Kabupaten Bener Meriah

Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Bener Meriah

1. Letak Geografis dan Administrasi

Berdasarkan letak geografis, wilayah administrasi Kabupaten Bener Meriah terletak antara 4° 33’ 50’’ – 4° 54’ 50” Lintang Utara dan 96° 40’ 75” – 97° 17’ 35” Bujur Timur. Dengan tinggi rata-rata di atas permukaan laut yaitu 100 – 2.500 mdpl, kabupaten tersebut berada ditengah-tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Berdasarkan posisi geografisnya, batas-batas wilayahnya adalah :

• Sebelah Utara : Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Bireuen
• Sebelah Selatan : Kabupaten Aceh Tengah
• Sebelah Barat : Kabupaten Aceh Tengah
• Sebelah Timur : Kabupaten Aceh Timur

Kabupaten Bener Meriah memiliki luasan wilayah sebesar 1.941,61 km² terdiri dari 10 kecamatan dan 233 gampong (desa). Wilayah terluas adalah Kecamatan Syiah Utama dengan luas 814,63 km² (41,96%), sedangkan Kecamatan Bener Kelipah memilki luas terkecil yaitu 26,75 km² (1,38%). Berikut adalah luas wilayah Kabupaten Bener Meriah berdasarkan kecamatan, beserta ibu kota kecamatan dan persentasenya.

Tabel 1 Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Bener Meriah

No	Kecamatan	Ibu Kota Kecamatan	Luas (km2)	Persentase Luas Wilayah (%)	Tinggi Wilayah (mdpl)
1	Timang Gajah	Lampahan	98,28	5,06	300 – di atas 2100
2	Gajah Putih	Reronga	75,57	3,75	300 – di atas 2100
3	Pintu Rime Gayo	Blang Rakal	223,56	11,51	100 – di atas 2100
4	Bukit	Simpang Tiga Redelong	110,95	5,71	600 – di atas 2100
5	Wih Pesam	Pante Raya	66,28	3,41	600 – di atas 2100
6	Bandar	Pondok Baru	82,10	4,23	600 – di atas 2100
7	Bener Kelipah	Gunung Musara	26,75	1,38	1200 – di atas 2100
8	Syiah Utama	Samar Kilang	814,63	41,96	100 – di atas 2100
9	Mesidah	Wer Tingkem	286,83	14,77	100 – di atas 2100
10	Permata	Buntul	159,66	8,22	100 – di atas 2100
Bener Meriah		Simpang Tiga Redelong	1.941,61	100,00	100 – di atas 2100

Sumber : BPS Kabupaten Bener Meriah, 2025

 

1. Kondisi Fisik
   1. Topografi dan Morfologi

Keadaan topografi suatu daerah sangat berpengaruh terhadap perkembangan wilayah tersebut. Daerah yang memiliki topografi curam dan terjal akan membuat daerah terebut sulit untuk berkembang, di mana untuk mencari lahan yang dapat dijadikan permukiman atau lahan mata pencaharian akan menjadi sangat susah. Kondisi wilayah yang curam dan terjal jika dijadikan menjadi lahan permukiman ataupun lahan mata pencaharian akan memerlukan teknik-teknik khusus yang tentunya akan memakan biaya operasional yang lebih besar bila dibandingkan dengan lahan yang mempunyai topografi datar hingga bergelombang.

Sebagian besar wilayah Kabupaten Bener Meriah merupakan daerah bergelombang sampai berbukit. Dengan keadaan yang demikian membuat kemiringan lereng juga akan didominasi oleh kondisi bergelombang hingga curam. Kabupaten Bener Meriah memiliki klasifikasi kelerengan yang terbagi atas kelas kelerengan tersebut, yaitu : 0-8%, 8-15%, 15-25%, 25-40% dan >40%. Berdasarkan gambaran kelerengan tersebut, tampak didominasi oleh lahan berkelerengan > 40% dengan luasan yang mencapai 89,588,16 Ha atau sebesar 47% dari total luas wilayah kabupaten. Berikut adalah tabel luas wilayah Kabupaten Bener Meriah berdasarkan topografi.

