1.   Gambaran Umum Wilayah Kota Palangka Raya

   1.1    Letak Geografis dan Administrasi Kota Palangka Raya

Kota Palangka Raya merupakan Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah. Secara geografis, Kota Palangka Raya terletak di antara 113°30’–114°04′ Bujur Timur dan 1°30’–2°30′ Lintang Selatan. Kota Palangka Raya memiliki batasan-batasan wilayah sebagai berikut:

Sebelah Utara               : Kabupaten Gunung Mas

Sebelah Timur               : Kabupaten Gunung Mas dan Kabupaten Pulang Pisau
Sebelah Selatan            : Kabupaten Pulang Pisau

Sebelah Barat               : Kabupaten Katingan

 

Gambar 1. Peta Wilayah Kota Palangka Raya
Sumber : Dokumen RP3KP Kota Palangkaraya 2021

Wilayah Kota Palangka Raya terdiri atas 5 wilayah kecamatan, 30 kelurahan dengan luas wilayah keseluruhan mencapai 2.853,12 km². Untuk luas wilayah menurut kecamatan di Kota Palangka Raya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Luas Wilayah menurut Kecamatan di Kota Palangka Raya

No Kecamatan Ibukota Kecamatan Jumlah Kelurahan Luas Wilayah Prosentase Luasan
1 Rakumpit Mungku Baru 7 1.101,99 km² 38,62 %
2 Bukit Batu Tangkling 7 603,14 km² 21,14 %
3 Jekan Raya Palangka 4 387,53 km² 13,58 %
4 Pahandut Pahandut 6 119,73 km² 4,20 %
5 Sabangau Kalampangan 6 640,73 km² 22,46 %
Kota Palangka Raya 30

2.853,12 km²

100 %

Sumber : Kota Palangka Raya Dalam Angka 2025

 

 

1.2          Kondisi Fisik Kota Palangka Raya

1.2.1 Topografi

          Kota Palangka Raya memiliki topografi berupa dataran rendah pedalaman yang membentang dari utara ke selatan. Wilayah ini membagi lembah aliran Sungai Kahayan dan Sungai Rungan di bagian barat, serta lembah Sungai Mangkutup di bagian timur. Secara umum, kota ini berada pada ketinggian 50–100 meter di atas permukaan laut (mdpl). Namun, terdapat variasi ketinggian antar kecamatan:

–      Kecamatan Sabangau merupakan wilayah terendah, dengan ketinggian antara 10–24 mdpl.

–      Kecamatan Bukit Batu memiliki morfologi berbukit, dengan ketinggian antara 135–197 mdpl.

Berikut tabel ketinggian tiap kecamatan di Kota Palangka Raya

 

Tabel 2. Tinggi Wilayah dan Jarak ke Ibukota Menurut Kecamatan di Kota Palangka Raya

No Kecamatan Tinggi Wilayah (mdpl) Jarak ke Ibukota (km)
1 Rakumpit 31,07 79,00
2 Bukit Batu 23,57 27,00
3 Jekan Raya 16,90 8,50
4 Pahandut 15,00 7,70
5 Sabangau 15,00 21,00

Sumber : Kota Palangka Raya Dalam Angka Tahun 2025

Dari segi kemiringan lahan, Kota Palangka Raya di bagian utara memiliki tingkat kemiringan kurang dari 40%, sedangkan bagian selatan kondisi dataran yang rendah dengan ketinggian 16-25 mdpl dan pada tingkat kemiringan 0-8%. Secara keseluruhan, kemiringan lereng di Kota Palangka Raya terbagi menjadi 4 jenis yaitu:

1.   Wilayah yang memiliki kemiringan antara 0-2% (Datar) untuk rata-rata wilayah di Kota Palangka Raya pada umumnya

2.   Wilayah yang memiliki kemiringan antara 2-8% (Landai) untuk wilayah didominasi di bagian utara

3.   Wilayah yang memiliki kemiringan antara 9-15% (Berombak) untuk wilayah di pinggiran sungai

4.   Wilayah yang memiliki kemiringan antara 0-2% (Curam) untuk wilayah khususnya di Kecamatan Bukit Batu yang meliputi Taman Wisata Alam Bukit Tangkiling

 

1.2.2 Geologi

Geologi Kota Palangka Raya terbentuk sejak lebih dari era Kenozoikum, khususnya sub-era Kuarter dan Tersier. Secara umum, terdapat delapan periode geologi yang tercatat di wilayah ini, yaitu : eosen–holosen, jura, jura–holosen, jura awal–holosen–kapur tersier, kuarter, oligosen, miosen akhir, tersier. Periode kuarter dan tersier mendominasi bagian utara Kota Palangka Raya. Dari segi komposisi geologi, sekitar 47,76% wilayah kota didominasi oleh alluvium, pasir berumur tua, dan gambut. Jika ditinjau dari aspek litologi (karakteristik fisik batuan), terdapat enam satuan formasi batuan utama di Kota Palangka Raya, yaitu: aluvium, endapan aluvium, endapan talus, formasi mentarang, formasi naintopo, dan formasi warukin.

