Hari Kamis, 24 Februari 2022, HRC Caritra kembali menyelenggarakan Webinar Perkim Seri #29 yang mengusung tema “Strategi Perkim di Lahan Gambut”. Narasumber pada webinar kali ini adalah Bapak Rony Fahamsyah, ST (Kepala Bidang Infrastruktur dan Lingkungan Hidup Bappeda Kabupaten Indragiri Hilir) dan Bapak Ir. Ahmad Saifudin Mutaqi, M.T., IAI, AA (Ketua Pusat Studi Real Estate JARS UII).
Fenomena kota maupun kabupaten yang memiliki banyak sungai dan mewakili Indonesia salah satunya dimiliki oleh Kabupaten Indragiri Hilir. Karena di Kabupaten Indragiri Hilir sendiri terdapat 12 sungai yang melintas antar kecamatan dan memiliki luas 13.000 m2. Selain itu Kabupaten Indragiri Hilir memiliki 20 kecamatan yang tersebar di 25 pulau-pulau kecil. Lebih dari 2 juta hektar lahan gambut ada di kabupaten ini, yang merupakan gambut dalam yaitu gambut dengan kedalaman lebih dari 2 meter. Kawasan gambut ini mencapai 46% dari luas wilayah Kabupaten Indragiri Hilir. Dalam hal pengelolaannya masih perlu adanya perhatian dikarenakan jika dibiarkan begitu saja akan menyebabkan lahan menjadi kering dan rawan terjadi kebakaran hutan.
Pak Rony menjelaskan tentang Kebijakan dan Strategi Permukiman di Negeri Beralas Gambut, Berpagar Mangrove, Hamparan Kelapa Dunia Indragiri Hilir. Kebijakan Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir mengedepankan sektor pertanian karena sesuai dengan kondisi fisik yang ada.
Dalam RTRW Kabupaten Indragiri Hilir terdapat 7 isu yang diangkat, dimana 4 diantaranya adalah :
- Keberlangsungan Jasa Pengatur Air dan Penyimpanan Air;
- Kerusakan (Degradasi) Ekosistem Gambut;
- Ancaman Kebakaran Hutan dan Lahan;
- Abrasi Pantai di Pesisir dan Pulau-Pulau Terluar.
Keunggulan dan keunikan lain yang dimiliki oleh Kabupaten Indragiri Hilir adalah perkebunan kelapa. Komoditas kelapa ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang ingin mengetahui banyak tentang kabupaten yang dijuluki sebagai “Negeri Hamparan Kelapa Dunia”. Kabupaten Indragiri Hilir memiliki perkebunan kelapa dengan luas sekitar 400.000 hektar dan 93% diantaranya adalah milik masyarakat, sehingga kekuatan perekonomian dari tanaman kelapa ini menjadi sumber pendapatan ekonomi daerah.
Salah satu pembahasan paling menarik yang dipaparkan oleh Pak Rony adalah strategi penanganan permukiman kumuh yang diterapkan di daerah Kabupaten Indragiri Hilir dengan menggunakan 2 pendekatan, antara lain adalah :
- Strategi Pencegahan : Regulasi pendirian bangunan, sinkronisasi perizinan dan perencanaan, penataan drainase, rembuk warga dalam perencanaan;
- Strategi Peningkatan : Penyiapan lahan baru, pembangunan secara vertikal, pengaturan kavling/petak bangunan, perluasan jaringan drainase, greenbelt, dan perluasan resapan.
Pak Uud menjelaskan bahwa daerah Indragiri Hilir sebagian ruangnya terdiri dari tanah gambut. Beliau menjelaskan bagaimana cara menggagas pengembangan lahan gambut yang ramah lingkungan. Pengembangan lahan gambut dapat dilakukan dengan cara mengenali lahan gambut dan permasalahan yang dapat menimbulkan dampak negatif terhadap bio fisik lingkungan, ekonomi, dan sosial budaya.
Dampak yang akan ditimbulkan adalah :
- Menurunnya sektor perikanan akibat pembukaan lahan gambut, seperti yang terjadi pada areal perikanan atau tambak ikan di lahan rawa yang dibuat oleh masyarakat yang hilang di area beje.
- Potensi hilangnya sumber pendapatan ekonomi masyarakat dari hutan rakyat akibat pembukaan lahan gambut.
- Potensi pelanggaran rencana tata ruang dan marginalisasi akibat perubahan fungsi lahan.
- Perubahan ekosistem biota dan penyumbang emisi karbon akibat intervensi pembangunan fisik (untuk konstruksi sanitasi dan drainase).
- Manajemen tebang pohon di area bertanah gambut baik HPH maupun potensi penebangan liar yang dapat berdampak pada kepunahan tanaman maupun hewan.
Pada sesi akhir diskusi, dibahas bagaimana mitigasi lahan gambut yang sangat rentan terbakar. Pak Rony juga menyampaikan bahwa mitigasi untuk permukiman di wilayah gambut yang dapat dilakukan adalah dengan adaptif dari local wisdom terhadap gambut, seperti yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir dengan membuat parit – parit yang tersebar di sejumlah titik jalan.