Kabupaten Sumba Barat Daya membentang antara 9°18’ – 10°20’ LS dan 118°55’ – 120°23’ BT. Kabupaten Sumba Barat Daya memiliki batas-batas wilayah geografis yaitu :
- Sebelah Utara : Laut Sawu
- Sebelah Timur : Kabupaten Sumba
- Sebelah Selatan : Samudra Hindia
- Sebelah Barat : Samudra Indonesia
Kabupaten Sumba Barat Daya mempunyai luas wilayah daratan mencapai 1.445,32 Km2. Untuk akses dari ibukota provinsi ke Kabupaten Sumba Barat Daya hanya dapat dijangkau menggunakan moda transportasi udara dan laut.
Secara administrasi pemerintahan wilayah Kabupaten Sumba Barat Daya terbagi dalam 11 Kecamatan dan 129 desa/kelurahan dengan ibukotanya Tambolaka yang terletak di Kecamatan Kota Tambolaka. Kondisi topografi kabupaten ini sebagian besar merupakan kawasan berbukit-bukit dengan kemiringan lebih dari 1400 yang luasnya mencapai 50% dari luas wilayah. Akses menuju Kabupaten Sumba Barat Daya dari ibukota provinsi dapat menggunakan transportasi darat dan laut.
Luas Tinggi Wilayah
Gambaran umum 11 kecamatan yang berada di Kabupaten Sumba Barat Daya dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
Tabel 1
Ibukota Kecamatan, Luas, dan Ketinggian di Kabupaten Sumba Barat Daya Per Kecamatan 2020
Kecamatan | Ibukota Kecamatan | Luas Wilayah | Persentase Luas Wilayah | Ketinggian |
Kodi Bangedo | Walla Ndimu | 73,22 | 5,07% | 169,00 |
Kodi Balaghar | Panenggo Ede | 144,67 | 10,01% | 78,00 |
Kodi | Bondo Kodi | 111,86 | 7,74% | 39,00 |
Kodi Utara | Kori | 243,82 | 16,87% | 87,00 |
Wewewa Selatan | Tena Teke | 174,14 | 12,05% | 407,00 |
Wewewa Barat | Waimangura | 147,34 | 10,19% | 442,00 |
Wewewa Timur | Elopada | 139,88 | 9,68% | 479,00 |
Wewewa Tengah | Ndapa Taka | 109,67 | 7,59% | 496,00 |
Wewewa Utara | Palla | 63,26 | 4,38% | 364,00 |
Loura | Karuni | 138,51 | 9,58% | 154,00 |
Kota Tambolaka | Tambolaka | 98,95 | 6,85% | 75,00 |
Sumba Barat Daya | 1.445,32 | 100% |
Sumber: Badan Pusat Statistik dalam angka, 2021 (diolah)
Adapun jarak antar kecamatan terhadap ibukota Kabupaten Sumba Barat Daya (Tambolaka) dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
Kondisi Fisik
- Topografi
Secara topografis, bentang alam Kabupaten Sumba Barat Daya terdiri dari rangkaian pegunungan dan perbukitan serta daratan yang relatif datar. Daerah pegunungan umumnya berada di wilayah bagian tengah dan selatan dengan klasifikasi ketinggian bervariasi antara 200-300 m, 300-400 m, 400-500 dan di atas 500 m. Sementara klasifikasi dengan ketinggian antara 100-200 hingga di bawah 100 m umumnya berada di wilayah utara, barat dan barat daya.
Demikian pula kemiringan lereng-lerengnya, sangat variatif dengan klasifikasi kemiringan antara 0-3%, 3-8%, 8-15%, 15-25%, 25-40% dan di atas 40%. Kemiringan antara 0-15 % secara dominan terdapat di sepanjang pesisir utara meliputi Kecamatan Kodi Bangedo, Kodi, Kodi Utara, sebagian kecil Wewewa Selatan dan Kecamatan Loura. Kemiringan antara 15 hingga 25 % umumnya berada di wilayah dengan ketinggian antara 200 meter hingga 500 meter, yang berada di wilayah bagian barat, tengah dan selatan. Sedangkan kemiringan 25 % hingga 40% dan di atas 40 % hampir dapat ditemukan di seluruh wilayah Kabupaten Sumba Barat Daya walaupun dalam spot-spot yang kecil dan menyebar.
- ) Geologi Dan Morfologi
Kondisi geologi di Kabupaten SBD lebih didominasi oleh kelompok batu gamping koral yang relatif masih muda, hingga jenis tanah permukaannya relatif bervariasi, yakni campuran antara batu gamping, batu gamping lempungan, sisipan nepal pasiran dan nepal tufan. Sementara itu pada bagian pantai didominasi oleh formasi kalingga yang terbentuk struktur lapisan batu gamping trumbu. Untuk wilayah Kabupaten Sumba Barat Daya terdapat formasi sebagai berikut.
- Formasi Pamalar: batu gamping bersisipan batu lempung
- Formasi Waikabubak: batu gamping, batu gamping lempungan, sisipan napal, napal pasiran, napal tufan dan tuf
- Formasi Kaliangga: batu gamping terumbu
- Formasi Jawila: lava, dan breksi gunung api bersusunan andesit
- Klimatologi
Jika dilihat dari sisi iklim, rata-rata suhu udara di Kabupaten Sumba Barat Daya tahun 2020 berkisar antara 25˚C sampai dengan 28,9˚C dengan kelembaban udara rata-rata tahunan 79,91. Curah hujan tertinggi di Kabupaten Sumba Barat Daya pada bulan Februari sebanyak 244,3 mm dan yang terendah di bulan Juni yaitu 1,5 mm dengan total hari hujan sebanyak 112 hari.
