Bali merupakan provinsi yang terletak diantara Pula Jawa dan Pulau Lombok. Ibukota provinsinya adalah Denpasar. Provinsi Bali terdiri dari sebuah pulau yakni Pulau Bali, dan pulau-pulau yang lebih kecil di sekitarnya, yaitu Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Nusa Ceningan, Pulau Serangan, dan Pulau Menjangan.

Secara geografis provinsi Bali terletak pada posisi titik koordinat 08°03’40” – 08°50’48” Lintang Selatan dan 114°25’53” – 115°42’40” Bujur Timur yang menyebabkannya beriklim tropis dengan total  luas povinsi sebesar 5.636,66 km2.  Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil sepanjang 153 km dan selebar 112 km, sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa. Wilayah Bali secara umum beriklim laut tropis, yang dipengaruhi oleh angin musiman. Terdapat musim kemarau dan musim hujan yang diselingi oleh musim pancaroba. Corak produksi masyarakat Bali  sangat dipengaruhi oleh perubahan iklim (siklus alam dan curah hujan).
 

 

Suhu/temperatur udara rata-rata tertinggi di wilayah Bali di Kota Denpasar yaitu mencapai 27,7°C dengan rata-rata kelembaban udara 79. Sebaliknya, suhu udara rata-rata terendah terjadi di Kabupaten Jembrana yang mencapai 26,3°C dengan tingkat kelembaban udara rata-rata yakni sebesar 85 persen.

Pulau Bali dikenal dengan sebutan Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura. Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama Hindu. Di dunia Internasional Bali terkenal sebagai destinasi wisata bahari dengan keindahan seni-budayanya. Adapun batas-batas wilayah Provinsi Bali sebagai berikut:

  • Utara : Berbatasan dengan Laut Bali.
  • Selatan : Berbatasan Pdengan Samudera Hindia
  • Barat : Berbatasan dengan Selat Bali.
  • Timur : Berbatasan dengan Selat Lombok.

 

Administrasi Wilayah

Secara administrasi Provinsi Bali terbagi menjadi 8 Kabupaten dan 1 Kota. Kabupaten Buleleng yang terletak pada bagian utara pulau bali merupakan wilayah dengan luas wilayah yang paling besar yakni 1.365,88 km2(24,23%), sementara Kota Denpasar merupakan wilayah yang paling kecil yang terselat dibagian selatan pulau Bali dengan luas wilayah 127.78 km2 (2,26%).

Adapun luas masing-masing kabupaten dan kota adalah :

 Tabel 1. Luas Wilayah menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali

No Kabupaten/Kota Luas (km2) %
1 Kabupaten Buleleng 1.365,88 24,23%
2 Kabupaten Jembrana 841,80 14,93%
3 Kabupaten Karangasem 839,54 14,89%
4 Kabupaten Tabanan 839,33 14,89%
5 Kabupaten Bangli 520,81 9,22%
6 Kabupaten Badung 418,52 7,42%
7 Kabupaten Gianyar 368,00 6,52%
8 Kabupaten Klunglung 315,00 5,58%
9 Kota Denpasar 127,78 2,26%
Total 5.636,66 100%

Sumber : BPS Provinsi Bali 2018

Kondisi Fisik Wilayah

Provinsi Bali memiliki empat buah danau, yakni Danau Beratan, Danau Buyan, Danau Tamblingan, dan Danau Batur pada bagian utara, sedangkan bagian selatan Bali adalah dataran rendah yang dialiri sungai-sungai, seperti sungai Tukad Ayung 62.500 meter dan sungai sungai lainnya.

Berdasarkan relief dan topografi, di tengah-tengah Pulau Bali terbentang pegunungan yang memanjang dari barat ke timur dan di antara pegunungan tersebut terdapat gugusan gunung berapi, yakni Gunung Agung yang merupakan titik tertinggi di Bali setinggi 3.142 meter. Gunung berapi lainnya yang terletak di Pulau Bali ialah Gunung Batur (1.717 meter) berlokasi di Bangli. Sedangkan gunung yang tidak berapi antara lain adalah Gunung Merbuk (1.356 meter) di Jembrana, Gunung Patas (1.414 meter) di Buleleng, dan Gunung Seraya (1.058 meter) di Karangasem, serta beberapa gunung lainnya. Adanya pegunungan tersebut menyebabkan daerah Bali secara geografis terbagi menjadi dua bagian yang tidak sama, yakni Bali Utara dengan dataran rendah yang sempit dan kurang landai, serta Bali Selatan dengan dataran rendah yang luas dan landai.

