Warisan yang didapat dari generasi terdahulu, dijalani pada masa kini, dan perlu diwariskan pada generasi selanjutnya merupakan pengertian heritage yang dikeluarkan oleh UNESCO. Senada dengan UNESCO, Whiteland (dalam Mandaka, 2021) menganggap heritage sebagai akumulasi pengalaman masa lalu, pertemuan pendidikan, dan penghubung dengan generasi sebelumnya. Menilik dari dua definisi tersebut, pelestarian kawasan heritage adalah keharusan. Pelestarian pada kawasan heritage dilakukan dengan tujuan untuk membangun masa depan berkelanjutan yang menyeimbangkan dengan dinamika zaman secara terseleksi. Pelestarian juga bertujuan sebagai alat dan modal untuk mengembangkan budaya dan ekonomi setempat.

Pertanyaannya adalah bagaimana melestarikan kawasan heritage yang dimanfaatkan sebagai permukiman? Aset-aset heritage pada kawasan tersebut bisa jadi mengalami kemerosotan kualitas secara fisik, seperti yang terjadi di Kota Gresik. Kampung Kemasan Gresik adalah kawasan permukiman heritage dengan sekitar 140 bangunan kuno yang mengusung perpaduan arsitektur dari China, Melayu, dan Eropa. Permukiman ini berlokasi di utara Alun-alun Kota Gresik (sekitar 700 m dari alun-alun) dan terbangun berderet sepanjang Jl. Nyai Ageng Arem-arem.

 

Peta Kampung Kemasan
Sumber: Riski (2009)

 

Fakta yang semakin menguatkan nilai unik dari Kampung Kemasan tampak pada aspek kepemilikan rumah. Rumah di Kampung Kemasan adalah murni milik pribumi dan dibangun oleh pekerja-pekerja dari China. Bangunan yang paling menonjol dan menjadi ikon di Kampung Kemasan adalah Gajah Mungkur. Dimana pada bagian depan rumah yang besar dan megah itu, terdapat patung gajah yang membelakangi jalan dan menghadap ke rumah.

 

Rumah Gajah Mungkur
Sumber: https://c.mi.com/thread-2740726-1-0.html?mobile=no

 

Bangunan-bangunan kuno yang ada di Kawasan Kampung Kemasan Gresik banyak yang mengalami penurunan kualitas fisik, kerusakan, dan ada pula yang mengalami perubahan bentuk fisik. Penelitian yang dilakukan Riski (2009) menilai bahwa makna kultural yang dimiliki oleh bangunan kuno di Kampung Kemasan didominasi oleh potensial rendah. Nilai yang rendah ini akibat kondisi fisik bangunan banyak yang telah rusak (78 dari 140 bangunan). Bangunan-bangunan dengan nilai sejarah tersebut tidak terawat dengan baik dan kondisinya diperparah dengan belum adanya kebijakan pemerintah yang melindungi bangunan secara legal.

 

Contoh bangunan potensial rendah di Kampung Kemasan
Sumber: Riski (2009)

 

Mandaka (2021) menyebutkan bahwa salah satu cara melestarikan bangunan-bangunan bersejarah yakni melalui pendekatan pariwisata. Langkah yang dapat diterapkan dalam mewujudkan pelestarian dengan cara ini adalah: (1) memahami prinsip-prinsip heritage, (2) merencanakan pelestarian untuk heritage, (3) memahami prinsip-prinsip perencanaan dan pengembangan urban heritage tourism, dan (4) mengaplikasikan urban heritage tourism tanpa mengurangi nilai-nilai budaya yang berlaku.

Jenis urban heritage tourism yang sesuai untuk diterapkan di Kampung Kemasan adalah tourist-historic city. Konsep tourist-historic city menjadikan struktur perkotaan dan arsitektur bangunan sebagai daya tarik atau produk wisata yang ditawarkan. Sebagai kawasan permukiman aktif, produk wisata yang ditawarkan pada Kampung Kemasan tentunya berbeda dengan wisata kota lama di kawasan lain. Selain keindahan arsitektur bangunan, wisatawan dapat melihat atraksi ritual budaya masyarakat setempat.

Bangunan kuno di Kampung Kemasan adalah emas bagi warga, artinya bangunan tersebut memiliki nilai emosional dan sangat berharga bagi penduduk. Menyelamatkan emas di Kampung Kemasan rasanya pas untuk mendefinisikan upaya pelestarian bangunan kuno di sana. Pembentukan program tourist-historic city dengan berfokus pada wisata yang menawarkan keunikan struktur kota dan arsitektural bangunan dapat menjadi solusi untuk menghidupkan kembali nilai sejarah di Kampung Kemasan. Partisipasi masyarakat juga menjadi kunci keberhasilan dan keberlanjutan pariwisata di Kampung Kemasan. Keterlibatan pemerintah dan masyarakat dalam membenahi dan menjaga bangunan-bangunan kuno di Kampung Kemasan sangat diperlukan, sehingga upaya untuk menyelematkan emas dan melestarikan Kampung Kemasan sebagai kawasan heritage dapat tercapai. (IA)

 

 

Referensi

Riski, dkk. (2009). Pelestarian Kampung Kemasan Kota Lama Gresik. arsitektur e-Journal, Volume 2 Nomor 2, Juli 2009

Mandaka, Mutiawati dan Ikaputra. (2021). Urban Heritage Tourism Sebuah Konsep Pelestarian Melalui Pendekatan Pariwisata. Jurnal Arsitektur – Vol. 1, No.2, November 2021