- Kerawanan Bencana
Berdasarkan data BPBD Kabupaten Sumba Barat Daya, terdapat tujuh jenis bencana yang terdapat di Kabupaten Sumba Barat Daya yaitu puting beliung, tsunami, banjir, tanah longsor, gempa bumi, kekeringan, dan siklon tropis. Adapun persebaran kawasan yang memiliki tingkat kerawanan bencana tinggi dirincikan dalam tabel berikut.
Persebaran Kawasan Rawan Bencana di Kabupaten Sumba Barat Daya
Kawasan | Lokasi (resiko tinggi) |
Kawasan Rawan Puting Beliung | Hampir semua wilayah berisiko tinggi kecuali Palla, Karuni bagian selatan, Elopada bagian selatan |
Kawasan Rawan Tsunami | Daerah pesisir utara dan barat: Panenggo Ede, Bondo Kodi, Walla Ndimu, Kori, Tambolaka, Karuni |
Kawasan Rawan Banjir | Panenggo Ede, Bondo Kodi, Walla Ndimu, Tena Teke, Karang Indah Kec. Belahgar, Muara Katewel. |
Kawasan Rawan Tanah Longsor | Tidak ada yang berisiko tinggi. Resiko sedang terdapat di Waimangura, Palla, Elopada bagian selatan, Ndapa Taka |
Kawasan Rawan Gempa Bumi | Panenggo Ede, Walla Ndimu, Bondokodi, Kori, Tena Teke sebelah barat, Waimangura sebelah barat, Elopada sebelah barat daya |
Kekeringan | Hampir semua, kecuali Panenggo Ede bagian barat, Walla Ndimu bagian barat, Elopada wilayah selatan, Tena Teke wilayah timur |
Terdampak siklon seroja | Kec. Kodi |
Sumber: BPBD Kabupaten Sumba Barat Daya, 2021
Demografi
- Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Sumba Barat Daya pada tahun 2020 adalah sebanyak 303.650 Jiwa dengan RJK (Rasio jenis kelamin) sebesar 105,3. Jumlah penduduk tersebut mengalami penurunan sebesar 3,03% dari tahun 2019. Laju pertumbuhan penduduk tahun 2010-2020 adalah sebesar 0,64 %. Kabupaten Sumba Barat Daya memiliki kepadatan penduduk rendah yaitu 105,3 jiwa/Km2.
Perubahan jumlah penduduk dari tahun 2010-2020 dapat dilihat melalui diagram berikut:
Jumlah Penduduk Kabupaten Sumba Barat Daya Menurut Kelompok Umur
No | Kelompok Umur | Jumlah (jiwa) |
1 | 0-4 | 22.342 |
2 | 5-10 | 36.279 |
3 | 11-14 | 48.167 |
4 | 15-19 | 39.500 |
5 | 20-24 | 35.054 |
6 | 25-29 | 23.984 |
7 | 30-34 | 20.572 |
8 | 35-39 | 20.244 |
9 | 40-44 | 16.708 |
10 | 45-49 | 15.943 |
11 | 50-54 | 12.367 |
12 | 55-59 | 9.374 |
13 | 60-64 | 6.757 |
14 | 65-69 | 4.379 |
15 | 70-74 | 2.772 |
16 | 75+ | 2.558 |
Total | 317.000 |
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sumba Barat Daya Tahun 2021
- Jumlah Rumah Tangga
Rata-rata banyaknya anggota keluarga di Kabupaten Sumba Barat Daya tahun 2020 adalah 5,79 (BPS Provinsi NTT dalam Angka, 2021). Jumlah KK di Kabupaten Sumba Barat Daya pada tahun 2020 sebanyak 52.444 KK dan meningkat pada tahun 2021 menjadi 76.898 KK.
Jumlah Rumah Tangga di Kabupaten Sumba Barat Daya, 2021
No. | Kecamatan/Desa/ Kelurahan | Jumlah KK |
1 | Kec. Kota Tambolaka | 8.975 |
2 | Kec. Loura | 4.372 |
3 | Kec. Wewewa Barat | 9.694 |
4 | Kec. Wewewa Selatan | 6.762 |
5 | Kec. Wewewa Tengah | 8.627 |
6 | Kec. Wewewa Timur | 6.325 |
7 | Kec. Wewewa Utara | 3.836 |
8 | Kec. Kodi Utara | 11.069 |
9 | Kec. Kodi | 7.447 |
10 | Kec. Kodi Bangedo | 6.538 |
11 | Kec. Kodi Balaghar | 3.253 |
Total | 76.898 |
Sumber: Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Kabupaten Sumba Barat Daya, 2021
- Piramida Penduduk
Penduduk di Kabupaten Sumba Barat Daya saat ini didominasi oleh penduduk yang berusia produktif (penduduk berusia 15-64 tahun) yaitu 58,11 %. Jika dilihat dari piramida penduduk yang ada pada gambar dibawah, piramida tersebut tergolong piramida ekspansif (muda). Artinya sebagian besar penduduk berusia muda, sedangkan penduduk usia lanjutnya sedikit. Sehingga diperlukan lapangan pekerjaan yang cukup untuk memenuhi jumlah angkatan kerja yang ada.
