Keberadaan bus Trans Metro Dewata di wilayah aglomerasi Sarbagita di Bali diharapkan dapat mendorong penggunaan transportasi publik. Agar optimal, program angkutan massal perkotaan membutuhkan komitmen pemerintah.

 

”Busnya bersih, nyaman, dan tidak perlu lama menunggu,” kata Usman (60), penumpang bus Trans Metro Dewata yang bertolak dari Sentra Parkir Kuta, Kuta, Kabupaten Badung, Kamis (9/6/2022). Hari itu Usman berencana ke Terminal Ubung yang berlokasi di Kota Denpasar.

Usman memilih menumpang bus Trans Metro Dewata lantaran bus tersebut masih digratiskan sehingga sangat menghemat biaya transportasi. ”Kalau naik angkutan sewa lainnya, paling sedikit butuh biaya Rp 50.000 per sekali jalan,” ujar lelaki asal Tulungagung, Jawa Timur, itu.

Keberadaan bus Trans Metro Dewata bagi Wili (13), pelajar sekolah menengah pertama di Kota Denpasar, juga memberikan kemudahan baginya untuk bepergian. ”Bus ini menarik. Kebetulan masih masa gratis, beberapa kali saya menumpanginya untuk pergi ke tempat-tempat wisata, misalnya ke Kuta,” kata Wili saat menumpang bus Trans Metro Dewata pada Sabtu (28/5/2022).

Kondisi angkutan umum di Bali nyaris tidak berubah selama dua dekade. (I Made Rai Ridarta).

 

Adapun bagi Ni Putu Noni (38), warga Kota Denpasar, keberadaan bus itu sangat berarti. Hampir setiap hari ia menumpang bus Trans Metro Dewata karena lokasi haltenya dekat tempat ia tinggal dan lokasi tujuannya dilewati bus Trans Metro Dewata. ”Bus ini bersih dan nyaman, selain waktu tempuhnya tidak lama,” kata Noni yang menumpang bus Trans Metro Dewata dari halte GOR I Gusti Ngurah Rai, Kota Denpasar, Sabtu (28/5/2022).

Awal operasional

Kehadiran bus Trans Metro Dewata sebagai layanan angkutan massal perkotaan berbasis jalan di Bali, khususnya di kawasan Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar, dan Kabupaten Tabanan (Sarbagita), dimulai awal September 2020. Layanan bus dengan program buy the service (BTS) di kawasan aglomerasi Sarbagita ini melengkapi layanan angkutan umum bus Trans Sarbagita yang sudah dioperasikan sejak 2011.

 

Bus Rapid Transit (BRT) Trans Metro Dewata sebagai program buy the service (BTS) angkutan publik di Kota Denpasar dan kawasan aglomerasi Sarbagita di Bali. Suasana di kawasan Sentra Parkir Kuta, Badung, yang termasuk koridor layanan bus Trans Metro Dewata, Kamis (9/6/2022).

 

Dalam peluncuran program BTS bus Trans Metro Dewata di area Pasar Badung, Kota Denpasar, Senin (7/9/2020), pihak Kementerian Perhubungan yang dihadiri Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi menyatakan, Kementerian Perhubungan menjalankan program buy the service melalui layanan bus Trans Metro Dewata ini untuk jangka panjang, setidaknya selama lima tahun.

Saat acara peluncuran bus Trans Metro Dewata itu, Budi menyatakan, pemerintah mendorong pemerintah daerah membuat manajemen rekayasa agar masyarakat di daerah mau beralih dari angkutan pribadi ke angkutan umum, selain penyediaan angkutan umum menjadi kewajiban pemerintah.

Berdasarkan pencatatan Badan Pusat Statistik Provinsi Bali yang mengacu data Badan Pendapatan Provinsi Bali, hingga tahun 2020 terdapat 4,438 juta unit kendaraan bermotor di Bali. Populasi terbesar adalah jenis kendaraan pribadi, khususnya sepeda motor yang jumlahnya 3,811 juta unit.

Bus Rapid Transit (BRT) Trans Metro Dewata sebagai program buy the service (BTS) angkutan publik di Kota Denpasar dan kawasan aglomerasi Sarbagita di Bali. Suasana dari dalam bus Trans Metro Dewata ketika melintasi rute Jalan Imam Bonjol, Kota Denpasar, Sabtu (28/5/2022).

Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Wilayah Bali I Made Rai Ridartha mengatakan, pelayanan transportasi publik di Bali mengalami tantangan, terutama keengganan masyarakat beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan umum. Hal itu dilatari kondisi angkutan umum di Bali yang masih ”berwajah lama”, yakni identik dengan tidak nyaman, tidak bersih, dan tidak jelas waktu keberangkatannya.

”Kondisi angkutan umum di Bali nyaris tidak berubah selama dua dekade,” kata Ridartha yang dihubungi pada Kamis (9/6/2022).

Menurut Ridartha, angkutan umum termasuk paling awal melayani kebutuhan mobilitas masyarakat di Bali, khususnya di kawasan perkotaan. Sampai akhir 1970 hingga awal 1980-an, warga Kota Denpasar masih dilayani angkutan becak motor (bemo) beroda tiga. Moda angkutan bemo roda tiga itu kemudian digantikan bemo roda empat, yang menjadi angkutan dalam kota, mulai 1990-an.

