Pandemi Covid-19 memiliki dampak yang cukup besar terhadap berbagai sektor kegiatan di Indonesia, terutama sektor ekonomi dan sektor perumahan. Pada masa pandemi Covid-19 ini, sektor perumahan mengalami berbagai transformasi antara lain menurunnya daya beli masyarakat. Di sisi lain, semakin maraknya pernikahan yang terjadi pada masa pandemi Covid-19 juga menjadi tantangan di sektor perumahan karena setiap rumah tangga baru akan memerlukan rumah untuk tinggal.[1]

Penyediaan rumah murah menjadi salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan perumahan di masa pandemi Covid-19 ini. Menurunnya daya beli masyarakat akibat pandemi menyebabkan penyediaan rumah murah perlu digencarkan. Salah satunya melalui “Program Sejuta Rumah” yang ditujukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah agar dapat memiliki rumah. Program yang diinisiasi sejak tahun 2015 ini juga masih berjalan hingga sekarang. Meskipun terkendala pandemi COVID-19, pada tahun 2020 pelaksanaan pembangunan Program Sejuta Rumah bahkan mencapai angka 965.217 unit rumah di seluruh Indonesia.[2]

Dalam memilih rumah, minat masyarakat terkait bentuk rumah juga mengalami transformasi. Hal ini disebabkan karena adanya transformasi kebiasaan, dimana sebagian besar masyarakat lebih banyak menghabiskan waktu di rumah pada masa pandemi Covid-19 ini. Model rumah Scandinavian menjadi salah satu pilihan utama dalam memilih rumah. Rumah dengan model ini dinilai lebih sehat dengan adanya banyak bukaan sehingga sinar matahari dan udara segar lebih banyak yang masuk ke dalam rumah.[3]

Rumah sehat menjadi tren perumahan dalam situasi pandemi Covid-19 saat ini. Sebagian masyarakat mulai mengubah konsep rumah yang ada menjadi rumah sehat, salah satu caranya dengan menanam tanaman di sekitar pekarangan maupun menanam tanaman di dalam pot.

Rumah sehat juga berarti memberikan kenyamanan bagi penghuni rumah untuk tinggal dan beraktivitas di dalam rumah. Perubahan pola kerja seperti Work from Home (WFH) dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan psikologis penghuni rumah. Maka rumah sehat perlu mengakomodasi hal tersebut melalui desain yang menghadirkan beberapa aspek, antara lain:

  1. Adanya bukaan ventilasi yang memadai

Bukaan ventilasi difungsikan agar sirkulasi udara yang berada di dalam rumah menjadi lebih baik. Ventilasi dapat dibuat dengan sistem cross ventilation agar udara yang masuk dapat menggantikan udara yang ada di dalam rumah dan juga perlu untuk memastikan setiap ruangan mendapatkan sirkulasi udara yang baik.

  1. Sediakan pencahayaan alami yang cukup dan tidak berlebihan

Pencahayaan alami selain untuk mengurangi konsumsi energi listrik dapat digunakan untuk mengurangi kelembapan udara yang ada di dalam rumah. Pencahayaan alami juga dapat menjadi sarana memenuhi kebutuhan sinar matahari bagi tubuh manusia yang tentunya dengan intensitas yang cukup dan tidak berlebihan.

  1. Nuansa hijau dengan vegetasi

Vegetasi menjadi unsur penting dalam pembangunan rumah sehat. Vegetasi dapat menjadi sarana untuk menghasilkan kualitas udara yang baik terutama untuk rumah yang berada di daerah perkotaaan yang kualitas udaranya semakin menurun.

  1. Pemilihan material dalam membangun rumah

Dalam membangun rumah sehat prerlu memperhatikan jenis-jenis material yang digunakan saat membangun rumah. Penggunaan zat berbahaya seperti thinner dalam proses pengecatan dapat mempengaruhi kesehatan penghuni rumah, sehingga perlu pemilihan material rumah yang bebas dari zat berbahaya.

  1. Sistem air bersih dan air kotor.

Air bersih juga menjadi aspek penting dalam membangun rumah sehat. Setiap penghuni rumah pasti memerlukan air bersih baik untuk konsumsi maupun untuk sanitasi. Tidak semua wilayah mendapatkan air bersih yang layak, oleh karena itu dalam membangun rumah sehat perlu memikirkan alternatif lain dalam penyediaan air bersih seperti filtrasi air maupun penggunaan air PDAM. Selain air bersih, air kotor juga perlu dikelola sistem pembuangannya. Agar tidak menjadi pencemar air bersih yang berpotensi menimbulkan bibit-bibit penyakit bagi tubuh manusia.

Rumah sehat tidak perlu mahal. Tren rumah sehat dan murah menjadi salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan perumahan di Indonesia. Transformasi tren perumahan yang dipicu oleh pandemi Covid-19 ini memberi dampak positif bagi peningkatan kualitas rumah dan lingkungannya. Tentu saja kondisi ini perlu dicapai melalui kerja sama yang baik antar masyarakat, dimulai dengan hal kecil seperti menanam tanaman dan mengurangi polusi dengan tidak membakar sampah. (AP)

 

 

DAFTAR PUSTAKA

[1] NEWSSETUP. 16 Juli 2021. Sektor perumahan akan percepat pemulihan ekonomi nasional, ini penjelasan Dirut BTN. Diakses pada 17 September 2021/ 13.00 WIB. https://newssetup.kontan.co.id/news/sektor-perumahan-akan-percepat-pemulihan-ekonomi-nasional-ini-penjelasan-dirut-btn?page=all

[2] Dirjen Perumahan PUPR. 5 Februari 2021. 2021, Program Sejuta Rumah Tetap Dilanjutkan Dorong Program Sejuta Rumah, Kementerian PUPR Siapkan Kebijakan dan Strategi Khusus. Diakses pada 17 September 2021/ 14.00 WIB. https://perumahan.pu.go.id/news/2021-program-sejuta-rumah-tetap-dilanjutkan-dorong-program-sejuta-rumah-kementerian-pupr-siapkan-kebijakan-dan-strategi-khusus

[3] KOMPAS. 15 April 2021. Selama Pandemi, Model Rumah Skandinavian Paling Banyak Dicari. Diakses pada 17 September 2021/ 13.30 WIB. https://properti.kompas.com/read/2021/04/15/170000921/selama-pandemi-model-rumah-skandinavian-paling-banyak-dicari