 

 

Tabel 3. Geologi Kota Palangka Raya

No Geologi Luas (Ha)
1 Alluvium dan gambut 4.617,44
2 Alluvium dan pasir berumur tua 62.898,04
3 Alluvium, gambut, alluvium 844,94
4 Alluvium, pasir berumur tua, gambut 135.109,26
5 Alluvium muda berasal dari endapan sungai 6.733,71
6 Alluvium muda berasal dari endapan sungai dan gambut 44.979,15
7 Batu pasir, batu lumpur, alluvium, pasir berumur tua 210,34
8 Gambut 27.068,17
9 Skis, Gneis, Kuarsit, Granit 407,35

Sumber : Matek RTRW Kota Palangka Raya 2019 – 2039

 

1.2.3 Hidrologi

Hidrologi mencakup pergerakan, distribusi, dan kualitas air di bumi, termasuk siklus hidrologi dan sumber daya air. Di wilayah Kota Palangka Raya, terdapat tiga aliran sungai utama, yaitu Sungai Kahayan, Sungai Rungan, dan Sungai Sabangau. Ketiga sungai tersebut memiliki pola aliran meranting dengan stadium aliran dewasa hingga tua, ditandai oleh pola meander yang kuat. Pola ini membentuk danau-danau kecil akibat terpotongnya meander sungai.

Tabel 4. Nama Sungai menurut Rata-Rata Kedalaman & Lebar

Sumber : Kota Palangka Raya Dalam Angka Tahun 2025

Nama Sungai Rata – Rata (m) Panjang (km) Anak Sungai
Kedalaman Lebar Keseluruhan Terlayari
Kahayan 7 500 526 526
Rungan 7 250 165 165
Sebangau 9 50 180 180

Selain aliran permukaan, Kota Palangka Raya juga memiliki potensi air tanah yang terbagi menjadi dua kategori utama:

–       Air tanah dangkal (72,34%): Umumnya berada di wilayah yang sistem akuifernya dipengaruhi jalur sungai utama seperti Sungai Rungan, Sungai Kahayan, dan Sungai Sabangau, serta anak sungai dan saluran drainase alam yang bermuara ke sungai besar.

–       Air tanah menengah datar (27,66%): Terdapat pada daerah dengan kondisi rawa gambut, baik dangkal maupun yang tetap basah sepanjang tahun.

1.2.4 Klimatologi

Rata-rata suhu di Kota Palangka Raya selama tahun 2024 berkisar antara 27°C sampai dengan 28,4°C. Suhu rata-rata tertinggi terjadi di bulan Mei 2024 sebesar 28,4°C dan terendah di bulan Juli 2024 sebesar 27°C. Hari hujan tersebar sepanjang tahun sebanyak 299 hari hujan selama tahun 2024.

Tabel 5. Suhu Kota Palangka Raya

Bulan Suhu Udara Temperatur (°C)
Minimum Rata – Rata Maksimum
Januari 23,2 27,4 35,4
Februari 23,3 27,9 35,5
Maret 22,5 27,9 35,2
April 22,7 28,2 35,3
Mei 23,0 28,4 34,4
Juni 21,5 27,5 34,6
Juli 22,0 27,0 34,7
Agustus 21,7 27,4 35,4
September 21,5 28,3 35,7
Oktober 23,1 28,1 35,4
November 22,9 28,0 34,6
Desember 22,0 27,2 35,0

Sumber : Kota Palangka Raya Dalam Angka Tahun 2025

 

1.2.5 Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Kota Palangka Raya meliputi industri, perdagangan dan perkantoran, bangunan permukiman dan non permukiman, stadion dan sarana olahraga, padang golf, danau, hutan, kebun campuran, kolam, ladang/tegalan, lahan terbuka, landas pacu, perkebunan, sawah, semak belukar, terminal dan sungai. Luasan masing-masing fungsi peruntukan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah.

 

Tabel 6. Penggunaan Lahan Kota Palangka Raya

Penggunaan Lahan Luas (ha) Persentase (%)
Bangunan industri, perdagangan, dan perkantoran 311,09 0,11
Bangunan permukiman desa 1.132,35 0,40
Bangunan permukiman kota 4.303,98 1,51
Bangunan non-permukiman lain 71,92 0,03
Danau wisata air 12,41 0,00
Danau/ telaga alami 76,19 0,03
Hamparan batuan/ pasir lain 184,09 0,06
Hutan lahan rendah sekunder kerapatan rendah 1.115,78 0,39
Hutan lahan rendah sekunder kerapatan sedang 11.562,46 4,05
Hutan lahan rendah sekunder kerapatan tinggi 18.250,07 6,40
Hutan mangrove sekunder kerapatan sedang 27,90 0,01
Hutan rawa/gambut primer kerapatan tinggi 51.484,08 18,04
Hutan rawa/gambut sekunder kerapatan rendah 4.946,64 1,73
Hutan rawa/gambut sekunder kerapatan sedang 6.927,47 2,43
Hutan rawa/gambut sekunder kerapatan tinggi 73.060,44 25,61
Kebun campuran 13.786,52 4,83
Kolam air tawar lain 457,41 0,16
Kolam air ikan tawar 10,19 0,00
Ladang/tegalan dengan palawija 16,36 0,01
Ladang/tegalan hortikultura 29,78 0,01
Lahan terbuka lain 11.189,33 3,92
Landas pacu (runway) dan taxiway 121,92 0,04
Padang golf 28,83 0,01
Penggalian pasir, tanah dan batu (sirtu) 2.181,29 0,76
Perkebunan kelapa sawit 6.292,30 2,21
Perkebunan lain 8.702,00 3,05
Rawa pedalaman 11.550,99 4,05
Sawah dengan padi terus-menerus 19,59 0,01
Semak 23.871,26 8,37
Semak belukar 30.339,70 10,63
Stadion dan sarana olahraga 41,07 0,01
Sungai 2.725,18 0,96
Terminal bandara 17,24 0,01
Terminal bus 4,51 0,00
Tubuh air lain 465,09 0,16
Total (Luas Wilayah Kota Palangkaraya) 285.312,41  

Sumber : RP3KP Kota Palangka Raya 2021

Berdasar prosentase diatas, didapatkan bahwa kawasan dengan luasan terbesar di Kota Palangka Raya adalah hutan rawa/gambut sekunder kerapatan tinggi 25,61% seluas 73.060,44 ha dan hutan rawa/gambut primer kerapatan tinggi 18,04% atau seluas 51.484,08 ha. Untuk bangunan permukiman menempati lahan kurang lebih 1,91% dari luas keseluruhan Kota Palangka Raya.