Iv.) Proyeksi Penduduk
Berdasarkan proyeksi penduduk yang telah dilakukan, pada tahun 2041 penduduk Kabupaten Sumba Barat Daya meningkat dari 303.650 jiwa (tahun 2020) menjadi 347.131 jiwa. Proyeksi tersebut dihitung dengan menggunakan rumus geometri seperti berikut:
Dengan: Pn = Proyeksi penduduk tahun tertentu
Po = Penduduk awal tahun
1 = konstanta
r = angka pertumbuhan penduduk
n = rentang tahun
Proyeksi tersebut menggunakan data jumlah penduduk dari tahun 2010 hingga 2020. Jumlah penduduk Kabupaten Sumba Barat Daya pada tahun 2010 adalah 284.903 jiwa dan laju pertumbuhan penduduk 2010-2020 adalah 0,64%. Sehingga didapatkan hasil proyeksi seperti pada tabel berikut:
Proyeksi Penduduk di Kabupaten Sumba Barat Daya
Tahun | 2010 | 2015 | 2020 | 2021 | 2025 | 2030 | 2035 | 2041 |
Jumlah Penduduk | 284.903 | 319.119 | 303.650 | 305.591 | 313.481 | 323.631 | 334.109 | 347.131 |
Sumber: Badan Pusat Statistik dalam angka (diolah), 2021
- Kemiskinan
Gambaran kemiskinan di Kabupaten Sumba Barat Daya selama tahun 2014-2020 dapat dilihat pada grafik. Jumlah penduduk miskin mengalami perkembangan fluktuatif hingga pada tahun 2020 mencapai 97.810 jiwa (28,00% dari keseluruhan).
Adapun perkembangan secara fluktuatif juga terlihat pada indeks kedalaman kemiskinan dan keparahan kemiskinan yang pada tahun 2020 mencapai angka 4,50 untuk indeks kedalaman kemiskinan (lebih tinggi dari rerata Prov. NTT sebesar 4,15) dan 1,13 untuk Indeks Keparahan Kemiskinan (lebih rendah dari rerata Prov. NTT sebesar 1,24).
Perumahan dan Kawasan Permukiman
- Tipologi Permukiman dan Jumlah Bangunan
Permukiman di Kabupaten Sumba Barat Daya tidak padat dan perkembangannya tersebar. Permukiman di luar kecamatan kota cenderung terpusat di perkampungan yang ada. Tipologi permukiman di kawasan pesisir cenderung memanjang mengikuti garis pantai, sedangkan permukiman non pesisir beberapa bertipologi scatter.
Jumlah Rumah di Kabupaten Sumba Barat Daya
No | Kecamatan/Desa/ Kelurahan | Jumlah KK Memiliki Rumah |
1 | Kec. Kota Tambolaka | 8.309 |
2 | Kec. Loura | 4.221 |
3 | Kec. Wewewa Barat | 8.816 |
4 | Kec. Wewewa Selatan | 6.479 |
5 | Kec. Wewewa Tengah | 7.558 |
6 | Kec. Wewewa Timur | 5.871 |
7 | Kec. Wewewa Utara | 3.634 |
8 | Kec. Kodi Utara | 10.142 |
9 | Kec. Kodi | 6.818 |
10 | Kec. Kodi Bangedo | 5.816 |
11 | Kec. Kodi Balaghar | 3.126 |
Total | 70.790 |
Sumber: Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Kabupaten Sumba Barat Daya, 202
Adapun kawasan transmigrasi di Kabupaten Sumba Barat Daya ditetapkan di kawasan Kodi Laura (61.383,68 ha), mencakup 42 desa di Kecamatan Wawewa Selatan, Kodi Bangedo, Kodi, Kodi Utara, Loura, dan Wawewa Barat (KemenPDTT No 91/2016).
- Status Penguasaan Bangunan
Status penguasaan bangunan merupakan salah satu indikator kesejahteraan penduduk bagian perumahan. Semakin banyak penduduk yang mempunyai rumah sendiri maka semakin banyak juga masyarakat yang tergolong mapan dan sejahtera terutama memenuhi kebutuhan hidupnya. Berdasarkan data pada buku statistik kesejahteraan Nusa Tenggara Timur tahun 2020, persentase kepemilikan bangunan tertinggi di Kabupaten Sumba Barat Daya adalah milik sendiri yaitu sebesar 95,69%. Berikut merupakan tabel persentase status penguasaan bangunan tahun 2018-2020 di Kabupaten Sumba Barat Daya:
Persentase Status Penguasaan Bangunan
Status Penguasaan Bangunan | Persentase (%) | ||
2018 | 2019 | 2020 | |
Milik Sendiri | 93,82 | 95,54 | 95,69 |
Kontrak/Sewa | 1,55 | n.a | 0 |
Bebas Sewa | 3,67 | 2,12 | 1,07 |
Dinas/lainnya | 0,96 | 2,34 | 2,36 |
Sumber: Buku Statistik Kesejahteraan Prov NTT 2018-2021
- Luas Lantai Bangunan Setiap Rumah
Luas lantai bangunan merupakan indikator lain yang menunjukkan kesejahteraan penduduk. Idealnya, sebuah keluarga harus menempati rumah dengan luas lantai minimal 8 kali jumlah anggota keluarganya. Di Kabupaten Sumba Barat Daya, luas lantai yang mendominasi adalah 50-99 m2 yaitu 48,43%. Akan tetapi masih terdapat 1,12% bangunan yang memiliki luas lantai dibawah 20 m2. Berikut merupakan tabel persentase jumlah bangunan berdasarkan luas lantai di Kabupaten Sumba Barat Daya tahun 2018-2020:
Persentase Jumlah Bangunan berdasarkan Luas Lantai
Luas lantai (m²) | Persentase (%) | ||
2018 | 2019 | 2020 | |
<19 | 0,43 | n.a | 1,12 |
20-49 | 34,42 | 32,43 | 34,16 |
50-99 | 42,66 | 48,47 | 48,43 |
100-149 | 15,44 | 15,38 | 10,06 |
150+ | 7,04 | 3,72 | 6,22 |
Sumber: Buku Statistik Kesejahteraan Prov NTT 2018-2021
- Jumlah Bangunan Berdasarkan Luas Perkapita
Luas perkapita merupakan salah satu kriteria rumah layak huni. Berdasarkan publikasi BPS, luas perkapita minimal agar sebuah rumah dikatakan layak huni adalah ≥ 7,2 m2. Di Kabupaten Sumba Barat Daya, luas perkapita yang mendominasi adalah ≥ 10 m2 yaitu 61,09%. Berikut merupakan tabel persentase jumlah bangunan berdasarkan luas perkapita di Kabupaten Sumba Barat Daya pada tahun 2018-2020:
Persentase Jumlah Bangunan berdasarkan Luas Perkapita
Luas Perkapita (m²) | Persentase (%) | ||
2018 | 2019 | 2020 | |
7,2 m² | 16,7 | 16,27 | 17 |
7,3 – 9,9 m² | 23,68 | 24,76 | 21,91 |
≥ 10 m² | 59,62 | 58,97 | 61,09 |
Sumber: Buku Statistik Kesejahteraan Prov NTT 2018-2021
- Jumlah Bangunan Berdasarkan Jenis Atap Terluas
Bangunan berdasarkan atap terluas adalah klasifikasi bangunan berdasarkan penutup bagian atas sebuah bangunan, sehingga anggota rumah tangga yang berada di rumah tersebut dapat terlindung dari terik matahari, hujan dan sebagainya. Pada Kabupaten Sumba Barat Daya, sebanyak 78,54% menggunakan seng sebagai atap. Berikut merupakan persentase bangunan berdasarkan jenis atap terluas di Kabupaten Sumba Barat Daya tahun 2018-2020:
Persentase Jumlah Bangunan berdasarkan Jenis Atap Terluas
Jenis Atap | Persentase (%) | ||
2018 | 2019 | 2020 | |
Beton/Genteng/Asbes | N/A | n.a | 0,79 |
Seng | 76,03 | 75,01 | 78,54 |
Bambu/Kayu/Sirap | 0,18 | n.a | 0,17 |
Jerami/Ijuk/ Daun/Rumbia/Lainnya | 23,8 | 24,99 | 20,51 |
Sumber: Buku Statistik Kesejahteraan Prov NTT 2018-2021
- Jumlah Bangunan Berdasarkan Jenis Dinding Terluas
Bangunan berdasarkan dinding terluas adalah klasifikasi bangunan berdasarkan sisi luar/batas/penyekat dari suatu bangunan dengan bangunan lain. Pada Kabupaten Sumba Barat Daya, sebanyak 29,8% rumah menggunakan tembok/plasteran anyaman bambu/kawat sebagai dinding bangunan. Berikut merupakan tabel persentase jumlah bangunan berdasarkan dinding terluas di Kabupaten Sumba Barat Daya pada tahun 2018-2020:
Persentase Jumlah Bangunan berdasarkan Jenis Dinding Terluas
Jenis Dinding | Persentase (%) | ||
2018 | 2019 | 2020 | |
Tembok/ Plasteran Anyaman Bambu/Kawat | 29,59 | 24,03 | 29,8 |
Kayu/papan | 10,46 | 14,77 | 14,84 |
Anyaman bambu | 31,67 | 28,88 | 27,16 |
Batang Kayu/ Bambu/Lainnya | 28,27 | 32,32 | 28,21 |
Sumber: Buku Statistik Kesejahteraan Prov NTT 2018-2021
- Jumlah Bangunan Berdasarkan Jenis Lantai Terluas
Bangunan berdasarkan jenis lantai terluas adalah klasifikasi bangunan berdasarkan bagian bawah/dasar/alas suatu ruangan, baik terbuat dari marmer, keramik, granit, tegel/teraso, semen, kayu, tanah dan lainnya seperti bambu. Pada Kabupaten Sumba Barat Daya, kebanyakan bangunan menggunakan bambu/tanah/lainnya sebagai lantai yaitu 54,69% dari total bangunan. Berikut merupakan tabel persentase jumlah bangunan berdasarkan jenis lantai terluas di Kabupaten Sumba Barat Daya pada tahun 2018-2020:
Persentase Jumlah Bangunan berdasarkan Jenis Lantai Terluas
Jenis Lantai | Persentase (%) | ||
2018 | 2019 | 2020 | |
Marmer/Granit/Keramik/ Parket/Vinil/ Karpet | 8,06 | 5,32 | 7,23 |
Ubin/tegel/teraso | 0,34 | 0 | 0 |
Kayu/papan | 4,48 | 6,31 | 2,47 |
Semen/bata merah | 32,68 | 31,6 | 35,6 |
Bambu/Tanah/ Lainnya | 54,44 | 56,77 | 54,69 |
Sumber: Buku Statistik Kesejahteraan Prov NTT 2018-2021
- Backlog Perumahan
Jumlah backlog terbanyak di Kabupaten Sumba Barat Daya pada tahun 2021 sebanyak 6.108 unit dengan jumlah backlog terbanyak di Kecamatan Wewewa Tengah sebanyak 1.069 unit.
Jumlah Backlog di Kabupaten Sumba Barat Daya, 2021
No. | Kecamatan/Desa/ Kelurahan | Backlog |
1 | Kec. Kota Tambolaka | 666 |
2 | Kec. Loura | 151 |
3 | Kec. Wewewa Barat | 878 |
4 | Kec. Wewewa Selatan | 283 |
5 | Kec. Wewewa Tengah | 1.069 |
6 | Kec. Wewewa Timur | 454 |
7 | Kec. Wewewa Utara | 202 |
8 | Kec. Kodi Utara | 927 |
9 | Kec. Kodi | 629 |
10 | Kec. Kodi Bangedo | 722 |
11 | Kec. Kodi Balaghar | 127 |
Total | 6.108 |
Sumber: Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Kabupaten Sumba Barat Daya, 2021
- Rumah Tidak Layak Huni
Jumlah total RTLH di Kabupaten Sumba Barat Daya pada tahun 2021 sejumlah 14.140 unit, dengan jumlah RTLH terbanyak berada di Kecamatan Wewewa Barat sebanyak 1.949 unit.
Jumlah RTLH di Kabupaten Sumba Barat Daya, 2021
No. | Kecamatan/Desa/ Kelurahan | RTLH (unit) |
1 | Kec. Kota Tambolaka | 1.555 |
2 | Kec. Loura | 669 |
3 | Kec. Wewewa Barat | 1.949 |
4 | Kec. Wewewa Selatan | 1.356 |
5 | Kec. Wewewa Tengah | 1.655 |
6 | Kec. Wewewa Timur | 881 |
7 | Kec. Wewewa Utara | 840 |
8 | Kec. Kodi Utara | 1.583 |
9 | Kec. Kodi | 1.640 |
10 | Kec. Kodi Bangedo | 1.468 |
11 | Kec. Kodi Balaghar | 544 |
Total | 14.140 |
Sumber: Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Kabupaten Sumba Barat Daya, 2021
- Kawasan Permukiman Kumuh
Jumlah total luas kawasan kumuh di Kabupaten Sumba Barat Daya sebanyak 83,62 Ha, dengan kawasan terluas berada di Kawasan Weetobula seluas 26,77 Ha. Seluruh kawasan kumuh yang ada di Kabupaten Sumba Barat Daya merupakan kewenangan pemerintah pusat dimana mempunyai luas lebih dari 15 Ha per kawasannya.
Persebaran dan Luasan Kawasan Kumuh di Kabupaten Sumba Barat Daya
No | Kawasan Kumuh | Luas (Ha) | Kelurahan/Desa | Kecamatan |
1 | Langgalero | 15,15 | Langgalero | Kota Tambaloka |
2 | Weetobula | 26,77 | Weetobula | |
3 | Radamata | 24,27 | Radamata | |
4 | Waikelo | 17,34 | ||
Total | 83.62 |
Sumber: SK Bupati Sumba Barat Daya Nomor 414/KEP/HK/2021
Data Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya
Kecamatan | Desa | Vol/Unit | Sumber Dana | Jenis Kegiatan | |||
APBN | DAK | APBD 1 | APBD 2 | ||||
Kodi | Mali Iha | 27 | 27 | Peningkatan Kualitas | |||
Onggol | 27 | 27 | Peningkatan Kualitas | ||||
Ate Dalo | 27 | 27 | Peningkatan Kualitas | ||||
Tanjung Karoso | 28 | 28 | Peningkatan Kualitas | ||||
Kodi Utara | Hameli Ate | 27 | 27 | Peningkatan Kualitas | |||
Kadaghu Tana | 27 | 27 | Peningkatan Kualitas | ||||
Loura | Totok | 27 | 27 | Peningkatan Kualitas | |||
Wewewa Selatan | Bondo Bela | 27 | 27 | Peningkatan Kualitas | |||
Wewewa Utara | Wee Namba | 27 | 27 | Peningkatan Kualitas | |||
Wewewa Timur | Dangga Mangu | 27 | 27 | Peningkatan Kualitas | |||
Kodi | Pero Batang | 25 | 25 | Peningkatan Kualitas | |||
Wewewa Barat | Kalaki Kambe | 25 | 25 | Peningkatan Kualitas | |||
Menne Ate | 25 | 25 | Peningkatan Kualitas | ||||
Kabali Dana | 25 | 25 | Peningkatan Kualitas | ||||
Jumlah | 371 | 100 | 271 | 0 | 0 |
Sumber: Dinas PKP Kabupaten Sumba Barat Daya, 2021
- Kampung Adat
Di Kabupaten Sumba Barat Daya terdapat 3 suku yaitu Wewewa, Kodi dan Loura. Masing masing suku mempunyai permukiman sendiri, suku Kodi memiliki 4 permukiman, suku Loura mempunyai 2 sedangkan sisanya Wewewa. Akan tetapi masih terdapat sedikit percampuran dari permukiman tersebut. Tipe kampung adat sama, akan tetapi kampung adat yang cukup terkenal dari Kabupaten Sumba Barat Daya adalah Kampung Ratenggaro. Pada umumnya kampung yang mempunyai megalitik adalah kampung yang berukuran besar.
Generasi tua di Kabupaten Sumba Barat Daya cenderung senang berada di rumah adat, sedangkan anak anak mereka memilih untuk tinggal di rumah yang terbuat dari batu dan beton. Seiring berkembangnya waktu, rumah adat mulai berakulturasi. Rumah adat mulai menggunakan beton dan seng. Akan tetapi acara dan prosesi adatnya tetap ada dan pembangunan tetap dilakukan dengan ritual adat yang berlaku.
Kampung situs dengan potensi daya tarik wisata terdapat di Kecamatan Loura (2 desa), Kodi (4 desa), Kodi Balaghar (1 desa), Kodi Bangedo (3 desa), Wewewa Selatan (3 desa), Wewewa Timur (1 desa).
Persebaran Kampung Situs dengan Potensi Wisata di Kabupaten Sumba Barat Daya
No | Kecamatan | Nama Obyek | Desa/ Kelurahan |
I | Loura | 1. Situs Kampung Bondokapumbu | Desa Karuni |
2. Situs Kampung Totok Kalada | Desa Totok | ||
II | Kodi | 3. Kampung Situs Mbuku Bani | Desa Atedalo |
4. Kampung Situs Tossi | Desa Wurahomba | ||
5. Kampung Situs Bongu | Desa Bondo Kodi | ||
6. Kampung Situs Toda | Desa Pero Batang | ||
III | Kodi Balaghar | 7. Kampung Situs Wainyapu | Desa Wainyapu |
IV | Kodi Bangedo | 8. Kampung situs Ratenggaro | Desa Umbungedo |
9. Kampung Situs Waindimu | Desa Waikaninyo | ||
10. Kampung situs Parona Baroro | Desa Waikaninyo | ||
V | Wewewa Selatan | 11. Kampung Situs Manola | Desa Tena Teke |
12. Kampung Situs Mano Maneka | Desa Tena Teke | ||
13. Kampung situs Umbu Koba | Desa Delo | ||
VI | Wewewa Timur | 14. Kampung Situs Wee Lewo | Desa Marada Kalada |
Sumber: Disparekraf Buku Database Kepariwisataan Prov NTT, 2019
Prasarana dan Sarana Umum
- Prasarana Jalan
Prasarana jalan di Kabupaten Sumba Barat Daya berdasarkan data BPS bahwa panjang ruas jalan Kabupaten Sumba Barat Daya adalah 1.256,58 km dimana 90,43% nya merupakan jalan kabupaten. Sebagian besar jalan sudah menggunakan aspal namun masih terdapat jalan kerikil, tanah, dan lainnya sebesar 28,96%. Jika ditinjau dari kondisi jalannya, terdapat 30,58% jalan yang masuk kategori rusak-rusak berat. Perincian kondisi, jenis, dan tingkat kewenangan jalan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tingkat Kewenangan, Kondisi, dan Jenis Jalan di Kabupaten Sumba Barat Daya
No. | Jenis | Jumlah | Persentase |
1 | Negara | 37,20 | 2,96% |
2 | Provinsi | 83,07 | 6,61% |
3 | Kabupaten | 1.136,31 | 90,43% |
Jumlah | 1.256,58 | 100,00% | |
No. | Jenis | Jumlah | Persentase |
1 | Baik | 735,26 | 64,71% |
2 | Sedang | 53,63 | 4,72% |
3 | Rusak | 51,09 | 4,50% |
4 | Rusak Berat | 296,32 | 26,08% |
Jumlah | 1.136,30 | 100,00% | |
No. | Jenis | Jumlah | Persentase |
1 | Aspal | 892,72 | 71,04% |
2 | Kerikil | 279,11 | 22,21% |
3 | Tanah | 84,75 | 6,74% |
4 | Lainnya | – | 0,00% |
Jumlah | 1.256,58 | 100,00% |
Sumber: Kabupaten Dalam Angka, 2020
- Prasarana Drainase
Drainase yang dimaksud disini adalah drainase perkotaan yang didefinisikan sebagai drainase di wilayah kota yang berfungsi untuk mengelola dan mengendalikan air permukaan sehingga tidak mengganggu dan/atau merugikan masyarakat. Dalam upaya pengelolaan sistem dilaksanakan secara menyeluruh, mengacu kepada SIDLACOM dimulai dari tahap Survey, Investigation (investigasi), Design (perencanaan), Operation (Operasi) dan maintenance (Pemeliharaan), serta ditunjang dengan peningkatan kelembagaan, pembiayaan serta partisipasi masyarakat. Peningkatan pemahaman mengenai sistem drainase kepada pihak yang terlibat baik pelaksana maupun masyarakat perlu dilakukan secara berkesinambungan.
Sistem drainase di Kota Tambolaka cukup menarik untuk dikaji, mengingat sebagian wilayah Kota Tambolaka berada di dataran rendah yang langsung berhadapan dengan laut. Selama tinggi permukaan laut lebih rendah dari dasar saluran drainase tidak mengalami masalah, tetapi saat musim penghujan dengan intensitas yang tinggi, sementara tinggi permukaan air laut juga tinggi maka pada sebagian wilayah kota di dataran rendah akan mengalami genangan air.
Saluran drainase primer di Kota Tambolaka berupa saluran alam jalan yang langsung mengalirkan air limpasan menuju ke badan penerima air (sungai). Saluran sekunder umumnya dibangun mengikuti jalur jalan utama kota / jalan kabupaten. Sebagian besar saluran tersebut merupakan saluran terbuka, kecuali sepanjang pertokoan merupakan saluran tertutup sedangkan saluran tersier tidak terdata panjangnya. Sebagian besar saluran tersebut terutama saluran sekunder berfungsi dengan baik, kecuali pada saluran tertutup kawasan pertokoan ataupun pasar, saluran drainase sering tidak berfungsi dengan baik karena tersumbatnya saluran oleh sampah.
- Prasarana Persampahan
Berdasarkan arahan RTRW penanganan persampahan direncanakan dikelola secara perkotaan atau kecamatan, dengan konsentrasi perkembangan produksi tinggi (kawasan perkotaan) meliputi Kecamatan Loura, Wewewa Timur dan Wewewa Utara yang merupakan wilayah potensial produksi sampah sehingga menjadi prioritas pelayanan prasarana persampahan. Arahan rencana sistem pengelolaan persampahan disesuaikan dengan sistem per wilayah yang ada meliputi:
- Pembangunan prasarana persampahan meliputi pembangunan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah yang dikelola untuk kawasan Kota Tambolaka dan di sekitar Kecamatan Wewewa Utara dan pembangunan tempat pembuangan sementara (TPS) sampah yang berada pada titik-titik tertentu yang telah ditetapkan.
- Mensosialisasikan dan menggalakkan program 3 R yaitu mengurangi volume, pemakaian ulang dan daur ulang (Reduce, Reuse, Recycle) yaitu mensosialisasikan dan mengalahkan program pemilihan sampah mulai dari masyarakat dan Mensosialisasikan dan melatih masyarakat untuk membuat kompos dari sampah organik yang dimilikinya.
