Perkim.id – Indonesia tidak hanya dihadapkan pandemi Covid-19 sebagai ancaman besar, dua pekan terakhir, Kementrian ESDM mengkonfirmasi melalui website magma.esdm.go.id bahwa gunung berapi di Indonesia mengalami kenaikan status level aktivitas seismik. Pekan aktif cincin api pasifik di Indonesia ini dapat dilihat dari kondisi peningkatan aktivitas seismik yang beriringan membuat 3 gunung berapi, yakni Gunung Agung (Bali), Gunung Karangetang (Sulawesi Utara), dan Gunung Sinabung (Sumatera Utara) dalam status siaga atau berlevel III. Pekan aktif cincin api pasifik di Indonesia ini, juga terlihat dari Gunung Anak Krakatau dengan status aktifitas seismik waspada, yang baru mengalami erupsi beberapa waktu lalu. Bagaimanakah kesiapan Indonesia?

Geografis Indonesia yang berada di Cincin Api Pasifik menunjukan adanya peningkatan aktivitas seismik yang didukung dengan kondisi vulkanik lainnya. Gunung berapi dan gempa bumi yang beriringan bukan menjadi kejadian luar biasa khususnya di Indonesia yang secara keseluruhan wilayah dilewati oleh cincin api pasifik. Peristiwa erupsi gunung berapi mengawali pembukaan tahun 2020, dimana Gunung Merapi dan Gunung Anak Krakatau mengeluarkan semburan abu vulkanik tanpa  dentuman maupun pergerakan vulkanik. Meskipun keduanya tidak mengalami peningkatan aktivitas ke level yang lebih berbahaya. Indonesia menyadari jalur Cincin Api Pasifik tidak hanya membawa potensi alam yang berlimpah. Ancaman rawan bencana gempa, tsunami, dan erupsi menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Indonesia dan berpotensi terjadi bencana kapan saja. Tidak sedikit masyarakat hidup dan tinggal di kawasan akan kaya potensi alam sekaligus sebagai kawasan dengan tingkat rawan bencana yang tinggi. Bagaimanakah kesiapan Indonesia? (KAD/CARITRA)

 

#covid19 #gunungberapiBencana