Jenis tanah yang ada di Bali sebagian besar didominasi oleh tanah Regusol dan Latasol serta sebagian kecil saja terdapat jenis tanah Alluvial, Mediteran, dan Andosol.

Cakupan wilayah untuk masing-masing jenis tanah di Provinsi Bali berbeda-beda, diantaranya :

 Tabel 2. Jenis Tanah dan Wilayah Cakupannya di Provinsi Bali

Jenis Tanah Wilayah Sifat
Latosol Tersebar tersebar di bagian barat sampai Kalopaksa, Petemon, Ringdikit, dan Pempatan,di sekitar Gunung Penyu, Gunung Pintu, Gunung Juwet, dan Gunung Seraya yang secara keseluruhan meliputi 44,90 persen dari luas Pulau Bali. Sangat Peka Terhadap Erosi
Regusol Terdapat di bagian timur Amlapura sampai Culik. Jenis tanah ini terdapat juga di Pantai Singaraja sampai Seririt, Bubunan, Kekeran di sekitar Danau Tamblingan, Buyan, dan Beratan, sekitar Hutan Batukaru, serta sebagian kecil di Pantai Selatan Desa Kusamba, Sanur, Benoa, dan Kuta. Jenis tanah ini meliputi sekitar 39,93 persen dari luas Pulau Bali. Sangat Peka Terhadap Erosi
Andosol Terdapat di sekitar Baturiti, Candikuning, Banyuatis, Gobleg, Pupuan, dan sebagian kelompok hutan Gunung Batukaru. Peka Terhadap Erosi
Mediteran Terdapat i Jazirah Bukit Nusa Penida dan kepulauannya, Bukit Kuta, dan Prapat Agung. Kurang Peka Terhadap Erosi
Alluvial Terdapat di dataran Negara, Sumber Kelampok, Manggis, dan
Angantelu.
Kurang Peka Terhadap Erosi

Sumber : BPS Provinsi Bali 2018

Kependudukan

Berdasarkan angka proyeksi penduduk tahun 2017 tercatat jumlah penduduk di Bali sebanyak 4.246,5 ribu jiwa yang terdiri dari 2.138,4 ribu jiwa (50,36%) penduduk laki-laki dan 2.108,1 ribu jiwa (49,64%) penduduk perempuan. Jumlah penduduk tahun 2017 ini naik 1,10 persen dari sebelumnya 4.200,1 ribu jiwa. Dengan luas wilayah 5.636,66 km2, maka kepadatan penduduk di Bali telah mencapai 753 jiwa/km2.

 

Tabel 3. Data Jumlah Penduduk Provinsi Bali menurut Kabupaten/KotaTahun 2018

Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk Pertumbuhan Penduduk
Jembrana 276.6 0.70
Tabanan 443.5 0.66
Badung 656.9 2.40
Gianyar 508.1 0.99
Klungkung 178.3 0.56
Bungli 226.2 0.62
Karangasem 414.8 0.57
Buleleng 657.2 0.65
Denpasar 930.6 2.09

Sumber : BPS Provinsi Bali, 2019

Wilayah dengan jumlah penduduk paling tinggi ialah Kota Denpasar dengan pertumbuhan penduduk sebesar 2.09. Dengan luas wilayah yang kecil dan besarnya jumlah penduduk, Kota Denpasar menjadi wilayah dengan tingkat kepadatan yang paling tinggi yakni sebesar 7282 jiwa/km2. Sangat berbeda jauh dengan Kabupaten Jembrana yang merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk yang paling kecil di barat Pulau Bali dengan kepadatan 328.58 jiwa/km2.

Tabel 4. Persentase Penduduk , Kepadatan Penduduk  dan Rasio Jenis Kelamin menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali, 2018

Kabupaten/ Kota Persentase Penduduk Kepadatan Penduduk jiwa/km2 Rasio Jenis Kelamin
Jembrana 6.4 328.58 98.56
Tabanan 10.33 437.43 98.61
Badung 15.30 1569.20 104.13
Gianyar 11.84 1380.71 101.87
Klungkung 4.15 566.03 97.89
Bungli 5.27 460.96 102.33
Karangasem 9.66 494.08 100.19
Buleleng 15.31 481.56 99.21
Denpasar 21.68 7282.83 104.30

Sumber : BPS Provinsi Bali 2019

Kondisi Perumahan

Pada tahun 2018, dari sisi status kepemilikan bangunan tempat tinggal yang ditempati rumah tangga mencapai 71,75 persen Bali dengan status milik sendiri, 19.99 persen kontrak/sewa, 7.98 persen bebas sewa, dan 0.28 persen rumah dinas. Kepemilikan bangunan di Bali didominasi oleh bangunan milik pribadi, dengan nilai persentase yang lebih dari 61 persen kecuali Kabupaten Badung dan Kota Denpasar. Lebih dari setengah penggunaan bangunan di Kota Denpasar menggunakan sistem kontrak/sewa yakni sebesar 53.59 persen dimana Kota Denpasar merupakan kota tingkat kepadatan penduduk yang paling tinggi.

 

Tabel 5. Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Status Kepemilikan Bangunan Tempat Tinggal yang Ditempati di Provinsi Bali, 2018

Kabupaten/ Kota Status Kepemilikan Bangunan Tempat Tinggal
Milik Sendiri Kontrak / Sewa Bebas Sewa Dinas Lainnya Jumlah
Jembrana 89.71 2.27 7.03 0.99 0.00 100.00
Tabanan 85.86 7.05 6.97 0.13 0.00 100.00
Badung 61.21 31.12 7.67 0.00 0.00 100.00
Gianyar 90.11 8.44 1.45 0.00 0.00 100.00
Klungkung 90.66 4.34 4.17 0.83 0.00 100.00
Bungli 93.69 0.79 4.58 0.93 0.00 100.00
Karangasem 91.77 0.89 7.34 0.00 0.00 100.00
Buleleng 79.78 3.35 16.70 0.17 0.00 100.00
Denpasar 38.50 53.59 7.50 0.40 0.00 100.00
Bali 71.75 19.99 7.98 0.28 0.00 100.00

Sumber : BPS Provinsi Bali 2018

Bila mengacu pada nilai standar syarat rumah sehat (minimal 36 m2), rumah tangga di Bali sebagian besar sudah didominasi oleh rumah rumah tangga yang sehat dengan luas lantai paling banyak sekitar 50-99 m2 yakni 37.17 persen, luas lantai 100-149 sebesar 14.74 persen, dan ≥ 150 sebesar 10.22. Namun disamping itu masih perlu diperhatikan bahwa besar nilai rumah dengan luas lantai ≤ 19 persen memiliki nilai yang cukup besar yakni 13.57 persen.

 

 

Tabel 6. Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Kelompok Luas Lantai Tempat Tinggal (m2) di Provinsi Bali, 2018

Kabupaten/ Kota Luas Lantai Tempat Tinggal (M2)
≤ 19 20 – 49 50 – 99 100 – 149 ≥ 150 Jumlah
Jembrana 1.46 25.85 49.89 16.28 6.52 100.00
Tabanan 4.19 15.61 42.98 26.63 10.59 100.00
Badung 19.59 19.15 32.32 17.15 11.78 100.00
Gianyar 5.82 18.46 45.99 17.21 12.52 100.00
Klungkung 2.65 28.60 45.41 13.41 9.93 100.00
Bungli 2.31 34.72 47.09 9.99 5.88 100.00
Karangasem 2.94 31.99 50.62 9.64 4.82 100.00
Buleleng 4.53 35.20 44.97 10.37 4.93 100.00
Denpasar 34.79 19.83 16.44 13.09 15.86 100.00
Bali 13.57 24.30 37.17 14.74 10.22 100.00

Sumber : BPS Provinsi Bali 2019

 

Tabel 7. Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan

Kelompok Luas Lantai per Kapita (m2) di Provinsi Bali, 2018

 

Kabupaten/ Kota Luas Lantai Per Kapita (M2)
≤ 7.2 7.3 – 9.9   10 Jumlah
Jembrana 1.63 7.93 90.44 100.00
Tabanan 4.51 4.56 90.92 100.00
Badung 15.65 9.60 74.74 100.00
Gianyar 8.11 10.20 81.69 100.00
Klungkung 6.90 8.86 84.23 100.00
Bungli 2.48 12.40 85.12 100.00
Karangasem 7.07 9.72 83.20 100.00
Buleleng 7.66 9.26 83.08 100.00
Denpasar 22.79 12.69 64.52 100.00

Sumber : BPS Provinsi Bali 2019

 

Kondisi fisik suatu bangunan sangat mempengaruhi aktivitas yang berlangsung didalamnya. Kondisi fisik bangunan pun menjadi salah satu tolak ukur untuk menilai kesejahteraan pada masyarakat.Bila melihat kondisi fisik bangunan pada bagian atap, dengan iklim tropis yang ada, bangunan-bangunan di Bali sebagian besar menggunakan atap dari bahan genteng sebesar 77.10 persen sedangka atap dengan bahan lain seperti seng, beton, asben, bambu, jerami ialah sebesar 11.70 persen, 2.31 persen, 8.75 persen, o.07 persen dan 0.06 persen.

Pada bagian dinding, kondisi bangunan hampir seluruhnya merupakan dinding tembok yakni sebesar 96.73 persen. Banhan dinding jenis lain yang digunakan pada bangunan di Bali adalah anyaman bambu, kayu/papan, bambu dan lainnya hanya sebagian kecil bangunan.

Jenis lantai yang digunakan pun dominan merupakan lantai bukan tanah. Bangunan-bangunan menggunakan lantai keramik yakni sebesar 74.66 persen, dan bahan semen/bata merah sebesar 20.18 persen.

 

 

Tabel 8. Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Bahan Bangunan Utama Atap Rumah Terluas di Provinsi Bali, 2018

Kabupaten/ Kota Jenis Atap Terluas
Beton Genteng Asbes Seng Bambu/kayu/ sirap/Lainya Jeram/Ijuk/

Daun/Rumbia

Jumlah
Jembrana 1.32 94.73 3.95 0.00 0.00 0.00 100.00
Tabanan 2.88 86.91 4.81 5.01 0.00 0.00 100.00
Badung 3.43 89.61 5.73 1.23 0.39 0.00 100.00
Gianyar 3.54 93.49 2.27 0.69 0.00 0.00 100.00
Klungkung 2.13 90.32 4.47 2.39 0.47 0.22 100.00
Bungli 2.50 65.29 10.01 21.98 0.22 0.00 100.00
Karangasem 0.78 78.05 8.49 12.49 0.00 0.18 100.00
Buleleng 1.39 42.77 6.05 49.58 0.00 0.21 100.00
Denpasar 2.37 75.90 18.59 3.13 0.00 0.00 100.00
Bali 2.31 77.10 8.75 11.70 0.07 0.06 100.00

Sumber : BPS Provinsi Bali 2018

 

 

Tabel 9. Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Bahan Bangunan Utama Dinding Rumah Terluas di Provinsi Bali, 2018

Kabupaten/ Kota Jenis Dinding Terluas
Tembok Plasteran Anyaman Bambu / Kawat Kayu / Papan Anyaman Bambu Bambu Lainya Jumlah
Jembrana 94.73 0.00 0.33 4.94 0.00 0.00 100.00
Tabanan 98.47 0.00 0.56 0.86 0.00 0.12 100.00
Badung 98.38 0.00 1.62 0.00 0.00 0.00 100.00
Gianyar 99.18 0.00 0.15 0.67 0.00 0.00 100.00
Klungkung 99.26 0.00 0.46 0.29 0.00 0.00 100.00
Bungli 94.04 0.00 2.18 1.70 2.07 0.00 100.00
Karangasem 97.62 0.00 0.24 2.04 0.10 0.00 100.00
Buleleng 93.87 0.59 3.47 1.49 0.47 0.11 100.00
Denpasar 96.21 0.00 2.77 0.54 0.31 0.17 100.00
Bali 96.73 0.09 1.69 1.15 0.26 0.07 100.00

Sumber : BPS Provinsi Bali 2018

 

 

Tabel 10. Distribusi Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Terluas Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali, 2018

Kabupaten/ Kota Jenis Lantai Jumlah
Bukan Tanah Tanah
Jembrana 98.64 1.36 100.00
Tabanan 99.99 1.00 100.00
Badung 100.00 0 100.00
Gianyar 99.21 0.79 100.00
Klungkung 98.97 1.03 100.00
Bungli 97.32 2.68 100.00
Karangasem 98.03 1.97 100.00
Buleleng 95.07 4.93 100.00
Denpasar 98.83 1.17 100.00

Sumber : BPS Provinsi Bali 2019

 

 

Tabel 11. Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Bahan Bangunan Utama Lantai Rumah Terluas di Provinsi Bali, 2018

Kabupaten/ Kota Jenis Lantai Terluas
Marmer/ Granit Keramik Parket/Vinil/ Permadani Ubin/Tegel/ Teraso Kayu/ Papan Semen/Bata Merah Bambu Tanah Jumlah
Jembrana 0.00 65.32 0.00 2.02 0.00 31.30 0.00 1.36 100.00
Tabanan 0.44 76.96 0.20 2.37 0.00 19.03 0.00 1.00 100.00
Badung 0.81 89.91 0.00 1.13 0.00 8.15 0.00 0.00 100.00
Gianyar 2.05 88.31 0.00 1.64 0.10 7.11 0.00 0.79 100.00
Klungkung 2.18 78.51 0.00 1.23 0.00 17.05 0.00 1.03 100.00
Bungli 0.82 58.25 0.00 1.56 0.00 36.69 0.00 2.68 100.00
Karangasem 1.62 58.69 0.00 0.86 0.00 36.86 0.00 1.97 100.00
Buleleng 0.93 54.04 0.18 2.80 0.36 36.75 0.00 4.93 100.00
Denpasar 2.92 84.17 0.07 1.84 0.14 9.69 0.00 1.17 100.00
Bali 1.50 74.66 0.06 1.80 0.10 20.18 0.00 1.70 100.00

Sumber : BPS Provinsi Bali 2018

 

Dalam keberlanjutan kehidupan, manusia perlu mendukung aktivitas dengan penyediaan kebutuhan-kebutuhan pokok serta kebutuhan tambahan. Untuk menunjang aktivitas dan kenyaman kehidupan didalam lingkungan perumahan permukiman sangat dibutuhkan prasarana-prasara yang mendukung.

Sebagai kebutuhan pokok akan air, Bali menggunakan berbagai macam sumber air. Sumber air dengan penggunaan terbanyak di ialah berupa air dalam kemasan yakni sebesar 90.43 persen, dan sumber air Leding yakni sebesar 22.06 persen. Sumber air lain yang digunakan di Bali ialah berupa sumber air pompa, mata air, dan sumur.

Untuk kegiatan memasak kebutuhan akan bahan bakar di Bali menggunakan macam-macam jenis bahan bakar, namun bahan bakar yang paling domnian di gunakan ialah Gas Elpiji yakni sebesar 74.94 persen, dan Kayu sebesar 18.63 persen. Masyarakat Bali yang menggunakan listrik untuk kegiatan memasak ialah sebasar 1.87 persen, dan masyarakat juga masih menggunakan minyak tanah yakni sebesar 0.20 persen.

 

Tabel 12. Distribusi Persentase Rumah Tangga Menurut Ketersediaan Air Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali, 2018

Kabupaten/ Kota Sumber Air Jumlah
Leding Pompa Air dalam Kemasan Sumur Terlindung Sumur Tak Terlindung Mata Air Terlindung Mata Air Tak Terlindung Air Permukaan Air Hujan
Jembrana 18.30 7.24 31.65 12.50 5.15 17.86 o.52 6.79 0.00 100.00
Tabanan 24.58 5.94 27.87 3.48 0.15 34.81 2.85 0.13 0.18 100.00
Badung 3.09 3.46 68.63 7.41 0.74 15.21 0.87 0 0.59 100.00
Gianyar 19.36 20.69 18.04 3.25 0 38.09 0.08 0.23 0 100.00
Klungkung 60.61 2.47 16.13 2.05 0 4.42 0.01 0 14.31 100.00
Bungli 34.06 2.78 13.46 0.85 0 32.29 0.78 0.29 15.49 100.00
Karangasem 39.63 4.91 6.73 9.88 0.32 26.62 4.66 0.40 6.86 100.00
Buleleng 45.55 4.87 10.92 5.29 1.22 25.35 4.14 1.84 0.81 100.00
Denpasar 3.44 4.71 90.43 1.16 0 0.27 0 0 0 100.00
Bali 22.06 6.26 90.43 1.16 0.70 19.15 1.60 0.84 2.27 100.00

Sumber : BPS Provinsi Bali 2019

 

Tabel 13. Distribusi Persentase Rumah Tangga Menurut Bahan Bakar Utama untuk Memasak Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali, 2018

Kabupaten/ Kota Jenis Bahan Bakar Jumlah
Listrik Gas Elpiji Minyak Tanah Arang/ Briket Kayu Lainnya
Jembrana 0 68.59 0 0 30.73 0.68 100.00
Tabanan 1.76 72.94 0.13 0 23.87 1.30 100.00
Badung 1.62 85.38 0.09 0 4.75 8.17 100.00
Gianyar 1.34 88.73 0 0 9.54 0.39 100.00
Klungkung 1.39 73.56 1.47 0 22.15 1.42 100.00
Bungli 0.43 61.84 0 0 37.39 0.33 100.00
Karangasem 0 51.07 0.49 0 48.35 0.09 100.00
Buleleng 1.21 66.98 0.25 0 30.64 0.92 100.00
Denpasar 4.40 83.42 0.12 0 0.79 11.27 100.00
Bali 1.87 74.94 0.20 0 18.63 4.35 100.00

Sumber : BPS Provinsi Bali 2019

Untuk menunjang aktivitas yakni penyediaan sumber-sumber penerangan, Bali mengandalkan listrik  yang bersumber dari PLN. Hampir seluruh sumber kebutuhan penerangan listrik di bali di penuhi oleh PLN yakni sebesar 99.81 persen. Hanya Kabupaten Buleleng yang memiliki sumber listrik lain yakni sebesar 0.10 persen untuk kebutuhannya. Sumber penerangan lainnya tidak berupa listrik.

 

Tabel 14. Distribusi Persentase Rumah Tangga menurut Sumber Penerangan menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali 2018

Kabupaten/ Kota Sumber Penerangan Jumlah Total
Listrik PLN Listrik Non-PLN Bukan Listrik
Jembrana 100.00 0 0 100.00
Tabanan 100.00 0 0 100.00
Badung 100.00 0 0 100.00
Gianyar 100.00 0 0 100.00
Klungkung 99.71 0 0.29 100.00
Bungli 99.07 0 0.93 100.00
Karangasem 99.83 0 0.17 100.00
Buleleng 99.61 0.10 0.29 100.00
Denpasar 99.77 0 0.23 100.00
Bali 99.81 0.01 0.18 100.00

Sumber : BPS Provinsi Bali 2019

 

Lingkungan yang baik adalah lingkungan yang dapat senantiasa memberikan penghidupan yang aman dan nyaman bagi penghuninya. Untuk terus menjaga kenyamanan lingkungan, maka harus dibangun sarana yang mendukung dimana salah satunya ialah fasilitas tempat pembuangan air besar. Mengingat permukiman yang tidak terlepas dari kegiatan-kegiatan yang lain makan fasilitas pembuangan sangatlah penting untuk disediakan dengan sistem yang baik agar tidak menganggu aktivitas lain.

Di Bali penggunaan fasilitas pembuangan sebagian besar telah dimiliki secara pribadi yakni sebesar 78.65 persen, penggunaan bersama pun sebesar 15.01 persen. Disisi lain masih ada wilayah-wilayah yang masyarakatnya tidak menggunakan maupun tidak memiliki fasilitas pembuangan seperti Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Bungli, Karangasem, dan Buleleng. Wilayah dengan persetase terbesar tidak adanya fasilitas pembuangan ialah Kabupaten Karangasem yakni sebesar 16.99 persen.

Sementara untuk sistem sanitasi, dari tahun ke tahun dalam kurun waktu 5 ( lima) tahun terakhir sudah mengalami peningkatan akses sanitasi dimana pada tahun 2014 sebesar 79.83 persen pada tahun 2018 telah mencapai 89.92 persen. Kabupaten Bungli adalah Kabupaten yang sistem sanitasinya paling rendah terhadap akses sanitasi.

Tabel 15. Persentase Rumah Tangga Menurut  Fasilitas Tempat

Buang Air Besar Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali, 2018

Kabupaten/ Kota Penggunaan Fasilitas Total
Sendiri Bersama MCK Umum Tidak Menggunakan Tidak Ada
Jembrana 72.87 20.69 0.02 0.17 6.25 100.00
Tabanan 86.86 8.98 0 0.18 3.99 100.00
Badung 86.86 12.09 0.22 0 0.83 100.00
Gianyar 81.32 15.80 0 0.15 2.73 100.00
Klungkung 81.58 11.37 0.12 0 6.94 100.00
Bungli 59.32 24.42 0.15 0.28 15.83 100.00
Karangasem 64.78 17.89 0 0.34 16.99 100.00
Buleleng 68.22 17.88 0.11 0 13.79 100.00
Denpasar 86.86 12.88 0.26 0 0 100.00
Bali 78.65 15.01 0.13 0.09 6.13 100.00

Sumber : BPS Provinsi Bali 2019

 

Tabel 16. Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Akses Terhadap Sanitasi

Layak Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali, 2014-2018

Kabupaten/ Kota Tahun
2014 2015 2016 2017 2018
Jembrana 85.56 81.71 85.51 91.05 91.93
Tabanan 65.58 92.77 89.80 91.13 91.63
Badung 63.67 90.76 96.07 93.06 97.14
Gianyar 91.70 89.77 93.80 96..09 95.66
Klungkung 79.97 80.34 85.23 91.19 89.96
Bungli 58.28 59.44 73.65 74.12 79.93
Karangasem 66.20 57.44 74.24 70.30 79.97
Buleleng 79.78 73.87 78.44 81.15 80.17
Denpasar 98.26 90.52 90.35 93.73 94.38
Bali 79.38 82.03 86.59 88.07 89.92

Sumber : BPS Provinsi Bali 2019

Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dan Backlog

Bali yang terkenal sebagai kota Pariwisata nasional maupun dunia, menjadi daya tarik bagi masyarakat-masyarakat luar baik untuk berwisata, membuka lapangan usaha maupun untuk mencari pekerjaan. Hal ini berdampak pada tuntutan kebutuhan tempat tinggal baik dalam kurun waktu yang singkat maupun dalam jangka waktu periode tertentu dan jangka panjang. Ditengah perkembangan Provinsi Bali yang terus berjalan, masih terdapat hunian-hunian (rumah) yang tergolong tidak layak huni.

Berdasarkan data, jumlah RTLH di provinsi Bali ialah sebesar 3613, terbanyak terdapat di Kabupaten Tabanan dan Kabupaten Buleleng yakni sebesar 1600 unit dan 1549 unit.

Data yang telah terangkum adalah sebagai berikut :

 

Tabel 17. Jumlah RTLH di Provinsi Bali Tahun 2019*

Kabupaten/ Kota Jumlah Rumah Tidak Layak Huni
Jembrana 321
Tabanan 1600
Gianyar 100
Karangasem 5
Buleleng 1549
Denpasar 38
Total 3613

*Data Sementara

Sumber : Kemen-PUPR-Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan,

Diunduh : Kamis, 05 September 2019 – 09:00:05

(Disusun berdasarkan data yang tersedia)

 

Jumlah backlog di Provinsi Bali ialah 1055, dimana kabupaten Gianyak dan Kabupaten Buleleng memiliki jumlah terbanyak sebesar 415 KK dan 253 KK.

 

Tabel 18. Jumlah Backlog di Provinsi Bali Tahun 2019*

Kabupaten/ Kota Rumah Tangga Kepala Keluarga Penghuni (Jiwa) Backlog (KK)
Jembrana 9 23 53 9
Tabanan 148 413 992 157
Badung 1 2 6 1
Gianyar 314 987 2388 415
Klungkung 13 13 77 13
Bungli 78 185 469 79
Karangasem 65 144 402 68
Buleleng 247 947 1759 253
Denpasar 47 103 305 50
Bali 922 2832 6451 1055

*Data Sementara

Sumber : Kemen-PUPR-Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan

 

Arahan Pendirian Bangunan

Dalam Peraturan Daerah Provinsi Bali No 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Provinsi Bali Tahun 2009-2019, Pasal 95 ayat 2 (b) dikatakan bahwa  ketinggian bangunan yang memanfaatkan

ruang udara di atas permukaan bumi dibatasinmaksimum 15 (lima belas) meter, kecuali bangunan umum dan bangunan khusus yang memerlukan persyaratan ketinggian lebih dari 15 (lima belas) meter, seperti: menara pemancar, tiang listrik tegangan tinggi, mercu suar, menara-menara bangunan keagamaan, bangunan-bangunan untuk keselamatan penerbangan, bangunan pertahanan keamanan, dan bangunan khusus untuk kepentingan keselamatan dan keamanan umum lainnya berdasarkan pengkajian dengan memperhatikan keamanan, kenyamanan, dan keserasian terhadap lingkungan sekitarnya, serta dikoordinasikan dengan instansi terkait.

Tentang ketentuan tinggi bangunan dengan tinggi maksimum 15 meter, salah satu dasarnya adalah Bhisama Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) yakni Agama Hindu dalam kitab sucinya yaitu Weda-weda telah menguraikan tentang apa yang disebut dengan tempat-tempat suci dan Kawasan Suci, Gunung, Danau, Campuan (pertemuan sungai), Pantai, Laut dan sebagainya diyakini memiliki nilai- nilai kesucian yang saat ini. Yang menjadi dasar ketinggian bangunan maksimal hanya 15 meter atau sama dengan pohon kelapa.

Terkait arsitektur bangunan, terdapat aturan khusus seperti di Kabupaten Badung, Aturan khusus ini juga diterapkan oleh Pemerintah Kabupaten Badung. Berdasarkan Perda Nomor 3 Tahun 2016 tentang Bangunan Gedung menyebutkan bahwa arsitektur bangunan harus memenuhi beberapa persyaratan unsur kearifan lokal. Persyaratan tersebut meliputi penampilan luar gedung harus memiliki karakteristik arsitektur Bali. Selain itu, bangunan gedung juga harus memiliki nilai-nilai luhur serta identitas budaya Bali. Apabila bangunan gedung terletak berdampingan dengan bangunan yang dilestrasikan, maka arsitektur bangunan harus dirancang dengan mempertimbangkan kaidah estetika bentuk dan karakteristik dari arsitektur bangunan gedung yang dilestarikan.

 

Pemilihan Tanah Untuk Membangun

Tanah yang dipilih untuk lokasi membangun perumahan diusahakan tanah yang miring ke timur atau miring ke utara, pelemahan datar (asah), pelemahan inang, pelemahan marubu lalah (berbau pedas).

 

Tanah yang patut dihindari sebagai tanah lokasi membangun perumahan adalah :

 

  • Karang karubuhan (tumbak rurung/ jalan),
  • Karang sandang lawe (pintu keluar berpapasan dengan persimpangan jalan),
  • Karang sulanyapi (karang yang dilingkari oleh lorong (jalan)
  • Karang buta kabanda (karang yang diapit lorong/ jalan),
  • Karang teledu nginyah (karang tumbak tukad),
  • Karang gerah (karang di hulu Kahyangan),
  • Karang tenget,
  • Karang buta salah wetu,
  • Karang boros wong (dua pintu masuk berdampingan sama tinggi),
  • Karang suduk angga, karang manyeleking dan yang paling buruk adalah
  • Tanah yang berwarna hitam- legam, berbau “bengualid” (busuk)

Tanah- tanah yang tidak baik (ala) tersebut di atas, dapat difungsikan sebagai lokasi membangun perumahan kalau disertai dengan upacara/upakara agama yang ditentukan, serta dibuatkan palinggih yang dilengkapi dengan upacara/upakara pamarisuda.

 

Sumber :

http://datartlh.perumahan.pu.go.id/mdashboard/

http://phdi.or.id/page/bhisama-phdi

Peraturan Daerah Provinsi Bali No 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Provinsi Bali Tahun 2009-2019

https://properti.kompas.com/read/2018/07/17/132329921/sebelum-bangun-rumah-atau-gedung-cek-dulu-aturan-ini.

http://www.infobudaya.net