Para ahli memprediksi bahwa pada tahun 2050, suhu di kota-kota besar di dunia akan meningkat lebih dari 2 derajat Celsius (Natural Climate Change, 2017). Di Indonesia, populasi perkotaan saat ini diperkirakan telah melampaui pedesaan, sekitar 52%, dan angka ini diproyeksikan terus bertambah setiap tahunnya (Bambang Soesatyo, 2024). Sebagai lembaga pendidikan dan penelitian, kampus memiliki tanggung jawab penting untuk berperan sebagai pionir dalam penerapan praktik berkelanjutan, sekaligus mempersiapkan generasi mendatang menghadapi tantangan lingkungan yang semakin kompleks.

Kampus bukan hanya menjadi pusat akademik, tetapi juga wajah dari bagaimana sebuah institusi dapat berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan. Salah satu contoh nyata yang mencuri perhatian di Universitas Gadjah Mada (UGM) adalah penerapan konsep blue-green infrastructure pada Smart Green Learning Center (SGLC), Fakultas Teknik UGM. Gedung ini tidak hanya ikonik dari segi arsitektur, tetapi juga mencerminkan komitmen UGM dalam mengintegrasikan teknologi ramah lingkungan dengan kebutuhan fungsional pendidikan tinggi. Mari kita intip lebih jauh keunikan SGLC dan bagaimana konsep keberlanjutan diaplikasikan di setiap sudut bangunannya!

 

Apa itu Smart Green Learning Center (SGLC)?

Smart Green Learning Center (SGLC) merupakan bangunan serbaguna berlantai 11 dengan satu basement yang dibangun untuk melayani berbagai kebutuhan kampus, dari ruang kelas, general office, hingga learning space yang fleksibel. Desainnya tidak hanya sekadar menawarkan ruang bagi mahasiswa dan dosen, tetapi juga dirancang sebagai pusat kolaborasi dan inovasi dengan adanya co-working space, ruang publik terbuka, serta meeting room yang modern. Gedung ini menggambarkan bagaimana infrastruktur akademik masa kini dapat menciptakan ruang yang dinamis, mengakomodasi gaya belajar dan bekerja yang beragam, sekaligus mempromosikan keterbukaan akses.

Namun, di balik keindahan desain arsitekturnya, SGLC menyimpan filosofi yang lebih dalam yaitu keberlanjutan. Melalui penerapan konsep blue-green infrastructure, SGLC mengintegrasikan teknologi canggih yang berfokus pada pelestarian lingkungan, efisiensi sumber daya, dan pengelolaan air.

Penerapan Blue-Green Infrastructure di SGLC UGM

Dalam era perubahan iklim yang semakin nyata, kota dan lembaga pendidikan di seluruh dunia mencari solusi untuk mengurangi dampak lingkungan. Blue-green infrastructure, yang menggabungkan elemen air dan tanaman, menjadi jawaban untuk menciptakan lingkungan yang lebih tahan terhadap tantangan iklim. Di SGLC UGM, konsep ini tidak hanya sekadar teori—tetapi diwujudkan dalam desain dan fungsinya. Berikut adalah beberapa inovasi yang menjadikan SGLC sebagai perwujudan nyata dari blue-green infrastructure di kampus UGM

 

  • Rain Garden

Salah satu fitur yang paling menonjol di SGLC adalah rain garden yang dirancang untuk menangkap dan menyerap air hujan secara alami. Berbeda dari sistem serupa lainnya, rain garden di SGLC tidak menggunakan lapisan kerikil di dasar, yang memungkinkan air meresap lebih cepat ke tanah. Fitur ini membantu mencegah genangan air dan mengurangi tekanan pada sistem drainase, sekaligus mengembalikan air hujan ke dalam tanah dengan cara yang lebih efisien.

Rain Garden pada Smart Green Learning Center (SGLC) UGM. Sumber: Dokumentasi Penulis, 2024

 

  • Infiltration Trenches

Untuk mendukung pengelolaan air lebih lanjut, SGLC dilengkapi dengan infiltration trenches, yaitu saluran yang diisi dengan kerikil. Saluran ini dirancang untuk menahan dan memperlambat aliran limpasan air hujan, mengurangi risiko banjir serta memberikan waktu bagi air untuk terserap ke dalam tanah.

Infiltration Trenches pada Smart Green Learning Center (SGLC) UGM. Sumber: Dokumentasi Penulis, 2024

 

  • Vegetative Swales

Di sekitar bangunan, SGLC juga memanfaatkan vegetative swales—area hijau yang ditanam dengan vegetasi yang berfungsi untuk mengarahkan air hujan ke titik-titik tertentu. Selain berfungsi sebagai bagian dari sistem pengelolaan air, swales ini juga menyaring polutan sebelum air kembali ke dalam tanah.

 

  • Sumber Air Minum Siap Konsumsi

SGLC juga berinovasi dengan menyediakan wastafel yang airnya siap diminum. Fasilitas ini mendorong budaya berkelanjutan di kalangan mahasiswa dan staf, dengan mengurangi ketergantungan pada air minum dalam kemasan dan mendorong penggunaan botol plastik

Sumber Air Minum Siap Konsumsi pada Smart Green Learning Center (SGLC) UGM. Sumber: Dokumentasi Penulis, 2024

 

 

  • Desain Bangunan Berbasis Kaca

SGLC didominasi oleh penggunaan kaca di fasad bangunan yang memungkinkan masuknya cahaya alami yang melimpah ke dalam gedung, mengurangi kebutuhan akan penerangan listrik di siang hari.

Desain Bangunan Berbasis Kaca pada Smart Green Learning Center (SGLC) UGM. Sumber: Dokumentasi Penulis, 2024

 

Sebuah Langkah Menuju Keberlanjutan Kampus

SGLC adalah contoh nyata bagaimana sebuah bangunan dapat menjadi lebih dari sekadar ruang fisik. Dengan menyatukan konsep hijau dan biru dalam desainnya, gedung ini memperlihatkan bahwa keberlanjutan bukanlah pilihan, melainkan kebutuhan. Dalam jangka panjang, inovasi-inovasi ini akan berkontribusi pada kehidupan kampus yang lebih seimbang, hijau, dan ramah lingkungan. SGLC, dengan segala keunikan dan inovasinya, menjadi benchmark yang dapat dicontoh oleh fakultas-fakultas dan kampus-kampus lainnya dalam mewujudkan pembangunan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. (AAR)

 

Sumber:

https://ft.ugm.ac.id/gedung-sglc-sebagai-laboratorium-11-fakultas-tekni