Tabel 2 Topografi Kabupaten Bener Meriah

Kecamatan	Kelerengan (%)					Total
	0-8	8-15	15-25	25-40	>40
Bandar	16,01	2.624,29	1.408,20	1.233,71	5.018,34	10.300,55
Bener Kelipah	–	739,07	607,21	555,67	767,22	2.669,17
Bukit	261,15	3.033,35	873,89	566,16	4.787,67	9.522,22
Gajah Putih	–	256,07	1.089,98	1.024,88	3.570,86	5.941,79
Mesidah	–	579,78	6.964,41	8.265,00	18.206,28	34.015,47
Permata	–	3.855,55	3.683,96	4.639,96	7.231,62	19.414,04
Pintu Rime Gayo	–	6.811,19	6.020,73	3.909,27	7.307,65	24.048,84
Syiah Utama	–	2.893,19	9.681,24	17.382,37	38.510,33	68.467,83
Timang Gajah	–	1.439,25	2.385,53	2.716,84	3.498,58	10.040,2
Wih Pesam	–	1.936,47	2.606,55	747,84	689,61	5.980,47
Total	277,16	24.171,91	32.325,70	41.046,70	89.594,16	190.407,58

Sumber : RTW Kabupaten Bener Meriah 2012-2032

 

1. Struktur Geologi

Kondisi geologi Kabupaten Bener Meriah terdiri dari beberapa bebatuan dengan jenis batuan sedimen, batuan vulkanis telsis dan alluvial terakhir, dominasi batuan sedimen ini hampir merata pada sebelah selatan Kabupaten Bener Meriah, yang merupakan dataran tinggi atau berfungsi sebagai kawasan areal penggunaan lain. Sedimen ini juga terbagi oleh jenis yang diantaranya, sedimen kapur dan galukosit dengan material halus, kemudian sedimen sedikit kandungan kapur dan material kasar konglomerat, batu pasir dan mika.

Jenis batuan yang terdapat di Kabupaten Bener Meriah dapat dikelompokkan menjadi batuan beku dan batuan metamorfik atau malihan, batuan sedimen dan gunung api tua, batu gamping, bautan gunung api muda, serta endapan aluvium. Batuan sedimen terutama terdapat di daerah lembah.

 

1. Jenis Tanah

Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Bener Meriah sangat beragam. Sebagian besar merupakan jenis tanah kambisol yang bercampur dengan jenis tanah lainnya, seperti gleisol, regosol, andosol, alluvial dan podsolik. Sebagai hasil erosi partikel-partikel tanah diendapkan melalui media air sungai atau aliran permukaan pada daerah rendah. Pada daerah pesisir terjadi endapan di tempat-tempat tertentu seperti Krueng Aceh dan anak-anak sungai lainnya, seperti pada belokan sungai bagian dalam. Hasil sedimentasi oleh aliran permukaan setempat dijumpai sebagai tumpukan tanah pada bagian tertentu sehingga membentuk jenis tanah aluvial.

 

1. Klimatologi

Data curah hujan Kabupaten Bener Meriah sesuai data Provinsi NAD masuk dalam kategori mewakili dataran tinggi di mana curah hujan cenderung tinggi mencapai 13.327 mm/tahun dengan rata-rata 1.105,60 mm/bulan. Menurut Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah, curah hujan rata-rata tertinggi terjadi pada Bulan Oktober sebesar 66,8 mm/hari dan pada bulan Desember 9,14 mm/hari sementara curah hujan terendah rata-rata terjadi pada Bulan Maret sampai Mei dengan nilai 1,08 mm/hari. Untuk lebih jelasnya, suhu dan kelembapan rata-rata, maksimal, atau minimal, dapat dilihat dari tabel di bawah ini.

Tabel 3 Pengamatan Unsur Iklim Menurut Bulan di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2023

Bulan	Suhu Udara (℃)			Kelembapan Udara (%)
	Maks	Min	Rata-rata	Maks	Min	Rata-rata
Januari	29	18	21	90	93	92
Februrari	28	18	22	89	94	92
Maret	28	18	22	90	93	92
April	28	18	21	89	93	91
Mei	29	19	22	90	93	91
Juni	28	18	22	90	94	92
Juli	30	19	22	90	93	91
Agustus	29	19	21	89	93	92
September	30	19	22	89	93	92
Oktober	31	19	22	89	93	92
November	32	19	22	89	94	92
Desember	32	20	22	89	93	92

Sumber : BPS Kabupaten Bener Meriah, 2024

 

1. Hidrologi

• Air Permukaan

Kabupaten Bener Meriah dilintasi oleh beberapa aliran sungai. Adapun sungai-sungai yang melintasi Kabupaten Bener Meriah dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air (catchment area) yaitu, Sungai Kreung Bidin, Sungai Kreung Peusangan, Sungai Kreung Jambo Aye serta sungai-sungai kecil lainya. Sungai-sungai tersebut mengalir di sepanjang wilayah Kabupaten Bener Meriah. Hingga saat sekarang ini pemanfaatan air baku bagi kepentingan kebutuhan air bersih/air minum seluruhnya dipasok dari air permukaan atau air sungai. Selain sungai, waduk-waduk kecil juga banyak terdapat di Kabupaten Bener Meriah, bahkan ada yang membentuk danau seperti Danau Lut Kucak.

Tabel 4 Sungai di Kabupaten Bener Meriah

No.	Wilayah Sungai	Luas DAS (km2)	Panjang (km)
1	Jambo Aye	21.185	1.514,05
2	Peusangan	21.185	1.836
3	Bidin	4,76	141,115
4	Kanis	3,82	21,943
5	Pepantang	0,97	13,10
6	Wih Delung	0,071	12,701
7	Jamur Uluh	0,50	13,126
8	Enang-Enang	0,06	10,68
9	Lampahan	0,009	8,9
10	Rongka	0,019	6,8
11	Wih Kulus	0,04	15,8
Jumlah		35,059	166.489,16

Sumber : DPUPKP, 2020

• Air Tanah

Cakupan air tanah terdiri dari air tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah dangkal adalah air tanah yang umumnya digunakan oleh masyarakat sebagai sumber air bersih berupa sumur timba atau sumur pompa tangan maupun pompa tenaga listrik. Secara umum rata-rata kedalaman sumur yang tersebar di sebagian masyarakat, terutama di daerah terbangun rata – rata minimal pada kedalaman sumur 3 meter dan maksimum 5 meter sudah diperoleh air sumur pada musim penghujan. Dan pada musim kemarau rata –rata pada kedalaman sumur minimal 5 meter hingga maksimal 7 meter dapat diperoleh air sumur. Pengelolaan air tanah berdasarkan Cekungan Air Tanah (CAT) bertujuan untuk menjaga kelangsungan, daya dukung dan fungsi air tanah. Pengelolaan kualitas dan pengendalian pencemaran air tanah dilaksanakan melalui pemetaan tingkat kriteria zona kerentanan air tanah.

 

1. Risiko Bencana Alam

Potensi bencana tanah longsor di Kabupaten Bener Meriah terjadi sekitar kawasan pegunungan atau bukit yang dipengaruhi oleh kemiringan lereng yang curam pada tanah yang basah dan bebatuan yang lapuk, curah hujan yang tinggi, gempa bumi atau letusan gunung merapi yang menyebabkan lapisan bumi paling atas dan bebatuan berlapis terlepas dari bagian utama gunung atau bukit. Tanda-tanda terjadinya longsor dapat diidentifikasi dengan beberapa parameter antara lain keretakan pada tanah, runtuhnya bagian-bagian tanah dalam jumlah besar, perubahan cuaca ekstrem dan adanya penurunan kualitas lanskap dan ekosistem. Puting beliung terjadi hampir merata di seluruh daerah dalam Provinsi NAD, tidak terkecuali di Kabupaten Bener Meriah walaupun dalam intensitas yang rendah. Gunung Api aktif yang berada di Kabupaten Bener Meriah adalah Gunung Burni Telong dan Gunung Geuredong. Gunung ini terletak pada bagian selatan kabupaten atau di sebelah timur Kota Simpang Tiga Redelong (Ibu Kota Kabupaten). Aktivitas gunung tersebut berdasarkan penelitian menunjukkan peningkatan setelah gempa dan gelombang tsunami yang menimpa Provinsi NAD tanggal 26 Desember 2004 silam.

Potensi bencana gas beracun di indikasikan berada pada kawasan yang berdekatan dengan gunung berapi aktif. Dengan demikian, kawasan dengan potensi rawan bahaya gas beracun relatif sama dengan kawasan rawan letusan gunung berapi. Kawasan potensi rawan bahaya gas beracun di Kabupaten Bener Meriah berada di sekitar Gunung Geuredong dan Gunung Burni Telong. Selain potensi rawan bencana tersebut di atas, Kabupaten Bener Meriah pernah menghadapi gempa bumi pada tahun 2013 yang lalu, yang berakibat pada kerusakan infrastruktur. Selain hal tersebut, di Kabupaten Bener Meriah pada tahun 2021 juga berpotensi terjadi bencana akibat puting beliung sebanyak 11 kali, kebakaran hutan dan lahan 29 kali, kebakaran permukiman 35 kali, tanah longsor terjadi pada 35 titik dan banjir bandang terjadi 2 titik. Sehingga dibutuhkan perhatian dalam mengurangi efek dari terjadinya bencana dan meningkatkan pencegahan terjadinya bencana. Selain itu, bencana yang disebabkan bukan dari faktor alam juga sering kali terjadi di Kabupaten Bener Meriah, seperti bencana konflik yang terjadi dengan satwa liar dan wabah penyakit yang berdampak negatif terhadap pembangunan.

 

1. Kondisi Demografi
   1. Jumlah Penduduk

Berdasarkan data BPS Kabupaten Bener Meriah, pada tahun 2024, kabupaten tersebut memiliki jumlah penduduk sebanyak 179.006 jiwa dengan rasio jenis kelamin sebesar 103. Kepadatan penduduk di Kabupaten Bener Meriah mencapai 92 jiwa per km². Namun, jumlah kepadatan yang tersebar di 10 kecamatan tersebut berbeda kepadatan antar wilayahnya. Kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Wih Pesam yaitu 404 jiwa per km², sedangkan wilayah dengan kepadatan penduduk terendah, yakni Kecamatan Syiah Utama dengan 3 jiwa per km².

Tabel 5 Jumlah, Kepadatan, dan Laju Pertumbuhan Penduduk Bener Meriah Tahun 2024

No	Kecamatan	Jumlah Penduduk	Kepadatan Penduduk per km2	Laju Pertumbuhan Penduduk (%)
1	Timang Gajah	23.730	241	2,89
2	Gajah Putih	10.231	141	3,08
3	Pintu Rime Gayo	16.583	74	3,03
4	Bukit	32.840	296	3,49
5	Wih Pesam	26.786	404	3,31
6	Bandar	30.573	372	3,40
7	Bener Kelipah	5.701	213	5,09
8	Syiah Utama	2.775	3	5,15
9	Mesidah	6.029	21	3,50
10	Permata	23.758	149	5,23
Bener Meriah		179.006	92	3,6

Sumber : BPS Kabupaten Bener Meriah, 2025

1. Piramida Penduduk

Penduduk Kabupaten Bener Meriah saat ini didominasi oleh usia produktif atau usia muda dan paling banyak di usia 10-14 tahun sebesar 16.208 jiwa. Jika dilihat dari piramida penduduk di bawah ini, piramida ini memiliki bentuk lebar di bagian bawah dan menyempit ke atas, yang merupakan ciri khas piramida ekspansif. Dengan demikian, angka kelahiran di kabupaten tersebut memiliki angka yang cukup tinggi dan menunjukkan potensi pertumbuhan penduduk yang pesat di masa depan. Hal ini mengindikasikan bahwa Kabupaten Bener Meriah memiliki bonus demografi yang dapat dimanfaatkan untuk mendorong pembangunan, selama didukung dengan kebijakan yang tepat dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan lapangan kerja bagi generasi muda.

 

1. Kemiskinan

Secara keseluruhan, tingkat kemiskinan di Kabupaten Bener Meriah selama periode 2020 hingga 2024 menunjukkan pola yang berfluktuasi, baik dari segi jumlah maupun persentasenya. Pada tahun 2020 tercatat sebanyak 28,38 ribu orang, menurun menjadi 26,69 ribu orang di tahun 2021. Namun, angka tersebut kembali meningkat menjadi 27,93 ribu orang di 2022, 28,19 ribu orang di 2023, dan sedikit naik lagi menjadi 28,37 ribu orang pada 2024. Sementara itu, persentase penduduk miskin terhadap total populasi tidak mengalami perubahan yang signifikan, tetapi cenderung menurun secara perlahan. Dari 18,89% pada tahun 2020, sempat naik ke 19,16% di 2021, kemudian turun berturut-turut menjadi 18,39% di 2022, 18,31% di 2023, dan mencapai 18,18% pada 2024. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun jumlah absolut penduduk miskin relatif stabil, proporsinya terhadap total populasi menurun, yang bisa disebabkan oleh pertumbuhan jumlah penduduk secara keseluruhan.

 

1. Kondisi Ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai tambah bruto seluruh barang dan jasa yang tercipta atau dihasilkan di wilayah domestik suatu negara yang timbul akibat berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu periode tertentu tanpa memperhatikan apakah faktor yang dimiliki residen atau non- residen. Penyusunan PDRB dapat dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan yaitu pendekatan

produksi, pengeluaran dan pendapatan yang disajikan atas dasar harga berlaku dan harga konstan. PDRB atas dasar harga berlaku atau dikenal dengan PDRB nominal disusun berdasarkan harga yang berlaku pada periode perhitungan, dan bertujuan untuk melihat struktur perekonomian sedangkan PDRB atas dasar harga konstan disusun berdasarkan harga pada tahun dasar bertujuan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi.

Produk Domestik Regional Bruto merupakan salah satu indikator utama perekonomian. PDRB dapat menjadi indikator yang menggambarkan perekonomian suatu daerah. Perekonomian di Kabupaten Bener Meriah sebagai kesatuan ekonomi yang menyeluruh dapat digambarkan dengan PDRB. Meningkatnya nilai PDRB menunjukkan peningkatan kinerja perekonomian, begitu juga sebaliknya penurunan nilai PDRB berarti penurunan kinerja perekonomian. Kinerja perekonomian di Kabupaten Bener Meriah meningkat dilihat dari nilai Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku (PDRB ADHB) dari tahun 2020-204, Nilai PDRB Kabupaten Bener Meriah meningkat dari 4.527,82 miliar rupiah (2020), tumbuh menjadi 6.520,63 miliar rupiah pada tahun 2024. Pada tahun 2024, distribusi PDRB terbanyak adalah pada Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yang mencapai 54,14% dari total keseluruhan PDRB. Sedangkan Sektor Konstruksi menempati urutan kedua dengan porsi 13,85%. Persentase terkecil datang dari Sektor Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah dan Daur Ulang, yaitu 0,02%. Laju pertumbuhan PDRB di tahun 2024 sebesar 5,22%.

Tabel 6 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
di Kabupaten Bener Meriah (miliar rupiah) Tahun 2020-2024

No	Sektor	PDRB Kabupaten Bener Meriah
		2020	2021	2022	2023	2024
1	Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan	2.217,72	2.562,50	2.890,09	3.257,12	3.507,94
2	Pertambangan dan Penggalian	31,68	34,53	37,92	39,96	45,22
3	Industri Pengolahan	100,58	107,46	119,4	123,62	130,70
4	Pengadaan Listrik dan Gas	4,22	4,27	4,44	4,80	5,12
5	Pengadaan Air; Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang	1,14	1,17	1,27	1,33	1,48
6	Konstruksi	730,92	761,92	791,92	823,98	927,58
7	Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor	311,48	323,16	342,91	394,41	427,63
8	Transportasi dan Pergudangan	196,28	219,01	250,14	283,21	308,38
9	Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum	21,90	22,40	24,47	26,66	30,40
10	Informasi dan Komunikasi	58,81	60,07	63,68	70,19	73,33
11	Jasa Keuangan dan Asuransi	113,20	116,22	121,89	107,19	135,87
12	Real Estat	91,74	92,97	97,67	104,43	111,65
13	Jasa Perusahaan	11,21	11,61	12,69	13,13	13,80
14	Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib	391,39	428,39	432,56	461,99	492,82
15	Jasa Pendidikan	92,04	95,77	100,56	104,97	107,18
16	Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial	102,29	112,79	125,43	125,25	132,66
17	Jasa Lainnya	51,20	52,40	59,12	64,59	68,86
Total PDRB		4.527,82	5.006,64	5.476,17	6.015,82	6.520,63

Sumber : BPS Kabupaten Bener Meriah, 2025

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator makro untuk melihat kinerja perekonomian secara riil di suatu wilayah. Laju pertumbuhan ekonomi dihitung berdasarkan perubahan PDRB atas dasar harga konstan tahun yang bersangkutan terhadap tahun sebelumnya. Besaran nilai PDRB merupakan rata-rata tingkat pertumbuhan sektor yang berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi Kabupaten Bener Meriah. Apabila satu variabel berkontribusi cukup tinggi dan pertumbuhannya lambat, maka akan menghambat tingkat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Berikut merupakan perbandingan PDRB Kabupaten Bener Meriah dan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Berdasarkan Harga Konstan dan Harga Berlaku mulai dari Tahun 2020-2024.