 

1.2.6 Wilayah Rawan Bencana

          Menurut data Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) tahun 2022, Provinsi Kalimantan Tengah, termasuk Kota Palangka Raya, memiliki nilai indeks risiko sebesar 123,56, yang dikategorikan sebagai tingkat risiko sedang. Kota Palangka Raya memiliki potensi terjadi rawan bencana di seluruh wilayah kecamatan, bencana – bencana tersebut seperti banjir, kebakaran, kekeringan, kebakaran. Sementara rawan bencana banjir terjadi di Kecamatan Rakumpit. Bencana banjir yang terjadi di wilayah Kota Palangka Raya terjadi akibat curah hujan tinggi dan air kiriman dari wilayah hulu sungai Kahayan. BPS Kota Palangka Raya mencatat jumlah desa/kelurahan di Kota Palangka Raya yang mengalami bencana banjir di tahun 2020, 2021, dan 2024.


Tabel 7. Jumlah desa/kelurahan yang mengalami bencana banjir

Kecamatan Jumlah Desa/Kelurahan yang Mengalami Bencana Alam Banjir
2020 2021 2024
Pahandut 2 2 5
Sabangau 3 2 2
Jekan Raya 2
Bukit Batu 1 2
Rakumpit 1

  Sumber : Kota Palangka Raya Dalam Angka Tahun 2025

 

 

 

 

Tabel 8. Desa/kelurahan yang mengalami bencana

Kecamatan Desa Bencana
Sabangau Sabaru Banjir, Kebakaran Hutan, dan Kekeringan
Kereng Bangkirai Banjir, Kebakaran Hutan, dan Kekeringan
Kameloh Baru Banjir dan Kekeringan
Kalampangan Banjir dan Kekeringan
Danau Tundai Banjir dan Kekeringan
Bereng Bengkel Banjir dan Kekeringan
Pahandut Langkai Banjir dan Kekeringan
Pahandut Banjir dan Kekeringan
Pahandut Seberang Banjir dan Kekeringan
Panarung Banjir dan Kekeringan
Tanjung Pinang Banjir dan Kekeringan
Tumbang Rungan Banjir, Kebakaran Hutan, dan Kekeringan
Jekan Raya Bukit Tunggal Banjir, Kebakaran Hutan, dan Kekeringan
Menteng Banjir, Kebakaran Hutan, dan Kekeringan
Palangka Banjir, Kebakaran Hutan, dan Kekeringan
Petuk Katimpun Banjir dan Kekeringan
Bukit Batu Banturung Banjir, Kebakaran Hutan, dan Kekeringan
Habaring Hurung Banjir, Kebakaran Hutan, dan Kekeringan
Kanarakan Banjir, Kebakaran Hutan, dan Kekeringan
Marang Banjir dan Kekeringan
Sei Gohong Banjir, Kebakaran Hutan, dan Kekeringan
Tangkiling Banjir, Kebakaran Hutan, dan Kekeringan
Tumbang Tahai Banjir, Kebakaran Hutan, dan Kekeringan
Rakumpit Bukit Sua Kekeringan
Gaung Baru Banjir, Kebakaran Hutan, dan Kekeringan
Mungku Baru Abrasi, Banjir, Kebakaran Hutan, dan Kekeringan
Pager Banjir dan Kekeringan
Panjehang Banjir, Kebakaran Hutan, dan Kekeringan
Petuk Barunai Banjir, Abrasi dan Kekeringan
Petuk Bukit Abrasi, Banjir, Kebakaran Hutan, dan Kekeringan

Sumber : RP3KP Kota Palangka Raya 2021

 

Sebagian besar wilayah Kota Palangka Raya terdiri dari lahan gambut, yang rentan terhadap kebakaran hutan dan lahan. Berdasarkan data tiga tahun terakhir, luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kota Palangka Raya pada tahun 2022 mencapai 30,71 hektare, kemudian pada tahun 2023 melonjak drastis mencapai 3.892,15 hektare, lalu pada tahun 2024  kembali turun di angka 26,08 hektare. Penurunan ini merupakan hasil dari upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat dalam mencegah terjadinya karhutla.

Tabel 9. Luas Kebakaran Hutan dan Lahan di Kota Palangka Raya

 

Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024
30,71 hektare 3.892,15 hektare 26,08 hektare

 Sumber : Kota Palangka Raya Dalam Angka Tahun 2025

 

1.3          Kondisi Non Fisik Kota Palangka Raya

              1.3.1        Kegiatan Ekonomi

Perekonomian Kota Palangka Raya pada tahun 2023 menunjukkan pertumbuhan yang positif dengan peningkatan nilai PDRB baik atas dasar harga berlaku maupun harga konstan. Sektor perdagangan dan administrasi pemerintahan tetap menjadi pendorong utama ekonomi kota, sementara konsumsi rumah tangga menjadi komponen pengeluaran terbesar. Pertumbuhan ini mencerminkan stabilitas dan potensi ekonomi yang baik di Kota Palangka Raya. [*]

 

Tabel 10. PDRB (ADHB) Kota Palangka Raya Tahun 2020-2024

Lapangan Usaha PDRB Kota Palangka Raya Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Menurut Lapangan Usaha
2020-2024 (miliar rupiah)
2020 2021 2022 2023 2024
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 493,5 545,9 581,3 640,8 676,0
B Pertambangan dan Penggalian 235,9 259,5 285,6 306,9 317,9
C Industri Pengolahan 1.850,6 1.983,1 2.030,5 2.146,0 2.430,9
D Pengadaan Listrik dan Gas 66,0 67,6 71,7 77,4 82,3
E Pengadaan Air; Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang 30,6 34,8 36,4 38,6 40,8
F Konstruksi 1.926,4 2.245,2 2.587,1 2.851,5 2.982,2
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 3.223,0 3.458,9 3.963,5 4.349,1 4.647,2
H Transportasi dan Pergudangan 1.490,7 1.669,2 2.130,1 2.489,8 2.777,1
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 817,8 884,1 1.083,5 1.197,4 1.342,5
J Informasi dan Komunikasi 285,2 342,7 354,2 372,0 386,6
K Jasa Keuangan dan Asuransi 1.348,0 1.524,4 1.680,0 1.818,6 1.977,3
L Real Estate 550,8 599,9 657,9 727,4 786,9
M,N Jasa Perusahaan 11,7 12,4 14,8 17,4 19,6
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib 4.092,1 3.997,1 4.208,8 4.595,0 4.957,2
P Jasa Pendidikan 1.156,9 1.233,8 1.361,3 1.522,7 1.685,0
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 514,4 591,9 684,7 775,0 854,5
R,S,T,U Jasa Lainnya 183,6 198,9 223,3 249,7 272,3
Produk Domestik Regional Bruto 18.277,2 19.649,2 21.954,9 24.175,4 26.236,5


Sumber: Kota Palangka Raya Dalam Angka, 2025

Tabel 11. PDRB (ADHK) Kota Palangka Raya Tahun 2020-2024

Lapangan Usaha PDRB Kota Palangka Raya Atas Dasar Harga Konstan 2010 (ADHK) Menurut Lapangan Usaha 2020-2024 (miliar rupiah)
2020 2021 2022 2023 2024
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 269,8 287,6 292,4 302,3 303,8
B Pertambangan dan Penggalian 124,9 132,5 141,0 149,6 152,9
C Industri Pengolahan 1.007,3 1.018,0 989,4 1.027,4 1.110,3
D Pengadaan Listrik dan Gas 44,4 45,1 47,3 50,6 52,7
E Pengadaan Air; Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang 16,5 17,9 18,3 19,3 19,4
F Konstruksi 1.018,2 1.124,5 1.229,5 1.325,6 1.365,9
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 2.077,3 2.162,7 2.321,8 2.474,1 2.621,5
H Transportasi dan Pergudangan 814,2 890,3 1.052,6 1.143,6 1.240,6
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 462,1 487,7 569,6 615,9 675,6
J Informasi dan Komunikasi 249,9 294,6 303,6 313,6 325,8
K Jasa Keuangan dan Asuransi 868,7 925,7 951,5 1.009,3 1.075,1
L Real Estate 321,4 341,1 360,9 388,0 1.075,1
M,N Jasa Perusahaan 7,1 7,3 8,2 9,2 10,0
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib 2.254,2 2.200,0 2.269,6 2.401,8 2.587,6
P Jasa Pendidikan 655,0 687,3 717,3 771,1 838,8
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 275,6 295,7 326,6 357,0 385,9
R,S,T,U Jasa Lainnya 107,9 113,4 120,7 132,4 141,7
Produk Domestik Regional Bruto 10.574,7 11.031,5 11.720,4 12.490,6 13.316,9

       Sumber: Kota Palangka Raya Dalam Angka, 2025

 

Pertumbuhan ekonomi di Kota Palangka Raya ditopang oleh Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor yang mencatatkan angka Rp 2.621,5 miliar pada tahun 2024. Selain itu, sektor – sektor lain yang secara konsisten mengalami peningkatan nilai PDRB tiap tahunnya seperti Pertambangan dan Penggalian ; Real Estate ; Jasa Keuangan dan Asuransi ; Transportasi dan Pergudangan ; Konstruksi, juga menunjukkan peningkatan yang cukup baik, sehingga mampu menopang perekonomian Kota Palangka Raya.

Gambar 2. Grafik PDRB Kota Palangka Raya
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Gunungsitoli Dalam Angka, 2024

 

       1.3.2    Konstelasi Wilayah

A.  Konstelasi Kota Palangka Raya dengan Provinsi Kalimantan Tengah

Kota Palangka Raya merupakan pusat pemerintahan Provinsi Kalimantan Tengah. Sebagai ibu kota, kota ini menjadi pusat administratif, politik, dan pelayanan publik utama di provinsi tersebut. Kota Palangka Raya terletak hampir di tengah-tengah wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, sehingga memiliki posisi strategis untuk konektivitas antar wilayah kabupaten/kota lainnya di provinsi tersebut. Dalam struktur ruang Provinsi Kalimantan Tengah, Kota Palangka Raya ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Provinsi (KSP) dan berfungsi sebagai kota inti dalam sistem perkotaan provinsi. Kota ini juga merupakan bagian dari jaringan metropolitan potensial yang mendukung pusat-pusat ekonomi dan transportasi. Sebagai kota terbesar di Provinsi Kalimantan Tengah, Kota Palangka Raya menjadi pusat kegiatan ekonomi, pendidikan, budaya, dan pelayanan kesehatan. Kota ini juga menjadi tempat berlangsungnya berbagai aktivitas sosial dan budaya skala provinsi maupun nasional. Kota Palangka Raya menyumbang secara signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Tengah, khususnya dari sektor jasa, perdagangan, dan administrasi pemerintahan.

 

B.     Konstelasi Kota Palangka Raya dengan Kota/Kab Sekitarnya

Kota Palangka Raya terletak di tengah-tengah Provinsi Kalimantan Tengah dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Gunung Mas di sebelah utara dan Kabupaten Pulang Pisau di sebelah selatan dan timur. Konstelasi ini menjadikan Palangka Raya sebagai simpul penghubung antar wilayah di Provinsi Kalimantan Tengah. Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Kalimantan Tengah, Kota Palangka Raya berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang melayani kebutuhan wilayah sekitarnya, terutama dalam sektor: pemerintahan, perdagangan dan jasa, pendidikan, kesehatan, transportasi dan logistik.

 

 

C.     Konstelasi Kota Palangka Raya dengan Kecamatan di Dalamnya

Kota Palangka Raya memiliki struktur spasial yang memusat ke Kecamatan Jekan Raya dan Kecamatan Pahandut, dengan Kecamatan Sabangau, Kecamatan Bukit Batu, dan Kecamatan Rakumpit berperan sebagai wilayah penyangga, konservasi, dan pengembangan berbasis sumber daya alam. Perbedaan karakteristik antar kecamatan menciptakan konstelasi fungsional yang saling melengkapi, baik dari segi permukiman, ekonomi, lingkungan, maupun ketahanan wilayah.

 

Kecamatan Fungsi/ Peran Utama
Pahandut Pusat Pemerintahan & Perdagangan Lama :

–       Pusat kegiatan pemerintahan, perdagangan tradisional, dan jasa lokal

–       Memiliki pasar induk, pelabuhan sungai, dan area perkantoran lama.

Jekan Raya Kawasan Perkotaan Inti dan Perluasan :

–       pusat perumahan baru, pendidikan, dan fasilitas komersial modern

–       Lokasi Bandara Tjilik Riwut, Universitas Palangka Raya, serta area ekspansi permukiman menengah dan atas

–       Berperan sebagai penghubung antara pusat kota dan kabupaten sekitar

Sabangau Kawasan Transisi dan Lingkungan:

–       Terdapat Taman Nasional Sebangau, kawasan konservasi unggulan

Bukit Batu Kawasan Bukit dan Agrikultur :

–       Potensial untuk pengembangan agrowisata, konservasi, serta kawasan pertanian pangan

Rakumpit Wilayah Perkotaan Baru dan Potensi Pertanian :

–       Merupakan kecamatan terluas dan paling rendah kepadatan penduduknya

–       Potensi besar untuk pengembangan perkotaan baru, pertanian, dan permukiman

 

 

2.   Demografi Kota Palangka Raya

   2.1      Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Kota Palangka Raya pada tahun 2024 (berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2020-2050) mencapai 310.110 jiwa (data pertengahan tahun), terdiri dari : 155.900 laki – laki, 154.210 perempuan dengan rasio jenis kelamin 101.


Tabel 12. Jumlah Penduduk & Rasio Jenis Kelamin
menurut Kecamatan Tahun 2020-2024

Kecamatan Penduduk (jiwa) Rasio Jenis Kelamin
Laki – Laki Perempuan Jumlah
 Pahandut 53.594 52.149 105.743 100
Sabangua 14.404 13.700 28.104 103
Jekan Raya 81.891 80.371 162.262 101
Bukit Batu 7.670 7.157 14.827 104
Rakumpit 2.250 1.967 4.217 111
Kota Palangka Raya 159.809 155.344 315.153 101

Sumber : Kota Palangka Raya Dalam Angka Tahun 2025

 

Gambar 3.Piramida Penduduk Kota Palangka Raya
Sumber : Kota Palangka Raya Dalam Angka Tahun 2025

 

Tingkat kepadatan penduduk Kota Palangka Raya tahun 2024 sebesar 108,69 orang per km2. Sedangkan untuk laju pertumbuhan penduduk Kota Palangka Raya selama periode tahun 2020–2024 tercatat sebesar 1,48%.

 

Tabel 13.Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Penduduk per Kecamatan

Kecamatan Jumlah Penduduk (jiwa) Laju Pertumbuhan Penduduk per tahun 2020-2024 Kepadatan Penduduk (per km²) Prosentase (%)
Pahandut 105.743 1,29 850,41 32,83
Sabangau 28.104 2,55 41,25 8,52
Jekan Raya 162.262 1,53 421,64 52,69
Bukit Batu 14.827 0,66 23,81 4,63
Rakumpit 4.217 0,80 3,72 1,32
Kota Palangka Raya 315.153 1,48 108,69 100

Sumber : Kota Palangka Raya Dalam Angka Tahun 2025

 

Persentase penduduk usia produktif (15-64 tahun) sebesar 69,73 persen. Sementara sisanya 30,27 persen termasuk penduduk usia non produktif, yang terdiri dari 24,72 persen penduduk usia 0-14 tahun dan 5,55 persen penduduk usia 65 tahun ke atas.

Tabel 14. Jumlah Penduduk Usia Produktif di Kota Palangka Raya

Jumlah (orang) Angkatan Kerja usia 15-64 tahun (orang) Bukan Angkatan Kerja (orang)
Jumlah Bekerja Pengangguran Jumlah Ber-
sekolah
Mengurus Rumah Tangga Lainnya
234.023 153.885 146.158 7.727 80.138 26.352 44.539 9.247

Sumber : Kota Palangka Raya Dalam Angka Tahun 2025

 

  • Kemiskinan

Menurut data BPS melalui Survei Sosial Ekonomi Nasional Maret, tercatat bahwa jumlah penduduk miskin di Kota Palangka Raya pada tahun 2024 sejumlah 10.700 orang. Garis kemiskinan Kota Palangka Raya Tahun 2024 naik menjadi Rp 555.618 per kapita per bulan dari sebelumnya Rp 530.223 per kapita per bulan. Persentase penduduk miskin pada tahun 2024 naik menjadi 3,52%.

 

Tabel 15. Jumlah Penduduk Miskin di Kota Palangka Raya

Tahun Presentase Penduduk Miskin (%) Jumlah Penduduk Miskin (jiwa)
2013 3,94 9.700
2014 3,81 9.680
2015 3,91 10.250
2016 3,75 9.960
2017 3,62 9.900
2018 3,47 9.780
2019 3,35 9.690
2020 3,44 10.220
2025 3,52 10.700

Sumber : Kota Palangkaraya Dalam Angka Tahun 2021 dan Tahun 2025

 

3.       Perumahan dan Lingkungan Kota Palangka Raya

      3.1       Luas Permukiman

Berdasarkan arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Palangka Raya, rencana kawasan permukiman seluas 23.136,67 hektare. Pada peruntukan permukiman, secara eksisting di dalamnya ditunjang oleh fasilitas pendukung meliputi perdagangan dan jasa, fasilitas pendidikan, fasilitas peribadatan, fasilitas perkantoran dan fasilitas lainnya.

Dari rencana permukiman dan penggunaan lahan eksisting ini didapat lahan mana yang dapat dikembangkan untuk permukiman. Berikut luas permukiman eksisting, rencana permukiman dan ketersediaan tanah untuk permukiman di Kota Palangka Raya.

Tabel 16. Luas Permukiman Eksisting, Rencana Permukiman dan Ketersediaan Tanah untuk Permukiman di Kota Palangka Raya

Kecamatan Kelurahan Luas Permukiman Eksisting (Ha) Luas Permukiman Rencana Perda (Ha) Luas Ketersediaan Tanah (Ha)
Bukit Batu Banturung 2,90 256,75 205,22
Habarung Hurung 0 162 60,76
Kanarakan 0,02 488,98 407,62
Marang 1,46 952,25 102,65
Sei Gohong 6,23 314,95 186,48
Tangkiling 0,02 160,47 117,16
Tumbang Tahai 3,28 661,04 548,36
Total 13,93 2.996,45 1.628,22
Jekan Raya Bukit Tunggal 185,13 8.681,30 1.977,50
Menteng 292,78 2.288,35 1.182,83
Palangka 161,11 1.124,48 771,43
Petuk Katimpun 4,97 808,63 635,05
Total 643,99 12.900,78 4.566,83
Pahandut Langkai 354,49 606,05 606,05
Pahandut 0 92,27 92,27
Pahandut Seberang 10,67 56,94 56,94
Panarung 271,7 1.426,55 1.009,39
Tanjung Pinang 0,40 496,82 495,20
Tumbang Rungan 2,84 16,62 16,62
Total 640,1 2.695,26 2.276,9
Rakumpit Bukit Sua 5,08 43,68 38,6
Gaung Baru 0 13,00 13,00
Mungku Baru 0,03 143,63 130,09
Pager 0 153,02 132,69
Panjehang 3,81 24,22 20,39
Petuk Barunai 24,02 41,02 38,05
Petuk Bukit 3,90 75,41 24,12
Total 36,84 481,0 383,94
Sabangau Bereng Bengkel 6,85 13,63 13,63
Danau Tundai 0 0,02 0,02
Kalampangan 2,33 855,57 738,61
Kameloh Baru 5,97 21,75 21,76
Kereng Bangkirai 5,80 2.516,81 1.240,99
Sabaru 0 655,52 542,17
Total 20,94 4.063,2 2.557,2
Grand Total 1.355,80 23.136,67 11.425,77

Sumber : RP3KP Kota Palangkaraya Tahun 2021

 

3.2       Kondisi Rumah Tangga Berdasarkan Kualitas Rumah Sehat dan Layak

Pendataan rumah juga dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya meliputi rumah yang telah memenuhi syarat (rumah sehat). Syarat ini merujuk pada kriteria rumah sehat menurut Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, yaitu:

  1. Langit – langit : Ada dan tidak rawan kecelakaan
  2. Dinding : Permanen/Semi permanen (tembok, pasang batu bata yang diplester) papan kedap air
  3. Lantai : Tidak retak dan berdebu di plester/ubin/keramik/papan
  4. Jendela Kamar Tidur : Ada
  5. Jendela Ruang Keluarga : Ada
  6. Ventilasi : Ada, Luas ventilasi permanen > 10% Luas lantai
  7. Lubang Asap Dapur : Ada, lubang ventilasi > 10% luas lantai dapur (asap keluar dengan sempurna)
  8. Pencahayaan : Terang dan tidak silau

            Jumlah rumah yang memenuhi syarat rumah sehat di Kota Palangka Raya sejumlah 70.924 unit atau sekitar 89,83 %, Jumlah rumah sehat di Kota Palangka Raya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 17. Jumlah Rumah Sehat di Kota Palangka Raya Tahun 2020

No. Kecamatan Jumlah Rumah (Unit) Persentase Rumah Sehat (%) Jumlah Rumah Sehat (Unit)
1. Pahandut 28.197 89,83 25.329
2. Jekan Raya 39.372 89,83 35.368
3. Sebangau 5.950 89,83 5.345
4. Bukit Batu 4.523 89,83 4.063
5. Rakumpit 912 89,83 819
Jumlah 78.954 89,83 70.924

Sumber : RP3KP Kota Palangkaraya Tahun 2021

 

3.2.1    Rumah Tangga Menurut Kepemilikan Bangunan

Berdasarkan hasil Susenas 2020, rumah tangga di Palangka Raya yang menempati rumah milik sendiri sebesar 61,61 persen dan sisanya sebesar 38,39 persen adalah bukan milik sendiri. Berikut persentase status kepemilikan rumah Kota Palangka Raya Tahun 2020.

 

Tabel 18.Persentase Rumah Tangga menurut Status Kepemilikan Tempat Tinggal tahun 2020

Status Kepemilikan Palangka Raya Kalimantan Tengah
Milik Sendiri 61,61 78,35
Kontrak/Sewa 25,75 7,57
Bebas Sewa 10,86 8,60
Dinas dan Lainnya 1,78 5,48

Sumber : RP3KP Kota Palangkaraya Tahun 2021

 

3.3    Kondisi Rumah Tangga Berdasarkan Fasilitas Perumahan

        3.3.1    Rumah Tangga Menurut Sanitasi

Sistem pengelolaan air limbah di Kota Palangka Raya dilakukan dengan menggunakan sanitasi setempat (on-site) yaitu dilakukan menggunakan septic tank dan cubluk. Dimana jumlah rumah tangga tanpa septic tank dan cubluk berada pada daerah-daerah pinggiran sungai. Jumlah rumah tangga yang dapat mengakses sanitasi yang layak di Kota Palangka Raya sejumlah sekitar 81,74%, Jumlah rumah tangga dengan akses terhadap fasilitas sanitasi  yang layak di Kota Palangka Raya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 19.Jumlah KK dengan Akses terhadap Fasilitas Sanitasi yang Layak di Kota Palangka Raya

No. Kecamatan Jumlah Rumah (Unit) Persentase Akses Sanitasi (%) Jumlah Rumah Sehat (Unit)
1. Pahandut 28.197 81,74 23.048
2. Jekan Raya 39.372 81,74 32.183
3. Sebangau 5.950 81,74 4.863
4. Bukit Batu 4.523 81,74 3.704
5. Rakumpit 912 81,74 74.547
Jumlah 78.954 81,74 138.345

Sumber : RP3KP Kota Palangkaraya Tahun 2021

 

 

        3.3.2    Rumah Tangga Menurut Sumber Air Utama yang Digunakan untuk Minum

Ketersediaan sumber air minum yang aman sangat penting untuk mendukung kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Jumlah rumah tangga yang dapat mengakses air bersih yang layak di Kota Palangka Raya sejumlah sekitar 80,74%. Di Kota Palangka Raya, mayoritas rumah tangga menggunakan air kemasan atau air isi ulang sebagai sumber air minum utama.
                    Tabel 20.Persentase Fasilitas Air Minum di Kota Palangka Raya

Fasilitas Perumahan 2018 2019 2020
Sumber Air Utama Untuk Minum
Kemasan/Isi Ulang 76,60 82,65 79,21
Leding 2,74 1,12 0,88
Sumur 20,60 16,91 19,42

Sumber : RP3KP Kota Palangkaraya Tahun 2021

 

        3.3.3    Rumah Tangga Menurut Sumber Penerangan Utama

Listrik merupakan sumber penerangan yang digunakan oleh masyarakat. tidak hanya bergantung pada PLN, masyarakat Kota Palangka Raya saat ini juga menjadikan Sumber listrik Non PLN dan lainnya sebagai sumber penerangan sehari harinya. Tabel berikut ini menunjukkan persentase penggunaan sumber penerangan utama di Kota Palangka Raya.

 

Tabel 21. Persentase Rumah tangga
menurut Sumber Penerangan Utama

Ruta Sumber
Penerangan
2018 2019 2020
Listrik PLN 100 100 99,57
Listrik Non PLN 0 0 0,25
Bukan Listrik 0 0 0,18

Sumber : RP3KP Kota Palangkaraya Tahun 2021

 

    4.     Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dan Permukiman Kumuh Kota Palangka Raya

            4.1    Rumah Tidak Layak Huni (RTLH)

RTLH merupakan rumah yang tidak memenuhi standar rumah layak huni. Kondisinya meliputi konstruksi bangunan yang tidak kokoh, luas bangunan yang tidak memadai sesuai kebutuhan per orang, serta tidak memberikan lingkungan yang sehat dan aman bagi penghuninya. Rumah tidak layak huni memiliki kriteria sebagai berikut:

  1. Konstruksi bangunan membahayakan (kondisi rusak berat)
  2. Standar luasan ruang < 9 m2 per orang
  3. Pencahayaan alami kurang (remang- remang atau gelap pada siang hari)
  4. Penghawaan tidak baik (ventilasi kurang atau tidak ada ventilasi)
  5. Kelembaban ruang tinggi (akibat ventilasi dan pencahayaan)
  6. Terletak di daerah membahayakan
  7. Air bersih belum/tidak memenuhi standar sanitasi buruk

Jumlah rumah tidak layak huni di Kota Palangka Raya sebanyak 3.567 unit. Kec.Pahandut memiliki RTLH terbanyak yaitu 2.121 unit, disusul oleh Kec.Jekan Raya sebanyak 855 unit. Kecamatan dengan jumlah RTLH paling sedikit ada di Kec.Bukit batu sebanyak 168 unit dan Kec.Rakumpit tidak memiliki RTLH.

