Gen Z merupakan generasi yang lahir pada kisaran tahun 1997-2012 dan berusia 12-27 tahun (Rosariana, 2021). Pada saat ini, Gen Z tentunya banyak yang kesulitan untuk memiliki rumah, karena harga rumah yang mengalami kenaikan. Pertumbuhan harga rumah di Indonesia pada bulan September 2023 mencapai 2% dari tahun sebelumnya (Ceicdata, 2024). Kenaikan harga rumah ini tidak diimbangi dengan jumlah pendapatan Gen Z. Rata-rata pendapatan Gen Z pada tahun 2023 masih di bawah 2,5 juta rupiah per bulan (Yonatan, 2024), sedangkan harga rumah dengan tipe terendah yaitu tipe 21, rata-rata harganya berkisar antara 250 – 450 juta rupiah (Albert, 2023). Meskipun Gen Z menabung dari sebagian pendapatan mereka, tetapi untuk membeli rumah tetap akan membutuhkan waktu puluhan tahun.

Gen Z berpikir bahwa lebih murah menyewa rumah daripada membeli rumah, sehingga memiliki rumah bukan menjadi prioritas lagi. Dibuktikan dengan hasil survei Property Perspective from Gen Z yang dilaporkan oleh Jakpat disampaikan bahwa sebanyak 36% dari 587 responden menyatakan lebih memilih untuk menyewa rumah, karena belum siap secara finansial untuk membeli rumah. Alasan responden yang memilih untuk menyewa rumah adalah karena harga yang lebih terjangkau (22%), lokasi yang strategis (18%), memudahkan mobilisasi kerja (11%) dan alasan lainnya (49%) (Rizky, 2024).

Penyebab meningkatnya harga rumah antara lain pembangunan yang belum merata. Hal ini menyebabkan permintaan hunian di daerah pembangunannya maju cukup besar, namun penawarannya sedikit karena terbatasnya lahan. Penyebab lainnya yaitu adanya anggapan pada generasi sebelumnya bahwa rumah merupakan investasi yang menjanjikan. Sehingga, banyak keluarga di Indonesia yang memiliki rumah lebih dari satu. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2022, sebanyak 7,82% rumah tangga di Indonesia memiliki rumah tempat tinggal lain selain yang ditempati (Brilian, 2023). Selain itu, survei yang dilakukan oleh tSurvey dengan 390 responden berumur 26-40 tahun menunjukkan bahwa pada kelompok usia lebih matang yaitu usia 36-40 tahun memiliki persentase kepemilikan rumah yang lebih besar (44%) dibandingkan dengan kelompok usia lainnya, yaitu 31-35 tahun (40%) dan 26-30 tahun (38%) (Ramadila, 2022).

Penyebab usia yang lebih matang dapat memiliki rumah lebih dari satu karena regulasi pajak progresif kurang kuat. Contohnya, bagi orang yang memiliki rumah lebih dari satu, mereka hanya menempati satu rumah. Sedangkan, rumah lainnya dibiarkan kosong karena digunakan sebagai investasi. Mereka akan menjual rumah tersebut ketika harganya cukup tinggi. Walaupun nanti rumah tersebut tidak laku dengan harga yang diinginkan, mereka akan menjualnya dengan harga yang tetap menguntungkan, atau akan dijadikan sebagai warisan. Selain itu, inflasi juga mempengaruhi kenaikan harga rumah.

Pemerintah perlu terlibat dalam pengaturan harga rumah. Terdapat berbagai upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk menekan kenaikan harga rumah. Upaya tersebut antara lain pemerataan pembangunan, yaitu meratakan pembangunan ke seluruh daerah. Pembangunan yang tidak merata menyebabkan perpindahan penduduk ke daerah maju, sehingga membuat permintaan hunian tinggi namun penawarannya sedikit karena lahan terbatas. Upaya berikutnya, yaitu penguatan pajak progresif atas kepemilikan rumah lebih dari satu dengan memberikan pajak yang lebih besar terhadap rumah yang tidak dihuni. Selain itu, pemerintah dapat menyediakan lebih banyak perumahan subsidi. Terakhir, mengadakan program bantuan sewa dengan memberikan bantuan rumah sewa terhadap masyarakat yang memiliki pendapatan di bawah rata-rata. Tindakan-tindakan ini diharapkan nantinya mampu menekan kenaikan harga rumah. (RB)

 

 

 

Referensi

Albert. (2023). Mengenal Tipe-tipe Rumah Berdasarkan Luasnya dan Rekomendasi Desain Minimalis yang Tepat. Diakses 27, Februari 2024,  dari www.gramedia.com: https://www.gramedia.com/best-seller/tipe-rumah

Asmaa, A. A. (2023, Juli 31). Harga Rumah Diprediksi Melambung Usai Tahun Politik 2024. Diakses 13, Februari 2024, dari ekonomi.bisnis.com: https://ekonomi.bisnis.com/read/20230731/47/1679884/harga-rumah-diprediksi-melambung-usai-tahun-politik-2024

Ayuningrum, R. (2023, September 21). Gen Z Bisa Gampang Punya Rumah KPR, Bagaimana Caranya? Diakses 27, Februari 2024, dari finance.detik.com: https://finance.detik.com/moneter/d-6942694/gen-z-bisa-gampang-punya-rumah-kpr-bagaimana-caranya

Brilian, A. P. (2023, September 5). BPS: 8 dari 100 Keluarga di RI Punya Rumah Lebih dari Satu. Diakses 27, Februari 2024, dari www.detik.com: https://www.detik.com/properti/berita/d-6914093/bps-8-dari-100-keluarga-di-ri-punya-rumah-lebih-dari-satu

Indonesia Pertumbuhan Harga Rumah. (2024). www.ceicdata.com. Diakses tanggal 27, Februari 2024, dari: https://www.ceicdata.com/id/indicator/indonesia/house-prices-growth

Ramadila, N. (2022, September 22). Milenial Susah Untuk Punya Rumah Sendiri?. Diakses 13, Februari 2024, dari portal.tsurvey.id: https://portal.tsurvey.id/read/milenial-susah-untuk-punya-rumah-sendiri

Rizky, M. (2024, Januari 24). Gen Z Ternyata Pilih Ngontrak Ketimbang Beli Rumah, Ini Sebabnya. Retrieved Februari 27, 2024, from www.cnbcindonesia.com: https://www.cnbcindonesia.com/news/20240124175359-4-508723/gen-z-ternyata-pilih-ngontrak-ketimbang-beli-rumah-ini-sebabnya

Rosariana, B. (2021, September 28). Generasi “Milenial” Dan Generasi “Kolonial”. Diakses 27, Februari 2024, from www.djkn.kemenkeu.go.id: https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-pontianak/baca-artikel/14262/Generasi-Milenial-Dan-Generasi-Kolonial.html

Yonatan, A. Z. (2024, Februari 24). Ini Dia Rata-rata Pendapatan Gen Z, Ada yang Di Atas 10 Juta?.  Diakses 27, Februari 2024, dari data.goodstats.id: https://data.goodstats.id/statistic/agneszefanyayonatan/ini-dia-rata-rata-pendapatan-gen-z-ada-yang-di-atas-10-juta-QdAGg