Permasalahan umum perumahan rakyat:

  • Kebutuhan akan perumahan baru yang semakin meningkat dari tahun ke tahun dikarenakan perumbuhan penduduk Indonesia yang terus meningkat. Sementara dari sisi penyediaan, jumlah rumah yang terbangun belum mampu memenuhi pertumbuhan itu sendiri.
  • Pemanfaatan lahan perkotaan makin mempersulit warga berpenghasilan rendah untuk memiliki rumah, karena kenaikan harga tanah menjadi pendongkrak utama kenaikan harga rumah yang naik rata-rata 20% per tahun
  • Saat ini Indonesia sudah mendekati krisis perumahan, karena jumlah backlog perumahan sudah mencapai 15 juta dengan tambahan satu juta pertahun

Isu Pembiayaan Perumahan

  • Affordability à tingkat keterjangkauan MBR untuk memenuhi kebutuhan rumah masih rendah, baik membeli dari pengembang, membangun secara swadaya maupun meningkatkan kualitas rumah yang tidak layak huni
  • Availability à ketersediaan dana maupun pola/skema untuk bantuan pembiayaan perumahan MBR masih terbatas
  • Accessibility à akses MBR ke sumber pembiayaan perumahan (lembaga keuangan) untuk mendapatkan KPR masih terbatas
  • Sustainability à sumber dana pembiayaan perumahan masih bersifat jangka pendek sehingga tidak dapat berkelanjutan untuk KPR yang bersifat jangka panjang (maturity mismatch)

Tantangan Penyediaan Perumahan di Indonesia

Pesatnya pertumbuhan penduduk di perkotaan akibat pertumbuhan secara alami dan urbanisasi menyebabkan peningkatan kebutuhan hunian di perkotaan. Namun, keterbatasan lahan merupakan tantangan krusial yang dihadapi dalam upaya pemenuhan hunian layak dan terjangkau.

  1. Tantangan Backlog Kepemilikan dan Rumah Tidak Layak Huni yang masih besar
    • Jumlah backlog yang masih besar (7,63 juta rumah dan 2,38 juta RTLH)
    • Rincian Defisit Perumahan
      • +- 6,53 Juta Backlog Rumah MBR Non Fixed Income
      • +- 1,1 Juta Backlog Rumah MBR Fixed Income
      • +- 2,38 Juta Backlog RTLH MBR Non Fixed Income
    • Potensi MBR Non Fixed Income seperti:
      • Pedagang Keliling à Jumlah penduduk 22 juta jiwa dan yang belum memiliki rumah +- 2,3 juta jiwa
      • Nelayan à Jumlah penduduk 3 juta jiwa dan yang belum memiliki rumah +- 300 ribu jiwa
      • Peternak à Jumlah penduduk 14 juta jiwa dan yang belum memiliki rumah +- 1,3 juta jiwa
      • Petani à Jumlah penduduk 28 juta jiwa dan yang belum memiliki rumah +- 2,7 juta jiwa

(Sumber: Data BPS diolah oleh Kemen PUPR)

  1. Tantangan Rumah Tidak Layak Huni à Ketidakseimbangan antara supply dan demand lahan menyebabkan tingginya harga lahan. Selain itu, kebutuhan masyarakat berpenghasilan rendah untuk tinggal di dekat tempat bekerja menyebabkan masyarakat tinggal di hunian tidak layak (57,70%) dimana sebagian diantaranya menempati permukiman kumuh atau ilegal.
  2. Tantangan Pembangunan Penyediaan Rumah untuk Millenial à Kebutuhan perumahan generasi Millenial (Jumlah Penduduk Millenial Tahun 2019 +- 81 Juta Jiwa). Pertumbuhan populasi generasi millenial mendorong meningkatnya kebutuhan akan perumahan yang layak huni, berkualitas dan terjangkau di masa mendatang.