Sampai dengan tahun 2015 penanganan persampahan di Kota Tambolaka ditangani oleh Bidang Pertamanan dan Kebersihan Dinas PU Kabupaten Sumba Barat Daya dengan cara menyediakan Tempat Pengumpulan Sementara (TPS) atau kontainer sampah. Setelah terkumpul kemudian diangkut dengan truk sampah untuk dibuang ke tempat pengelolaan akhir (TPA) yang berlokasi di Desa Ramadana, berdasarkan data hasil survey jumlah sampah terangkut per harinya mencapai 24 m3. Sedangkan penanganan persampahan dengan metode 3R belum digalakan di Kota Tambolaka. Kinerja pengelolaan persampahan di Kota Tambolaka dapat dilihat pada tabel berikut:
Kondisi Prasarana Persampahan di Kabupaten Sumba Barat Daya
No | Uraian | Satuan | Besaran | ||
Data Pengumpulan Sampah | 2013 | 2014 | 2015 | ||
1 | Jumlah Penduduk | Jiwa | 306.195 | 312.510 | 319.119 |
2 | Asusmi Produksi Sampah | Lt/Orang/hr | 5 | 4 | 2,86 |
3 | Asusmi Produksi Sampah | M3/hari | 26,96 | 34,71 | 50 |
4 | Cakupan Layanan Geografis | Ha | 4.948 | 4.948 | 4.948 |
5 | Cakupan Layanan penduduk | Jiwa | 17.974 | 18.513 | 19.068 |
Data Transportasi Sampah | |||||
1 | Jumlah Pelayanan Terangkut | m3/hr | 18 | 24 | 24 |
2 | Jumlah Truk | Unit | 4 | 4 | 4 |
3 | Gerobak | Unit | 8 | 14 | 14 |
4 | Container | Unit | 1 | 4 | 5 |
5 | Jumlah TPS | Unit | 25 | 33 | 33 |
Sumber: RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Sumba Barat Daya Tahun 2017-2021. (Diolah)
Berdasarkan RPIJM 2010 – 2015, Kabupaten Sumba Barat Daya pun juga memiliki Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yaitu TPA Ramadana milik Pemerintah Daerah Kabupaten Sumba Barat Daya dengan luas 5,5 ha. Sistem pengolahan sampah adalah open dumping dengan jarak dengan permukiman terdekat adalah 5,5 km.
- Jaringan Listrik dan Penerangan
Dikarenakan keterbatasan data. Profil prasarana listrik di Kabupaten Sumba Barat Daya adalah sebagai berikut.
Profil Kelistrikan di Kabupaten Sumba Barat Daya
Tahun | Daya Terpasang (KW) | Produksi Listrik (KWh) | Listrik Terjual (KWh) | Dipakai Sendiri (KWh) | Susut/Hilang (KWh) |
2020 | 8.450 | 25.025.777 | 24.439.139 | 250.596 | 672.842 |
Sumber: BPS Kabupaten Dalam Angka, 2021. (Diolah)
Sedangkan bila kita meninjau jaringan penerangan, sumber penerangan masyarakat di Kabupaten Sumba Barat Daya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Data Sumber Penerangan di Kabupaten Sumba Barat Daya
No. | Jenis | Perkotaan | Pedesaan | Total |
1 | Listrik PLN dengan Meteran | 87,12% | 26,16% | 32,28% |
2 | Listrik PLN Tanpa Meteran | 12,79% | 5,67% | 6,38% |
3 | Listrik Non PLN | 0,09% | 28,82% | 25,94% |
4 | Bukan Listrik | 0,00% | 39,35% | 35,40% |
Jumlah | 100,00% | 100,00% | 100,00% |
Sumber: Statistik Kesejahteraan Provinsi NTT, 2020
- Jaringan Air Bersih dan Air Minum
Sumber Air Minum di Kabupaten Sumba Barat Daya sebagian besar berasal dari sumur bor (25,72%) dan air hujan (23,07%). Perincian sumber air minum dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Sumber Air Minum di Kabupaten Sumba Barat Daya
No | Jenis | Perkotaan | Pedesaan | Total |
1 | Air Kemasan | 0,00% | 0,13% | 0,12% |
2 | Air Isi Ulang | 3,36% | 0,18% | 0,48% |
3 | Ledeng Meteran | 0,00% | 0,00% | 0,00% |
4 | Sumur Bor | 75,59% | 20,15% | 25,72% |
5 | Sumur Terlindung | 9,40% | 1,12% | 1,95% |
6 | Sumur Tak Terlindung | 0,00% | 0,36% | 0,35% |
7 | Mata Air Terlindung | 9,88% | 20,52% | 19,45% |
8 | Mata Air Tak Terlindung | 1,77% | 26,63% | 24,13% |
9 | Air Permukaan, Hujan dan Sumber Tidak Terlindung | 0,00% | 5,26% | 4,73% |
10 | Air Hujan | 0,00% | 25,65% | 23,07% |
Jumlah | 100,00% | 100,00% | 100,00% |
Sumber: Statistik Kesejahteraan Provinsi NTT, 2020
Untuk kualitas air minum, sebanyak 30,15% penduduk mengakses air minum bersih sehingga prasarana air minum menjadi salah satu prasarana yang perlu ditingkatkan di Kabupaten Sumba Barat Daya.