Tabel 7 PDRB ADHK Provinsi Aceh dan Kab. Bener Meriah Tahun 2020-2024

Tahun	PDRB ADHK Provinsi Aceh		PDRB ADHK Kab. Bener Meriah
	Nilai (Rp Milyar)	Pertumbuhan (%)	Nilai (Rp Milyar)	Pertumbuhan (%)
2020	131.580,97	-0,37	3.626,55	0,09
2021	135.274,04	2,81	3.754,09	3,42
2022	140,971,72	4,21	3.882,43	3,42
2023	146.971,72	4,23	4.085,23	5,22
2024	153.780,44	4,66	4.218,99	3,27

Sumber : BPS Provinsi Aceh, 2025

 

 

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bener Meriah meskipun memiliki kecenderungan meningkat, khususnya jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi saat pandemi Covid-19, namun tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2022 dan 2024 masih berada di bawah pertumbuhan ekonomi Provinsi NAD. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bener Meriah yang lebih dari 50% didukung oleh sektor pertanian, memerlukan upaya mendorong sektor-sektor lainnya untuk berkontribusi lebih baik lagi, seperti sektor industri yang berbasis hilirisasi komoditas unggulan dari sektor pertanian.

 

1. Perumahan dan Lingkungan Kabupaten Bener Meriah
   1. Kondisi Rumah Tangga Berdasarkan Kualitas Rumah Sehat dan Layak
      • Rumah Tangga Menurut Kepemilikan Bangunan

Rumah tangga menurut kepemilikan bangunan atau biasa disebut sebagai status penguasaan bangunan merupakan salah satu indikator kesejahteraan penduduk di bidang perumahan. Semakin banyak penduduk yang mempunyai rumah sendiri maka semakin banyak juga masyarakat yang tergolong mapan dan sejahtera terutama untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut data di bawah ini, Kabupaten Bener Meriah mengalami peningkatan setiap tahunnya dalam persentase kepemilikan bangunan milik sendiri yang mencapai 89,00% (Tahun 2024).

Tabel 8 Persentase Rumah Tangga Menurut Status Kepemilikan Bangunan Tempat Tinggal Kab. Bener Meriah Tahun 2022-2024

Kepemilikan Bangunan	Tahun
	2022	2023	2024
Milik Sendiri	86,08	86,18	89,00
Kontrak/Sewa	5,69	9,20	3,45
Bebas Sewa	7,71	4,01	7,37
Dinas/Lainnya	0,52	0,61	0,18

Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Aceh 2022-2024 dan diolah kembali, 2025

• Rumah Tangga Menurut Luas Lantai

Luas lantai bangunan merupakan indikator lain yang menunjukkan kesejahteraan penduduk. Mengacu pada standar luas lantai rumah per anggota keluarga di Indonesia yang diatur dalam SNI 03-1733-2004, kebutuhan luas lantai minimal adalah 9 m² per orang. Tabel tersebut menunjukkan persentase rumah tangga berdasarkan luas lantai bangunan tempat tinggal di Kabupaten Bener Meriah selama tahun 2022 hingga 2024. Data menunjukkan tren peningkatan rumah dengan luas lantai 50–99 m² dari 42,03% pada 2022 menjadi 46,86% pada 2024, yang menunjukkan perbaikan kondisi hunian. Sebaliknya, persentase rumah dengan luas lantai kurang dari 50 m² menurun dari 23,57% menjadi 21,15% dalam periode yang sama. Hal ini mencerminkan peningkatan kesejahteraan masyarakat, karena lebih banyak rumah memiliki luas lantai yang lebih besar, sesuai dengan standar minimum kebutuhan ruang per orang menurut SNI.

Tabel 9 Persentase Rumah Tangga Menurut Luas Lantai Bangunan Tempat Tinggal
Kab. Bener Meriah Tahun 2022-2024

Luas Lantai Bangunan (m2)	Tahun
	2022	2023	2024
<50	23,57	24,86	21,15
50-99	42,03	44,80	46,86
100-149	24,97	19,71	18,78
150+	9,42	10,64	13,22

Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Aceh 2022-2024 dan diolah kembali, 2025

• Rumah Tangga Menurut Bahan Bangunan Utama Atap

Bangunan menurut atap terluas adalah klasifikasi bangunan yang berdasarkan penutup bagian atas sebuah bangunan, sehingga anggota rumah tangga yang berada di rumah tersebut dapat terlindungi dari terik matahari, hujan, dan sebagainya. Bahan bangunan atap yang mendominasi adalah bahan seng yang persentasenya mencapai 90% selama tiga tahun terakhir.

