Generasi Z, yang lahir antara 1997 dan 2012, tumbuh di tengah perubahan cepat era digital dan dihadapkan pada tantangan global seperti krisis ekonomi. Sebuah survei Deloitte (Gen Z and Millennial Survey) tahun 2024 melibatkan 14.483 Gen Z dari berbagai negara mengungkapkan bahwa mayoritas responden (lebih dari 65%) melihat krisis ekonomi dan perubahan iklim sebagai faktor utama yang membentuk pandangan mereka tentang masa depan. Mereka lebih memilih untuk fokus pada pengalaman dan kualitas hidup ketimbang hanya mengejar barang-barang materi. Akibatnya, frugal living, gaya hidup hemat yang menekankan nilai dan kepuasan hidup—telah menjadi tren dominan di kalangan mereka.
Frugal living bukan hanya sekadar mengurangi pengeluaran, melainkan sebuah pendekatan yang mengutamakan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana untuk mencapai kepuasan hidup yang sejati. Pandemi Covid-19 dan ketidakpastian iklim telah memperkuat relevansi gaya hidup ini. Profesor filosofi pendidikan John White, dalam tulisannya “The Frugal Life, and Why We Should Educate for It,” menekankan bahwa adopsi frugal living adalah kunci untuk membentuk generasi masa depan yang lebih bijaksana dalam pengelolaan sumber daya. Tokoh-tokoh ternama seperti Mark Zuckerberg dan Steve Jobs juga dikenal menerapkan prinsip ini, menggarisbawahi bahwa frugal living adalah strategi hidup yang dapat beradaptasi dengan tantangan global saat ini.
Beberapa waktu lalu, seorang wanita berkebangsaan Jepang, Saki Tamogami berhasil membuat netizen kagum, karena ia dapat memiliki tiga rumah di usia 34 tahun. Pencapaian itu merupakan hasil dari menabung dengan gaya hidup frugal living. Setelah lulus kuliah, Tamogami bekerja sebagai agen properti dan sangat berhati-hati dalam mengelola keuangannya. Ia memasak semua makanannya di rumah dan tidak akan membeli apapun tanpa diskon. Sehingga, dalam satu hari ia hanya menghabiskan uang makan sebesar 200 yen atau Rp. 21.000;00 saja. Dengan gaya hidup tersebut, ia dapat mengumpulkan uang dan aset hanya dalam 15 tahun.
Mereka yang memutuskan untuk menerapkan gaya hidup frugal living berarti telah memperhitungkan keuangannya dengan hati-hati, sesuai dengan kebutuhan atau nilai barang yang akan dibeli agar tidak berakhir sia-sia. Dengan begitu, uang yang mereka miliki bisa ditabung atau diinvestasikan. Begitu pula yang terjadi pada saat memilih hunian, mereka akan sangat selektif dalam memutuskan tipe hunian dan status kepemilikan hunian tersebut. Umumnya, mereka akan mempertimbangkan 3 alasan mendasar dalam memilih hunian, diantaranya:
- Pengelolaan Biaya
Seorang dengan gaya hidup frugal living berusaha mengurangi pengeluaran yang tidak perlu, termasuk biaya hunian. Mereka cenderung memilih hunian yang lebih murah dan efisien dalam penggunaan sumber daya, seperti membandingkan harga dan mencari diskon.
- Kualitas dan Fungsi
Frugalis lebih memprioritaskan fungsi hunian daripada estetika. Mereka memilih hunian yang cukup untuk kebutuhan sehari-hari tanpa harus membeli barang-barang yang tidak diperlukan. Sehingga dalam beberapa kesempatan, mereka justru lebih banyak memutuskan untuk mengontrak rumah.
- Sederhana dan Hemat
Gaya hidup frugal living berfokus pada kesederhanaan dan menghindari pemborosan. Tidak terlepas dari tujuan utama frugal living, menghemat uang adalah upaya untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang, baik melalui tabungan ataupun investasi.
Pada akhirnya, keputusan untuk menyewa atau membeli rumah adalah pilihan pribadi yang sangat bergantung pada kondisi finansial dan tujuan hidup masing-masing. Tidak ada jawaban yang benar atau salah. Namun secara keseluruhan, frugal living bagi generasi Z adalah sebuah pilihan gaya hidup yang sadar, bijaksana, dan berorientasi pada masa depan. Ini bukan hanya tentang menghemat uang, tetapi juga tentang menciptakan kehidupan yang lebih bermakna dan berkelanjutan. (PNA)
Sumber:
www.djkn.kemenkeu.go.id (2022). Frugal Living, Gaya Hidup yang Patut Ditiru Oleh ASN. Diakses melalui (https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-sumut/baca-artikel/15091/Frugal-Living-Gaya-Hidup-yang-Patut-Ditiru-Oleh-ASN) pada Senin, 2 September 2024
www.linktown.co.id (2023). Yuk Terapkan Konsep Frugal Living Agar Cepat Bisa Beli Rumah. Diakses melalui (https://www.linktown.co.id/blog/konsep-frugal-living/) pada Senin, 2 September 2024
www.cnnindonesia.com (2024). Beli Rumah Vs Ngontrak, Lebih Untung Mana? Diakses melalui (https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20240216151030-83-1063581/beli-rumah-vs-ngontrak-lebih-untung-mana/2) pada Senin, 2 September 2024
www.deloitte.com (2024). 2024 Gen Z and Millennial Survey. Diakses melalui (https://www.deloitte.com/content/dam/assets-shared/docs/campaigns/2024/deloitte-2024-genz-millennial-survey.pdf?dlva=1) pada Selasa, 3 September 2024
Zaman, S. N. (2024). Survey Deloitte: Kekhawatiran Gen Z dalam Hidup. AKADEMIK: Jurnal Mahasiswa Humanis, 4(1), 54-62.