Mengembalikan penghidupan masyarakat merupakan tujuan utama dari program pemulihan pasca bencana. Namun pada kenyataannya, proses pemulihan pasca bencana oleh pemerintah yang ada selama ini seringkali belum sepenuhnya mampu memenuhi aspek-aspek kebutuhan masyarakat, seperti rumah yang layak, fasilitas umum, mata pencaharian, dan sebagainya. Pertanyaannya, pendekatan apa yang dibutuhkan masyarakat dalam pemulihan ini?
Tertundanya pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar tentunya merupakan tantangan bagi masyarakat terdampak bencana. Namun keterbatasan yang dimiliki oleh pemerintah baik itu dari segi pendanaan, tenaga, maupun strategi menyebabkan pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Maka, komunitas dituntut untuk turut berperan aktif dalam proses pemulihan pasca bencana melalui pendekatan community regeneration.
Secara umum, community regeneration diartikan sebagai upaya suatu komunitas untuk bangkit kembali dengan menggunakan sumber daya lokal yang dimiliki setelah mengalami kejatuhan ekonomi, sosial, maupun lingkungan. Dalam konteks kebencanaan, community regeneration merupakan upaya pemulihan pasca bencana untuk mencapai keberlanjutan penghidupan masyarakat terdampak bencana.
Pada prinsipnya, community regeneration bertujuan untuk menciptakan kemandirian dan ketahanan komunitas dengan melibatkan lima dimensi yang saling terkoneksi, yaitu modal sosial, fisik, sumber daya alam, sumber daya manusia, dan modal finansial. Namun secara lebih spesifik, modal manusia dan modal sosial menjadi kunci utama pertimbangan dalam pendekatan community regeneration.
Community regeneration berperan penting untuk menumbuhkan optimisme, kemandirian, serta kapasitas individu bagi masyarakat yang terdampak bencana. Hal inilah yang dimaksudkan dengan modal manusia. Melalui community regeneration, masyarakat diajak untuk beradaptasi dengan kondisi yang terjadi untuk kemudian bangkit dari keterpurukan maupun goncangan jiwa dengan mendayagunakan kemampuan yang dimiliki maupun sumber daya yang ada di sekitarnya. Masyarakat juga didorong untuk mengasah kemampuan dan kreatifitasnya melalui pelatihan-pelatihan, untuk kemudian dimanfaatkan sebagai modal dalam mencari penghidupan dan perbaikan ekonomi.
Kegiatan pemberdayaan ini harus bersifat inklusif, tidak hanya melibatkan lelaki dewasa saja, namun juga menyentuh seluruh lapisan masyarakat, termasuk kelompok rentan, seperti wanita, remaja, lanjut usia, difabel, dan sebagainya. Sebagai contoh, para wanita dapat dilibatkan dalam pelatihan kreatifitas, pelatihan membuat peralatan pendukung pertanian dan perikanan, hingga aktivitas kuliner.
Selanjutnya, kemandirian pangan dan nutrisi yang baik juga menjadi aspek penting dalam memperkuat modal manusia. Untuk mencapai hal tersebut, komunitas masyarakat perlu didukung untuk memproduksi dan mengelola sendiri kebutuhan pangan lokal. Salah satunya melalui kegiatan smart farming, membangun kembali pasar, serta membuat sistem pengelolaan pangan lokal terpadu yang dapat mencukupi kebutuhan pangan seluruh anggota komunitas dengan produk lokal.
Sementara itu, modal sosial yang perlu diwujudkan dalam community regeneration mencakup partisipasi aktif masyarakat, kepemimpinan lokal, jaringan dan relasi, serta kepercayaan dan toleransi. Aktor utama dalam community regeneration adalah komunitas itu sendiri, sehingga melahirkan pemimpin atau tokoh lokal yang mampu menggerakkan partisipasi komunitasnya.
Lalu, dimanakah posisi pemerintah dalam proses community regeneration? Setidaknya ada tiga peran pemerintah dalam proses community regeneration, yaitu:
- Pendampingan melalui sosialisasi, penyuluhan, dan training,
- Fasilitasi atau penyediaan modal, dan
- Pemberian arahan melalui regulasi yang baik.
Sementara itu, berbagai sektor lainnya seperti tenaga ahli, LSM, dan juga swasta berperan untuk mengisi kesenjangan program antara pemerintah dan masyarakat.
Terciptanya masyarakat yang berdaya dan mandiri adalah indikator kesuksesan program pemulihan pasca bencana. Melalui pendekatan community regeneration, impian tersebut sangatlah mungkin untuk diwujudkan. Maka, community regeneration perlu dijadikan sebagai arus utama dalam menjalankan program pemulihan pasca bencana di Indonesia. Dengan community regeneration, program pemulihan pasca bencana ke depannya diharapkan dapat mewujudkan inklusivitas, keberkelanjutan, dan kemandirian komunitas! (MVM)