Ketika mendengar istilah permukiman yang tanggap, masih banyak orang yang hanya mengaitkannya dengan permukiman tanggap bencana. Perlu kita ketahui bahwa permukiman memiliki kaitan yang erat dengan berbagai macam aspek kehidupan. Dengan kata lain, permukiman yang tanggap dapat diartikan sebagai permukiman yang mampu merespon dan mempertimbangkan hubungannya dengan aspek-aspek tersebut. Permukiman yang tanggap terhadap kondisi lingkungannya dapat juga menjadi indikator kesejahteraan, kenyamanan, maupun kemajuan suatu kelompok masyarakat atau kawasan. Kondisi tempat tinggal merupakan salah satu elemen dasar perkembangan sosial masyarakat, sehingga keseimbangan pembangunan ekonomi dan sosial suatu kawasan perlu diawali dengan perumusan konsep dan prinsip kebijakan permukiman yang baik (Pjanic, 1967).
- Permukiman yang tanggap ekonomi
Banyak pakar telah mengakui bahwa pembangunan permukiman layak huni dapat mempengaruhi pembangunan ekonomi dan menjadi kontributor pertumbuhan suatu wilayah, melalui dampaknya terhadap lapangan kerja, tabungan, investasi, dan produktivitas tenaga kerja (Harris dan Arku, 2006). Selain itu, kondisi permukiman mencerminkan kemampuan ekonomi masyarakatnya. Oleh karena itu, permukiman yang tanggap ekonomi seharusnya memperhatikan beragam level ekonomi masyarakatnya. Program pembangunan permukiman yang tanggap ekonomi perlu menyasar mulai dari masyarakat tunawisma, masyarakat berpenghasilan sangat rendah, masyarakat berpenghasilan rendah, masyarakat berpenghasilan sedang, hingga masyarakat dengan ekonomi menengah ke atas.
Tak hanya itu, permukiman yang tanggap ekonomi perlu mendukung peningkatan kondisi ekonomi warganya. Bagaimana caranya? Pembangunan permukiman yang tanggap ekonomi haruslah memilih lokasi yang dapat dijangkau dengan mudah, tidak jauh dari fasilitas-fasilitas pendukung, maupun tempat usaha atau kantor sehingga dapat meminimalisir biaya transportasi yang harus dikeluarkan. Hal ini tentunya sangat vital terutama bagi masyarakat menengah ke bawah. Menghemat pengeluaran, berarti tanggap secara ekonomi.
- Permukiman yang tanggap pendidikan
Mungkinkah menciptakan permukiman yang tanggap pendidikan? Hal ini mungkin saja terwujud. Permukiman yang tanggap pendidikan akan memperhatikan pemenuhan kebutuhan edukasi warganya melalui penyediaan fasilitas-fasilitas pendidikan yang sesuai dan lingkungan yang mendukung atau kondusif terhadap upaya peningkatan edukasi. Hal ini bisa dicapai misalnya dengan pengadaan institusi pendidikan dasar hingga menengah atas di sekitar permukiman, lembaga pendidikan nonformal, perpustakaan dan/atau education center, dan sebagainya.
Di samping itu, perlu juga diperhatikan bahwa lingkungan tempat tinggal dapat mempengaruhi motivasi dan tuntutan pendidikan masyarakatnya, sehingga seringkali hunian berdampak pada segregasi pendidikan. Ada wilayah tertentu yang dihuni oleh masyarakat berpendidikan rendah, sementara di wilayah lain dihuni oleh mereka yang berpendidikan tinggi. Perbedaan ini tentunya perlu ditanggapi secara berbeda pula, dimana prioritisasi kebutuhan akan fasilitas edukasi bagi masyarakat berpendidikan rendah berbeda dengan masyarakat berpendidikan tinggi. Semakin tinggi edukasi penghuni, semakin besar standar atau tuntutannya akan kualitas lingkungan permukiman yang diharapkannya, baik itu yang berkaitan dengan kelengkapan fasilitas, keamanan (security), estetika, desain, maupun kualitas material. Sudahkan permukiman kita tanggap pendidikan?
- Permukiman yang tanggap bencana
Sebuah hunian yang baik perlu menjamin keamanan penghuninya, salah satunya dari ancaman bencana. Permukiman yang tanggap bencana di sini mencakup hunian yang dibangun menyesuaikan potensi bencana di kawasan tersebut, ketahanan dan ketangguhan bangunan terhadap kemungkinan bencana di masa depan, kesiapan masyarakat dan lingkungan setempat akan mitigasi bencana setempat, maupun ketangguhan pembangunan hunian pasca terjadinya suatu bencana.Misalnya rumah di daerah pesisir, berupa rumah panggung sehingga akan terhindar dari banjir pasang atau rob.
- Permukiman yang tanggap kesehatan
Stabilitas perumahan, kualitas dan karakteristik fisik, kondisi sosial lingkungan, keamanan, serta keterjangkauan mempengaruhi kualitas kesehatan penghuninya (Taylor, 2018). Permukiman yang tanggap kesehatan perlu menjamin kestabilan dan keamanan lingkungannya sebagai upaya untuk meningkatkan tak hanya kesehatan fisik, namun juga kesehatan mental melalui pengurangan resiko penggunaan narkoba, seks bebas, hingga depresi. Oleh karena itu, ketersediaan hunian yang berkualitas dan mendukung kesehatan masyarakat perlulah menjadi pertimbangan para pemangku kebijakan dan penyedia perumahan.
Permukiman yang tanggap harus mampu merespon semua aspek kehidupan, baik itu ekonomi, pendidikan, bencana, kesehatan, dan sebagainya. Dengan kata lain, menciptakan permukiman yang baik adalah menciptakan sebuah permukiman yang tanggap ekonomi, tanggap pendidikan, tanggap bencana, maupun tanggap kesehatan. Hal ini tentunya bukan pekerjaan yang mudah dan menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi pemangku kebijakan di bidang perumahan dan kawasan permukiman. Mari wujudkan permukiman yang tanggap di kota kita !!
(MVM/CARITRA)
Sumber:
Harris, R.dan Arku, G., 2006. Housing and economic development: The evolution of an idea since 1945. Habitat International, 30, Hal. 1007-1017. Doi:10.1016/j.habitatint.2005.10.003
Taylor, L., 2018. Housing and Health: An Overview of The Literature. Dalam Health Affairs, 7 Juni 2018. https://www.healthaffairs.org/do/10.1377/hpb20180313.396577/full/ (diakses 10 April 2020).
Pjanic, L., 1967. Housing Problems in Developing Countries. Nevitt, A. A. (Ed.). The Economic Problems of Housing [Conference Proceedings]. International Economic Association Series. ISBN: 978-1-349-08473-9