Program penyediaan perumahan yang perlu segera mendapatkan perhatian dan dukungan dari pemerintah adalah penyediaan perumahan khusus bagi generasi lanjut usia (lansia). Indonesia akan mengalami perubahan struktur usia penduduk secara signifikan dalam sepuluh, dua puluh, hingga tiga puluh tahun ke depan. Dibandingkan dengan negara lain, Indonesia menghadapi fenomena ‘bonus demografi’ pada tahun 2030. Masa ini diprediksi sebagai puncak ketika tingkat partisipasi angkatan kerja mencapai level tertinggi, sementara angka kelahiran dan jumlah penduduk lansia menurun. Namun, pada tahun 2045, saat Indonesia diprediksi mengalami masa keemasannya dengan kemajuan pembangunan di berbagai bidang, jumlah penduduk lansia (seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun ke atas) di Indonesia diproyeksikan meningkat dari 9% pada 2015 menjadi sekitar 19,7–19,8% pada 2045. Inilah masa di mana aging population akan terjadi di Indonesia (Affairs., 2019). Sehingga Indonesia perlu mempersiapkan hadirnya penduduk usia tua yang mendominasi setelah era bonus demografi, tidak terkecuali termasuk kebutuhan rumah bagi generasi lansia.

Saat ini, kecenderungan yang ada di masyarakat adalah anak-anak yang sudah dewasa atau berkeluarga akan meninggalkan rumah orang tua. Akibatnya, rumah orang tua yang sebelumnya penuh terisi menjadi kosong atau lengang. Dalam kondisi tersebut, beberapa orang tua yang kini menjadi lansia tetap bertahan di rumah tersebut, sebagian memilih tinggal bersama dengan salah satu anak, dan ada juga yang menjual rumah tersebut dan menggantinya dengan rumah berukuran lebih kecil sesuai dengan kebutuhan mereka. Pada usia senja, rumah bagi lansia bukan sekedar bangunan tempat tinggal dan berteduh, namun lebih dari itu juga sebagai tempat untuk memperoleh kehangatan bersama keluarganya. Sehingga sudah sepatutnya lansia memperoleh lingkungan hunian yang nyaman dan aman baik untuk beraktivitas maupun bersosialisasi.

Bagi lansia yang telah memiliki rumah milik sendiri atau tinggal bersama anak/kerabat maka hunian bukan menjadi sebuah permasalahan. Namun berbeda kondisinya bagi lansia yang masih kesulitan untuk memperoleh hunian yang layak. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Litbang Kompas (2019) sebesar 49,79% lansia masih bekerja setelah memasuki usia pensiunnya, 55,02% bergantung pada simpanan harta/warisan baik dalam bentuk dana pensiunan maupun usaha untuk kebutuhan sehari-hari, dan 44,98% lansia tidak memiliki simpanan harta/warisan untuk biaya hidupnya. Namun demikian, penghasilan lansia cenderung lebih rendah dibandingkan saat masa produktifnya. Kondisi tersebut menjadi tantangan dalam penyediaan hunian bagi generasi lansia. Selain kemampuan yang terbatas, tantangan penyediaan hunian bagi lansia juga berasal dari sedikitnya variasi hunian yang dapat dipilih oleh lansia. Saat ini di Indonesia, panti jompo menjadi satu-satunya opsi bagi lansia yang kesulitan untuk memperoleh hunian layak. Pengembangan variasi hunian bagi lansia dapat menjadi solusi untuk mendukung penyediaan hunian layak bagi lansia. Mahditia Paramita, yang akrab disapa Tia, menyatakan bahwa tanpa adanya penanganan yang baik, persoalan kebutuhan rumah bagi lansia akan semakin sulit diantisipasi dan kelak menjadi beban besar bagi pemerintah di 2045 (Paramita, 2022).

Penduduk Indonesia yang tidak memiliki tempat tinggal sendiri atau rumah di lokasi lain, termasuk kelompok lansia, memerlukan jaminan keamanan bermukim (tenure security). Dengan melihat kemampuan kelompok masyarakat dalam mengakses perumahan, maka kelompok yang secara umum memerlukan intervensi cukup besar dari pemerintah adalah kelompok masyarakat pada usia lajang, pasangan muda, dan kelompok lansia (Caritra, 2006). Pada tahun 2045 mendatang, diperkirakan 50-60% masyarakat Indonesia akan cenderung memilih rumah sewa. Oleh karena itu, tipologi penyediaan rumah yang ada saat ini perlu disesuaikan dengan kondisi masyarakat secara nyata. Fakta tersebut didasarkan pada data yang menunjukkan sebanyak 70-80% masyarakat hanya mampu menjangkau akses rumah sewa dibandingkan membeli rumah (PUPR, 2017). Adanya fenomena rumah sewa tersebut, dapat menjadi salah satu pertimbangan penyediaan hunian bagi kelompok lansia yang memiliki pendapatan terbatas.