Tabel 10 Persentase Rumah Tangga Menurut Bahan Bangunan Atap
Kab. Bener Meriah Tahun 2022-2024

Bahan Bangunan Atap	Tahun
	2022	2023	2024
Beton	3,29	2,29	3,12
Genteng	1,10	1,23	3,94
Seng, Kayu/Sirap	93,27	94,73	90,37
Asbes	0,43	0,19	1,62
Bambu, Jerami/Ijuk/Daun/ Rumbia, Lainnya	1,24	1,55	0,95

Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Aceh 2022-2024 dan diolah kembali, 2025

• Rumah Tangga Menurut Bahan Bangunan Utama Dinding

Bangunan berdasarkan dinding terluas adalah klasifikasi bangunan berdasarkan sisi luar atau penyekat dari suatu bangunan dengan bangunan lain. Bahan bangunan dinding yang mendominasi adalah plesteran anyaman bambu, atau kayu/papan yang persentasenya sudah mencapai 60% di Kabupaten Bener Meriah selama tiga tahun terakhir.

Tabel 11 Persentase Rumah Tangga Menurut Bahan Bangunan Dinding
Kab. Bener Meriah Tahun 2022-2024

Bahan Bangunan Dinding	Tahun
	2022	2023	2024
Tembok	37,11	35,12	41,19
Plesteran Anyaman Bambu/ Kawat, Kayu/Papan, Batang Kayu	62,58	64,65	57,58
Anyaman Bambu, Bambu, Lainnya	0,31	0,24	1,23

Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Aceh 2022-2024 dan diolah kembali, 2025

• Rumah Tangga Menurut Bahan Bangunan Utama Lantai

Bahan bangunan lantai rumah mencerminkan tingkat ekonomi dan kualitas tempat tinggal masyarakat. Tabel menunjukkan data persentase rumah tangga di Kabupaten Bener Meriah berdasarkan bahan bangunan utama lantai selama tahun 2022 hingga 2024. Mayoritas rumah menggunakan bahan semen atau bata merah, dengan persentase meningkat dari 75,26% pada 2022 menjadi 78,14% pada 2024, mengindikasikan perbaikan kualitas lantai hunian. Penggunaan bahan yang lebih mewah seperti marmer/granit juga meningkat, dari 1,14% menjadi 2,71%. Sementara itu, penggunaan bahan sederhana seperti kayu/papan dan bambu/tanah cenderung fluktuatif namun relatif rendah, mencerminkan adanya pergeseran menuju material lantai yang lebih tahan lama dan layak huni.

Tabel 12 Persentase Rumah Tangga Menurut Bahan Bangunan Lantai
Kab. Bener Meriah Tahun 2022-2024

Bahan Bangunan Lantai	Tahun
	2022	2023	2024
Marmer/Granit	1,14	1,89	2,71
Keramik	14,50	12,82	13,15
Parket/Vinil/Karpet/Ubin/Tegel/ Teraso	0,87	1,57	0,45
Kayu/Papan	5,41	6,11	2,12
Semen/Bata Merah	75,26	75,48	78,14
Bambu, Tanah, Lainnya	2,83	2,12	3,43

Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Aceh 2022-2024 dan diolah kembali, 2025

• Rumah Tangga Menurut Sumber Air Utama untuk Minum

Terjadi penurunan signifikan pada penggunaan mata air terlindung dan air hujan, dari 59,14% pada 2022 menjadi 47,60% pada 2024, menandakan berkurangnya ketergantungan pada sumber air tradisional. Sebaliknya, penggunaan air leding dan air kemasan/isi ulang meningkat, masing-masing mencapai 15,05% dan 11,54% pada 2024, menunjukkan pergeseran menuju sumber air yang lebih aman dan terkelola. Namun, proporsi rumah tangga yang masih menggunakan sumber air tak terlindung atau kurang layak, seperti mata air tak terlindung dan air permukaan, masih cukup tinggi, yaitu 11,02% pada 2024, yang menandakan perlunya peningkatan akses terhadap air bersih dan aman.

