Taman atap (roof garden) ialah salah satu bentuk penghijauan dengan wadah tanam atau ruang pada atap gedung dan struktur buatan lainnya (Qodarian Pramukanto, 2005). Taman atap sebagai ruang terbuka hijau baru menjadi alternative upaya penghijauan dengan memaksimalkan area terbatas dan meminimalisir dampak negatif akibat proses pembangunan. Ruang terbuka hijau ini dapat dinikmati tanpa harus menambah lahan baru dalam sebuah kavling bangunan, sehingga sangat sesuai diaplikasikan di permukiman wilayah perkotaan dengan segala permasalahan keterbatasan lahan.

Taman atap yang tersaji di rumah kita, bak oase yang hadir membawa suasana segar rumah kita. Taman-taman atap yang dibangun di kawasan perkotaan mampu memberi kontribusi positif terhadap lingkungan secara signifikan, yakni mereduksi temperatur udara, peredam suara yang efektif, memanfaatkan air hujan secara optimal, meningkatkan kadar O2 di udara, filter alami terhadap polusi udara dan mengurangi radiasi dan cahaya berlebih.

Manfaat yang tidak kalah penting dengan kehadiran taman atap ini, dapat berfungsi sebagai koridor perjalanan sekaligus tempat singgah satwa khususnya burung dan serangga. Sehingga taman atap mampu menjembatani bangunan dengan habitat alam yang lebih luas, seperti taman kota atau area hijau kota lainnya.

Mewujudkan taman atap yang aman dan nyaman, diperlukan perencanaan dan perancangan yang sesuai prinsip-prinsip lansekap dan arsitektural. Prinsip utama yang perlu dipahami adalah teknis penggunaan media tanam, jenis tanaman, aktivitas pengguna, hard material pada taman atap yang sekiranya akan memberikan beban tambahan sehingga perlu diperhitungkan konstruksi bangunan dan struktur pendukung dibawahnya, antisipasi kebocoran dan rembesan air serta kelancaran pada saluran drainase baik penampungan air maupun drainase akhir. Permukaan plat atap diusahakan memiliki kemiringan 1-2% ke titik pembuangan.

Pernah mendengar taman atap intensif dan ekstensif? Apa beda keduanya?. Taman atap intensif memiliki ketebalan media yang digunakan minimum 6 inci dengan beban lebih dari 200 kg/m2. Proporsi hijauan dan hard material pada taman atap intensif cukup seimbang, jenis tanaman yang digunakan beragam, mulai dari groundcover, semak sampai pohon tinggi sehingga mampu menghadirkan suatu ekosistem. Taman atap intensif memerlukan frekuensi pemeliharaan rutin. Sedangkan taman atap ekstensif memiliki beban 60-150 kg/m2 dengan ketebalan media tanam minimum 2-3 inci. Taman atap ekstensif umumnya digunakan sebagai estetika dan penghijauan, jenis tanaman yang lazim digunakan ialah rumput dan groundcover yang memiliki perakaran dangkal.

Tertarik membuat taman atap di lingkungan tempat tinggal anda dengan lahan terbatas !!