah dari tarif angkutan.
  3. Memperluas mobilitas dengan mengurangi ketergantungan terhadap kendaraan pribadi, sehingga bisa mengurangi biaya transportasi.
  4. Meningkatkan akses terhadap pekerjaan dan memberikan kesempatan ekonomi bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
  5. Membuat atau menciptakan komunitas pejalan kaki guna mengakomodasi masyarakat supaya hidup lebih sehat dan aktif.

Salah satu contoh negara yang sukses menerapkan konsep kawasan Transit Oriented Development (TOD) yaitu Singapura. Keberhasilan penerapan konsep kawasan Transit Oriented Development (TOD) membuat banyak warga Singapura dimanjakan dengan fasilitas dan infrastruktur, terutama transportasi massal yang terintegritas dengan hunian dan tempat aktifitas sehari-hari. Adanya konsep kawasan Transit Oriented Development (TOD) ini telah mendorong masyarakat untuk memusatkan aktivitas sehari-hari disekitar stasiun transit atau paling tidak masih di dalam koridor transit.

Pemerintah, perencana kota, dan para pemangku kepentingan lainnya di Indonesia perlu mengadopsi prinsip-prinsip Transit Oriented Development (TOD) untuk diterapkan di kawasan-kawasan transit. Namun ada dua kunci yang perlu diperhatikan pada penerapan konsep Transit Oriented Development (TOD) di Indonesia adalah:

  1. Perlunya dukungan sistem transit berkapasitas tinggi dengan rute yang cukup dengan jangkauan hingga regional dan persyaratan headway yang cukup pendek yang mampu mendorong perkembangan lingkungan disekitar simpul transit
  2. Perlunya menciptakan lingkungan yang ramah untuk moda transportasi tidak bermotor.

Penerapan konsep Transit Oriented Development (TOD) di Indonesia diharapkan dapat menciptakan kawasan-kawasan transit yang nyaman dan memberikan kemudahan bagi para penggunanya untuk melakukan berbagai aktivitas sehari-hari, dan mampu menciptakan penataan kota yang lebih baik! (PDS)

 

Daftar pustaka: