1.        Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Aceh Barat

  1.1        Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Aceh Barat

Kabupaten Aceh Barat terletak pada bagian pesisir barat Provinsi NAD, diapit pegunungan Bukit Barisan di bagian utara dan berhadapan dengan Samudera Hindia di bagian selatan. Secara geografis, Kabupaten Aceh Barat terletak pada koordinat 04˚06ʹ – 04˚47ʹ Lintang Utara dan 95˚52ʹ – 96˚30ʹ Bujur Timur dengan luas wilayah darat mencapai 2.927,95 km², lautan sejauh 12 mil seluas 957,38 km² serta garis pantai sepanjang 54,84 km. Secara administrasi, Kabupaten Aceh Barat memiliki batas wilayah:

Sebelah Utara             : Kabupaten Aceh Jaya, Pidie, dan Aceh Tengah;

Sebelah Selatan         : Samudera Indonesia dan Kabupaten Nagan Raya;

Sebelah Timur            : Kabupaten Aceh Tengah dan Nagan Raya; dan

Sebelah Barat             : Samudera Indonesida dan Aceh Jaya.

Sumber: RTRW Kabupaten Aceh Barat Tahun 2012-2032
Gambar 1.2 Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Aceh Barat

Secara administrasi, Kabupaten Aceh Barat terbagi dalam 12 kecamatan, 36 kemukiman, dan 322 gampong. Dari 12 kecamatan yang terdapat di Kabupaten Aceh Barat, Kecamatan Samatiga merupakan kecamatan yang memiliki kemukiman terbanyak, yaitu 6 mukim. Sementara itu, jumlah gampong terbanyak berada pada Kecamatan Kaway XVI dan Kecamatan Woyla dengan jumlah masing-masing 44 dan 43 gampong. Untuk lebih jelasnya tentang luas wilayah Kabupaten Aceh Barat menurut kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.1 Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Aceh Barat

No Kecamatan Ibu Kota Luas
(km²)
Persentase
(%)
Jumlah Mukim Jumlah Gampong
1 Johan Pahlawan Meulaboh 44,91 1,53 4 21
2 Samatiga Suak Timah 140,69 4,81 6 32
3 Bubon Banda Layung 129,58 4,43 3 17
4 Arongan Lambalek Drien Rampak 130,06 4,44 2 27
5 Woyla Kuala Bhee 249,04 8,51 3 43
6 Woyla Barat Pasi Mali 123,00 4,20 2 24
7 Woyla Timur Tangkeh 132,60 4,53 2 26
8 Kaway XVI Keudee Aron 510,18 17,42 4 44
9 Meureubo Meureubo 112,87 3,85 2 26
10 Pante Ceureumen Pante Ceureumen 490,25 16,74 4 25
11 Panton Reu Meutulang 83,04 2,84 2 19
12 Sungai Mas Kajeung 781,73 26,70 2 18
Kab. Aceh Barat 2.927,95 100,00 36 322

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Barat, 2024

  1.2        Kondisi Fisik Kabupaten Aceh Barat

   1.2.1   Topografi

Sumber: RTRW Kabupaten Aceh Barat, 2012-2032
Gambar 1.3 Peta Topografi Kabupaten Aceh Barat

Kabupaten Aceh Barat didominasi oleh wilayah perbukitan, dengan topografi bagian utara berupa pegunungan yang merupakan bagian dari rangkaian Bukit Barisan dan termasuk dalam ekosistem Leuser. Berdasarkan analisis kemiringan lereng menggunakan skala Maberry, wilayah ini dinilai layak untuk pengembangan karena memiliki sudut lereng antara 0 – 3 persen. Jika dilihat dari kondisi kontur wilayahnya, sebagian area di Kecamatan Sungai Mas dan Kecamatan Pante Ceureumen berada pada ketinggian lebih dari 1.500 meter di atas permukaan laut (mdpl). Sementara itu, sekitar 20 persen dari total wilayah, yang merupakan dataran pesisir termasuk Kecamatan Johan Pahlawan dan Kecamatan Meureubo, terletak pada ketinggian sekitar 25 mdpl.

   1.2.2   Geologi

Sumber: RTRW Kabupaten Aceh Barat, 2012-2032
Gambar 1.4 Peta Jenis Tanah Kabupaten Aceh Barat

Kabupaten Aceh Barat terletak di antara dua patahan, yaitu di bagian Timur–Utara dan Barat–Selatan kota, serta berada di zona pertemuan antara Lempeng Eurasia dan Lempeng Australia, yang berjarak sekitar 130 km dari garis pantai barat. Kondisi ini menjadikan wilayah tersebut rawan terhadap bencana tsunami. Berdasarkan hasil penelitian, wilayah ini memiliki potensi sumber daya tambang seperti batu bara yang terdapat di Desa Bukit Jaya, Kecamatan Meureubo dan Kaway XVI, serta emas di Kecamatan Sungai Mas. Selain itu, batu kapur, batu koral, kerikil, dan pasir banyak ditemukan di Kecamatan Woyla dan Pante Ceureumen. Dari segi geologi, sekitar 58,05 persen wilayah atau sekitar 586.525 hektar terdiri atas endapan. Tanah di wilayah ini umumnya berupa podsolik merah kuning dengan kedalaman lebih dari 60 cm, terutama di Kecamatan Kaway XVI dan Kecamatan Sungai Mas, bahkan di beberapa kecamatan mencapai kedalaman lebih dari 90 cm. Jenis tanah yang tersebar di Kabupaten Aceh Barat meliputi podsolik, latosol, litosol, regosol, organosol, renzina, dan alluvial.

 

   1.2.3   Penggunaan Lahan

Sumber: RTRW Kabupaten Aceh Barat, 2012-2032
Gambar 1.5 Peta Tutupan Lahan Kabupaten Aceh Barat

Penggunaan lahan di Kabupaten Aceh Barat umumnya mencakup area permukiman, perkebunan, sawah, ladang atau tegalan, budidaya perikanan darat, semak belukar, serta kawasan hutan. Dari seluruh alokasi ruang, hutan primer merupakan yang paling dominan dengan luas mencapai 115.235,90 hektar atau sekitar 39,36 persen. Sementara itu, lahan perkebunan—baik yang dikelola oleh masyarakat (perkebunan rakyat) maupun oleh perusahaan besar swasta nasional—mencakup luas 51.014,20 hektar atau sekitar 17,42 persen dari total wilayah.

Tabel 1.2 Penggunaan Lahan Kabupaten Aceh Barat

Uraian Luas (Ha) Persentase Luas terhadap Kabupaten (Ha)
A.  Kawasan Lindung
Kawasan Hutan Lindung 102.558,47 37,10
Kawasan Sempadan Pantai 391,98 0,14
Kawasan Sempadan Sungai (termasuk sungai) 4.529,31 1,64
Kawasan sekitar Geunang (termasuk Geunang & Rawa) 371,84 0,13
Kawasan Pantai Berhutan Bakau 372,96 0,13
Kawasan Cagar Budaya Makam Teuku Umar 500,06 0,18
Sub Jumlah 108.724,64 39,33
B.  Kawasan Budidaya
Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Tetap 4.586,97 1,66
Kawasan Peruntukan Pertanian Lahan Basah 21.563,95 7,80
Kawasan Peruntukan Pertanian Lahan Kering 12.713,87 4,60
Kawasan Peruntukan Perkebunan Besar 55.778,34 20,18
Kawasan Peruntukan Perkebunan Rakyat 60.912,21 22,04
Kawasan Peruntukan Industri 177,64 0,06
Kawasan Peruntukan Pariwisata 149,93 0,05
Kawasan Peruntukan Pendidikan 85,53 0,03
Kawasan Peruntukan Militer 20,81 0,01
Kawasan Peruntukan Transmigrasi 1.303,67 0,47
Kawasan Peruntukan Permukiman Perkotaan 5.885,98 2,13
Kawasan Peruntukan Pedesaan 4.117,41 1,49
Kawasan Peruntukan Perikanan Budidaya Air Payau 388,81 0,14
Sub Jumlah 167.685,12 60,67
Jumlah Total 276.409,74 100,00
Luas Menurut UU No. 4 Tahun 2002 (km²) 2.927,95

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Barat, 2024

   1.2.4   Wilayah Rawan Bencana

Kabupaten Aceh Barat memiliki potensi rawan bencana yang cukup beragam yang beresiko menimbulkan kerusakan yang parah. Berikut merupakan tabel kerawanan bencana di Kabupaten Aceh Barat.

Tabel 1.3 Daerah Potensi Rawan Bencana Kabupaten Aceh Barat

No Jenis Bencana Lokasi/Kecamatan
1 Gempa Bumi Seluruh wilayah Kabupaten Aceh Barat
2 Tsunami Tersebar di sepanjang pesisir pantai barat yang berjarak 1 km dari bibir pantai. Daerah yang memiliki resiko dampak parah, yaitu perkotaan Meulaboh
3 Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut Samatiga. Arongan Lambalek, Woyla, Woyla Timur, Woyla Barat, dan Bubon
4 Kekeringan Kecamatan Meureubo, Johan Pahlawan, Samatiga, dan sebagian Arongan Lambalek
5 Longsor Kecamatan Pantai Ceureumen dan Kecamatan Sungai Mas
6 Puting Beliung Kecamatan Pantai Ceureumen, Kecamatan Sungai Mas, dan sebagian Kecamatan Panton Reu
7 Banjir Banjir rob (pasang surut) di sekitar perkotaan Meulaboh dan banjir bandang di wilayah DAS Krueng Meureubo
8 Abrasi dan Erosi Kecamatan Johan Pahlawan

Sumber: RTRW Kabupaten Aceh Barat, 2024

  1.3        Kondisi Non Fisik Kabupaten Aceh Barat

   1.3.1   Kegiatan Ekonomi

Berdasarkan data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan tahun 2010 menurut lapangan usaha, perekonomian Kabupaten Aceh Barat menunjukkan tren positif dalam lima tahun terakhir. Terhitung dari tahun 2020 hingga 2024, PDRB terus mengalami peningkatan dari Rp7.084,15 miliar pada tahun 2020 menjadi Rp8.664,92 miliar pada tahun 2024.

Tabel 1.4 PDRB Kabupaten Aceh Barat Tahun 2020-2024

Kategori PDRB PDRB Kab. Aceh Barat Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (miliar rupiah)
2020 2021 2022 2023 2024
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1.974,84 1892,99 2.003,07 2.133,53 2.087,36
B Pertambangan dan Penggalian 1.539,00 1.912,38 1.855,15 1.898,52 2.407,72
C Industri Pengolahan 102,52 108,71 116,75 116,01 118,12
D Pengadaan Listrik dan Gas 9,94 10,05 10,25 10,68 10,99
E Pengadaan Air; Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang 1,15 1,12 1,12 1,13 1,09
F Konstruksi 762,15 763,18 759,63 795,46 830,98
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 934,81 954,91 1.030,15 1.093,83 1.097,05
H Transportasi dan Pergudangan 281,08 309,77 333,91 326,67 358,27
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 67,66 68,64 88,73 92,93 94,46
J Informasi dan Komunikasi 215,05 230,71 260,31 268,45 272,28
K Jasa Keuangan dan Asuransi 132,23 126,20 121,75 110,36 135,11
L Real Estate 204,06 212,72 222,89 226,32 232,20
M,N Jasa Perusahaan 27,73 27,84 30,88 30,36 31,70
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib 487,49 513,73 512,64 553,88 578,72
P Jasa Pendidikan 135,01 138,48 145,15 148,46 151,72
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 167,61 183,83 203,74 204,29 206,04
R,S,T,U Jasa Lainnya 41,79 42,92 47,88 49,33 51,13
Produk Domestik Regional Bruto 7.084,15 7.498,18 7.744,00 8.060,20 8.664,92

Sumber: BPS Kabupaten Aceh Barat, 2024

Pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang oleh berbagai sektor usaha, dengan kontribusi terbesar datang dari kategori pertambangan dan penggalian, yang mencatatkan angka Rp2.407,72 miliar pada tahun 2024. Selain itu, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan juga memberikan sumbangsih yang besar dengan nilai Rp2.087,36 miliar. Sektor lainnya yang juga menunjukkan peningkatan signifikan meliputi perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, serta konstruksi. Sementara itu, kategori lain seperti Industri pengolahan, informasi dan komunikasi, serta transportasi dan pergudangan juga menunjukkan pertumbuhan meskipun tidak sebesar sektor utama.

Sumber: BPS Kabupaten Aceh Barat, 2024
Gambar 1.6 Grafik PDRB Kabupaten Aceh Barat

Jika dilihat dari jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian, sektor pertambangan menjadi penyerap tenaga kerja terbesar di Kabupaten Aceh Barat dengan 3.101 orang. Disusul oleh sektor perdagangan dengan 1.702 orang, serta sektor jasa-jasa yang menyerap 521 orang. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertambangan tidak hanya berperan penting dalam PDRB, tetapi juga sebagai tumpuan utama mata pencaharian masyarakat.

Tabel 1.5 Jumlah Buruh di Kabupaten Aceh Barat

Lapangan Usaha Jumlah Buruh
Pertanian 1.702
Pertambangan 3.101
Industri 140
Listrik 355
Bangunan 152
Perdagangan 757
Pengankutan (Transportasi) 27
Keuangan 550
Jasa-Jasa 521
Total 7.305

Sumber: BPS Kabupaten Aceh Barat, 2024

Grafik yang ditampilkan menguatkan bahwa lebih dari setengah (50%) penduduk bekerja di sektor pertambangan. Sisanya tersebar di sektor perdagangan (23%), jasa-jasa (7%), dan lainnya.

Sumber: BPS Kabupaten Aceh Barat, 2024
Gambar 1.7 Grafik Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Kabupaten Aceh Barat

Secara keseluruhan, data ini mencerminkan bahwa perekonomian Kabupaten Aceh Barat memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap sektor primer seperti pertambangan dan pertanian, namun perlahan mulai tumbuh di sektor sekunder dan tersier yang ditandai dengan meningkatnya kontribusi sektor jasa dan industri.

   1.3.2   Konstelasi Wilayah

 1.3.2.1 Konstelasi Kabupaten Aceh Barat dengan Provinsi NAD

Mengacu pada Rancangan Qanun Aceh tentang RTRW Aceh Tahun 2023-2043, Kabupaten Aceh Barat berperan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dan berkontribusi pada sektor-sektor utama seperti pertanian, perikanan, dan perkebunan. Selain itu, Kabupaten Aceh Barat juga memiliki potensi besar dalam pengembangan sektor kelautan dan perikanan yang dapat mendukung perekonomian provinsi.

 1.3.2.2 Konstelasi Kabupaten Aceh Barat dengan Kabupaten Sekitarnya
  • Kabupaten Aceh Jaya dan Kabupaten Pidie (Utara)

Sebagai wilayah perbatasan di utara, Kabupaten Aceh Barat memiliki hubungan ekonomi dan sosial dengan Kabupaten Aceh Jaya dan Pidie. Potensi sumber daya alam dan pertanian di Kabupaten Aceh Barat dapat menjadi penyuplai kebutuhan bagi kedua kabupaten tersebut.

  • Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Nagan Raya (Timur)

Sebagai wilayah perbatasan di sebelah timur, Kabupaten Aceh Barat memiliki hubungan yang erat dalam sektor perdagangan dan transportasi. Kabupaten Aceh Tengah dengan dataran tinggi Gayo, memiliki produk pertanian unggulan seperti kopi yang dapat diperdagangkan dengan Kabupaten Aceh Barat. Sementara itu, Kabupaten Nagan Raya memiliki potensi sumber daya alam yang dapat mendukung industri di Kabupaten Aceh Barat.

  • Samudera Indonesia (Selatan dan Barat)

Sebagai wilayah pesisir, Samudera Indonesia adalah bagian integral dari konstelasi wilayah Kabupaten Aceh Barat. Potensi perikanan dan sumber daya laut lainnya menjadi sumber utama mata pencaharian bagi masyarakat pesisir. Selain itu, akses ke laut juga membuka peluang untuk pengembangan sektor pariwisata bahari.

    2.        Demografi Kabupaten Aceh Barat

     2.1     Jumlah Penduduk

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Aceh Barat tahun 2025, jumlah penduduk di Kabupaten Aceh Barat pada tahun 2024 tercatat sebanyak 209.220 jiwa, yang terdiri dari 105.470 penduduk laki-laki dan 103.750 penduduk perempuan. Pada tahun yang sama, kepadatan penduduk di wilayah tersebut mencapai 71,46 jiwa per kilometer persegi. Kecamatan Johan Pahlawan menjadi wilayah dengan tingkat kepadatan tertinggi, yakni 1.472 jiwa per kilometer persegi, sedangkan Kecamatan Sungai Mas memiliki kepadatan terendah, yaitu hanya 6 jiwa per kilometer persegi.

Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Aceh Barat

Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) Laju Pertumbuhan Penduduk (2023-2024) Kepadatan Penduduk (Jiwa/km²)
Laki-Laki Perempuan Jumlah
Johan Pahlawan 33.083 33.030 66.113 0,18 1.472,12
Samatiga 8.360 8.165 16.525 0,18 117,46
Bubon 3.585 3.571 7.156 0,45 55,22
Arongan Lambalek 6.337 6.191 12.528 0,30 96,32
Woyla 7.238 7.244 14.482 0,30 58,15
Woyla Barat 4.143 4.043 8.186 0,49 66,55
Woyla Timur 2.754 2.756 5.510 0,36 41,55
Kaway XVI 11.190 11.096 22.286 0,28 43,68
Meureubo 16.623 15.837 32.460 0,74 287,59
Pante Ceureumen 6.154 6.060 12.214 0,49 24,91
Panton Reu 3.573 3.449 7.022 0,44 84,56
Sungai Mas 2.430 2.308 4.738 1,13 6,06
Aceh Barat 105.470 103.750 209.220 0,37 71,46

Sumber: BPS Kabupaten Aceh Barat, 2024

Sumber: Geospasial, 2023
Gambar 2.1 Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten Aceh Barat

     2.2     Kemiskinan

Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Aceh Barat mengalami perkembangan fluktiatif namun besarannya tidak signifikan dimana jumlah penduduk miskin hanya menurun sebanyak 48 jiwa dari tahun 2023. Selain itu, garis kemiskinan Kabupaten Aceh Barat selama delapan tahun terakhir turut meningkat cukup pesat dari 446.614 rupiah per kapita per bulan pada tahun 2017 menjadi 644.009 rupiah pada tahun 2024 dikarenakan adanya inflasi. Gambaran kemiskinan di Kabupaten Aceh Barat selama delapan (2017-2024) tahun terakhir dapat dilihat pada gambar grafik di bawah.

Sumber: BPS Kabupaten Aceh Barat, 2024
Gambar 2.2 Grafik Jumlah Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan di Kabupaten Aceh Barat

Indeks kedalaman kemiskinan di Kabupaten Aceh Barat menunjukkan penurunan sebanyak 1,72 selama delapan tahun terakhir. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kesejahteraan di kalangan rumah tangga miskin. Selain itu, turut terjadi pengurangan ketimpangan di antara penduduk miskin dalam jangka waktu delapan tahun terakhir, dimana indeks keparahan kemiskinan menurun sebanyak 0,77.

 

Sumber: BPS Kabupaten Aceh Barat, 2024
Gambar 2.3 Grafik Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan di Kabupaten Aceh Barat

 

    3.        Perumahan dan Lingkungan di Kabupaten Aceh Barat

  3.1        Luas Permukiman

Sumber: RTRW Kabupaten Aceh Barat, 2012-2032
Gambar 3.1 Peta Pola Ruang Kabupaten Aceh Barat

Merujuk pada RTRW Kabupaten Aceh Barat 2012-2032, kawasan permukiman Kabupaten Aceh Barat memiliki luas wilayah 10.003,39 Ha yang terdiri dari kawasan permukiman perkotaan seluas 5.885,98 Ha dan kawasan permukiman pedesaan seluas 4.117,41 Ha.

  3.2        Kondisi Rumah Tangga Berdasarkan Kualitas Rumah Sehat dan Layak

   3.2.1   Rumah Tangga Menurut Kepemilikan Bangunan

Rumah tangga menurut kepemilikan bangunan atau biasa disebut sebagai status penguasaan bangunan merupakan salah satu indikator kesejahteraan penduduk di bidang perumahan. Semakin banyak penduduk yang mempunyai rumah sendiri maka semakin banyak juga masyarakat yang tergolong mapan dan sejahtera terutama untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Berdasarkan data pada buku Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Aceh Tahun 2021-2023, persentase kepemilikan bangunan tertinggi di Kabupaten Aceh Barat sebanyak 87,24%. Angka ini menunjukkan penurunan dari tahun 2021 yang mencapai 88,80%. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.1 Persentase Kepemilikan Bangunan Kabupaten Aceh Barat

Kepemilikan Bangunan Tahun
2021 2022 2023
Milik Sendiri 88,80 87,68 87,24
Kontrak/Sewa 5,33 4,75 4,62
Bebas Sewa 5,87 7,21 8,14
Dinas/Lainnya 0,00 0,35 0,00

Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Aceh 2021-2023 dan diolah kembali, 2025

   3.2.2   Rumah Tangga Menurut Luas Lantai

Luas lantai bangunan merupakan indikator lain yang menunjukkan kesejahteraan penduduk. Mengacu pada standar luas lantai rumah per anggota keluarga di Indonesia yang diatur dalam SNI 03-1733-2004, kebutuhan luas lantai minimal adalah 9 m² per orang. Data Susenas tahun 2021-2023 yang dimuat dalam buku Statistik Kesra Provinsi Aceh menyatakan bahwa dalam tiga tahun terakhir persentase rumah tangga di Kabupaten Aceh Barat yang mempunyai luas lantai 50 m² ke atas mencapai di atas 70%, namun pada tahun 2023 menurun sebesar 3,59% padahal di tahun sebelumnya sudah meningkat tinggi, yaitu sebesar 6,57%. Berikut merupakan data yang lebih rinci luas lantai per m².

Tabel 3.2 Persentase Luas Lantai Kabupaten Aceh Barat

Luas Lantai (m²) Tahun
2021 2022 2023
<50 23,23 26,82 24,59
50 – 99 45,36 44,86 44,34
100 – 149 10,19 14,68 20,26
150+ 11,22 13,63 10,81

Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Aceh 2021-2023 dan diolah kembali, 2025

   3.2.3   Rumah Tangga Menurut Jenis Atap Terluas

Bangunan berdasarkan atap terluas adalah klasifikasi bangunan yang berdasarkan penutup bagian atas sebuah bangunan, sehingga anggota rumah tangga yang berada di rumah tersebut dapat terlindungi dari terik matahari, hujan, dan sebagainya. Jenis atap yang paling banyak persentasenya di Kabupaten Aceh Barat adalah jenis seng yang mencapai di atas 90% selama tiga tahun terakhir. Berikut merupakan persentase bangunan berdasarkan jenis atap terluas di Kabupaten Aceh Barat dari tahun 2021-2023.

Tabel 3.3 Persentase Jenis Atap di Kabupaten Aceh Barat

Bahan Bangunan Tahun
2021 2022 2023
Beton 2,47 1,45 3,29
Genteng 4,29 4,43 4,21
Seng 91,41 93,20 91,01
Asbes 0,17 0,67 1,32
Bambu/Kayu/Sirap 0,69 0,25 0,18
Jerami/Ijuk/Daun/Rumbia 0,75
Lainnya 0,22

Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Aceh 2021-2023 dan diolah kembali, 2025

   3.2.4   Rumah Tangga Menurut Jenis Dinding Terluas

Bangunan berdasarkan dinding terluas adalah klasifikasi bangunan berdasarkan sisi luar atau penyekat dari suatu bangunan dengan bangunan lain. Jenis dinding yang paling banyak persentasenya di Kabupaten Aceh Barat adalah jenis tembok yang mencapai 90% pada tahun 2023. Berikut merupakan persentase bangunan berdasarkan jenis atap terluas di Kabupaten Aceh Barat dari tahun 2021-2023.

Tabel 3.4 Persentase Jenis Dinding di Kabupaten Aceh Barat

Bahan Bangunan Tahun
2021 2022 2023
Tembok 88,13 91,18 90,05
Plasteran Anyaman Bambu/Kawat 0,24 0,17 8,70
Kayu/Papan, Batang Kayu 9,96 8,65
Bambu, Anyaman Bambu 0,00 0,00 1,25
Lainnya 1,67 0,00

Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Aceh 2021-2023 dan diolah kembali, 2025

  3.3        Kondisi Rumah Tangga Berdasarkan Fasilitas Perumahan

   3.3.1   Rumah Tangga Menurut Kepemilikan Jamban

Akses terhadap jamban layak merupakan indikator penting dalam menilai kualitas kesehatan lingkungan di tingkat rumah tangga. Di Kabupaten Aceh Barat, mayoritas rumah tangga telah memiliki jamban sendiri, meningkat dari 88,78% pada 2021 menjadi 96,27% pada 2023, sementara penggunaan jamban bersama, komunal, dan rumah tangga tanpa jamban menunjukkan tren penurunan.

Tabel 3.5 Persentase Kepemilikan Jamban di Kabupaten Aceh Barat

Kepemilikan Fasilitas Tahun
2021 2022 2023
Sendiri 88,78 95,45 96,27
Bersama 1,46 0,71 0,53
Komunal, Umum 0,48 0,68 0,22
Tidak digunakan 0,11 0,16 0,18
Tidak ada 9,17 3,00 2,80

Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Aceh 2021-2023 dan diolah kembali, 2025

   3.3.2   Rumah Tangga Menurut Sanitasi

Fasilitas sanitasi yang layak berperan besar dalam mencegah penyakit berbasis lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup. Sebagian besar rumah tangga di Kabupaten Aceh Barat menggunakan tangki septik secara konsisten di atas 93% selama 2021–2023, sementara penggunaan IPAL, sumber air terbuka, lubang tanah, dan fasilitas terbuka lainnya relatif rendah dan terus menurun.

Tabel 3.6 Persentase Sanitasi di Kabupaten Aceh Barat

Fasilitas Sanitasi Tahun
2021 2022 2023
Tangki Septik 94,17 93,40 94,10
IPAL 0,06 0,87 0,00
Kolam/Sawah/Sungai/Danau/Laut 1,21 4,96 0,78
Lubang Tanah 4,11 0,26 0,09
Pantai/Tanah Lapang/Kebun, Lainnya 0,44 0,52 5,04

Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Aceh 2021-2023 dan diolah kembali, 2025

   3.3.3   Rumah Tangga Menurut Sumber Air Utama yang Digunakan untuk Minum

Ketersediaan sumber air minum yang aman sangat penting untuk mendukung kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Di Kabupaten Aceh Barat, mayoritas rumah tangga menggunakan air kemasan bermerek atau air isi ulang sebagai sumber air minum utama, meningkat dari 46,89% pada 2021 menjadi 49,98% pada 2023. Penggunaan sumur terlindung menurun dari 30,26% menjadi 23,88%, sementara penggunaan air leding, sumur bor/pompa, dan mata air terlindung mengalami peningkatan. Sumber air yang kurang aman seperti sumur tak terlindungi, air permukaan, dan air hujan menunjukkan tren menurun.

Tabel 3.7 Persentase Fasilitas Air Minum di Kabupaten Aceh Barat

Fasilitas Air Minum Tahun
2021 2022 2023
Air kemasan, bermerk, air isi ulang 46,89 47,82 49,98
Leding 0,32 0,89 1,56
Sumur bor / pompa 14,76 19,41 17,33
Sumur terlindungi 30,26 25,70 23,88
Sumur tak terlindungi 1,69 0,78
Mata air terlindung, mata air tak terlindung 4,18 4,77 6,02
Air permukaan 1,10 1,41 0,45
Air hujan 0,44
Lainnya 0,36

Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Aceh 2021-2023 dan diolah kembali, 2025

   3.3.4   Rumah Tangga Menurut Sumber Penerangan Utama

Peningkatan kesejahteraan perumahan juga tercermin dari tingginya jumlah rumah yang menggunakan listrik. Mulai tahun 2021, hampir keseluruhan rumah tangga di Kabupaten Aceh Barat telah menggunakan penerangan utama listrik.

Tabel 3.7 Persentase Fasilitas Penerangan di Kabupaten Aceh Barat

Fasilitas Penerangan Tahun
2021 2022 2023
Listrik PLN 99,98 100,00 99,91
Listrik Non PLN 0,02 0,00 0,00
Bukan Listrik 0,00 0,09

Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Aceh 2021-2023 dan diolah kembali, 2025

    4.        Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dan Permukiman Kumuh Kabupaten Aceh Barat

  4.1        Rumah Tidak Layak Huni (RTLH)

Berdasarkan Rencana Strategis Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Aceh Barat Tahun 2023–2026, persentase rumah tidak layak huni di Kabupaten Aceh Barat hingga awal tahun 2021 tercatat sebesar 3,50%. Adapun berdasarkan data dari situs satgasstunting.info, tercatat sebanyak 3.671 keluarga di Kabupaten Aceh Barat berisiko karena masih menempati rumah yang tidak layak huni pada tahun 2022. Sementara itu, merujuk pada Qanun Kabupaten Aceh Barat Nomor 5 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Qanun Nomor 1 Tahun 2018 tentang RPJM Kabupaten Aceh Barat Tahun 2017–2022, cakupan ketersediaan rumah layak huni telah mencapai 79%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.1 Data RTLH dan RLH di Kabupaten Aceh Barat

No Indikator Satuan Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022
1 Persentase Rumah Tidak Layak Huni Persen 3,50
2 Rasio rumah layak huni Rasio 0,77 0,78 0,79 0,80 0,80
3 Cakupan ketersediaan rumah layak huni Persen 77 78 79 79 80
4 Cakupan layanan rumah layak huni yang terjangkau Persen 59 63 63 64 65
5 Jumlah keluarga sasaran beresiko dengan RTLH Keluarga 3.671

