Permukiman kumuh memberikan citra buruk pada suatu wilayah, sehingga hal ini perlu segera ditangani oleh pemerintah. Kepala Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPKP) Kota Yogyakarta Sigit Setiawan menyatakan, pada tahun 2022 Kota Yogyakarta telah menangani kawasan kumuh seluas 4,82 hektare yang berada di 12 kecamatan, dan masih terdapat 89,36 hektare kawasan kumuh yang masih perlu ditangani (Jogja.anataranews, 2023). Kawasan kumuh Kota Yogyakarta banyak berada di bantaran sungai. Bantaran Kali Code menjadi salah satu lokasi kawasan permukiman kumuh di Kota Yogyakarta. Dulunya, banyak rumah-rumah yang terbuat dari kardus, seng bekas, plastik dan tidak tertata namun saat ini sudah tertata rapi (Kognisi, 2023). Kampung Jetisharjo merupakan salah satu kawasan permukiman kumuh di bantaran Kali Code yang dalam proses penanganannya dilakukan dengan melibatkan masyarakat.

Kampung Jetisharjo yang terletak di Kelurahan Cokrodiningratan, Kemantren Jetis, dulunya dikenal sebagai kawasan sekolah dan asrama tentara Belanda. Kawasan ini dibagi menjadi dua wilayah yaitu Jetis Pasiraman serta Ledok Jetis Sayuran. Ledok Jetis Sayuran pada tahun 1950-1960an merupakan lahan sayur yang menghasilkan produk untuk dijual ke Pasar Kranggan. Sedangkan, wilayah Jetis Pasiraman dikenal sebagai cagar budaya Keraton yang memiliki area pemandian, mata air, dan lapangan parkir kuda tentara Keraton (Paramita dkk., 2016). Namun, urbanisasi menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan dan kawasan permukiman di Kampung Jetisharjo yang semakin padat. Permukiman yang semakin padat di Kampung Jetisharjo menyebabkan penurunan kualitas lingkungan sehingga menjadi kumuh.

Pada November 2009, muncul organisasi Pemerti Code yang diresmikan sebagai upaya menjaga kelestarian Kali Code dan menjadi tonggak awal pengembangan Kampung Jetisharjo sebagai kampung wisata. Pendekatan kreatif sektor ekowisata menjadi salah satu pendekatan dalam mengelola lingkungan agar tetap lestari. Pendekatan inilah yang mendukung penataan permukiman kumuh di Kampung Jetisharjo. Ketertarikan wisatawan dengan kegiatan susur sungai dan blusukan kampung membuat organisasi Pemerti Code mengembangkan paket wisata sekolah sungai dan jelajah Kampung Code.

Paket wisata Sekolah Sungai sudah ada sejak tahun 2015, bekerja sama dengan masyarakat dalam penyediaan tempat untuk berkegiatan. Kegiatannya berupa edukasi dan jelajah sungai. Adanya kegiatan Sekolah Sungai membuat masyarakat Kampung Jetisharjo mengembangkan homestay untuk wisatawan. Terdapat 6 homestay pada tahun 2018 yang jumlahnya terus berkembang hingga sekarang (Nuswantoro, 2018). Terdapat juga sumber mata air di Kampung Jetisharjo yang awalnya berbentuk pancuran terbuka kemudian dikelola oleh masyarakat menjadi usaha air bersih mandiri Tirta Kencana. Kegiatan usaha tersebut dilakukan dengan menampung, memompa, dan mendistribusikan air ke rumah-rumah warga. Kegiatan usaha pemanfaatan air tersebut juga menjadi daya tarik bagi wisatawan. Selain pemanfaatan air, wisatawan juga dikenalkan pada pengelolaan sampah berbasis masyarakat dan model-model penanganan bencana dengan melibatkan warga sekitar.

