Bencana banjir sering sekali melanda berbagai wilayah di Indonesia terutama saat musim hujan tiba. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan banyak wilayah di Indonesia yang memiliki curah hujan tinggi sebagai konsekuensi daerah beriklim tropis. Selain itu, banyak sungai di Indonesia yang memiliki kapasitas kecil, belum lagi diperparah dengan adanya penyumbatan sampah dan pendangkalan sedimen. Adapun di beberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung dan Semarang, banjir lokal juga disebabkan oleh banyaknya titik cekungan land subsidence (penurunan muka tanah) sehingga air sulit mengalir dan keluar dari daerah tersebut.
Lalu, bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari dampak dan masalah yang ditimbulkan oleh banjir? Salah satu upaya adaptasi secara individu yaitu dengan rekayasa bangunan seperti penggunaan rumah tipe panggung. Uniknya, di Indonesia kita dapat menemukan bangunan rumah adat atau warisan leluhur yang telah beradaptasi dengan daerah rawan banjir. Salah satu bangunan tersebut adalah Rumah Si Pitung yang merupakan rumah panggung Suku Betawi asli Jakarta.
Adaptasi rumah panggung masa kini sudah mulai dilakukan seperti oleh Ainun Najibah warga Kelapa Gading, Jakarta Utara. Salah satu tujuan adaptasi rumah panggung ini adalah untuk menyisakan ruang hijau dan mengembalikan sebagian besar lahan untuk resapan air. Dengan begitu, ruang hijau di halaman rumah dapat berfungsi ganda yaitu sebagai ruang terbuka hijau saat musim kering dan ruang terbuka biru atau tempat menampung air saat musim hujan. Adapun adaptasi rumah panggung milik Ainun ini dibangun dengan ruang kosong setinggi 90-110 cm dari permukaan tanah dan sudah terbukti berhasil dengan tidak tergenang saat peristiwa banjir besar ibu kota pada Maret 2017 dan Januari 2020.
- Gambar 2a. Rumah Panggung milik Ainun Najibah Sumber: youtube.com/watchdoc
- Gambar 2b. Rumah Panggung milik Ainun Najibah Sumber: youtube.com/watchdoc
- Gambar 2c. Rumah Panggung milik Ainun Najibah Sumber: youtube.com/watchdoc
- Gambar 2d. Rumah Panggung milik Ainun Najibah Sumber: youtube.com/watchdoc
Lalu, bagaimana upaya untuk mewujudkan bangunan tangguh banjir pada rumah yang sudah ada? Penguatan struktur bangunan atau retrofitting merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan. Beberapa upaya retrofitting sebagai berikut.
- Meninggikan lantai dasar bangunan di atas rerata tinggi banjir yang sering terjadi

Gambar 3. Contoh rumah dengan peninggian lantas dasar bangunan
Sumber : Afifah, 2020
- Memasang backwater valve
Saluran pembuangan yang penuh saat banjir akan bertekanan tinggi sehingga pemasangan backwater valve dapat mencegah aliran balik tersebut.

Gambar 4. Ilustrasi Pemasangan Backwater Valve
Sumber: https://www.floodhelpny.org/en/mitigation/backwater-valve
- Menjaga sistem kelistrikan di rumah
Sistem kelistrikan yang aman dari banjir ditandai dengan pemasangan saklar, soket listrik, dan kabel dengan ketinggian satu meter dari rerata tinggi banjir yang sering terjadi.
- Meninggikan tempat peralatan kompor, pemanas air, AC, dan tabung gas
Upaya ini dilakukan dengan mengamankan tangki bahan bakar dan tabung gas serta meninggikan AC dan kompresor, kompor, dan pemanas supaya tidak tergenang oleh banjir

Gambar 5. Ilustrasi Peninggian Tempat Peralatan Elektronik
Sementara itu, upaya lain yang dapat dilakukan khususnya bagi kawasan rawan banjir rawa adalah dengan penerapan:
- Wet floodproofing bagi bangunan rumah
Penyebab banjir rawa adalah meluapnya air rawa karena hujan dan ketidakmampuan rawa untuk menyerap air. Karenanya dengan menerapkan wet floodproofing dilakukan pembuatan ruang fungsional yang fleksibel dan lebih tinggi dari ketinggian banjir. Selain itu, ventilasi pada bagian bawah bangunan untuk keluar masuk air banjir dapat mengurangi kegagalan dinding dan kerusakan struktur bangunan. Adapun konsep Wet Floodproofed diilustrasikan pada gambar beirkut

Gambar 6. Ilustrasi Penerapan Wet Floodproofing pada Bangunan Perumahan
Sumber: NYC Planning, 2016
Keterangan
- Site (tapak) ditempatkan pada tingkat terendah yang berdekatan
- Ruang yang sering tergenang banjir digunakan sebagai ruang parkir, akses bangunan atau tempat penyimpanan kecil.
- Aktivitas dilakukan di atas desain elevasi banjir (area yang aman dari rerata banjir tertinggi yang sering terjadi)
- Tanaman dan tangga merupakan pelengkap dalam membangun lantai dasar di atas banjir tertinggi
- Dry floodproofing untuk bangunan serbaguna dan non perumahan
Dry floodproofing dilakukan untuk mengunci bagian luar bangunan terhadap air banjir. Cara ini menggunakan penghalang yang dapat dipindahkan pada semua pintu/ jalan masuk di bawah tingkat ketinggian yang sering tergenang banjir. Adapun konsep bangunan Dry Floodproofed Mixed-Use diilustrasikan pada gambar berikut.

Gambar 7. Ilustrasi Penerapan Dry Floodproofing pada Bangunan Serbaguna
Sumber: NYC Planning, 2016
Keterangan:
- Rooftop ditambahkan untuk menggantikan lantai dasar yang sering tergenang
- Area komersil dijadikan ruang yang kering dan tahan banjir dengan adanya penghalang yang dapat dipindahkan
Bagi masyarakat yang tinggal di kawasan rawan banjir menggunakan konstruksi tahan banjir akan sangat berguna untuk meminimalisir kerugian akibat bencana. Penerapan hunian tangguh bencana banjir dapat menjadi alternatif solusi dalam beradaptasi dengan lingkungan yang rawan banjir (SA/OB).
DAFTAR PUSTAKA
Arisanty Deasy, dkk. 2022. Desa Tangguh Bencana Banjir: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Nilai Kearifan Lokal. CV. Jendela Hasanah
NYC Planning. 2016. Flood Resilient Construction. Website https://www1.nyc.gov/assets/planning/download/pdf/plans-studies/climate-resiliency/flood-resilient-construction-info-brief.pdf. Diakses 15 Agustus 2022