Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting di Indonesia tercatat sebesar 21,5 persen. Angka ini hanya mengalami penurunan tipis, yaitu 0,1 persen dibandingkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 yang menunjukkan angka 21,6 persen. Dengan capaian tersebut, penurunan stunting di Indonesia masih jauh dari target yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 14 persen pada tahun 2024 (Tarmizi, 2024). Stunting tidak hanya masalah kekurangan gizi saja, tetapi juga membawa dampak jangka panjang terhadap kualitas sumber daya manusia, tingkat produktivitas, serta perkembangan ekonomi suatu negara (Lulus, 2023). Anak-anak yang mengalami stunting umumnya memiliki kemampuan kognitif yang lebih rendah, prestasi akademik yang kurang optimal, serta menghadapi risiko kesehatan yang lebih besar di kemudian hari. Jika tidak ditangani secara serius dan komprehensif, kondisi ini dapat menjadi ancaman bagi potensi bonus demografi Indonesia.
Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah besar untuk mengatasi persoalan ini dengan meluncurkan program Makanan Bergizi Gratis (MBG) bagi siswa sekolah dasar dan menengah. Program ini bertujuan menyediakan makanan sehat dan bergizi secara gratis setiap hari untuk mendukung pertumbuhan anak-anak dan mencegah kekurangan gizi (BPPM Sumut, 2025). Secara konsep, MBG adalah langkah strategis karena menyasar langsung pada kelompok usia rentan terhadap stunting dan dilakukan melalui institusi pendidikan yang menjangkau sebagian besar anak Indonesia. Namun, dalam pelaksanaannya, MBG tidak lepas dari berbagai tantangan dan masalah. Pertama, distribusi makanan yang tidak merata di sejumlah daerah, khususnya wilayah terpencil dan tertinggal, menyebabkan ketimpangan dalam implementasi program ini. (Nafanu, 2025). Kedua, kualitas makanan yang disediakan belum sepenuhnya memenuhi standar gizi yang ditetapkan, karena minimnya pengawasan dan keterbatasan anggaran di tingkat daerah (MJ, 2025). Ketiga, masalah logistik, seperti keterlambatan pengiriman bahan pangan dan ketersediaan tenaga kerja lokal untuk mengelola dapur umum, juga menghambat kelancaran program (Hidayat, 2025). Kasus-kasus yang terjadi tersebut berpotensi menggagalkan tujuan utama MBG untuk menekan angka stunting.
Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan penguatan dari sisi tata kelola dan pengawasan program. Pemerintah pusat perlu memperbaiki sistem pemantauan dan evaluasi yang lebih transparan dan akuntabel, termasuk melibatkan masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat dalam pengawasan pelaksanaan MBG di lapangan. Digitalisasi sistem distribusi dan laporan harian dari sekolah ke pusat juga bisa menjadi solusi untuk meningkatkan efisiensi dan meminimalkan potensi penyelewengan. Selain itu, pemberdayaan UMKM lokal dalam penyediaan bahan makanan segar dan bergizi dapat menjadi strategi ganda: membantu pertumbuhan ekonomi daerah sekaligus menjamin keberlanjutan pasokan makanan. Edukasi kepada orang tua dan guru mengenai pentingnya gizi seimbang pun tetap penting, agar usaha pemerintah tidak berhenti di ruang kelas, tetapi juga berlanjut di rumah. Secara keseluruhan, MBG adalah langkah awal yang baik, namun perlu diperkuat dengan perencanaan matang, pengawasan ketat, dan kolaborasi berbagai pihak agar tujuan jangka panjang Indonesia bebas stunting dapat tercapai. (PDP)
Daftar Pustaka
BPPM Sumut. (2025). Program Makan Bergizi Gratis (MBG): Menyongsong Indonesia Emas 2045. https://bpmpprovsumut.kemdikbud.go.id/program-makan-bergizi-gratis-mbg-menyongsong-indonesia-emas-2045/
Hidayat, A. N. (2025). Makan Bergizi Gratis: Logistik Rumit, Transparansi Masih Berupa Mimpi? Neraca.Co.Id. https://www.neraca.co.id/article/212495/makan-bergizi-gratis-logistik-rumit-transparansi-masih-berupa-mimpi#:~:text=Program MBG juga berpotensi menciptakan,distribusi makanan dari dapur SPPG.
Lulus. (2023). Stunting: Tantangan Kunci Menuju Indonesia Emas 2045. Babelprov.Go.Id. https://babelprov.go.id/siaran_pers/stunting-tantangan-kunci-menuju-indonesia-emas-2045
MJ, K. A. (2025). Catatan Kritis Terhadap Program Makan Bergizi Gratis. CNBC Indonesia. https://www.cnbcindonesia.com/opini/20250509141534-14-632444/catatan-kritis-terhadap-program-makan-bergizi-gratis
Nafanu, G. (2025). Mengurai Problematika MBG agar Terdistribusi hingga Daerah Terpencil di NTT. Kompasiana.Com. https://www.kompasiana.com/greg.nafanu/67885e81c925c474e4789ca2/mengurai-problematika-mbg-agar-terdistribusi-hingga-daerah-terpencil?page=2&page_images=1
Tarmizi, S. N. (2024). Membentengi anak dari stunting. 20.