Layanan transportasi publik di Kota Denpasar dan di Bali mengalami tantangan dengan maraknya program kredit kendaraan bermotor, terutama kredit pembelian sepeda motor, pada 1990-an. Menurut Ridartha, mudahnya kepemilikan kendaraan bermotor secara kredit itu mendorong masyarakat untuk membeli kendaraan bermotor, khususnya sepeda motor.

”Kepemilikan sepeda motor marak di Bali karena kendaraan roda dua itu dianggap lebih praktis dan tidak mahal serta cocok untuk memenuhi kebutuhan mobilitas pemiliknya,” kata Ridartha yang juga menjabat Sekretaris Dinas Perhubungan Kabupaten Gianyar.

Kehadiran bus Trans Sarbagita, kemudian bus Trans Metro Dewata yang dilengkapi sejumlah fitur dan fasilitas untuk keamanan dan kenyamanan penumpang dengan memanfaatkan teknologi dan Internet of Things (IoT), misalnya, kamera CCTV dan pembayaran dapat menggunakan uang elektronik serta dikoneksikan dengan layanan aplikasi TEMAN Bus, diharapkan dan dirancang untuk mendorong penggunaan angkutan publik.

 

”Di negara-negara maju, keberadaan transportasi publik menjadi kebutuhan. Selain karena transportasi publik lebih efisien dan praktis, meskipun kepemilikan kendaraan pribadinya juga banyak, angkutan umum juga andil dalam hal efisiensi ekonomi dan efektivitas penggunaan bahan bakar,” ujar Ridartha.

Memang, dibutuhkan waktu yang lama agar masyarakat mengoptimalkan layanan transportasi publik sehingga program transportasi publik menjadi sukses. ”Selain itu, dibutuhkan pula komitmen dari pemerintah, baik dari eksekutif maupun legislatif, karena pengembangan angkutan publik tidak hanya dihitung secara finansial, tetapi juga harus dihitung secara ekonomi,” ujarnya.

Terkait pelayanan publik di Kota Denpasar, Pemerintah Kota Denpasar juga mengupayakan penyediaan bus sekolah. Saat ini Pemkot Denpasar menyediakan 13 unit bus sekolah dengan jumlah penerima layanan saat ini sebanyak 656 orang siswa. Bus sekolah dilengkapi fasilitas kamera CCTV, selain terdapat fasilitas multimedia. Selain untuk mengurangi jumlah penggunaan kendaraan pribadi, penyediaan bus sekolah juga bertujuan mewujudkan keselamatan bagi para siswa di Kota Denpasar.

Selain bus sekolah bagi pelajar, beroperasi pula Trans Metro Dewata sebagai program Buy The Service (BTS) Teman Bus yang melengkapi bus Trans Sarbaita. Trans Metro Dewata saat ini melayani lima koridor yang menghubungkan kawasan aglomerasi Sarbagita. Keseluruhan koridor Trans Metro Dewata tersebut melalui wilayah Kota Denpasar.

Bus Trans Metro Dewata menjadi bus rapid transit (BRT) dengan rute layanan saat ini di lima koridor, yakni koridor 1 dari Sentra Parkir Kuta (Badung)-Terminal Pesiapan (Tabanan); koridor 2 dari GOR I Gusti Ngurah Rai (Kota Denpasar)-Bandara I Gusti Ngurah Rai (Badung); koridor 3 dari Terminal Ubung (Kota Denpasar)- Pantai Matahari Terbit (Kota Denpasar); koridor 4 dari Terminal Ubung (Kota Denpasar)-Sentra Parkir Monkey Forest Ubud (Gianyar); dan koridor 5 Sentra Parkir Kuta (Badung)-Terminal Ubud (Kota Denpasar).

Ketua DPD Organisasi Angkutan Daerah (Organda) Provinsi Bali Ketut Eddy Dharma Putra menyebutkan, selain Trans Metro Dewata, beroperasi pula Trans Sarbagita yang melayani angkutan publik di wilayah Kota Denpasar dan sekitarnya.

Dihubungi pada Sabtu (28/5/2022), Eddy mengatakan, bus angkutan umum dalam program buy the service (BTS) Trans Metro Dewata memiliki kelebihan, di antaranya waktu antara (headway) yang pasti, yakni setiap 10 menit, menggunakan penyejuk ruangan (AC), dan ibekali peralatan canggih berbasis Internet of Things (IoT), misalnya kamera CCTV, sensor alarm bagi pengemudi, dan sensor penghitung jumlah penumpang.

Secara terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Kota Denpasar I Ketut Sriawan menyatakan, rute atau trayek angkutan umum di Kota Denpasar masih perlu ditingkatkan dari sisi kualitas dan diintegrasikan dengan lebih baik. Keberadaan angkutan umum yang memadai, menurut Sriawan, saat dihubungi pada Sabtu (28/5/2022), diharapkan mendukung upaya pengurangan penggunaan kendaraan pribadi.

 

Sumber: Kompas