Tabel 22. Jumlah RTLH di Kota Palangka Raya

No Kecamatan Kelurahan Jumlah RTLH
1 Sabangau Bereng Bengkel 0
Danau Tundai 0
Kalampangan 0
Kameloh Baru 0
Kereng Bangkirai 423
Sabaru 0
Total 423
2 Rakumpit Bukit Sua 0
Gaung Baru 0
Mungku Baru 0
Pager 0
Panjehang 0
Petuk Barunai 0
Petuk Bukit 0
Total 0
3 Pahandut Langkai 34
Pahandut 1626
Pahandut Seberang 389
Panarung 0
Tanjung Pinang 0
Tumbang Rungan 72
Total 2.121
4 Jekan Raya Bukit Tunggal 0
Menteng 554
Palangka 301
Petuk Katimpun 0
Total 855
5 Bukit Batu Banturung 0
Habaring Hurung 0
Kanarakan 0
Marang 0
Sei Gohong 0
Tangkiling 168
Tumbang Tahai 0
Total 168
Total RTLH di Kota Palangka Raya 3567

Sumber : RP3KP Kota Palangkaraya Tahun 2021

 

  • 2 Permukiman Kumuh

Kawasan permukiman kumuh Kota Palangka Raya tersebar di 4 kecamatan dengan tipe kumuh terdiri dari kumuh sedang dan kumuh ringan. Luas kumuh total Kota Palangka Raya yaitu sebesar 231,25 Ha. Berikut sebaran kawasan permukiman kumuh di Kota Palangka Raya.

Tabel 23. Sebaran Lokasi Kumuh di Kota Palangka Raya

No Lokasi Tipe Kumuh Luas (Ha)
Kecamatan Kelurahan/Desa
1 Bukit Batu
(7 kelurahan)
Tangkiling Kumuh Sedang 13,14
Kumuh Ringan 4,85
2 Jekan raya
(4 kelurahan)
Menteng Kumuh Ringan 32,37
Palangka

 

Kumuh Sedang 13,60
Kumuh Ringan 15,57
3 Pahandut
(6 kelurahan)
Pahandut Kumuh Sedang 31,32
Kumuh Ringan 15,53
Pahandut Seberang Kumuh Sedang 29,30
Kumuh Ringan 29,45
4 Sebangau
(6 kelurahan)
Kereng Bengkirai Kumuh Sedang 24,19
Kumuh Ringan 21,93
Jumlah 231,25

Sumber : RP3KP Kota Palangkaraya Tahun 2021

 

5.   Statistik Pengembangan Perumahan dan Backlog Kota Palangka Raya

   5.1      Backlog

Backlog atau kekurangan jumlah rumah merupakan selisih antara kebutuhan rumah pada jumlah anggota rumah tangga yang ideal dibanding dengan ketersediaan atau jumlah rumah yang ada. Backlog rumah dapat diukur dari dua perspektif yaitu dari sisi kepenghunian maupun dari sisi kepemilikan. Backlog rumah dari perspektif kepenghunian dihitung dengan mengacu pada konsep perhitungan ideal yaitu 1 keluarga menghuni 1 rumah. Sedangkan backlog kepemilikan dihitung berdasarkan angka home ownership rate/persentase rumah tangga (ruta) yang menempati rumah milik sendiri. Sumber data dasar yang digunakan dalam perhitungan ini adalah bersumber dari data BPS. Backlog perumahan berdasarkan kepenghunian dan kepemilikan di Kota Palangka Raya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 24. Backlog Kepenghunian di Kota Palangka Raya thn 2020

No Kecamatan Jumlah KK Jumlah Rumah (Unit) Backlog Kepenghunian (Unit)
1 Pahandut 29.812 28.197 1.615
2 Sabangau 7.314 5.950 1.364
3 Jekan Raya 46.933 39.372 7.561
4 Bukit Batu 4.333 4.523 Tidak ada backlog
5 Rakumpit 1.175 912 263
Jumlah 89.567 78.954 10.613

Sumber : RP3KP Kota Palangkaraya Tahun 2021

 

Tabel 25. Backlog Kepemilikan di Kota Palangka Raya thn 2020

No Kecamatan Jumlah KK Jumlah Rumah (Unit) Persentase Kepemilikan Rumah (%) Rumah Milik Sendiri (Unit) Backlog Kepemilikan (Unit)
1 Pahandut 29.812 28.197 61,61 17.372 12.440
2 Sabangau 7.314 5.950 61,61 3.666 3.648
3 Jekan Raya 46.933 39.372 61,61 24.257 22.676
4 Bukit Batu 4.333 4.523 61,61 2.787 1.546
5 Rakumpit 1.175 912 61,61 562 613
Jumlah 89.567 78.954 61,61 48.644 40.923

Sumber : RP3KP Kota Palangkaraya Tahun 2021

 

Berdasarkan tabel di atas, backlog perumahan berdasarkan kepenghunian tercatat lebih rendah dibandingkan dengan backlog berdasarkan kepemilikan. Kebutuhan rumah menurut backlog kepenghunian mencapai 10.613 unit, sedangkan berdasarkan backlog kepemilikan mencapai 40.923 unit. Kecamatan Jekan Raya memiliki angka backlog tertinggi untuk keduanya, dengan backlog kepenghunian sebanyak 7.561 unit dan backlog kepemilikan sebesar 22.672 unit.

Gambar 4. Jumlah Perbandingan Backlog Kepenghunian dan Kepemilikan di Kota Palangka Raya th 2020
Sumber : RP3KP Kota Palangkaraya Tahun 2021