Tabel 13 Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Utama untuk Minum
Kab. Bener Meriah Tahun 2022-2024

Sumber Air Utama untuk Minum	Tahun
	2022	2023	2024
Air Kemasan Bermerk, Air Isi Ulang	5,77	5,81	11,54
Leding	12,63	13,23	15,05
Sumur Bor/Pompa	3,09	3,84	2,65
Sumur Terlindung, Sumur Tak Terlindung	14,07	13,05	12,14
Mata Air Terlindung, Air Hujan	59,14	51,53	47,60
Mata Air Tak Terlindung, Air Permukaan, Lainnya	5,27	12,54	11,02

Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Aceh 2022-2024 dan diolah kembali, 2025

• Rumah Tangga Menurut Kepemilikan Fasilitas Tempat Buang Air Besar

Akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak merupakan salah satu indikator penting dalam menilai kualitas hidup dan kesehatan masyarakat. Data menunjukkan tren positif, di mana semakin banyak rumah tangga memiliki fasilitas sendiri, meningkat dari 90,36% menjadi 95,51%. Di sisi lain, penggunaan fasilitas bersama maupun MCK umum mengalami penurunan, begitu pula dengan rumah tangga yang tidak memiliki fasilitas, yang turun menjadi 2,13% pada 2024. Hal ini mencerminkan peningkatan kesadaran dan akses terhadap sanitasi individu yang lebih layak dan sehat.

Tabel 14 Persentase Rumah Tangga Menurut Kepemilikan Fasilitas Tempat Buang Air Besar Kab. Bener Meriah Tahun 2022-2024

Fasilitas Tempat Buang Air Besar	Tahun
	2022	2023	2024
Digunakan Sendiri	90,36	93,12	95,51
Digunakan Bersama Rumah Tangga Tertentu	4,75	1,63	1,26
MCK Komunal, MCK Umum	1,89	1,65	1,11
Tidak Menggunakan	0,08	0,08	–
Tidak Ada Fasilitas	2,92	3,52	2,13

Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Aceh 2022-2024 dan diolah kembali, 2025

• Rumah Tangga Menurut Sumber Penerangan Utama

Ketersediaan sumber penerangan utama merupakan indikator penting dalam menilai akses terhadap infrastruktur dasar di suatu wilayah. Tabel ini menunjukkan persentase rumah tangga di Kabupaten Bener Meriah berdasarkan sumber penerangan utama dari tahun 2022 hingga 2024. Mayoritas rumah tangga menggunakan listrik dari PLN, dengan persentase yang konsisten tinggi, yaitu di atas 98% setiap tahunnya, mencapai 99,34% pada 2024. Sementara itu, penggunaan listrik non-PLN tidak lagi tercatat sejak 2023, dan penggunaan sumber penerangan bukan listrik tetap sangat rendah, meskipun sempat meningkat pada 2023. Data ini mencerminkan bahwa hampir seluruh rumah tangga telah terlayani oleh jaringan listrik nasional, menunjukkan kemajuan dalam pemerataan akses energi di daerah tersebut.

Tabel 15 Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Penerangan Utama
Kab. Bener Meriah Tahun 2022-2024

Sumber Penerangan Utama	Tahun
	2022	2023	2024
Listrik PLN	99,45	98,74	99,34
Listrik Non-PLN	0,38	–	–
Bukan Listrik	0,17	1,26	0,66

Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Aceh 2022-2024 dan diolah kembali, 2025

 

1. RTLH dan Permukiman Kumuh

Berdasarkan surat keputusan Bupati Bener Meriah Nomor 800/697/SK/2022 tentang Lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh Kabupaten Bener Meriah Tahun Anggaran 2022, lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh di Kabupaten Bener Meriah meliputi 12 (dua belas) lokasi di 3 (tiga) kecamatan dengan luas total 87,05 Ha atau 4,48% dari luas wilayah Kabupaten Bener Meriah (DIKPLHD, 2023).

 

 

 

Sumber :

 Badan Pusat Statistik. Bener Meriah dalam Angka 2025.

Badan Pusat Statistik. Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Bener Meriah 2024.

Badan Pusat Statistik. Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Aceh 2024.

Qanun Aceh Nomor 4 Tahun 2013  tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bener Meriah Tahun 2012-2032.

Ringkasan Eksekutif Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) Kabupaten Bener Meriah Tahun 2023.