Air menjadi salah satu sumber penghidupan manusia yang sangat vital. Sebagai kebutuhan dasar manusia, ketersediaan air bersih penting untuk mendukung kesejahteraan fisik, sosial, dan ekonomi masyarakat (Yudo & Hernaningsih, 2006). Namun, saat ini penyediaan air bersih menghadapi isu adanya penurunan kualitas sumber air. Hal tersebut disebabkan adanya pencemaran air limbah domestik dan limbah industri yang mengandung zat beracun. Selain itu, penggunaan air tanah secara terus-menerus dalam jumlah besar khususnya di wilayah perkotaan, mengakibatkan penurunan cadangan air tanah (Yudo, 2018). Hal ini mengingat tingginya jumlah penduduk di perkotaan yang terus bertambah membuat kebutuhan air bersih juga semakin meningkat.
Kebutuhan air bersih setiap wilayah berbeda. Berdasarkan Standar Kebutuhan Air Bersih (SNI 6728. 1:2015), dilihat dari lokasi wilayahnya dibagi menjadi lima, yaitu:
- Metropolitan, jumlah penduduk >1.000.000 jiwa, kebutuhan air bersihnya 150-200 liter/hari/jiwa;
- Kota besar, jumlah penduduk 500.000-1.000.000 jiwa, kebutuhan air bersihnya 120-150 liter/hari/jiwa;
- Kota sedang, jumlah penduduk 100.000-500.000 jiwa, kebutuhan air bersihnya 100-125 liter/hari/jiwa;
- Kota kecil, dengan penduduk 20.000 – 100.000 jiwa, kebutuhan air bersihnya 90-110 liter/hari/jiwa, dan
- Semi urban (ibu kota kecamatan/desa), dengan jumlah penduduk 3000-20.000 jiwa, kebutuhan air bersihnya 60-90 liter/hari/jiwa.
Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan air bersih sekaligus memastikan air layak konsumsi, dapat dilakukan penjernihan. Proses penjernihan dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti menggunakan filter air, penyulingan, perebusan, dan memberikan beberapa bahan tambahan. Mengutip dari Rumah.com (2020), penjernihan air sebelum dikonsumsi memiliki beberapa manfaat, diantaranya dapat mencegah timbulnya berbagai penyakit kanker di dalam tubuh. Penjernihan air dapat menghilangkan kandungan klorin yang dapat menyebabkan tubuh iritasi. Selain itu, air yang telah dijernihkan dapat mengurangi risiko terjangkit penyakit diare dan memperlancar sistem pencernaan.
Penjernihan air dapat dilakukan pada air ledeng atau air keran yang sering digunakan manusia untuk kebutuhan konsumsi. Sebelum dikonsumsi, air keran biasanya perlu di rebus terlebih dahulu untuk membunuh kuman yang terkandung. Air keran juga bisa langsung dikonsumsi tanpa melalui proses perebusan. Mengutip dari Pikiran-rakyat.com (2020), terdapat lima tahap untuk mengolah air keran menjadi air bersih siap minum, yaitu:
Pertama, ambil sekitar 1 atau 2 liter air keran dalam stoples, lakukan penyaringan untuk proses pemurnian dan pindahkan ke bejana terbuka.
Kedua, tambahkan 1/8 sendok teh baking soda dengan 1 liter air murni. Baking soda bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit seperti gangguan pencernaan, sembelit, kembung, mulas dan radang sendi.
Ketiga, tambahkan 1/8 garam epsom yang dapat bekerja seperti disinfektan. Garam epsom termasuk mineral alami yang dapat membantu mencegah serangan bakteri.
Keempat, tambahkan 1/8 sendok teh kalium bikarbonat kedalam air murni yang telah tercampur dengan baking soda dan garam epsom. Terakhir, aduk rata bahan tambahan yang telah dimasukan, bisa juga menggunakan soda siphon untuk mencampur semua mineral dengan baik, dan air murni telah menjadi air mineral siap minum.
Proses pemurnian air dengan cara di atas dapat diterapkan pada skala rumah tangga. Dalam proses pemurnian, penting untuk dipastikan bahwa alat-alat dan bahan yang digunakan dalam keadan bersih dan layak dikonsumsi. Akan lebih baik apabila proses pemurnian air menggunakan bahan-bahan alami dan ramah lingkungan.
Pemurnian air menjadi solusi bagi masyarakat perkotaan untuk mengolah air ledeng menjadi air bersih yang siap dikonsumsi. Hal ini untuk menjawab kekhawatiran masyarakat yang resah dengan ketersediaan air saat ini yang mengandung zat berbahaya. Selain itu, pemurnian air dapat menjadi inovasi dalam melakukan daur ulang air. Sehingga dapat membantu menghemat air dan menjaga kesediaan air bersih khususnya di wilayah perkotaan. (ASM/OBR)
References
Anonim. 2020. “Tenang, Ikuti Cara Menjernihkan Air ini di Rumah Anda” dalam https://www.rumah.com/panduan-properti/tenang-ikuti-cara-menjernihkan-air-ini-di-rumah-anda-29008. Diakses pada tanggal 27 Februari 2023 pukul 13.34 WIB.
Aunullah, Irma Nurfajri. 2020. “5 Cara Mengubah Air Keran Jadi Air Siap Minum di Rumah” dalam https://www.pikiran-rakyat.com/gaya-hidup/pr-01333752/5-cara-mengubah-air-keran-jadi-air-siap-minum-di-rumah?page=3. Diakses pada tanggal 28 Februari 2023 pukul 09.30 WIB.
Fadli, Rizal. 2022. “Segudang Manfaat Garam Epsom untuk Tubuh” dalam https://www.halodoc.com/artikel/segudang-manfaat-garam-epsom-untuk-tubuh. Diakses pada tanggal 28 Februari 2023 pukul 10.00 WIB.
Salilama, Awaludin, Delviyanti Ahmad, Nova Fitriani Madjowa. 2018. “Analisis Kebutuhan Air Bersih (PDAM) Di Wilayah Kota Gorontalo”. Radial. Vol. 6. Hlm. 102-114.
Yudo, Satmoko. 2018. “Upaya Penghematan Air Bersih di Gedung Perkantoran Studi Kasus: Penghematan Air di Gedung Kantor BPPT”. Teknologi Lingkungan. Vol. 19. Hlm. 97-106.
Yudo, Satmoko dan Taty Hernaningsih. 2006. “Kebutuhan Air Bersih Masyarakat di Daerah Perdesaan Nelayan Di Wilayah Pesisir Kabupaten Pasir, Kalimantan Timur”. Air Indonesai. Vol. 2. Hal. 128-138.