Sumber: RPJM Kab. Aceh Barat, 2022 & satgasstunting.info., 2023

Pihak Pemerintah Kabupaten Aceh Barat terus berupaya untuk mengatasi permasalahan RTLH ini sejak tahun 2019. Hingga saat ini, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Aceh Barat, salah satunya adalah membangun rumah layak huni bagi masyarakatnya. Berikut merupakan tabel yang memuat data jumlah pembangunan rumah layak huni di Kabupaten Aceh Barat.

Tabel 4.2 Jumlah Pembangunan Rumah Layak Huni di Kabupaten Aceh Barat

Tahun Satuan Jumlah Pembangunan
2019 80 unit
2020 12 unit
2021 12 unit
2022 180 unit
2023 34 unit

Sumber: Opendata Provinsi Aceh., 2024

  4.2        Permukiman Kumuh

Permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni yang ditandai dengan ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat (UU No. 1 Tahun 2011 tentang PKP). Berikut merupakan tabel yang memuat data permukiman di Kabupaten Aceh Barat.

 

Tabel 4.3 Permukiman Kumuh Kabupaten Aceh Barat

No Indikator Satuan Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022
1 Rasio permukiman layak huni Rasio 0,27 0,28 0,29 0,30 0,31
2 Persentase permukiman yang tertata Persen 68 70 72 75 78
3 Persentase lingkungan permukiman kumuh Persen 0,05 0,04 0,04 0,03 0,03
4 Persentase luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan Persen 0,04 0,03 0,02 0,01 0,00
5 Proporsi rumah tangga kumuh perkotaan Persen 5,77 5,02 4,29 3,20 2,94
6 Persentase areal kawasan kumuh Persen 0,03 0,04 0,03 0,03 0,03

Sumber: RPJM Kab. Aceh Barat, 2022

Upaya penanganan permukiman kumuh di Kabupaten Aceh Barat menunjukkan tren yang positif selama periode 2018 hingga 2022. Rasio permukiman layak huni meningkat secara konsisten dari 0,27 pada tahun 2018 menjadi 0,31 pada tahun 2022. Sejalan dengan itu, persentase permukiman yang tertata juga mengalami peningkatan dari 68 persen pada tahun 2018 menjadi 78 persen pada tahun 2022.

Persentase lingkungan permukiman kumuh berhasil ditekan dari 0,05 persen pada tahun 2018 menjadi 0,03 persen pada tahun 2022. Sementara itu, persentase luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan menunjukkan penurunan signifikan, dari 0,04 persen pada tahun 2018 hingga mencapai 0,00 persen pada tahun 2022.

Selain itu, proporsi rumah tangga yang tinggal di permukiman kumuh perkotaan juga mengalami penurunan yang cukup drastis, dari 5,77 persen pada tahun 2018 menjadi 2,94 persen pada tahun 2022. Penurunan yang sama terjadi pada persentase areal kawasan kumuh, yang tetap berada di angka 0,03 persen sejak tahun 2018 hingga 2022.

Secara keseluruhan, data tersebut menunjukkan keberhasilan program-program penataan kawasan permukiman dan peningkatan kualitas hunian oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Barat dalam lima tahun terakhir.

 

 

Sumber:

Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Barat Dalam Angka Tahun 2025

Diskominfo Prov. Aceh. “Jumlah Pembangunan Rumah Layak Huni (RLH)” Diakses pada 14 April 2025 dari https://data.acehprov.go.id/dataset/jumlah-pembangunan-rumah-layak-huni-rlh/resource/12fdc541-4325-45ed-bd3c-14af864c94ca

Qanun Kabupaten Aceh Barat Nomor 5 Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas Qanun Kabupaten Aceh Barat Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Barat Tahun 2017-2022

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Aceh Barat Tahun 2022

Rencana Strategis Dina Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Tahun 2023-2026

Statistik Daerah Kabupaten Aceh Barat Tahun 2024

Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Aceh Barat 2024

Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Aceh Tahun 2024

Sekretariat Pelaksana TPPS Pusat. “Jumlah Keluarga dengan Rumah Tidak Layak Huni” Diakses pada 14 April 2025 dari https://satgasstunting.info/web/rtlh.php