- Sarana Sanitasi
Sarana Sanitasi di Kabupaten Sumba Barat Daya dapat ditinjau dari jenis tempat pembuangan akhir tinja serta kepemilikan fasilitas pembuangan akhir tinja. Di Kabupaten Sumba Barat Daya, dominasi jenis tempat pembuangan akhir tinja adalah IPAL/ Septic Tank sebesar 58,19%. Perinciannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Jenis Tempat Pembuangan Akhir Tinja di Kabupaten Sumba Barat Daya
No. | Jenis | Jumlah | Persentase |
1 | IPAL | – | 58,19% |
2 | Lubang Tanah | – | 39,73% |
3 | Lainnya | – | 2,08% |
Jumlah | 100,00% |
Sumber: Statistik Kesejahteraan Provinsi NTT, 2020
Adapun berdasarkan kepemilikannya, sebanyak 59,32% telah memiliki fasilitas BAB sendiri. Sedangkan terdapat 33,63% masyarakat yang tidak memiliki fasilitas BAB.
Kepemilikan Fasilitas BAB di Kabupaten Sumba Barat Daya
No. | Jenis | Perkotaan | Pedesaan | Total |
1 | Sendiri | 82,52% | 56,73% | 59,32% |
2 | Sendiri namun Bersama | 17,48% | 5,06% | 6,31% |
3 | Komunal | 0,00% | 0,83% | 0,74% |
4 | Tidak Ada Fasilitas | 0,00% | 37,38% | 33,63% |
Jumlah | 100,00% | 100,00% | 100,00% |
Sumber: Statistik Kesejahteraan Provinsi NTT, 2020
Pekerjaan Sanitasi di Kabupaten Sumba Barat Daya, 2020
Pekerjaan | Lokasi | Unit | Sasaran (KK) |
Pembangunan Septictank Individu
(Sandes APBD I) |
Desa Kali Ngara | 20 | 120 |
Weri Lolo | 19 | 114 | |
Bila Cenge | 20 | 120 | |
Kendu Wella | 20 | 120 | |
Waitaru | 20 | 120 | |
Kadu Eta | 20 | 120 | |
Kori | 20 | 120 | |
Ate Dalo | 19 | 114 | |
Kawango Hari | 20 | 120 | |
Karang Indah | 18 | 108 | |
Pembangunan Septictank Individu | Bondo Boghila | 76 | 76 |
Kawango Hari | 76 | 76 | |
Panenggo Ede | 76 | 76 | |
Wailangira | 76 | 76 | |
Total | 500 | 1480 |
Sumber: Bidang Cipta Karya Kabupaten Sumba Barat Daya, 2021
- Sarana Peribadatan
Sarana peribadatan di Kabupaten Sumba Barat Daya adalah masjid, musholla, gereja protestan, gereja katholik, pura, dan vihara. Jumlah sarana peribadatan di Kabupaten Sumba Barat Daya terangkum dalam tabel di bawah ini.
Jumlah Fasilitas Peribadatan di Kabupaten Sumba Barat Daya
No. | Jenis | Jumlah | Persentase |
1 | Masjid | 8 | 1,44% |
2 | Musholla | 1 | 0,18% |
3 | Gereja Protestan | 326 | 58,74% |
4 | Gereja Katolik | 219 | 39,46% |
5 | Puta | 1 | 0,18% |
6 | Vihara | – | 0,00% |
Jumlah | 555 | 100% |
Sumber: BPS Provinsi NTT Dalam Angka, 2021
- Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan di Kabupaten Sumba Barat Daya terdiri dari SD, SMP, SMA, SMK, dan Universitas. Jumlah sarana pendidikan di Kabupaten Sumba Barat Daya terangkum dalam tabel di bawah ini.
Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Sumba Barat Daya
No. | Jenis | Jumlah | Persentase |
1 | SD | 170 | 49,56% |
2 | SMP | 105 | 30,61% |
3 | SMA | 31 | 9,04% |
4 | SMK | 34 | 9,91% |
5 | Universitas | 3 | 0,87% |
Jumlah | 343 | 100,00% |
Sumber: BPS Provinsi NTT Dalam Angka, 2021
- Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan terdiri dari rumah sakit, rumah sakit bersalin, poliklinik, puskesmas, puskesmas pembantu, dan apotek. Jumlah sarana kesehatan di Kabupaten Sumba Barat Daya terangkum dalam tabel di bawah ini.
Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Sumba Barat Daya
No. | Jenis | Jumlah | Persentase |
1 | Rumah Sakit | 2 | 2,67% |
2 | Rumah Sakit Bersalin | – | 0,00% |
3 | Poliklinik | 6 | 8,00% |
4 | Puskesmas | 16 | 21,33% |
5 | Puskesmas Pembantu | 41 | 54,67% |
6 | Apotek | 10 | 13,33% |
Jumlah | 75 | 100,00% |
Sumber: BPS Provinsi NTT Dalam Angka, 2021
- Sarana Perdagangan
Sarana perdagangan terdiri pasar, toko, kios, dan warung. Jumlah sarana perdagangan di Kabupaten Sumba Barat Daya terangkum dalam tabel di bawah ini.
Jumlah Sarana Perdagangan di Kabupaten Sumba Barat Daya
No. | Jenis | Jumlah | Persentase |
1 | Pasar | 16 | 0,92% |
2 | Toko | 112 | 6,44% |
3 | Kios | 138 | 7,94% |
4 | Warung | 1.473 | 84,70% |
Jumlah | 1.739 | 100,00% |
Sumber: Kabupaten Dalam Angka, 2020
- Ruang Terbuka Hijau
Berdasarkan SK.7875/MenLHK-PHPL/KPHP/HPL.0/12/2020, Kabupaten Sumba Barat Daya memiliki kawasan hutan dengan luas 139.849,75 ha, meliputi Area Penggunaan Lain (120.147,49 ha), Hutan Lindung (11.192,63 ha), dan Hutan Produksi (8.509,62 ha). Adapun kawasan perkebunan seluas 8.233,20 ha dan kawasan pertanian 29.091,04 ha (Pertanian Lahan Basah 779,78 ha dan Pertanian Lahan Kering 28.311,27 ha).