Prasetyastuti memulai dengan menjelaskan bahwa meskipun sanitasi dan pengolahan air limbah masih sering diabaikan, AKSANSI terus mengawal 36 kota/kabupaten di Indonesia dalam upaya sanitasi berbasis masyarakat. Upaya ini mendukung target pemerintah untuk mencapai 100% akses air bersih dan sanitasi aman. Tidak hanya melakukan pendampingan sanitasi berbasis masyarakat, AKSANSI juga berinovasi dalam penerapan berbagai teknologi hijau. Beliau memperkenalkan konsep regenerative culture, yang memandang siklus air dan kehidupan sebagai bagian penting dari ekosistem yang berkelanjutan. Kampus BaleRege di Kabupaten Sleman, DIY, menjadi contoh nyata penerapan konsep ini. Di sana, terdapat berbagai inovasi hijau seperti co-housing, pertanian berkelanjutan, pemanenan air hujan, dan energi terbarukan melalui panel surya.
Teknologi hijau yang diperkenalkan AKSANSI meliputi:
- Pemanfaatan Panel Surya: instalasi panel surya dengan kapasitas beragam dari 1.300 hingga 5.000 watt mampu mengurangi konsumsi listrik hingga lebih dari 50%
- Pengolahan Air Limbah: sistem biogas dikombinasikan dengan wetland dan fitoremediasi untuk menangani limbah dengan memanfaatkan tanaman yang mampu menyaring polutan
- Rainwater Harvesting: pemanenan air hujan yang diolah dengan filtrasi sederhana untuk kebutuhan air bersih dan minum
- Sistem Biodigester: limbah dari greywater dan biomassa diubah menjadi energi terbarukan, menciptakan solusi berkelanjutan untuk limbah rumah tangga
Selama sesi tanya jawab, beberapa pertanyaan penting diajukan oleh peserta. Berikut beberapa hal yang dibahas dan ditekankan selama sesi diskusi.
- Penggunaan Panel Surya: salah satu peserta menanyakan tentang biaya dan manfaat penggunaan panel surya. Menurut Prasetyastuti, investasi awal untuk panel surya cukup besar, namun dengan penghematan listrik yang signifikan, biaya akan tertutupi dalam waktu 5 tahun
- Pemanfaatan Air Hujan sebagai Air Minum: penggunaan sistem RO (reverse osmosis) untuk air hujan dinilai sangat cocok bagi kantor dengan konsumsi air yang tinggi. Biaya instalasi filtrasi untuk air minum dari air hujan berkisar 5 juta rupiah
- Pembuatan Biogas: peserta lain tertarik pada teknologi biogas yang digunakan di BaleRege. AKSANSI menjelaskan bahwa meskipun membutuhkan investasi awal yang besar, teknologi ini menawarkan solusi energi yang berkelanjutan
- Kendala pada Permukiman Padat: tantangan dalam mengimplementasikan IPAL dan biogas di kawasan padat huni juga dibahas, di mana AKSANSI mengusulkan pemanfaatan lahan sempadan sungai atau tanah kas sebagai solusinya