 

Kebutuhan Spesifik dan Tipologi Hunian Sewa bagi Lansia

Perumahan bagi lansia memiliki kebutuhan jenis hunian yang spesifik. Hal ini menjadi tantangan bagi pemerintah dan pasar penyedia perumahan untuk mempersiapkan tipe hunian sewa yang sesuai dengan karakter kaum lansia. Rumah sewa bukan sekadar rusunawa. Rumah kosong, rumah kos, rumah kontrakan, dan kamar di rumah milik perlu mendapat perhatian untuk membantu penyediaan rumah layak yang lebih hemat dan berpotensi untuk disewakan. Ragam ketersediaan rumah sewa membantu masyarakat dalam mengakses hunian layak sesuai kebutuhannya.

Hunian bagi lansia harus memperhatikan keamanan dan kemudahan bagi lansia untuk beraktivitas, dilengkapi ruang komunitas, serta terintegrasi dengan layanan kesehatan. Untuk menjaga kesehatan jasmani dan rohani, masyarakat lanjut usia (lansia) membutuhkan aktivitas dan interaksi yang rutin, terutama dengan generasi seusianya. Hunian sewa tipe 21-36 yang dilengkapi dengan ruang bersama untuk interaksi dan aktivitas keterampilan seperti menjahit dan bermain catur dapat dijadikan pilihan. Selain itu, perumahan bersama bagi lansia perlu terintegrasi dengan pelayanan rumah sakit dan puskesmas.

Hunian bagi lansia harus dirancang dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang dapat mendukung kenyamanan, keamanan, dan kesejahteraan mereka. Perumahan lansia bisa sangat hemat biaya dibandingkan dengan biaya pemeliharaan rumah pribadi atau menyewa pengasuh di rumah, karena sebagian besar fasilitas menggabungkan berbagai layanan dalam satu biaya yang terjangkau. Fasilitas seperti keamanan tentu juga penting, sehingga orang lanjut usia dapat menua di tempat mereka dengan mengetahui bahwa mereka tidak rentan terhadap pencurian, perampokan, atau bentuk kekerasan lainnya. Selain itu, lokasi hunian yang dekat dengan kerabat atau anak-anak mereka menjadi penting untuk memastikan mereka tetap mendapatkan dukungan emosional dan interaksi keluarga yang rutin. Kehadiran anggota keluarga yang dekat juga dapat mempermudah dalam memberikan bantuan atau respons cepat dalam situasi darurat. Dengan begitu, lansia dapat menjalin masa tua mereka dengan rasa aman dan tenteram, dikelilingi oleh orang-orang yang mereka cintai.

  

Implementasi dan Kerja Sama Lembaga

Pengorganisasian dalam penyediaan perumahan bagi lansia dapat melibatkan lebih dari satu lembaga di pusat dan daerah. Proses pembangunan fisik perumahan menjadi tanggung jawab Kementerian PUPR. Pada tahap selanjutnya, Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan di tingkat daerah menjadi pengelola utama terutama untuk kebutuhan spesifik kesehatan lansia. Kerja sama pengelolaan dapat melibatkan lembaga lain seperti Kementerian Sosial, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, dan Dinas Sosial. Dengan demikian, program perumahan sewa khusus lansia menjadi solusi efektif untuk menjawab kebutuhan hunian yang layak dan aman bagi generasi lanjut usia di Indonesia. Program ini tidak hanya memberikan tempat tinggal, tetapi juga mendukung kualitas hidup lansia dengan menyediakan lingkungan yang kondusif untuk kesehatan dan kesejahteraan mereka. Ke depan, diharapkan tersedia program pembiayaan perumahan sewa khusus lansia, sehingga semakin memudahkan bagi lansia untuk mengakses hunian.

 

Referensi:

Affairs., U. N. D. of E. and S. (2019). World Population Ageing 2019. In World Population Ageing 2019. Retrieved from http://link.springer.com/chapter/10.1007/978-94-007-5204-7_6

BPS. 2020. Statistik Kesejahteraan Rakyat

Paramita, M. 2022. Inovasi Kebijakan dan Tata Kelola Perkim Perumahan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045. Yogyakarta: Yayasan hunian Rakyat Caritra Yogya. 

Prasetyo, A. 2019. Hunian Ideal Bagi Lansia. Diakses dari https://www.kompas.id/baca/utama/2019/08/22/hunian-ideal-bagi-lansia pada tanggal 12 Juni 2024.

southcoastimprovement.com. 2023. The Benefits of Senior Citizen Housing: Why It Is Important for Your Aging Loved Ones. Diakses dari https://southcoastimprovement.com/benefits-of-senior-citizen-housing/#:~:text=It%20provides%20safety%2C%20security%2C%20social,right%20senior%20citizen%20housing%20facility.%20coba%20cek%20disini%20untuk%20menambah%20kriteria%20hunian%20bagi%20lansia pada tanggal 11 Juni 2024.