Bertambahnya jumlah populasi penduduk di dunia menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya penambahan jumlah produksi sampah. Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) tahun 2022, menunjukkan bahwa sumber sampah terbesar berasal dari rumah tangga yang mencapai 43.3%. Sementara itu, jenis sampah terbanyak berasal dari sisa makanan sebesar 41.1%. Oleh karena itu, saat ini sampah domestik khususnya yang berasal dari sisa makanan menjadi masalah utama di Indonesia.  Diperlukan upaya untuk mengurangi sampah rumah tanga yang berasal dari makanan.

Grafik: Komposisi Sampah
Sumber: SIPSN.MENLHK, 2022

 

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi timbunan sampah rumah tangga yaitu dengan membuat eco enzyme. Eco enzyme adalah hasil dari fermentasi limbah dapur organik, gula, dan air dengan perbandingan 3 : 1 : 10 (Syofia, 2021). Pembuatan eco enzym ini hanya menggunakan sampah dapur yang ada di rumah seperti, sayuran, kulit buah, dan sisa makanan. Berikut langkah-langkah pembuatan eco enzyme menurut Ibu Dra. Nina Nurviana, M.Ds. (2021):

  1. Siapkan bahan yang dibutuhkan seperti sisa buah-sayur, gula (gula jawa, gula merah, atau gula tebu) dan air.
  2. Cuci sisa sampah buah dan sayur sampai bersih.
  3. Campurkan semua bahan kedalam sebuah wadah tertutup dengan komposisi 3 : 1: 10. Artinya 3 bagian sisa buah-sayur, 1 bagian gula, dan 10 bagian air.
  4. Simpanlah wadah tertutup di tempat kering dan sejuk. Buka penutup wadah setiap hari selama 1-2 menit pada minggu pertama dan dua hari sekali pada minggu kedua dan ketiga untuk menghilangkan gas hasil fermentasi.
  5. Pada bulan ketiga hasil fermentasi eco enzyme siap untuk dipanen.

 

Hasil dari pengolahan eco enzyme ini akan bermanfaat untuk bahan pembersih perabotan rumah, pakaian, rambut, badan, hingga pengobatan obat luka/bisul. Selain itu, sisa fermentasi berupa ampas dapat dimanfaatkan sebagai pengharum ruangan dan bahkan menjadi pupuk organik (Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, 2022).

Gambar: Proses pembuatan eco enzyme
Sumber: zerowaste.id

 

Permasalahan sampah memang bukanlah hal yang mampu diselesaikan langsung dari tiap rumah. Namun, pengelolaan sampah sejak dini diharapkan mampu menekan jumlah timbulan sampah yang terus menumpuk dan tak dapat terurai di penampungan akhir. Oleh sebab itu, sebisa mungkin pengelolaan sampah harus dimulai dan dikelola dari zona penghasil terkecil yaitu rumah tangga salah satunya menggunakan eco enzyme. Pembuatan larutan eco enzyme ini cukup sederhana sehingga dapat dilakukan dimana saja. Dengan melakukan pembuatan eco enzyme berarti secara tidak langsung kita telah menerapkan gaya hidup berkelanjutan yang lebih ramah lingkungan. Jadi menjawab pertanyaan di atas, bisakah eco-enzyme mengurangi sampah sisa makanan, tentu dengan lantang kita akan yakin menjawab sangat bisa !!!, bahkan mampu menambahkan ekonomi keluarga ketika dikembangkan. (ZNF/SA)

 

 

 

 

Referensi:

Anonim. 2023. “Grafik Komposisi Sampah” dalam https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/. Diakses pada 27 Februari 2023 pukul 08.44 WIB.

Anonim. 2022. “Mengenal Ekoenzim dan Manfaatnya” dalam https://distanpangan.baliprov.go.id/mengenal-ekoenzim-dan-manfaatnya/#:~:text=Ekoenzim%20adalah%20hasil%20fermentasi%20limbah,dapat%20menurunkan%20efek%20rumah%20kaca. Diakses pada 27 Februari 2023 pukul 22.00 WIB.

Darmayanti, Tesa Eka. 2021. “Cara Membuat Eco-Enzyme yang Ramah Lingkungan” dalam https://news.maranatha.edu/featured/cara-membuat-eco-enzyme-yang-ramah-lingkungan/#:~:text=Caranya%20adalah%20dengan%20mencampurkan%20air,sayur%2C%20dan%201%20bagian%20gula. Diakses pada 06 Maret 2023 pukul 9.00 WIB.

Rahmayanti, Syofia. 2021. “Eko-Enzim: Pengolahan Sederhana Sampah Rumah Tangga, Hasilkan Cairan Serbaguna” dalam https://www.menlhk.go.id/site/single_post/3998/eko-enzim-pengolahan-sederhana-sampah-rumah-tangga-hasilkan-cairan-serbaguna#:~:text=Eko%2Denzim%20adalah%20hasil%20dari,pemanfaatan%20sampah%20buah%20atau%20sayuran.  Diakses pada 06 Maret 2023 pukul 08.30 WIB.