Untuk lebih mendongkrak wisata Kampung Kali Code 1001 Jetisharjo, di tahun 2022 masyarakat melakukan kerja sama dengan Nippon Paint dan mengecat bangunan dengan  warna putih dan biru sebagai identitas kampung (Hidayat, 2022). Adanya pengecatan bangunan ini bertujuan untuk memperindah kawasan sehingga kampung wisata memiliki penampilan yang cantik dan bersih, serta diharapkan akan menjadi destinasi wisata yang menarik. Masyarakat juga mengembangkan ragam kegiatan wisata yang lainnya seperti pasar minggon dan jelajah Kampung Code. Pasar minggon adalah kegiatan jual beli yang rutin dilaksanakan tiap minggunya. Adanya pasar ini membuat warga dapat menjual produk UMKM mereka. Sedangkan, jelajah kampung adalah kegiatan berjalan-jalan menyusuri bantaran Kali Code. Kegiatan ini bersifat reservasi dan dapat dilakukan secara berkelompok. Kegiatan tubing dan rafting tidak dapat dilakukan di Kali Code karena masih adanya limbah warga yang dibuang ke sungai (Nuswantoro, 2018).

Penanganan kawasan kumuh tidak hanya dilakukan pemerintah saja, melainkan masyarakat juga harus dilibatkan secara langsung. Usaha yang dilakukan pemerintah dengan melibatkan masyarakat secara langsung dalam menangani kawasan kumuh di Kampung Jetisharjo memberikan manfaat kepada masyarakat mulai dari sosial, ekonomi, dan yang lainnya. Mengubah Kampung Jetisharjo dari kampung kumuh menjadi kampung wisata dengan menjadikan masyarakat sebagai subjek dalam mengelola kampung wisata memberikan dampak terhadap perekonomian mereka. Adanya homestay menggunakan rumah warga, jelajah kampung dengan guide warga setempat, sekolah sungai, penjualan produk UMKM warga dan lain sebagiannya meningkatkan perekonomian masyarakat di Kampung Jetisharjo. Selain itu, sebuah destinasi wisata juga harus selalu mengikuti perkembangan zaman agar selalu berkembang. Penanganan yang baik pada kawasan permukiman kumuh di Kampung Jetisharjo dapat dijadikan contoh untuk kawasan kumuh lainnya, keterlibatan langsung masyarakat dalam penanganan kawasan kumuh meningkatkan rasa kepemilikan atas hasil penataan yang terbangun, sehingga dapat terjaga dan berkelanjutan. (Rba)

 

Referensi

Hidayat, F. (2022, Februari 20). Warna Baru Kampung Wisata Kali Code 1001 Jetisharjo. Diakses Maret 27, 2024, dari www.beritasatu.com: https://www.beritasatu.com/lifestyle/893175/warna-baru-kampung-wisata-kali-code-1001-jetisharjo/2

Jogja.anataranews. (2023, Januari 13). Yogyakarta Fokus Menangani Kawasan Kumuh Berbasis Indikator. Diakses Maret 27, 2024, dari jogja.antaranews.com: https://jogja.antaranews.com/berita/599586/yogyakarta-fokus-menangani-kawasan-kumuh-berbasis-indikator

Kognisi. (2023, Maret 21). Menilik Kali Code: Wajah Baru Pemukiman Kumuh di Kaki Gunung Merapi. Diakses Maret 27, 2024, dari blog.kognisi.id: https://blog.kognisi.id/menilik-kali-code-wajah-baru-pemukiman-kumuh-di-kaki-gunung-merapi/

Nuswantoro. (2018, Juli 23). Mengenal Kampung Wisata Sungai Code. Diakses Maret 27, 2024, dari www.mongabay.co.id: https://www.mongabay.co.id/2018/07/23/mengenal-kampung-wisata-sungai-code/

Paramita, M., Pratopo, T., & Usman, H. S. (2016). Geliat Masyarakat Kali Code Nadi Jogja nan Istimewa. Yogyakarta: Hunian Rakyat Caritra Yogya.

Wiyanti, N. (2023, Juli 31). 4 Kampung Wisata di Kali Code Jogja, Tawarkan Sensasi Liburan Berbeda. Diakses Maret 27, 2024, dari jogja.idntimes.com: https://jogja.idntimes.com/travel/destination/sha-kookie/kampung-wisata-di-kali-code-jogja-c1c2